MAKALAH INDIKATOR PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG NEONATUS BAYI
MAKALAH
INDIKATOR PEMANTAUAN TUMBUH
KEMBANG NEONATUS BAYI
Disusun
oleh :
MEI SAROH
MELSASRI FOURIES
TIYA SETIAWATI
SANTI KADILAH
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES
KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN
DIVKEBIDNAN
TAHUN 2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
tidak lupa kami panjatkan trhadap kehadirat Allah SWT, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan tugas makalah Bahasa Indonesia ini. Dalam proses
pengumpulan data-data dan juga proses pembuatan makalah ini tidak lepas dari
kerja keras kelompok kami. Makalah yang kami buat adalah mengenai EYD khususnya
dalam penggunaan tanda baca, yang di masa kini kurang begitu diperhatikan dan
jarang dipergunakan dalam suatu kepentingan yang non formal.
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita tentang seberapa pentingnya penggunaan tanda baca yang benar
sesuai dengan EYD. Kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
beberapa kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat buat
kita semua. Selamat membaca
Bandar Lampung, September
2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan
masalah................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Indikator
pemantauan Pertumbuhan Neonatus
Bayi dan Anak Balita................................................................................... 2...........
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 20
B. Saran.................................................................................................... 20
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
1.
Pertumbuhan
Pertumbuhan
adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur ( Whalley dan Wong, 2000)
Pertumbuhan
adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan
protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh
(Sutjiningsih, 1998 )
2.
Perkembangan
Perkembangan
adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000)
Perkembangan
adalah pertumbuhan dan perluasan secara peningkatan sederhana menjadi komplek
dan meluasnya kemampuan individu untuk berfungsi dengan baik
(Sutjiningsih,1998)
B. Permasalahan
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
Indikator Pemantauan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Indikator
pemantauan Pertumbuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran
tubuh yang meliputi berat badan(BB), tinggi badan (TB), lingkar
kepala (LK), lingkar dada (LD)
Secara garis besar, tumbuh kembang dapat di
bedakan menjadi
tiga ......jenis yaitu
tumbuh kembang fisik,intelektual,dan emosional.selain
itu, …..kualitas tumbuh kembang anak ini
ditentukan oleh factor potensi genetic …..heredo
konstitusional dan peran lingkungan.
Suatu kelainan bisa terjadi jika ada factor
genetic dan atau karena factor lingkungan yang tidak mampu mencukupi kemampuan
dasar tumbuh kembang anak. Peran lingkungan,juga menjadi factor lingkungan yang
tidak mampusar mencukupi kemampuan dasar tumbuh kembang anak.
Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak meliputi kebutuhan bio-psikososial (asih
dan asah).lingkungan ini terdiri dari lingkungan mikro (ibu atau pengganti
ibu), lingkungan meso( hal-hal di luar rumah),dan lingkungan makro.
Deteksi tumbuh kembang ini, sudah bisa
dilakukan sejak anak memasuki ruang pemeriksaan bersama orang tuanya melalui
observasi atau pengamatan dengan memperhatikan mulai penampilan wajah,bentuk
kepala,tinggi badan hingga interaksi dengan lingkungannya.namun demikian
deteksi dini adanya gangguam sebaiknya ditempuh melalui beberapa hal,antara
lain melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan skrining perkembangan yang
sistematis agar lebih objektif.
Keluhan utama orang tua berkaitan dengan
tumbuh kembang anak yang di sampaikan pada saat anamnesis, dapat mengarah pada
kecurigaan adanya kelainan. Beberapa keluhan utama yang di sampaikan orang tua,
antara lain anak lebih pendek dari teman sebanyanya, umur enam bulan belum bias
tengkurap, Sembilan bulan belum bias duduk hingga dua tahun belum bias bicara.
