MAKALAH AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN
MAKALAH
AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK MULIA DALAM
KEHIDUPAN

Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Bella Yolanda Sari
2. Bherta Depi Giyana
3. Debby Yanti
4. Dina Octalia
POLTEKKES TANJUNGKARANG
JURUSAN DIII KEBIDNAN
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Agama Sebagai Sumber Moral Dan Akhlak Mulia Dalam
Kehidupan”.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Bandar
Lampung, September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR
ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
B. Tujuan..............................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A. Moral...............................................................................................
B. Akhlak
............................................................................................
C. Pendidikan Akhlak..........................................................................
D. Akhlak Mulia Dalam Kehidupan.....................................................
E. Kondisi akhlak remaja
saat ini dan permasalahan
yang ditimbulkan.............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan Islam pada intinya adalah sebagai
wahana pembentukan manusia yang bermoralitas tinggi. Di dalam ajaran Islam
moral atau akhlak tidak dapat dipisahkan dari keimanan. Keimanan merupakan
pengakuan hati. Akhlak adalah pantulan iman yang berupa perilaku, ucapan, dan
sikap atau dengan kata lain akhlak adalah amal saleh. Iman adalah maknawi
(abstrak) sedangkan akhlak adalah bukti keimanan dalam bentuk perbuatan yang
dilakukan dengan kesadaran dan karena Allah semata.
Berkaitan dengan pernyataan di atas bahwa akhlak
tidak akan terpisah dari keimanan, dalam al-Qur'an juga sering dijelaskan bahwa
setelah ada pernyataan “orang-orang yang beriman,” maka langsung diikuti oleh
“beramal saleh.” Dengan kata lain amal saleh sebagai manifestasi dari akhlak
merupakan perwujudan dari keimanan seseorang. Pemahaman moralitas dalam bahasa
aslinya dikenal dengan dua istilah yaitu al-akhlaq al-karimah dan al-akhlaq
al-mahmudah. Keduanya memiliki pemahaman yang sama yaitu akhlak yang terpuji
dan mulia, semua perilaku baik, terpuji, dan mulia yang diridlai Allah.
Satu masalah sosial/kemasyarakatan
yang harus mendapat perhatian kita bersama dan perlu ditanggulangi dewasa ini
ialah tentang kemerosotan akhlak atau dekadensi moral. Di samping kemajuan teknologi akibat adanya era globalisasi, kita melihat
pula arus kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian
pemuda-pemuda kita. Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita
tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman
keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun,
meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putrid dan lain
sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu
masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh kerena itu
persoalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus
untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya
untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kemerosotan akhlak dan moral
dikalangan remaja.
B.
Tujuan
a. Mengetahui
Pengertian dan perbedaan dari akhlak, etika, dan moral
b. Mengetahui
kondisi akhlak remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkan
c.
Dapat menentukan solusi
yang tepat untuk menangani permasalahan akhlak, etika, dan moral remaja
berdasar atas dalil naqli dan aqli
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Moral
Moral berasal
dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah
hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia,
mana yang baik dan mana yang wajar.
Moral (Bahasa Latin Moralitas)
adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang
mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral
manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah
perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia.
apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
B.
Akhlak
Secara
linguistik atau bahasa, akhlak berasal dari bahasa arab yakni
khuluqun yang menurut loghat diartikan: budi
pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi
persesuaian dengan
perkataan khalakun yang berarti kejadian, serta erat hubungan dengan khaliq
yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan. Perumusan pengertian
akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara
khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan makhluk.
Menurut Al
Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan
ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang
lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa
seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit
(timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari.
Defenisi akhlak
secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima
ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :
1.
Perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi
kepribadiannya.
2. Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini
berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan
tidak sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila.
3. Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya,
tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbutan yang
dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa
ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai
baik atau buruk.
4. Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya, bukan main-main atau
karena bersandiwara
5.
Sejalan dengan ciri
yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan
yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah, bukan karena dipuji
orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Secara garis
besar, akhlak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak baik (akhlak
al-karimah) dan akhlak yang buruk (akhlak madzmumah). Yang termasuk akhlak baik
misalnya seperti berbuat adil, jujur, sabar, pemaaf, dermawan, amanah, dan lain
sebagainya. Sedangkan, yang termasuk akhlak buruk adalah seperti berbuat
dhalim, berdusta, pemarah, pendendam, kikir, curang, dan lain sebagainya.
