MAKALAH PROMOSI KESEHATAN
MAKALAH PROMOSI
KESEHATAN
![]() |
Disusun oleh:
RIKA ANGGRAILINA
RENA OKTIVIA RUDI
KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN DIII KEBIDANAN
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “Promosi Kesehatan”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni
al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Akhirnya
penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembimbing dan para pembaca demi kesempurnaan makalah.
Bandar Lampung, Februari
2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Definisi Pendidikan Kesehatan .................................................. 2
B. Tujuan Pendidikan kesehatan...................................................... 3
C. Masa Bayi ................................................................................... 4
D. Anak Balita ................................................................................. 5
E.
Masa Remaja............................................................................... 6
F.
Ibu Hamil .................................................................................... 6
G. Ibu Bersalin ................................................................................ 7
H.
Ibu Nifas ..................................................................................... 8
I.
Ibu
Menyusui ............................................................................ 15
J.
PUS /
WUS .............................................................................. 15
K. Klimakterium ............................................................................ 17
L. Menopause ................................................................................ 17
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa,
dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Salah satu tujuan nasional adalah
memajukan kesejahteraan bangssa,
yang berarti memenuhi kebutuhan dasar
manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja
dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah
tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung
jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan
yang optimal berada
di tangan seluruh masyarakat indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
Salah satu usaha pemerinyah dalam
menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaany abagaimanan car
ahidup sehat adalah dengan car amelakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya
didapat dibangku sekolah tapi juga bias dilakukan dengan cara penyuluhan oleh
tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan
kesehatan.
Mengingat tugas kita sebgaai tim medis
adlaah salah satunya memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat
maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang “Promosi Kesehatan”
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Pendidikan
Kesehatan
Promosi kesehatan/pendidikan
kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni
sisi ilmu dan sisi seni.
Dilihat dari sisi seni, yakni
aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program
kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada
misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi,
perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan
kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya
promosi kesehatan.
Menurut WHO Promosi Kesehatan
adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal
serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
Menurut Australian Health
Foundansion Promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang
untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun
dalam organisasi dan lingkungannya.
Promosi kesehatan adalah kombinasi
berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan
perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan
kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
Pendidikan kesehatan adalah proses
membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif,
untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang
optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial,
spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun
berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung
dalam membuat keputusan yang sehat.
B.
Tujuan Pendidikan
kesehatan
Perhatian utama dalam promosi
kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas. Dalam konteks promosi
kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau tujuan apa yang ingin dicapai dalam
promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-program kesehatan
lainnya.
Tentunya akan mudah dipahami bahwa
visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang
Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO(World Health
Organization).
Adapun visi dari promosi kesehatan
adalah sebagai berikut : “Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga
produktif secara ekonomi maupun sosial.”
Pendidikan kesehatan disemua
program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan,
gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya dan
bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu,
kelompok, maupun masyarakat.
Dalam mencapai visi dari promosi
kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus dilakukan dan lebih dikenal
dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan merupakan upaya yang harus
dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.
Secara umum Misi dari promosi
kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Advokasi(Advocation)
Advokasi
merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu
kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini
kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat
keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program
kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.
2.
Menjembatani (Mediate)
Kegiatan
pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan
program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk
itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan
berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan.
3.
Kemampuan/Keterampilan (Enable)
Masyarakat
diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta
meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian
keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan
keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan
dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.
C. Masa
Bayi
Masa bayi 0-1 tahun.
Penyesuaian sepanjang rentang hidup pada masa bayi yaitu belajar memakan
makanan padat, belaj ar berjalan, berbicara, belajar mengendalikan pembuangan
kotoran tubuh, mempelajari perbedaan jenis kelainin dan tata caranya,
mempersiapkan diii untuk membaca dan belajar membedakan benar dan salah dan
mulai mengembangkan hati nurani.