Dalam deteksi dini anamnesis ini, yang
dipertanyakan adalah factor resiko pada balita (intrinsic, genetic-heredokonstitusional),
factor resiko pada ibu (umur,tinggi badan,jumlah anak, jarak kehamilan, riwayat
pernikahan, merokok, pernah mengkomsumsi alcohol), factor resiko lingkungan
mini (ayah, saudara kandung, dan anggota lain serumah ) dan lingkungan makro.
Deteksi dini tumbuh kembang anak juga
ditempuh melalui pemeriksaan fisik rutin. Beberapa hal yang diperiksa pada
anak, yakni tinggi badan, berat badan dan ukuran kepala, tinggi badan dan berat
badan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan. Bentuk ukuran dan simetri
kepala juga harus di perhatikan. Lingkar kepala yang lebih kecil (mikrosefali)
berhubungan erat dengan gangguan perkembangan kogniti. Bentuk kepala yang aneh
sering berkaitan dengan sindrom dengan gangguan tumbuh kembang.
Telah disepakati bersama bahwa penyimpangan
tumbuh kembang dapat terjadi apabila terdapat hambatan atau gangguan dalam
prosesnya sejak intra uterin hingga dewasa. Penyimpangan dapat memberikan
manifestasi klinis baik kelainan dalam pertumbuhan dengan atau tanpa kelainan
perkembangan. Walaupun terdapat kombinasi pengaruh factor biolotik, psikologik
dan social pada perkembangananak, pengaruh masing-masing factor secara terpisah
perlu diperhatikan. Pengaruh biologic pada perkembangan anak melalui genetika,
paparan teratogen dalam rahim (misalnya air raksai/Hg dan alcohol) dan gangguan
pada postpartum (misalnya meningitis, trauma/ cedera pada kelahiran),serta
maturasi telah diteliti secara luas dan mendalam.
Kelainan pertumbuhan anak yang dijumpai
adalah perawatan pendek (short stature), perawakan tinggi (tall stature), yang
diklasifikasikan sebagai variasi normal dan patologis, malnutrisi dan dan
obesitas, apabila menjumpai kelainan pertumbuhan tersebut diperlukan suatu kiat
dalampengukuran antropometri sebagai salah cara penilaiannya.
Pengukuran antropometrik
Pengertian
istilah “nutitional anthropometry” mula-mula muncul dalam“Body
measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek pada tahun
1966 yang telah didefinisikan oleh jellife (1966 dalam Moersintowati, BN 2005) sebagai
pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada
tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.
Pengukuran antropometri ada dua tipe yaitu
pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak dan
massa tubuh yang bebas lemak. Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial
dalam surveilan kesehatan anak karena hamper setiap masalah yang berkaitan
dengan fisiologi, interpersonal, dan domain social dapat memberikan efek yang
yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan
(growth chart) pada gambar terlampir, dilengkapi dengan alat timbangan yang
akurat, papan pengukur,stadiometer dan pita pengukur.
a.
Pengukuran antropometri, meliputi berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan dan tebal
kulit.
b.
Penggunaan kurva pertumbuhan anak (KMS,
NCHS),
c.
Penilaian dan analisis status gizi dan
pertumbuhan anak.
d.
Penilaian perkembangan anak dan maturasi
e.
Intervensi (preventif,promotif, kuratif,
rehabilitatif).
Perlu
ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah
teknik-teknik yang dapat untuk menilai pertumbuhan dan status gizi. Pengukuran
dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada barat
dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala tebal lipatan kulit
(skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan
anak.
Pertumbuhan
Berat Badan dan Tinggi Badan terhadap umur
Pengukuran
antropometri sesuai dengan cara-cara yang baku, beberapa kali secara berkala
misalnya berat badan anak di ukur tanpa baju. Mengukur panjang bayi dilakukan
oleh dua orang pemeriksa pada pada papan pengukur (infantometer),tinggi badan
anak diatas dua tahun diukur dengan posisi anak berdiri menggunakan
stadiometer. Baku yang dianjurkan adalah bukuk NCHS secara Internasional untuk
anak usian 0-18 tahun yang dibedakan menurut jender laki-laki dan wanita.
