MAKALAH TENTANG PELAKSANAAN MTBM (MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA)



MAKALAH TENTANG PELAKSANAAN MTBM
(MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA)











DISUSUN OLEH :

RUTH NOVELINA SILABAN (13 202 038)
ZAID AL ASBANA (13 202 039)



POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN
2014






KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNyalah sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “PELAKSANAAN MTBM”dapat terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami  juga mengucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah berjasa membatu  dalam pembuatan makalah ini. Karna berkat merekalah dapat terciptanya makalah ini.maka kami terima kasih kepada :
Kami  menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan.  Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan.
Kamis, 13 maret 2014             
 Penulis







DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Penulisan
1.3  Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian MTBM
2.2 KONSEP DASAR MTBM
      2.3 PELAKSANAAN MTBM PADA BAYI UMUR KURANG 2 BULAN
2.4  PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI MUDA UMUR KURANG 2 BULAN
2.4.1      Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
2.5 CARA MENGKLASIFIKASIKAN PENYAKIT PADA BAYI MUDA
2.6 Tindakan dan Pengobatan
2.6.1 PRA RUJUKAN
2.6.2 TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN




















BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
    Kematian ibu , bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesehatan suatu negara. MDGs dalam goals 4 dan 5 mengamanatkan bahwa angka kematian balita harus mampu diturunkan menjadi 2/3 dan kematian ibu turun % pada tahun 2015. Sehingga di tahun 2015 angka kematian bayi menjadi 17/1000 KH, balita 23/1000 KH serta angka kematian ibu diharapkan turun menjadi 125/100.000 KH. MTBS dan MTBM merupakan intervensi yang cost effektive untuk mengatasi masalah kematian balita. Maka perlu tenaga kesehatan dibekali cara untuk mengenal secara dini dan cepat gejala anak sakit ringan, berat atau segera dirujuk. 

1.2  Tujuan Penulisan
Tujuan Umum:
Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir dan balita berbasis perlindungan anak, di Puskesmas dan jaringannya.

Tujuan Khusus:
1. Meningkatnya pemahaman tenaga kesehatan tentang upaya perlindungan bagi ibu bersalin dan bayi baru lahir serta balita
2. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi bayi baru lahir berbasis perlindungan anak dan balita
3.Tersedianya buku panduan penyelenggaraan pelayanan kesehatan bayi baru lahir berbasis perlindungan anak dan balita

1.3   Manfaat Penulisan
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian MTBM

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan bagian dari MTBS yang terdapat penilaian dan klasifikasi bagi Bayi Muda berusia kurang dari 2 bulan.

2.2 KONSEP DASAR MTBM
Dalam perkembangannya mencakup Manajemen Terpadu Bayi Muda umur kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 tahun tidak termasuk pada Bayi Muda tapi ke dalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun. Bayi Muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak.Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa Bayi Muda ke fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.
Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan didekteksi dini. Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera.
Proses penanganan Bayi Muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. 

      2.3 PELAKSANAAN MTBM PADA BAYI UMUR KURANG 2 BULAN
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1.    Penilaian dan klasifikasi
2.    Tindakan dan Pengobatan
3.   Konseling bagi ibu
4.   Pelayanan Tindak lanjut




Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatan” untuk Bayi Muda dan untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun.

Kedua formulir pencatatan ini mempunyai cara pengisian yang sama

·           Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik
·           Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit
·           Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
·           Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup bertanya, mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan masalah dan mengecek pemahaman
·           Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang

Menanyakan kepada ibu mengenai masalah Bayi Muda. Tentukan pemeriksaan ini merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan Bayi Muda atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama. Jika merupakan kunjungan ulang akan diberikan pelayanan tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut

a.   Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut :
1)  Periksa Bayi Muda untuk kemungkinan PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI.Selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang ditemukan
2)  Menanyakan pada ibu apakah bayinya DIARE, jika diare periksa tanda dan gejalanya yang terkait. Klasifikasikan Bayi Muda untuk DEHIDRASI nya dan klasifikasikan juga untuk diare persisten dan kemungkinan disentri
3)  Periksa semua Bayi Muda untuk IKTERUS dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada
4)  Periksa bayi untuk kemungkinan BERAT BADAN RENDAH DAN ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI. Selanjutnya klasifikasikan Bayi Muda berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan
5)  Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di IMUNISASI?. Tentukan status imunisasi Bayi Muda
6)  Menanyakan status pemberian Vit K1
7)  Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti KELAINAN KONGENITAL, TRAUMA LAHIR, PERDARAHAN TALI PUSAT dan sebagainya.
8)  Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan bayinya.
Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan


2.4  PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI MUDA UMUR KURANG 2 BULAN
2.4.1 Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Infeksi pada Bayi Muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. Infeksi sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan fungsi organ seperti : gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan napas, bayi malas minum, tidak bisa minum atau muntah, diare, demam atau hipotermi
Pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah. Infeksi lokal yang sering terjadi pada Bayi Muda adalah infeksi pada tali pusat, kulit, mata dan telinga. Memeriksa gejala kejang dapat dilakukan dengan cara (TANYA, LIHAT, RABA)

1.    Kejang
Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat dan merupakan kegawat daruratan. Kejang pada Bayi Muda umur ≤ 2 hari berhubungan dengan asfiksia, trauma lahir, dan kelainan bawaan dan jika lebih dari 2 hari dikaitkan dengan tetanus neonatorium.
·         Tanya : adakah riwayat kejang? Tanyakan ke ibu dan gunakan bahasa atau istilah lokal yang mudah dimengerti ibu
·         Lihat : apakah bayi tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun? Tremor atau gemetar adalah gerakan halus yang konstan, tremor disertai kesadran menurun menunjukkan kejang. Kesadaran menurun dapat dinilai dengan melihat respon bayi pada saat baju bayi dibuka akan terbangun.
·         Lihat : apakah ada gerakan yang tidak terkendali? Dapat berupa gerakan berulang pada mulut, gerakan bola mata cepat, gerakan tangan dan kaki berulang pada satu sisi.
·         Lihat : apakah mulut bayi mencucu?
·         Lihat dan raba : apakah bayi kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan. Mulut mencucu seperti mulut ikan merupakan tanda yang cukup khas pada tetanus neonatorum
·         Dengar : apakah bayi menangis melengking tiba-tiba?
Biasanya menunjukkan ada proses tekanan intra kranial atau kerusakan susunan saraf pusat lainnya

2.    Bayi tidak bisa minum dan memuntahkannya
Bayi menunjukkan tanda tidak bisa minum atau menyusu jika bayi terlalu lemah untuk minum atau tidak bisa mengisap dan menelan.
Bayi mempunyai tanda memuntahkan semua jika bayi sama sekali tidak dapat menelan apapun.

3.    Gangguan Napas
Pola napas Bayi Muda tidak teratur (normal 30-59 kali/menit) jika <30 kali/menit atau ≥ 60 kali/menit menunjukkan ada gangguan napas, biasanya disertai dengan tanda atau gejala bayi biru(sianosis), tarikan dinding dada yang sangat kuat (dalam sangat kuat mudah terlihat dan menetap), pernapasan cuping hidung serta terdengar suara merintih (napas pendek menandakan kesulitan bernapas)

4.    Hipotermia
Suhu noramal 36,5 -37,5 C jika suhu < 35,5C disebut hipotermi berat yang mengidentikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk, suhu 35,5-36,0 C disebut hipotermi  sedang dan suhu ≥ 37,5 disebut demam
Mengukur suhu menggunakan termometer pada aksiler selama 5 menit tidak dianjurkan secara rektal karena dapat mengakibatkan perlukaan rektal.

5.    Infeksi Bakteri Lokal
Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit, mata dan pusar. Pada kulit apakah ada tanda gejala bercak merah, benjolan berisi nanah dikulit. Pada mata terlihat bernanah, berat ringannya dilihat dari produksi nanah dan mata bengkak. Pusar kemerahan atau bernanah (kemerahan meluas ke kulit daerah perut berbau , bernanah) berarti bayi mengalami infeksi berat.
2.5 CARA MENGKLASIFIKASIKAN PENYAKIT PADA BAYI MUDA

CARA MENGKLASIFIKASI KEMUNGKINAN PANYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI
Tanda atau Gejala
Klasifikasi
·      Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU
·      Riwayat kejang ATAU
·      Bergerak hanya jika distimulasi ATAU
·      Napas cepat ATAU
·      Napas lambat ATAU
·      Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat ATAU
·      Merintih ATAU
·      Demam (≥ 37,5C) ATAU
·      Hipotermi ( <35,5C) ATAU
·      Nanah yang banyak di mata ATAU
·      Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut



PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT
·      Pustul kulit ATAU
·      Mata bernanah ATAU
·      Pusat kemerahan atau bernanah
INFEKSI BAKTERI LOKAL
·      Tidak terdapat salah satu tanda diatas
MUNGKIN BUKAN INFEKSI