Akhlak adalah hal
yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala
pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun
yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama rnakhluk.
Rasulullah saw bersabda: " Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah
ialah yang paling baik akhlaknya".
Dari sudut
kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan)
tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai),
at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman),
al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
Namun akar kata
akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas, sebab
isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan dengan
ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak
merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki
akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.
Induk
atau prinsip dari budi pekerti atau akhlak ada empat :
- Kebijakan (al-hikmah)
Kebijakan adalah perilaku jiwa yang dapat menemukan
kebenaran dari yang salah dalam semua perbuatan yang dikerjakan.
- Keberanian
Keberanian adalah kekuatan sifat amarah yang tunduk
kepada akal dalam menjalankannya.
- Menjaga Diri
Menjaga Diri adalah mendidik kekuatan syahwat dengan
pendidikan akal dan syara’
- Keadilan
Keadilan adalah perilaku jiwa yang dapat mengatur
sifat amarah dan syahwat dan dapat mengarahkannya kepada yang dikehendaki
hikmah dan dapat menggunakannya menurut kebutuhan.
Barang
siapa dapat melaksanakan empat prinsip ini, maka akan keluarlah akhlak yang
baik seluruhnya. Akhlak islam bagaikan garam yang dibutuhkan bagi tiap macam
makanan, maka ia dibutuhkan untuk penenang hati dalam setiap lapisan masyarakat
umat manusia sepanjang zaman.
Dalil-dalil
yang berhubungan dengan akhlak, moral, dan etika
Firman Allah swt:

Sesungguhnya dalam penciptaan
langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran: 190)

Tidak ada kebaikan dari banyak
pembicaraan mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat maruf, atau mengadakan perdamaian
diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (QS.
An-nisa: 114)

Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS.
Al Anfal:2)

Itulah orang-orang yang beriman
dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di
sisi Rabbnya dan ampunan serta rezki (nimat) yang mulia. (QS. Al Anfal:4)

Sesungguhnya Allah telah membeli
dari orang-orang mumin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk
mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh.
(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan
Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar. (QS. At Taubah: 111)

Bukankah Aku telah memerintahkan
kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu, (QS. Yasin: 60)

Sesungguhnya Kami telah mensucikan
mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (QS. Sad: 46)
Sabda
Rasulullah:
‘Sesungguhnya
aku Muhammad s.a.w. tidak diutus melainkan untuk menyempurnakan kemuliaan
akhlak.’
‘Ketahuilah
kamu di dalam badan manusia terdapat segumpal darah. Apabila baik maka baiklah
keseluruhan segala perbuatannya dan apabila buruk maka buruklah keseluruhan
tingkah lakunya. Ketahuilah kamu bahawa ia adalah hati’
‘Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada rupa paras kamu dan tidak kepada tubuh badan kamu,
dan sesungguhnya Allah tetap melihat kepada hati kamu dan segala amalan kamu
yang berlandaskan keikhlasan hati.’
‘Seseorang
itu tidak beriman sehinggalah dia mengasihi terhadap saudaranya seperti mana
dia kasih terhadap dirinya sendiri’
(Riwayat
Bukhari dan Muslim)
‘Sesunggubnya
amalan yang sangat dicintai Allah selepas melakukan ibadat fardhu oleh hambanya
ialah mengembirakan hati saudaranya sesama Islam’
(Riwayat
Baihaqi)
C.
Pendidikan Akhlak
Untuk mendidik seseorang supaya berakhlak yang baik
banyak caranya. Diantaranya seperti dibawah ini :
1. Mengisi akal dan pikiran dengan ilmu pengetahuan
Akal pikiran seseorang besar sekali pengaruhnya dalam
kehidupannya. Akal pikiran yang sempit dan tentu akan menjadikannya menempuh
jalan yang sesat. Sebaliknya akal pikiran yang sehat berisi ilmu pengetahuan
menjadi obor menerangi jalan hidupnya.
Firman Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang yang
durhaka masuk neraka karena sempit akal pikirannya, tidak memahami ayat-ayat
tuhan. Surat Al-Mulk ayat 10 :
Dan mereka
berkata “Sekiranya kami mendengarkan atau memikitkan (peringatan itu) niscaya
tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.