Penilain
berat badan (BB) berdasarumur menurut WHO dengan baku NCHS. Grafik pertumbuhan
BB dalam KMS dibuat berdasarkan baku WHO / NCHS yang disesuaikan dengan keadaan
di Indonesia, meliputi daerah merah menghubungkan angka-angka 70% median,
daerah kuning di atas merah pada batas 75-80% median. Daerah hijau muda adalah
85-90% median, daerah hijau tua 95-100% median.
Penilaian
panjang badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS, meliputi lebih
dari atau sama dengan 90% adalah normal, kurang dari 90% adalah abnormal
(malnutrisi kronis). Cara canggih yang lebih tepat untuk menetapkan obesitas pada
anak dengan kalkulasi skor Z (atau standard devisia) dengan mengurangi nilai
berat badan yang dibagi dengan standard deviasi populasi referens. Skoratau
> +2 (misalnya 2SD di atas median) dipakai sebagai indicator obesitas.
B. Indikator
pemantauan Perkembangan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua
system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi
system organ tubuh.
Perkembangan
anak tidak hanya di tentukan oleh factor genetic (nature) atau
dianggap sebagai sebagai produk lingkungan (nurture) saja. Model biopsikososial
pada tumbuh kembang anak mengakui pentingnya pengaruh kekuatan intrinsic dan
ekstrinsik. Tinggi badan misalnya adalah fungsi antara factor genetic (biologic),
kebiasaan makan (psikologik) dan terpenuhinya makanan bergizi (social) pada
anak.
Gangguan
perkembnagan dapat menimbulkan manifestasi klinik yang bermacam-macam.
Manifestasi klinik gangguan perkembangan tersebut, yakni gangguan motorik
kasar, gangguan wicara,gangguan belajar, gangguan psikologis, gangguan makan,
gangguan buang air besar, kecemasan dan lain-lain.
Skrining
perbangan adalah prosedur yang relative cepat, sederhana dan murah bagi
anak-anak yang tanpa gejala namun mempunyai resiko tinggi atau dicurigai
mempunyai masalah. Beyi atau anak dengan resiko tinggi berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik rutin harus dilakukan skrining secara periodic. Bayi atau
anak dengan resiko rendah dimulai dengan pertanyaan pra-skrining yang diisi
atau dijawab oleh orang tua. Apabila ada kecurigaan dalam tumbuh kembang yang
dijawab oleh orang tua balita.baru dilanjutkan dengan skirining.
Perangkat
skrining perkembangan, terdiri dari beberapa perangkat seperti : denver
development screener (BIS). Pemeriksaan lanjutan juga berguna untuk menentukan
diagnosis. Pemeriksaan lanjutan ini dilaksanakan tergantung jenis gangguan
tumbuh kembang balita seperti pemeriksaan neurologis, radiologis, genetis,
endokrin dan lain lain. Apabila semakin kompleks gangguan tumbuh kembang bayi,
diperlukan tim yang lebih lengkap dan terkoordinir yang melibatkan dokter
spesialis anak,special THT, spesialis mata, psikiater, rehabilitasi medic,
ortopedi dan lain-lain. Dari sini akan terlihat besarnya peran orang tua dan
anak dalam dalam proses tumbuh kembang anak.
§ Denver
Development Screening Test (DDST)
Deteksi
tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah. Dengan
ditemukan penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka
intervensi akan lebih mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan mempunyai
waktu dalam membuat rencana tindakan atau intervensi yang tepat. Terutama
ketika harus melibatkan ibu/ keluarga.
Ada
tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang, yakni sebagai berikut.
1.
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu
untuk mengetahui/ menemukan status gizi kurang/ buruk dan mikro/
makrosefali.
2.
Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu
untuk mengetahui gangguan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan daya lihat, dan gangguan daya dengar.
3.
Deteksi dini penyimpangan mental emosional,
yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autism, dan gangguan
pemusatan perhatian, serta hiperaktifitas.