A.   Menilai Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.

KLASIFIKASI DIARE
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
·         Letargis atau tidak sadar
·         Mata Cekung
·         Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
DIARE DEHIDRASI BERAT
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
·         Gelisah atau rewel
·         Mata Cekung
·         Cubitan kulit perut kembali lambat
DIARE DEHIDRASI RINGAN /SEDANG
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau ringan/sedang
DIARE TANPA DEHIDRASI


B.   Ikterus
Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan sebagian besar(80%) akibat penumpukan bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah) sebagian lagi karena ketidak cocokan gol.darah ibu dan bayi. Peningkatan  kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau ada gangguan pengeluaran.
Ikterus dapat berupa fisiologik dan patologik (hiperbilirubin mengakibatkan gangguan saraf pusat)
Sangat penting mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan bagian tubuh mana yang kuning. Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus muncul setelah 14 hari berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran bilirubin pada empedu. Lihat tinja pucat seperti dempul menandakan adanya sumbatan aliran bilirubin pada sistem empedu.

Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode KRAMER
·         Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
·         Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
·         Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
·         Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
·         Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki

KLASIFIKASI IKTERUS
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
·         Timbul kuning pada hari pertama (< 24 jam) ATAU
·         Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari ATAU
·         Kuning sampai telapak tangan /telapak kaki ATAU
·         Tinja berwarna pucat

IKTERUS BERAT
·         Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak tangan/kaki
IKTERUS
·         Tidak kuning
TIDAK ADA IKTERUS


C.   Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau masalah Pemberian ASI
Pemberian ASI merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi 6 bulan pertama kehidupannya, jika ada masalah pemberian ASI maka bayi dapat kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit.
Tanyakan : apakah IMD dilakukan, apakah ada kesulitan menyusui, apakah bayi diberi ASI dan berapa kali dalam 24 jam, apakah bayi diberi selain ASI.
Lihat : apakah ada bercak putih dimulut, adakah celah bibir /dilangit-langit
Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai standar WHO 2005 yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang memiliki BB menurut umur < -3 SD (dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada pita kuning), >-2 SD (tidak ada masalah BB rendah)
Penilaian Cara pemberian ASI  (jika ada kesulitan pemberian ASI/ diberi ASI kurang dari 8 jam dalam 24 jam, diberi selain ASI, BB rendah menurut umur)
1. Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika tidak sarankan ibu untuk menyusui, jika iya menunggu bayi mau menyusu lagi, amati pemberian ASI.
2. Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar, melekat dengan baik,   mengisap dengan efektif)

         



 KLASIFIKASI KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN /MASALAH PEMBERIAN ASI
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
·         Ada kesulitan pemberian ASI
·         Berat badan menurut umur rendah
·         ASI kurang dari 8 kali perhari
·         Mendapat makanan/minuman lain selain ASI
·         Posisi bayi salah
·         Tidak melekat dengan baik
·         Tidak mengisap dengan efektif
·         Terdapat luka bercak putih
·         Terdapat celah bibir /langit-langit


BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR DAN MASALAH PEMBERIAN ASI
Tidak terdapat tanda/gejala diatas
BERAT BADAN  TINDAK RENDAH MENURUT UMUR DAN TIDAK ADA MASALAH PEMBERIAN ASI


D.   Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna maka semua bayi yang berisiko untuk mengalami perdarahan (HDN= haemorrhagic Disease of the Newborn). Perdarahn bisa ringan atau berat berupa perdarahan pada kejadian ikutan pasca imunisasi ataupun perdarahan intrakranial dan untuk mencegah diatas  maka semua bayi diberikan suntikan vit K1 setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hb O

E.    Memeriksa Status Imunisasi
Penularan Hepatitis pada bayi dapat terjadi secara vertikal (ibu ke bayi pada saat persalinan) dan horizontal (penularan orang lain). Dan untuk mencegah terjadi infeksi vertikal bayi harus diimunisasi HB  sedini mungkin.
Imunisasi HB 0 diberikan (0-7 hari) di paha kanan  selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG  di lengan kiri  dan polio diberikan 2 tetes oral yang dijadwalnya disesuaikan dengan tempat lahir

F.    Memeriksa masalah/keluhan Lain
1.Memeriksa kelainan bawaan/kongenital
Adalah kelainan pada bayi baru lahir bukan akibat trauma lahir dan untuk mengenali jenis kelainan lakukan pemeriksaan fisik (anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel dll)
2.Memeriksa kemungkinan Trauma lahir
Merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada proses persalinan (kaput suksedanium, sefal hematome dll)
3.Memeriksa Perdarahan Tali pusat
Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat longgar setelah beberapa hari dan bila tidak ditangani dapat syok