Umat Islam dahulunya mendahului bangsa-bangsa lain
karena mereka berbudi pekerti tinggi berakhlak mulia. Mereka berpegang teguh
pada ajaran Al-Qur’anul Karim dan hadist-hadist Nabi. Dari kedua pendapat itu
dapatlah diambil kesimpulan bahwa yang dikatakan akhlak ialah: perbuatan,
tindak tanduk seseorang yang dilakukannya dengan mudah tanpa banyak
pertimbangan, dengan lancer mereka merasa sulit ia lakukan.
2. Bergaul dengan orang-orang yang baik
Manusia suka meniru orang lain, ia mencontoh pakaian,
perhiasan, dan gaya hidup masyarakat disekitarnya. Ia juga meniru dan mengikuti
tingkah laku teman sejawatnya. Begitu yang biasa terjadi dalam masyarakat.
Bergaul dengan orang berani menjadikan seseorang berani pula. Banyak orang
pintar dan anak yang cerdas karena ia suka berteman dengan orang-orang yang
cerdas, tekun belajar. Teman yang suci hatinya. Nur iman menerangi jiwanya.
Amal perbuatannya baik menjadi wataknya.
Pergaulan menjadikan anak-anak didik hampir serupa tingkah lakunya.
Mungkin semua menjadi baik atau sebaliknya. Begitulah menularnya sifat
buruk atau baik. Sabda Rasulullah artinya: “Sifat seseoranga sama dengan
orang yang disukainya (teman sepergaulannya)”.
3. Meninggalkan Sifat Pemalas
Pemalas akan terbiasa duduk-duduk berpangku tangan
tanpa amal, merusak kesehatan. Sebaiknya orang bekerja dengan giat, berjuang
dengan ulet untuk mencapai cita-citanya, sehingga tidak ada waktunya yang
terbuang percuma. Ia dapta memilih apa yang sesuai dengan wataknya. Dengan
bekerja keras orang akan terhindar dari segala perebuatan jahat. Ia akan
menjadi orang baik, berguna kepada agama, bangsa dan negaranya.
4. Merubah Kebiasaan Buruk
Sesuatu perbuatan yang telah dilakukan seringkali ia
akan menjadi tabiat susah merubahnya. Tabiat atau kebiasaan jahat bias menjadi
darah daging yang sulit sekali memisahkannya. Untuk meninggalkan sifat-sifat
yang buruk memerlukan kemauan keras, tekad yang membaja, serta kesadaran yang
mendalam. Jika memang ada kemauan tentu ada jalan, where there is a will there is away. Diantara cara-cara yanbbg
dapat dilakukan untuk merubah tabiat buruk itu ialah:
a.
Kemauan yang
keras membaja untuk merubah
b.
Jangan
sekali-kali meninggalkan perbuatan baik yang baru dicoba sebagai ganti dan
tingkah laku jahat yang baru ditinggalkan
c.
Hendaklah
merubah dan meninggalkan kebiasaan jahat yang sudah pernah dilakukan secepat
mungkin sebagai realisasi dari tekadnya.
5. Membiasakan membaca sejarah (otobiografi) orang-orang
ternama
Membaca sejarah orang-orang besar memberikan suatu
inspirasi dalam jiwa. Akhirnya akan timbul cita-cita dan keinginan untuk meniru
dan meneladani. Sejarah rasul-rasul banyak disebutkan dalam Al-Qur’anul Karim.
Nabi Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi besar Muhammad SAW. Semua itu akan member
kesan dan pelajaran yang dapat merubah tingkah laku seseorang.
D.
Akhlak Mulia Dalam Kehidupan
1. Amanah
Amanah ialah memberikan berita menurut yang
sebenarnya. Tidak melebihi tidak pula mengurangi. Memberi berita itu tidak saja
dengan mulut dan perkataan. Amanah sifat yang terpuji, menjadi hiasan diri.
Menambah terhormat dan tinggi martabat. Allah menjanjikan pahala yang besar
bagi orang-orang yang amanah. Firman Allah SWT : “Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu
Karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau
menerima Taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. Sabda Rasulullah memuji orang-orang yang lurus benar : “Hendaklah kamu berlaku lurus benar. Lurus
dan benar membawa kebaikan. Kebaikan membawa kamu ke syurga. Diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwasanya rasulullah berkata kepada Abu
Bakar : “Hendaklah benar pembicaraanmu,
tetapi janjimu. Peliharalah amanah (kepercayaan dan tanggung jawab) yang
diberikan kepadamu. Itulah amanah dari nabi-nabi.