Promosi Kesehatan pada bayi:
Promosi Kesehatan pada bayi:
1. Memberikan
imunisasi untuk melindungi anak terhadap beberapa penyakit yang berbahaya. Bila
tidak di imunisasi besar kemungkinan untuk menderita cacat dan meninggal dunia.
2. Periksakan
dan timbanglah bayi secara teratur di Posyandu untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
3. Berikan
ASI pada bayi sampal umur 2 tahun dan berikan makanan lain yang sesual dengan
kebutuhannya mulai umur 4 bulan, untuk menjamin pertumbuhan perkemban gan dan
kecerdasan.
4. Berikan
ASI pada anak sebanyak mungkin dan sesering mungkin.
5. Anjurkan
perawatan tali pusat yaltu hanya dengan memb ungkus kasa steril Kering.
6. Jaga
tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
7. Jaga
bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan
selimut sesual dengan keperluan.
8. Anjurkan
untuk mengkonsumsl makan makanan yang bergizi penuh nutrisi dan bervitamin.
9. Peganglah
sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
10. Awasi
masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu
11. Jaga
keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau lnfeksi.
12. Ukur suhu
tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
13. Ajarkan
tanda-tanda bahaya bayi pada orang ma dan bertt ahu orang ma agar merujuk bayi
segera untuk perawatan lebih lanjut, jika di temui tanda-tandabahaya.
D. Anak
Balita
Anak Bailta 1-5
tahun. Pada anak balita Ini bisa melakukan penyesualan sepanjang rentang hidup
yaltu mengembangkan keteraniplian dasar untuk membaca, menuils dan berhltung,
mengembangkan hati nurani, pengertlan moral dan tata nilal, belajar
menyesualkan diri dengan teman-teman seuslanya, membangun sikap yang sehat
mengenal dirt sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mempelajari ketrampilan
fisik yang diperlukan untuk permalnan yang umum, dan mencapal kebebasan
pribadi.
Promosi Kesehatan
pada anak balita adalah:
1. Pemeriksaan
dan penimbangan anak dllaksanakan setiap bulan untuk menjamin kesehatan,
perkembangan termasuk kecerdasan dan pertumbuhan anak.
2. Berikan
anak balita sam kapsul vitamin A takaran tinggl setiap 6 bulan untuk mencegah
kebutaan akibat kekuran gan vitamin A.
3. Berikan
anak balita sayuran dan buah-buahan berwarna untuk mencegah kebutaan.
4. Berikan
oralit pada anak balita yang terkena penyakit menc ret atau dlare.
5. Anak
yang menderita diare tetap memerlukan makanan, oleh sebab itu jangan
dipuasakan.
6. Berbicara,
bermain dan memperlihatkan kasih sayang pent ing bagi pertumbuhan jasmani,
mental dan emosi anak.
7. Anak
balita yang tumbuh dan berkembang dengan balk akan menjamin kelangsungan hidup
yang lebih besar sehingga menimbulkan rasa tenteram pada peserta KB testari.
E.
Masa Remaja
Usia 13-14 tahun
sampal dengan 18 tahun.
Tendensi tlngkah
laku paslf dan aktifitas yang lebih mengarah
ke dalam diri sendiri. Yang meliputi yaltu:
ke dalam diri sendiri. Yang meliputi yaltu:
1. Mencapal
hubungan barn dan yang leblh matang dengan temani sebaya, pria dan wanlta.
2. Mencapal
peran soslal pria atau wanita
3. Menerlania
keadaan flslknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
4. Mengharapkan
dan mencapal perilaku sehat yang bertangg ung jawab
5. Memperslapkan
kanir ekonoml
6. Mempersiakan
perkawinan dan keluarga
7. Memperoleh
perangkat nilal dan sistem etis sebagal pegan gan
8. Berperilaku.
F.
Ibu Hamil
Setiap wanita hamil
menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Ibu hamil tersebut
hams lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah, dan Ia hendaknya disarank
an untuk menemui petugas kesehatan bilamana Ia merasakan tanda-tanda bahaya
atau jika Ia merasa khawatir.