Deteksi Dini Penyimpangan Petumbuhan
Pertumbuhan
berkaitan dengan masalah perubahan dalam hal besar, jumlah ukuran, atau
dimensi, baik pada tingkat sel, organ, maupun individu.
Table
5.2 pelaksanaan dan alat yang digunakan pada deteksi dini
penyimpangan pertumbuhan
Tingkatan pelayanan
|
Pelaksanaan
|
Alat yang digunakan
|
Keluarga atau masyarakat
|
· Orang
tua
· Kader
kesehatan
· Petugas
TPA, guru TK
|
· KMS
· timbangan
|
Puskesmas
|
· Dokter
· Bidan
· Perawat
· Ahli
Gizi
· Petugas
lainnya
|
· Tabel
BB/TB
· Grafik
linkar kepala
· Timbangan
· Alat
ukur tinggi badan
· Pita
pengukurlingkar kepala
|
1.
Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan.
Tujuan
pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi ana, apakah anak termaksud
normal, kurus, kurus ekali, atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan
dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita.
a.
Pengukuran berat badan (BB)
·
Menggunakan timbangan bayi
·
Menggunakan timbangan injak pada anak
b.
Pengukuran panjang badan (PB)/ tinggi badan
(TB). Untuk pengukuran panjang badan atautinggi badan, petugasharus memiliki
keterampilan mengukur panjang badan dengan posisiberbaring sertamengukur
tinggibadan dengan posisi berdiri.
c.
Penggunaan table BB/TB (Direktorat Gizi
Masyarakat, 2002).
·
Ukur TB dan BB
·
Lihatkolompanjang/ tinggibadan anak yang
sesuai dengan hasil pengukuran.
·
Pilihkolom berat badan untuk laki-laki (kiri)
atau perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin anak. Tentukan angkah berat badan
yang terdekat dengan berat badan anak.
·
Dari angkaBB tersebut, lihatbagian ataskolom
untuk mengetahui angka standar deviasi (SD).
2.
Pengukuranlingkar kepala anak.
Tujuan
pengukuran lingkarkepala adalah untuk mengetahui lingkarkepala anak apakah
berada dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal pengukuran Lingkar
kepala disesuaikan dengan usia anak. Untuk anak berusia 0-11 bulan pengukuran
dilakukan setiap 3 bulan, dan untuk anka berusia12-72 bulan pengukuran
dilakukan setiap 6 bulan.
a.
Cara mengukurlingkar kepala
·
Lingkarkan pengukuran kepala melewatidahi,
menutupi alis mata, di atas kedua telinga, dan begian belakang kepala yang
menonjol, lalu tarik agak kencang.
·
Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
·
Tanyakan tanggal lahir bayi/ ana,
hitungusiabayi/ anak
·
Hasil pengukuran dihitung pada grafiklingkar
kepalamenurut umur dan jenis kelamin anak
·
Buat garis yang menghubungkan antara
pengukuran lalu dengan sekarang
b.
Interpretasi.
·
Jika ukuran LK di dalam jalur hijau, maka LK
anak anak dikatakan normal
·
Jika ukuran LK di luar jalur hijau, maka LK
anak dikatakan tidak normal ( makrosefal diatas jalur hijau dan mikrosefal di
bawah jalur hijau). Segera rujuk ke RS jika menemui anak dengan LK di luar
jalur hijau.
§ Denver
Development Screening Test II (DDST)
Denver
development screening test II (DDST) di
publikasikan pertama kali pada tahun 1967 untuk membantu
tenaga kesehatan mendeteksi masalah perkembangan potensial pada anak-anak di bawah
usia 6 tahun. DDST telah di gunakan secara luas sejak dipublikasikan.
Selanjutnya DDST diadaptasi untuk digunakan dan distandarisasi pada lebih dari
12 negara. DDST ini digunakan untuk keperluan skrining lebih dari 50 juta anak
di seluruh dunia. DDST selanjutnya direvisi menjadi DDST II oleh William K.