2. Ikhlas
Ikhlas ialah berbuat dan beramal dari motifasi yang tulus
ikhlas, dari hati sanubari karena Allah semata. Tidak mengharapkan punjian dan
penghargaan terjauh dari mencari nama dan penghormatan. Amal perbuatan yang
semata-mata karena Allah mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Allah SWT orang-orang yang ikhlas dengan firmannya
yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang
munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seseorang penolongpun bagi mereka”.
Sabda Rasulullah : “Sesungguhnya
Allah tidak akan menerima amal kecuali amal yang ikhlas mengharapkan pahala
dari Allah”.
Banyak orang yang berjuang menemui kegagalan, karena
tidak ada keikhlasan. Ikhlas menjadi roh dari amal perbuatan. Ikhlas dasar
keberhasilan dan keselamatan.
3. Berani
Berani merupakan suatu sifat yang menjadikan seorang
berani menghadapi kesulitanatau bahaya di saat diperlukan berbuat demikian. Setelah
pertimbangan dengan mantap dan putusan sudah ditetapkan orang harus bertekad
bulat menjalankannya. Itulah yang disebut azimah. Azimah (tekad bulat) tentu
saja sesudah segala pertimbangan dan perhitungan buruk baik, untung rugi,
berapa pengorbanan dan sampai dimana kemenangan yang akan diperoleh.
4. Kepercayaan
Kepercayaan adalah menjaga tanggung jawab dan
menunaikannya dengan baik menurut semestinya. Orang yang menunaikan amanah
disebut “Al-amin” yang dipercaya. Amanah merupakan sifat nabi-nabi dan
rasul-rasul.
Amanah mencakup :
a.
Amanah dalam
menjaga harta benda yang ada hubungannya dengnan hak orang lain
b.
Menjaga dan
tidak membocorkan rahasia yang membahayakan teman sejawat
c.
Menunaikan tugas
dengan jujur
d.
Jujur dan
berkata benar walaupun dalam hal-hal yang mungkin tidak diketahui orang
5. Sederhana
Sederhana ialah seimbang. Seimbang antara antara
bakhil denga royal. Seimbang antara penakut dan pemberani. Seimbang antara
hidup bermewah-mewah dan hidup melarat. Seimbang dalam berpakaian. Tidak
terlalu hebat dan tidak pula sangat sederhana.
6. Sabar
Sabar ialah ketetapan hati dan kemantapan jiwa
menghadapi kesulitan-kesulitan. Tidak resah gelisah di kala ditimpa musibah.
Dengan lapang dada pikiran tenang dan iman yang tidak bergoncang dihadapi
kesulitan yang menimpa. Dicari jalan keluar dari kesulitan itu dengan
bijaksana. Iman tidak hilang, pikiran tetap tenang, pedoman agama tetap
dipegang. Dengan sifat sabar seperti itu kesulitan dapat diatasi.
7. Memelihara lidah
Memelihara lidah ialah mengikuti sopan santun dank ode
etik pergaulan. Memilih kata-kata yang berguna, mengucapkannya dengan
bijaksana, suara yang lunak lembut dengan wajah yang simpatik menimbulkan rasa
persaudaraan dan menguatkan perhubungan antar sesama manusia.
8. Rendah Hati
Rendah hati suatu sifat yang menjadikan mukmin bergaul
sopan santun, simpatik, Tidak sombong, tidak merasa lebih dari orang lain.
Sifat rendah hati menimbulkan rasa persaudaraan, kasih mengasihi antar satu
dengan yang lain. Suatu sifat yang timbul dari hati yang bersih tidak bernoda. Rendah
hati sifat nabi-nabi dan rasul-rasul, sifat sahabat-sahabat dan orang-orang
yang saleh. Allah s.w.t menyuruh Muhammad bersikap dengan rendah hati, lunak
lembut bermuka manis dan simpatik kepada pengikut-pengikutnya.
9. Adil
Adil berarti selalu menjalankan kebenaran dalam segala
tindakan. Tidak keluar dari garis kebenaran itu sedikit juga. Tidak aniaya atau
condong untuk melakukan keaniayaan karena salah satu tujuan.