Untuk mendapatkan
semua informasi yang diperlukan, sehubungan dengan hal-hal dllatas, petugas
kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang balk.
Promosi Kesehatan
pada ibu hamil yaitu:
1. Makanan
Yang cukup kwalitas dan kwantitas
2. Istirahat
dan tidur yang cukup bekerja sesual kemampuan dan jangan terlalu berlebihan
3. Melakukan
latihan senam hamil atau olahraga ringan
4. Adanya
hubungan keluarga yang hams harmonis
5. Bila
ada kelainan segera datang ketempat pelayanan keseh atan minta pertolongan
6. Rencanakan
jumlah keluarga (KB)
7. Hidup
dalam lingkungan sehat
8. Berperilaku
hidup sehat (tidak merokok, tidak memakal obat-obatan, dan minum-minuman
keras).
9. Memperoleh
pelayanan kesehatan yang bermutu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
terutama tentang kehamilannya.
10. Memeriksakan
kehamilannya paling sedikit 4 kali. Untuk kesejahteraan janin dengan
memerlksakan secara teratur.
11. Kebersihan
din (kulit, rambut, gigi, mata, kaki dan tangan serta alat kelainin).
12. Hlndari
perjalanan yang melelahkan.
13. Meriasehati
ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati tanda-tanda bahaya.
14. Merencanakan
dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman
15. Memberikan
zat besi 90 hari mulai minggu ke 20
G. Ibu
Bersalin
Dimana seorang ibu
dalam masa bersalin yang dalam tahap dan fase dalam persalinan. Promosi
Kesehatan Ibu Bersalin yaltu:
1. Bantulah
ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketak utan, dan kesakitan :
berilah dukungan dan yakini dirinya, berikan informasi mengenai proses dan
kemajuan persalin annya dan dengarkan keluhannya dan cubalah untuk lebih
sensitlf terhadap perasaannya.
2. Bila
ibu tampak kesakitan, berilah dukungan atau asuhan
dengan:
dengan:
a. Lakukan
perubahan posisl
b. Anjurkan
tidur miring kekirl
c. Sarankan
Ia untuk berjalan
d. Ajaklah
orang yang menemaninya (suami atau ibunya) Untuk memijat atau membasuh mukanya
di antara Korttraksi
e. Ibu
diperbolehkan melakukan aktifitas sesuai kemampuan
f. Ajarkan
kepadanya teknik bernapas
3. Penolong
tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain menggunakan tirai
atau penutup, tidak mengh adirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seijin
pasien atau ibu.
4. Menjelaskan
kemajuan persalinan dan perubahan yang terj adi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
5. Membolehkan
ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar atau
kecil.
6. Ibu
bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, atasi dengan cara: gunakan
kipas angin atau AC dalam kamar, menggunakan kipas biasa dan menganjurkan ibu
untuk mandi sebeluninya.
7. Untuk
memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidr asi, berikan cukup ininum.
8. Sarankan
Ibu untuk berkemih sesering mungkin.
H.
Ibu Nifas
Ibu nifas di mulai
setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembaLl seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-klra 6 minggu.
Masa nifas dilakukan
untuk mencegah, mendeteksi dan menan gani masalah-masalah yang tetjadi.
Promosi kesehatan
dapat diterapkan pada berbagai bidang kesehatan salah satunya yaltu pada
pelayanan kebidanan pada Ibu nifas. Masa nifas mi berlangsung selama 6 mlnggu
atau 42 hari.
Pada masa nifas ibu
banyak mengalami kejadian penting, mulai dad perubahan fisik, masa laktasi
maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru dengan kehadiran buah hat!
yang sangat membutuhkan perhatlan dan kaslh sayang. Namun kelahiran bayi juga
merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu, kemungkmnan timbul masalah atau
penyulit, yang bila tidak ditangani segera dengan efektif akan dapat
membahayakan kesehatan atau mendatangkan kematian bagi ibu, sehingga masa nifas
ml sangat penting untuk dipantau oleh bidan.