Frankenburg dan Josiah B. Dodds.
DDST
II atau Denver II bukan tes intelegensia quotient (IQ) dan bukan peramal
kemampuan adaptif atau interlegtual perkembangan) anak di masa mendatang.
Denver II tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis seperti ketidakmampuan dan
kesukaran belajar, gangguan bahasa atau gangguan emosional.Denver II tidak
untuk mensubtitusi evaluasi diagnostic atau pemeriksaan fisik, namun lebih
untuk membandingkan kemampuan pekembangan seorang anak dengan kemampuan anak
lain yang seumur.
Denver
II dapat digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan
umur-umurnya, anak-anak yang sehat berumur 0-6 tahun, anak-anak tanpa gejala
kemungkinan ada kelainan perkembangan. Denver II juga dapat digunakan untuk
memastikan anak dengan persangkaan ada kelainan perkembangan dan melakukan
monitor anak-anak dalam resiko terhadap perkembangan.
Denver
II terdiri dari 125 item yang disusun dalam formulir menjadi empat sektor untuk
menjaring fungsi-fungsi sector personal social, motorik halus-adaptif, bahasa
dan motorik kasar.sektor personal meliputi kemampuan penyusuaian diri di
masyarakat dan kebutuhan pribadi. Sector motorik halus –adaptif, terdiri atas
kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa. Sector motorik kasar,
terdiri dari duduk, jalan dan gerakan gerakan umum otot kasar.
Cara
melakukan pemeriksaan Denver II, antara lain dilakukan secara kontinyu, anak
didampingi ibu atau pengasuh, anak dan ibu dalam keadaan santai, satu formulir
digunakan beberapa kali pada satu klien. Posisi anak pada saat pemeriksaan,
adalah bayi baringkan di atas tempat tidur, sedangkan anak duduk di kursi,
lengan di atas meja.
Prinsip
pemeriksaan Denver II, yakni dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan,
dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak. Penggunaan alat bantu
stimulasi adalah yang sederhana, suasana nyaman, bervariasi, memperhatikan
gerakan spontan anak, dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan, tidak
menghukum, memberikan pujian/ reinforcement bila anak dapat melakukan
pemeriksaan. Sebelum uji coba semua alat saja sesuai tugas pada item tersebut,
sehingga konsentrasi anak tidak terpecah.
§ Pelaksanaan
pemeriksaan
Material
alat tes dalam pemeriksaan Denver II harus sesuai standart yang telah di
tentukan. Material alat-alat tersebut, adalah lembar formulir DDST II, benang
sulaman merah, kismis/ manic-manik, kerincingan dengan pegangan,kubus kayu
berwarna merah, kuning, hijau dengan ukuran dimensi 1 inci 10 buah, lonceng
kecil. Bola tennis, boneka plastic kecil dengan botol susu, cangkir plastic
kecil dengan pengangan pensil merah, kertas kosong, botol kaca bening dengan
tutup berdiameter ± 2 cm dan dapat dibuka. Apabila ada, perlu juga disediakan
meja dan kursi tiga buah, ruangan yang cukup luas untuk melakukan tes sector
motorik kasar, serta meja khusus denagan kasur/ selimut sebagai tempat
pemeriksaan bayi kecil.
Cara pengukuran/ pemeriksaan Denver II,
antara lain sebagai berikut.
1.
Menentukan umur anak pada saat pemeriksaan.
2.
Menarik garis pada lembar DDST II sesuai
dengan umur
yang ……...telah di
tentukan.
3.
Melakukan pengukuran pada anak pada item-item
dalam empat …….. sector dan memberikan scoring pada
setiap item yang menilai.
4.
Melakukan interpretasi hasil tes keseluruhan.
1.
Menghitung Umur Anak dan Menggambar Garis
umum
pemeriksaan.