G.   Memeriksa masalah ibu
Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memanfaatkan kesempatan waktu kontak dengan Bayi Muda untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu. Masalah yang mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi
-          Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misalkan : demam, sakit kepala, pusing, depresi)
-          Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu istirahat, kebiasaan BAK dan BAB)
-          Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perineum
-          Apakah ASI lancar
-          Apakah ada kesulitan merawat bayi
-          Apakah ibu minum tablet besi, vit A dan menggunakan alat kontrasepsi

2.6 TINDAKAN DAN PENGOBATAN
Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan yang lebih baik dan sebelum merujuk lakukan pengobatan pra rujukan dan minta Informed Consent. Klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan.
                    2.6.1 PRA RUJUKAN.
Klasifikasi berat (warna MERAH MUDA) memerlukan rujukan segera, tetap lakukan pemeriksaan dan lakukan penanganan segera sehingga rujukan tidak terlambat
·      Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
·      Ikterus berat
·      Diare dehidrasi berat                TINDAKAN/PENGOBATAN PRA   RUJUKAN
a.     Kejang
§   Bebaskan jalan nafas dan memberi oksigen
§   Menangani kejang dengan obat anti kejang (pilihan 1 fenobarbital 30 mg = 0,6 ml IM, pilihan 2 diazepam 0.25 ml dengan berat <2500 gr dan 0,5 ml dengan berat ≥ 2500 gr per rektal)
§   Jangan memberi minum pada saat kejang akan terjadi aspirasi
§   Menghangatkan tubuh bayi (metode kangguru selama perjalanan ke tempat rujukan
§   Jika curiga Tetanus Neonatorum beri obat Diazepam bukan Fenobarbital
§   Beri dosis pertama antibiotika PP

b.    Gangguan Nafas pada penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
§   Posisikan kepala bayi setengah mengadah jika perlu bahu diganjal dengan gulungan kain
§   Bersihkan jalan nafas dan beri oksigen 2 l per menit
§   Jika apnoe lakukan resusitasi

c.    Hipotermi
§   Menghangatkan tubuh bayi
§   Cegah penurunan gula darah (berikan ASI bila bayi masih bisa menyusu dan beri ASI perah atau air gula menggunakan pipet bila bayi tidak bisa menyusu) dapat menyebabkan kerusakan otak
§   Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan
§   Rujuk segerta

d.    Ikterus
§   Cegah turunnya gula darah
§   Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat
§   Rujuk segera

e.    Gangguan saluran cerna
§   Jangan berikan makanan /minuman apapun peroral
§   Cegah turunnya gula darah dengan infus
§   Jaga kehangatan bayi
§   Rujuk segerta

f.     Diare
§   Rehidrasi (RL atau NaCl 100 ml/kg BB
30 ml/kg BB selama 1 jam
70 ml/ kg BB selama 5 jam
Jika memungkinkan beri oralit 5 ml/kg BB/jam
§   Rehidrasi melalui pipa nasogastrik 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (120 ml/kg BB)
§   Sesudah 6 jam periksa kembali derajat dehidrasi

g.    Berat tubuh rendah dan atau gangguan pemberian ASI
§   Cegah penurunan gula darah dengan pemberian infus
§   Jaga kehangatan bayi
§   Rujuk segera
    2.6.2 TIDAK MEMERLUKAN RUJUKAN
Klasifikasi yang berwarna KUNING DAN HIJAU
·         Infeksi bakteri lokal, Mungkin bukan infeksi, Diare dehidrasi ringan/sedang, diare tanpa dehidrasi, ikterus, berat badan rendah menurut umur dan atau masalah pemberian ASI, Berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI
Dibawah ini beberapa tindakan /pengobatan pada Bayi Muda yang tidak memerlukan rujukan :
·         Menghangatkan tubuh bayi segera
·         Mencegah gula darah tidak turun
·         Memberi antibiotik per oral yang sesuai
·         Mengobati infeksi bakteri lokal
·         Melakukan rehidrasi oral baik diklinik maupun dirumah
·         Mengobati luka atau bercak putih di mulut
·         Melakukan asuhan dasar Bayi Muda (mencegah infeksi, menjaga bayi tetap hangat, memberi ASI sesering mungkin, imunisasi




























BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran































DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan Populer