Dalam upaya promosi
kesehatan inilah diharapkan ibu dapat melakukan sendiri perawatan pada masa
nifas, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diketahul dengan baik oleh
ibu dalam masa nifas normal. Pada materi ml akan dibah as sejauh mana
upaya-upaya promosi kesehatan yang perlu dilakukan pada ibu nifas.
Upaya promosi
kesehatan pada thu nifas adalah suatu usaha promosi kesehatan yang
diberikan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu selama 6 minggu atau 42 han.
Upaya-upaya
promosi kesehatan pada ibu nifas
1. Kebersihan
diri
Menjaga kebersihan
diii secara keseluruhan untuk mengh indani infeksi, baik pada luka jahitan
maupun kulit.
a. Kebersihan
alat genetalia
Ø Setelah
melahirkan biasanya perineum menjadi agak bengkak memar dan mungkmn ada luka
jahitan bekas robekan atau episiotoini.
Anjuran:
Menjaga kebersihan
alat genetalia dengan mencuc inya menggunakan sabun dan air, kemudlan daerah
vulva sampai anus hams kering sebelum memakai pembalut wanita, setiap kali
selesal buang air besar atau kecil, pembalut diganti minimal 3 kalI sehani.
Ø Cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan daerah
genetalia.
b. Pakaian
Sebaiknya pakalan
yang digunakan hams longgar, alam keadaan kering dan juga terbuat dan bahan
yang mudah menyerap keningat karena produksi keringat menjadi banyak (disamping
urin). Produksl keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume
saat hamil.
c. Kebersihan
rambut
Setelah bayi lahir,
ibu biasanya akan mengalami ker ontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon
sehingga rambut menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Meskipun
demikian, kebanyakan akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Perawatan ram-
but perlu diperhatikan oleh ibu yaltu mencuci rambut dengan conditioner yang
cukup, lalu mengunakan sisir yang lembut dan hindari penggunaan pengering rambut.
d. Kebersihan
Kulit
Setelah persalinan,
ekstra cairan tubuh yang dibutuhk an saat hamil akan dikeluarkan kembali
melalul air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah,
kaki, betis, dan tangan ibu. OIeh karena flu, dalam minggu-minggu pertama
setelah melahirkan, ibu akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dan
biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan menjaga agar kulit tetap dalam
keadaan kering.
2. Mobilisasi
Mobilisasi sangat
bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka
(jika ada luka). Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin,
yaf lu dua jam setelah persailnan normal. mi berguna untuk memperlancar
sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea).
3.
Buang Air
Kecil (BAK)
Pengeluaran air seni
(win) akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar han ke-5 setelah
melahirkan. mi terjadi karena volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamll
tidak diperlukan lagI setelah persalinan.
Anjuran:
Ø Ibu
perlu belajar berkemih secara spontan setelah melah irkan.
Ø Tidak
menahan BAK ketika ada rasa sakit pada jahitan, karena akan menyebabkan
terjadinya bendungan air seni. Akibatnya akan timbul gangguan pada kontraksi
rahim sehingga pengeluaran lochea tidak lancar.
4. Buang
Air Besar (BAB)
Sulit BAB
(konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan
rasa sakit, takut jahitan terbuka, atau karena adanya haem orroid.
Anjuran:
rasa sakit, takut jahitan terbuka, atau karena adanya haem orroid.
Anjuran:
Mobilisasi dini
Ø Konsumsi
makanan yang tinggi serat dan cukup minum
Ø Sebaiknya
pada han kedua ibu sudah bisa BAB, jika pada han ketiga belum BAB, ibu bisa
menggunakan pencahar berbentuk suppositoria (pu yang dibuat dan bahan yang
mudah mencair dan mengandung obato bat untuk dimasukkan kedalam hang anus). mi
pent ing untuk menghlndani gangguan pada kontraksi uterus yang dapat menghambat
pengeluaran lochea.