Umur anak dihitung dengan mengurangkan tanggal lahir dari tanggal tes (jika
perlu untuk meminjam dalam pengurangan,30 hari dipinjam dari kolom bulan, 12
bulan dipinjam dari kolom tahun). Penyusuaian umum perlu dilakukan pada kasus
prematuritas anak yang lahirnya lebih dari dua minggu sebelum Hari perkiraan
Lahir (HPL).
Contoh
1. Perhitungan Umur Anak
Tahun Bulan Hari
Tanggal
tes 2009 10 19
Tanggal
lahir 2007 4 5
Umur
anak 2 6 14
Contoh
2. Perhitungan umur anak, jika tanggal dan bulan
lahir ………………………..melebihi tanggal dan bulan tes
Tahun Bulan Hari
21
Tanggal
tes 99 9 49
Tanggal
lahir 2000 10 19
1996 12 27
Umur
anak 3 9 22
Contoh 2. Perhitungan
umur snsk dengan kasus premature
Anak
A dibawah ke polikklinik tumbuh kembang dirumah sakit B pada tanggal 19 oktober
2009 . anak A lahir pada tanggal 30 November 2006. Anak A lahir maju enam
minggu sebelum hari perkiraan lahir.Hitung anak A pada saat tes dan umur
penyusuaian prematurenya.
Tahun Bulan Hari
21
2008 9 49
Tanggal
test 2009 10 19
Tanggal
lahir 2006 11 30
Umur
anak 2 10 19
Premature 1 14
Umur
penyusuain 2 9 5
2.
Pelaksanaan Pemeriksaan
Prosedur
pelaksanaan pemeriksaan Denver II, adalah sebagai .....berikut.
a.
semua item herus diujikan sesuai dengan
prosedur pelaksanaan tes ….masing-masing item.
b.
Perlu kerjasama yang baik dengan anak. Anak
harus tenang, merasa ….aman, senang, sehat (tidak lapar, tidak
mengantuk, tidak haus, tidak ….rewel )
c.
Menumbuhkan kerjasama yang baik, diawali
dengan berkenalan dengan …orang tua anak, kemudian dengan anaknya
agar anak merasa nyaman…bersama orang baru.
d.
Ruangan cukup luas, ventilasi baik dan member
kesan menyenangkan….dan santai
e.
Memberitahu orang tua bahwa tes ini bukan tes
IQ, tetapi untuk melihat…perkembangan anak secara keseluruhan. Orang tua perlu
diberitahu…bahwa anak tidak selalu dapat melaksanakan semua tugas yang
... ....diberikan.
f.
menyajikan item yang akan diujikan secara
fleksibel. Beberapa hal
yang … harus
diperhatikan pada saat melakukan pemeriksaan Denver II,yakni:
1.
Tes atau uji coba diawali dengan item yang
kurang aktif lebih dahulu. Sebaiknya diawali dengan sector personak social,
kemudian sector motorik halus-adaptif.
2.
Uji coba diawali dengan item yang lenbih
mudah dilakukan atau kurang tepat melakukan, sehingga anak tidak segan untuk
melakukan uji coba item selanjutnya.
3.
Uji coba pada item dengan alat yang sama
dilakukan berurutan, sehingga waktu lebih sedikit.
4.
Hanya alat item yang akan dipakai uji coba
yang berada di depan anak.
5.
Semua uji coba setiap sector dimulai dari
item disebelah kiri garis umur dilanjutkan item yang ditembus garis umur serta
item yang ditembus garis umur serta item disebelah kanan garis umur.
g.
Cara melakukan tes pada anak yang ada resiko
perkembangan, seperti ….berikut :
Langkah 1. Pada setiap sector dilakukan
paling sedikit dilakukan 3 uji ….
coba yang ada di sebelah kiri garis umur dan
item yang berada pada ….garis umur.
Langkah 2. Jika anak gagal, menolak, atau no
opportunity,
maka ….dilakukan
uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur sampai
3x ….LEWAT berturut-turut setiap sector.
h.
Cara melakukan tes pada anak normal atau
kemampuan lebih, seperti ….berikut.