Adil dapat dibagi dua bagian :
a.
Adil kepada diri
sendiri
Ialah
memberikan setiap yang berhak haknya. Tidak boleh memihak dan berat sebelah.
Memihak dan berat sebelah disebabkan beberapa factor. Diantaranya:
1)
Kasih sayang
2)
Ada keuntungan
yang diharapkan
3)
Ada juga karena
terpengaruh oleh : kecantikan, pandai bicara, dan merayu
b.
Keadilan dalam
masyarakat
10. Maaf
Maaf berarti tidak membalas waktu ada kesempatan.
Tidak memusuhi teman sejawat yang ebrlaku tidak wajar kepada kita. Maaf
menghilangkan perselisihan, dan menghabiskan pertengkaran. Sekiranya tidak ada
maaf bagimu sebagaimana yang telah menjadi buah mulut orang, niscaya akan
putuslah hubungan satu dengan yang lain.
E.
Kondisi
akhlak remaja saat ini dan permasalahan yang ditimbulkan
Berikut ini
adalah beberapa fakta mengenai penurunan akhlak masyarakat yang didapat dari
berbagai masyarakat.
- 15-20 persen dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah
- 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya
- hingga Juni 2009 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV positif di Indonesia, dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang terlaporkan berasal dari usia 15-29 tahun
- Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang ada di Indonesia, di mana lebih dari 60 persen adalah berusia 24 tahun atau kurang, dan 30 persen berusia 15 tahun atau kurang
- setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana 20 persen diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja
- Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun penggunaan narkoba selalu naik. Korban paling banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang atau 19% dari keseluruhan pengguna.
- jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat 1.150 sementara pada 2008 hanya 713 kasus. Ini berarti ada peningkatan 437 kasus. Jenis kasus kejahatan itu antara lain pencurian, narkoba, pembunuhan dan pemerkosaan.
- Sejak Januari hingga Oktober 2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh remaja meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia 13 hingga 17 tahun.
Kemorosotan
akhlak di atas disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan untuk melakukan hal yang tidak baik.
- Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan anaknya, bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
- Ingin mengikuti trend, bsia saja awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
- Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.
- Kurangnya pendidikan Agama dan moral.
Faktor-faktor
di atas sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi. Dengan berkembang pesatnya
teknologi pada zaman sekarang ini, arus informasi menjadi lebih transparan. Kemampuan masyarakat yang tidak dapat menyaring
informasi ini dapat mengganggu akhlak. Untuk mengatasi masalah ini, penulis
memeberikan beberapa solusi berdasarkan dalil naqli dan akli sebagai berikut.
1. Untuk meghindari salah
pergaulan, kita harus pandai memilah
dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap
etika, moral, dan akhlak.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan
karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini.
Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus,
kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna
untuk menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok.
Dewasa ini, orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri
dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat
menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga
kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga
orang-orang di sekelilingnya.
4. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur,
bersabar, dan beramal sholeh.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Perbedaaan
antara akhlak, moral, dan etika adalah terletak pada sumber yang dijadikan
patokan untuk menentukan baik dan buruk. Pada
etika, penilaian baik buruk
berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral berdasarkan kebiasaan yang
berlaku umum di masyarakat, maka pada akhlak ukuran yang digunakan untuk
menentukan baik buruk itu adalah al-Qur'an dan al-hadis.
- Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W.
3. Berdasarkan fakta yang ada, dapat dilihat bahwa
terjadi kemerosotan nilai akhlak, seperti tingkat kriminalitas yang tinggi,
tingkat aborsi yang tinggi, dan lain-lain. Jika hal-hal seperti ini tidak
diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa yang
akan datang. Sehingga tidak mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman
jahiliyah dahulu.
4. Untuk mencegah dan atau memperbaiki kemorosotan akhlak
ini, ada berbagai macam solusi yang dapat dilakukan seperti yang telah
disebutkan di atas. Namun pada dasarnya, semua solusi tersebut mengarah pada
pemahaman dan pengamalan yang sebenarnya pada ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Modul,
“Pendidikan Agama Islam”, Politeknik Negeri Sriwijaya. 2012
http://wizanies.blogspot.com/2007/08/akhlak-etika-moral.html
http://grms.multiply.com/journal/item/26
Komentar
Posting Komentar