5. Istirahat
Ø Anjurkan
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, usahakan untuk ticks dan istirahat
yang cukup, teru tama saat bayi sedang tidur.
Ø Meminta
bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah.
Ø Putarkan
dan dengarkan lagu-lagu kiasik pada saat ibu dan bayi istirahat untuk
menghulangkan rasa tegang dan Ielah
6.
Latihan
fisik / senam nifas
Senam nifas
dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan membantu memperkuat tonus otot
jalan lahir dan dasar panggul.
Ø Ajari
ibu tehnik-tehnik senam nifas, dan juga latihan memperkuat tonus otot vagina
(latihan kegel)
Ø Anjurkan
melakukan latihari/senam nifas setiap hati
7. Nutrisi
Ø
Anjurkan makanan dengan menu seimbang, bergizi
untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, memperoleh tambahan
500 kalorl setiap han, berguna untuk produksi AS! dan mengembalikan tenaga
setelah persalinan. Tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol
Ø
Minum air minimal 2 liter setiap hari
Ø
Tablet zat besi diminum minimal 40 hari pasca
persalsinan
8. Perawatan
Payudara
Perawatan payudara
dilakukan secara rutin agar tidak terjadi pembengkakan akibat bendungan ASI
Ø
Ajarkan untuk menjaga kebersihan payudara
terutama puting susu.
Ø
Ajarkan tehnik-tehnik perawatan apabila terjadi
gangg uan pada payudara, seperti puting susu lecet dan pemb engkakan payudara
Ø
Menggunakan BH yang menyokong Payudara
9. Menyusui
Ø
Ajurkan tehnik menyusui yang benar
Ø
Berikan ASI kepada bayi sesering mungkin (sesual
kebut uhan) tanpa memakai jadwal.
10.
Lingkungan
hidup
Ø Bersosialisasi
dengan Iingkungan hidup disekftar ibu
Ø Ciptakan
suasana yang tenang dan harmonis dengan keluarga
Ø Cegah
timbulnya pertentangan dalam hubungan kel uarga yang menimbulkan perasaan
kurang menyenangk an dan kurang bahagia
Ø Berintegrasi
dan saling mendukung dengan pasangan dalam merawat dan mengasuh bayi
11. Penyesuaian
seksual.
Setelah persalinan
pada masa mi ibu menghadapi peran barn sebagai orang ma sehingga sering
melupakan perann ya sebagal pasangan. Namun segera setelah ibu merasa percaya
din dengan peran barunya dia akan menemukan waktu dan melihat sekelilingnya
serta menyadani bahwa Ia sudah kehilangan aspek lain dalam kehidupannya yang
juga penting. Oleh karena itu perlu memahami perubahan yang terjadi dalam din
Istrl sehlngga tidak punya perasaan diabaikan.
Anjuran:
Ø Secara
fisik, aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan
ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
Begitu thu merasakan aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan
saja ibu slap
Ø Banyak
budaya yang mempunyal tradisi menunda hubungan suami Istri sampal waktu
tertentu setelah 40 han atau 6 minggu pasca persalinan. Keputusan tergant ung
kepada pasangan yang bersangkutan.
Ø Kerjasama
dengan pasangan dalam merawat dan memeb erikan kasih sayang pada baymnya sangat
dianjurkan.
12.
Keluarga
Berencana.
Ø Setlap
pasangan hams menentukan sendiri kapan, bagaimana merencanakan keluarganya.
Ø Bidan
membantu merencanakan keluarga dengan men gajarkan tentang cara mencegah
kehamilan yang tidak diinglnkan.
Ø Sebelum
menggunakan metode KB jelaskari terlebih dahulu jenis-jenls KB dan kelebihan
serta keuntungan, efek samping dan cara menggunakan.