Langkah 1. Pada tiap sector dilakukan paling
sedikit 3 uji coba yang …
.paling
dekat disebelah kiri garis umum dan item yang ditembus
umur.
Langkah
2. Jika anak mampu/ bias melakukan lanjutan uji coba ….
disebelah
kanan garis umur sampai 3x GAGAL berturut-turut setiap ….sector.
Setiap
item, boleh dilakukan uji coba sebanyak tiga kali pada anak sebelum dinyatakan
gagal. Kalau anak sudah tiga kali mencoba dan tetap tidak bias, maka anak baru
dinyatakan gagal pada item uji coba tersebut.
§ Penilaian
Test Perilaku
Denver
development screening test II (DDST) di
publikasikan pertama kali pada tahun 1967
untuk membantu tenaga kesehatan
Tes
perilaku anak dilakukan setelah tes selesai. Dengan skala di lembar tes,
penilaian perilaku dapat membandingkan perilaku anka selama tes dengan perilaku
sebelumnya. Pemerikasaan boleh menanyakan kepada ibu atau pengasuh anak, apakah
perilaku anak biasanya sama dengan sekarang. Kedang-kadang
saat diperiksa anak sedang dalam kondisi sakit, lapar, atau marah
sehingga tes dapat dilakukan pada hari lain saat anak mau ko-operatif.
3.
Skoring Penilaian Item Tes
Ada empat skor item tes, ditulis pada
kotak/batang tes dekat tanda 50
%.
a.
Skor Pass (P) atau Lewat/ Lulus (L), apabila
anak dapat melakukan uji….coba dengan baik, atau ibu atau pengasuh member laporan
tepat atau….dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baik.
b.
Skor Fail (F) atau Gagal (G), apabila anak
tidak dapat melakukan uji ….coba dengan baik, atau ibu/ pengasuh member
laporan bahwa anak….tidak dapat melakukan tugas dengan baik.
c.
Skor NO Opportunity (No) atau tak ada
kesempatan (TaK), apabila …..anak tidak mempunyai kesempatan untuk
melakukan uji coba …..karena …..ada …hambatan, misalnya
kasus Retardasi Mental dan Down…..Syndrome.
d.
Skor …ini hanya digunakan untuk item
yang ada kode “L” …..yaitu laporan orang …tua
atau pengasuh anak. Penilaian apa
yang …..harus dilakukannya. Item yang
ada kode “L”nya, tidak diskor sebagai….penolakan.
4. Skoring Penilaian Item Tes
Penilaian
item “Lebih“ atau “Advance”, apabila anak dapat melaksanakan tugas (lewat/
lilus) pada item disebelah kanan garis umur. Perkembangan anak dinilai lebih
pada item tersebut, karena anak lulus pada tes yang kebanyakan anak tidak lulus
sampai umurnya lebih tua. Penilaian ini tidak perlu diperhatikan untuk interpretasi/
penilaian hasil tes keseluruhan.
Penilaian
item “normal”, apabila anak gagal atau menolak tugas pada item disebelah kanan
garis umur. Perkembangan anak dinilai normal pada item tersebut, karena anak
berumur lebih muda daripada umur yang hanya 25% anak-anak pada sampel standar
dapat melakukan item tersebut, sehingga anak tidak diharapkan “lulus” sampai
umurnya lebih tua. Penilaian ini tidak perlu diperhatikan untuk interpretasi/
penilaian ini tidak perlu diperhatikan untuk interpretasi/ penilaian hasil tes
keseluruhan. Penilaian item “norma” juga diberikan pada anak yang lulus, gagal,
atau menolak tugas dimana garis umur berada diantara 25% - 75% (warna putih).
Penilaian
Item “caution” (C) atau “peringatan” (P), apabila anak gagal atau menolak tugas
pada item di mana garis umur berada pada atau diantara 75% dan 90%
(warna hijau). Area ini menunjukkan lebih dari 75% anak-anak pada sampel
standar dapat lulus/lewat pada umur lebih muda, disbanding dengan umur anak
yang sedang dilakukan tes. Penilaian ini perlu diperhatikan saat melakukan tes.
Penilaian ini perlu diperhatikan saat melakukan interpretasi/ penilaian hasil
tes keseluruhan. Pemeriksa harus menuliskan huruf “P” atau “C” di sebelah kanan
persegi panjang.
5. Penilaian Hasil Tes Keseluruhan
Penilaian
item “Lebih“ atau “Advance”, apabila anak dapat melaksanakan tugas (lewat/
lilus) pada item disebelah kanan garis umur.
Ada
tiga penilaian hasil tes keseluruhan normal, suspect danauntestable.normal,
apabila tidak ada “delayed”, dan apabila ada cauntion,
melakukan pemeriksaan ulangan pada saat anak melakukan kunjungan berikutnya.suspect, apabila
terdapat dua atau lebih “caution” dan/ atau satu atau lebih “delayed” .
Pemeriksa harus melakukan pemeriksaan ulangan dalam waktu 1-2 minggu berikutnya
untuk menghilangkan factor sesaat, seperti rasa takut, keadaan sakit atau
kelelahan. Untestable atau tidak dapat diuji, apabila ada skor
menolak pada satu item tes atau lebih disebelah kiri garis umur, atau menolak
pada lebih dari satu item yang ditembus garis umur pada daerah 75-90% ( warna
hijau). Pemeriksaan harus melakukan pemeriksaan ulangan dalam waktu 1-2 minggu
berikutnya.
Referral
considerations, apabila hasil tes ulang
lagi-lagi suspek/ tidak dapat dites, maka anak dikirim ke ahlinya. Pengiriman
ini dengan menyertakan data keadaan klinis atau data lain berdasarkan beberapa
hal, antara lain profil hasil tes yang menyebutkan item yang diskor caution ataudelayed, jumlah caution dan delayed, tingkat perkembangan sebelumnya, perjhatian
klinis lainnya anatara lain riwayat klinis, hasil pemeriksaan kesehatan dan
lain-lain, serta sumber rujukan yang tersedia.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah
bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur ( Whalley dan Wong, 2000)
Pertumbuhan adalah
adanya perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan protein
baru sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh
(Sutjiningsih, 1998 )
Perkembangan adalah
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
kematangan dan belajar (Whalley dan Wong, 2000)
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran
tubuh yang meliputi berat badan(BB), tinggi badan (TB), lingkar
kepala (LK), lingkar dada (LD) Secara garis besar, tumbuh
kembang dapat di bedakan menjadi
tiga ......jenis yaitu
tumbuh kembang fisik,intelektual,dan emosional.selain
itu, …..kualitas tumbuh kembang anak ini
ditentukan oleh factor potensi genetic …..heredo konstitusional
dan peran lingkungan.
B. Saran
Pada kesempatan ini penyusun makalah menyadari masi
banyak sekali kekurangan yang penulis tidak sengaja oleh karenanya pada
kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran demi terwujudknya makalah
yang lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, MB. 2004. Gizi dalam Daur
Kehidupan. EGC, Jakarta.
Hidayat, AAA. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan
anak.Salemba ………………….Medika,
Jakarta.
Soetjiningsih. 1998.Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta.
Subbagian Pediatri Sosial?tumbuh Kembang.2004.
Pemantauan Perkembangan DENVER II.
Bagian IKA/INSKA
Fak. Kedokteran UGM / RS. Dr.Sardijito, Yogyakarta.
Moersintowarni, B. Narendra. 2005. Pengukuran
Antropometri …………………...pada Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak
(Anthropometric …………………...measurement Of Deviation In
Child Growth And …………………...Development). Divisi Tumbuh
Kembang Anak dan Remaja,…………………...FK Unair / RSU Dr. Soetomo, Surabaya.
PPKC.2004. Modul Pelatihan manajemen Asuhan Kebidanan.
PPKC,Jakarta.
Komentar
Posting Komentar