13. Tanda-tanda
bahaya masa nifas.
Ada beberapa
komplikasi atau penyakit yang mungkin terjadi dalam masa nifas. Kondisi ml
perlu mendapat perh atlan secara kusus karena membawa kondisi yang buruk bagi
kesehatan. Berlkut mi atau komplikasi yang mungkmn terjadi dalam masa nifas,
yang hams diketahul oleh para Ibu antara lain:
Ø Demam
Jika suhu tubuh
lebih dan 38 C selama 2 han berturutt urut menandakan adanya infeksi
Ø Peradangan
Payudara.
Bendungan ASI akan
menyebabkan demam pada han ketiga sampal keempat, payudara akan terasa keras
dan sakit bila tertekan, Payudara merah mengkilap ter asa panas, dan
kadang-kadang menggigil, terasa nyerl, teraba adanya benjolan keras serta mengandung
cairan berupa nanah.
Ø Penciutan
Kandungan yang tidak normal (Subinvolust)
Ø Infeksi
kandung kemih (Cyst itis)
Ø His
Pengiring (rasa sakit susulan)
Ø Perdarahan
nifas.
Ø Infeksi
luka jahitan
Ø Pembendungan
darah (Haematom).
Promosi Kesehatan
pada Ibu Nifas:
1. Anjurkan
kebersihan seluruh tubuh
2. Mengajarkan
ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
3. Nasihatkan
kepada ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau
besar
4. Sarankan
ibu untuk ganti pembalut atau kain pembalut setid aknya dua kali sehari
5. Jika
ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh daerah luka.
6. Anjurkan
ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelah an yang berlebihan
7. Sarankan
ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta
untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
8. Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa
hal:
hal:
Ø Mengurangi
jumlah ASI yang diproduksi
Memperlambat proses involusi uterus dan memperb anyak perdarahan
Memperlambat proses involusi uterus dan memperb anyak perdarahan
Ø Menyebabkan
depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirmnya sendiri
9. Latihan
pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan lebih merasa
lebih kuat dan mi menyeb abkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi
rasa sakit pada punggung.
I. Ibu
Menyusui
Ibu menyusui harus:
1. Mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari
2. Makan
dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang
cukup
3. Minum
sedikit 3 liter air setiap han (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
4. Pil
zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin
5. Minum
kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa member!k an vitamin A kepada bayinya
melalui ASI-nya.
MENYUSUI
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih, dan siap untuk diminum.
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih, dan siap untuk diminum.
MENJNGKATKAN SUPLAI ASI
Untuk bayi
1. Menyusui
bayi setiap 2 Jam, slang dan malam han dengan lama menyusui 10-15 menit di
setiap payudara.
2. Bangunkan
bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan duduklah selama menyusui
3. Pastikan
bayi menyusu dengan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang
aktif
4. Susui
bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minuml ah setiap kali menyusui
5. Tidurlah
bersebelahan dengan bayi.
Untuk ibu
1. Ibu
hams meningkatkan istirahat dan minum
2. Petugas
kesehatan hams mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali
terdapat masalah pada posisi penempelan
3. Yakinkan
bahwa Ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut
diatas.
J. PUS
/ WUS
PUS adalah Pasangan
Usia Subur dan WUS adalah Wanita Usia Subur.
Masa mi merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa mi paling teratur dan sikius pada alat genital bermakna untuk memungk inkan kehamilan. Pada masa mi terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama mi wanita berdarah selama 1800 han. Biarpun pada umur 40 tahun keatas perempuan masih dapat dihamilkan, fertolitas menurun cepat sesudah umur tersebut.
Masa mi merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa mi paling teratur dan sikius pada alat genital bermakna untuk memungk inkan kehamilan. Pada masa mi terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama mi wanita berdarah selama 1800 han. Biarpun pada umur 40 tahun keatas perempuan masih dapat dihamilkan, fertolitas menurun cepat sesudah umur tersebut.
Promosi Kesehatan
pada Pasangan Usia Subur atau Wanita Usia Subur:
1. Memberikan
penyuluhan kontrasepsi
2. Merencanakan
Keluarga Berencana (KB)
a. Idealnya
pasangan harus menunggu sekurang-kurangn ya 2 tahun sebelum ibu harnil kembali
b. Sebelum
menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya di jelaskan dahulu kepada ibu:
Ø Bagimana
metode mi dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya,
Ø Kelebihan/keuntunganya,
Ø Kekurangannya,
Ø Efek
samping,
Ø Bagaimana
menggunakan metode itu,
Ø Kapan
metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui.
3. Jika
seorang ibWpasangan telah memilih metode KB tert entu, ada baiknya untuk
bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahum apakah anda yang ingmn
ditany akan oleh ibu atau pasangan 1w dan untuk mengetahui apakah metode
tersebut bekerja dengan balk.
K. Klimakterium
Bukan suatu keadaan
patologik, melainkan masa peralihan yang normal, yang berlangsung beberapa
tahun sebelum dan beberapa tahun setelah menopause. Klimakterium mulai kirak
ira 6 tahun sebelum menopause berdasarkan keadaan andokrin ologik (kadar
estrogen mulai turun dan hormon gonadotropin meningkat). Kllmakterium berakhir
kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Lamanya klimakterium lebih kurang 13
tahun.
Pada wanita dalam
klimakterium terjadi perubahan tert entu, yang dapat menimbulkan gangguan
ringan atau kadangk adang berat. Walaupun klimakterium merupakan masa per
ubahan. Perubahan dan gangguan itu sifatnya berbeda-beda menurut waktunya
klimakterium. Pada permulaan klimakter ium kesuburan menurun, pada masa
pramenopause terjadi kelainan perdarahan, sedangkan terutama pada masa pasca
menopause terdapat gangguan vegetatif, pisik dan organis.
L. Menopause
Menopause adalah
haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Berhentinya haid dapat
didahului oleh sikius haid yang Iebih panjang, dengan perdarahan yang
berkurang. Umur waktu terjadinya menopause di pengaruhi oleh keturunan,
kesehatan umum, dan pula kehidupan.
Coping
Strategy”
Cara mengatasi pada
wanita yang kllmakterium dan menop ause yaltu dengan pendekatan psikologis
antara lain:
a. Menghindari
perubahan kejiwaan
b. Ben
perhatian khusus
c. Pengaturan
dan penyesuaian nutrisi dan pola makan yang seimbang
d. Menghindari
penuan kulit yang terlalu cepat
e. Mempertahankan
aktifitas fisik
f. Mempertahankan
aktifitas seksual
g. Pengobatan
dan hormon pengganti
h. Konsultasi
dengan dokter
i.
Lakukan kegiatan spritual dan berpikir positif.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut WHO Promosi Kesehatan
adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya
Visi dari promosi kesehatan adalah
sebagai berikut : “Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga
produktif secara ekonomi maupun sosial.”
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat
dilihat dari 2 dimensi yaitu:
a) dimensi
aspek pelayanan kesehatan, dan
b)
dimensi tatanan
(setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.
Advocacy/advokasi
di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat pertama
kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi global Pendidikan
atau Promosi Kesehatan.WH
Berdasarklan
pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok
sasaran, yaitu :
1. Sasaran
Primer ,
3. Tersier
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmojo,
Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Novita,
Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam
Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak,
Wahit Iqbal. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Meadow,Sir Roy dan Simen.2002.Lectus Notes:Pediatrika.Jakarta:PT.Gelora
Aksara Pratama
Ngastiyah,1997.Perawatan Anak sakit.Jakarta:EGC
Notoadmodjo.2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat.jakarta ;EGC
Dr.Karel A,L,Staa,SpA Mila Meila Sari.2005.Menjadi Dokter Anak di rumah.
Jakarta:Puspa Swara.
Komentar
Posting Komentar