MAKALAH KONSEP PENYEBAB PENYAKIT ( EPIDEMIOLOGI )



KONSEP PENYEBAB PENYAKIT
( EPIDEMIOLOGI )








DI SUSUN OLEH :

1.     FAISAL RAMDANI
2.     MIFTAHUR RAHMAH
3.     RAHMA WATI
4.     YOSI DWINTA PUTRI
5.     TRI SUTRISNO





KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan asuhan keperawatan infertile ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga asuhan keperawatan infertil ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga asuhan keperawatan infertile ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi asuhan keperawatan infertile ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Asuhan keperawatan infertile ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan asuhan keperawatan infertile ini.



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            Bandar Lampung,   Juni 2015


Penyusun







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii








BAB I


Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di dunia dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan kesehatan. Hal ini merugikan penderita karena akan menurunkan produktifitas terhadap kehidupan pribadi dan negaranya. Dengan demikian, perlu adanya suatu usaha-usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Menanggapi hal tersebut, Hippocrates (460-377 SM) muncul sebagai Bapak kedokteran yang menangani kasus kejadian sakit yang menitik beratkan pada kuratif atau metode pengobatan dan penyembuhan. Penyembuhan ini dilakukan setelah terjadi insiden sakit. Akan tetapi setelah perkembangan zaman, penyembuhan melalui bidang kedokteran saja tidak cukup berhasil dalam menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat. Setelah itu muncullah metode preventif yang mengedepankan upaya-upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan berdasarkan ilmu Epidemiologi atau ilmu mengenai distribusi, frekuensi dan determinan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakt serta aplikasinya dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat.
Bidang epidemiologi lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian penyakit bukan pada teknik pengobatan sekunder dan tersier yang ada dalam ilmu pengobatan tradisional.








Last (1998)
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Mac Mahon (1970)
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

W.H. Frost (1927)
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

HIRSCH (1883)
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis penyakit pada manusia, pada saat tertentu di bumi dan kaitanya dengan kondisi eksternal

ABDEL R OMRAN
Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatn, penyakit dan perubahan pada penduduk begitu juga determinannya serta akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.




Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
1.      Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya
2.      Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes
3.      Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir. Untuk mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan kenyataan pada manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita karsinoma kandung kemih lebih banyak terpajan oleh rokok dibandingkan dengan bukan penderita
4.      Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan, serta menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat; misalnya:
a.       Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat dimasyarakat dapat digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan pelayanan kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas masalah
b.      Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi tetanus neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan efisien dalam menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan mengirirm petugas lapangan untuk memberikan penyuluhan pada ibu-ibu serta mengadakan imunisasi pada ibu hamil



1.      Subjek dan objek berupa masalah kesehatan :
a.       Epidemiologi dan pencegahan penyakit menular
Aplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam pencegahan penyakit menular misal: adanya imunisasi BCG maka penyakit campak tertanggulangi
b.      Epidemiologi dan pencegahan penyakit tidak menular
Aplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam pencegahan penyakit tidak menular. Dalam hal ini adalah mencari beberapa faktor yang memegang peranan dalam timbulnya berbagai penyakit tidak menular . misal: keracunan makanan dapat di cari faktor yang menjadi penyebabnya
c.       Epidemiologi dalam klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disilin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsip=prinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak tertarik unutk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi yng sanat berguna dalam analisis epidemiologi tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang memeliki metode pendekatan serta penerapannya secara khusus
d.       Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan system pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi  berbagai perubahan demografis yang terjadi didalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakn dan dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi system reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dn kependudukan.  
e.        Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu maslah serta penyusunan pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan  terpadu. Sisem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan oleh para perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi, penetuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus.
f.        Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemioloi yang mempelajari serta mnganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawo biologis maupun social budaya, serta kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan ekerja serta untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.

g.      Epidemiologi kesehatan jiwa
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. Dengan meningkatnya berbagai keluhan anggota masyarakat ang lebih banyak mengarh ke masalah kejiwaan disertai dengan perubahan social masyarakat menuntut suatu car pendekatan melalui epidemilogi social masyarakat menuntu suatu cara pendekatan melalui epidemiologi social yang berkaitan dengan epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah kesehaan individu saja, tetau telah merupakan masalah social masyarakat. 
h.       Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalm analisis masalah gizi masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup masyarakat.  Pendekatan masalah gizi masyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai factor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan social masyarakat. Penanggulangan maslah gizi masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih mengarah kepad penanggulangan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan  tidak hanya terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja.
2.      Masalah kesehatan lain :
a.       Program KB, Perbaikan lingkungan pemukiman, pengadaan sarana pelayanan kesehatan
3.      Sasaran berupa populasi
4.      Mengukur dan menganalisa frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan manusia

Variable epidemiologi adalah segala faktor yang dapat menimbulkan penyakit epidemik, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi yang terjadi pada masyarakat. Variabel epidemiologi terdiri dari :
1.      Variabel waktu
Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan bulan serta tahun. Variabel waktu bermanfaat dalam memprediksi puncak insiden, merencanakan upaya penanggulangan dan melakukan evaluasi dampak penanggulangan yang telah dilaksanakan.
Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain, skala perubahan frekuensi penyakit yaitu :
a.       Variasi jangka pendek (fluktuasi)
Adalah perubahan naik-turunnya frekuensi kejadian penyakit yang berjangka waktu relatif pendek. Contoh kejadian yang relatif pendek adalah keracunan makanan yang bersumber pada satu tempat, puncak frekuensi insiden umumnya hanya satu dan setelah itu wabah tersebut akan selesai.
b.      Variasi berkala (siklis)
Adalah perubahan secara berkala dengan interval daur waktu dalam hitungan bulan atau musim sampai tahun. Umumnya penyakit menular yang endemis biasanya menunjukkan daur atau siklus musiman. Beberapa jenis penyakit tersebut sering kali dapat dijelaskan latar belakang kejadiannya yang berkaitan dengan host, agent, dan environment. Contohnya, penyakit demam berdarah yang terjadi sesudah pergantian musim hujan ke musim kemarau. Variabel siklik dibagi menjadi dua, yaitu :
1)      Variasi musiman (berulang interval < 1 tahun)
2)      Variasi siklik (berulang interval > 1 tahun)
c.       Variasi jangka panjang (secular trends)
Adalah perubahan frekuensi penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi dalam waktu yang panjang. Dibeberapa negara maju yang sistem pencatatan kesehatannya sudah baik dan sudah lama, menunjukkan angka insiden dan prevalens yang jelas dan teratur dari tahu ke tahun. Di Indonesia masih sukar untuk melihat hal tersebut (misalnya : cacar dan polio).
2.      Variabel tempat
Penyebaran menurut tempat pada prinsipnya sama dengan mencoba menjawab pertanyaan wher”. Hubungan penyakit dengan tempat menunjukkan adanya faktor-faktor yang mempunyai arti penting sebagai penyebab timbulnya penyakit antara penghuni dengan tempat yang dihuni.
Distribusi menurut tempat sama artinya dengan area geografis, luas dan tinggi lokasi sehingga tempat biasanya di katagorikan di kotomi (perkotaan dan pedesaan (urban dan rural), pemukiman dan non pemukiman, domestik dan asing, didalam dan diluar, serta institusi dan non institusi).
3.      Variabel orang
Variabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun sesudah lahir. Untuk mengidentifikasikan seseorang terdapat variabel yang tak terhingga banyaknya, tetapi hendaknya dipilih variabel yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan ciri seseorang. Untuk menentukan variabel mana yang dapat digunakan sebagai indikator,  hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang ada.
Karakteristik yang selalu diperhatikan dalam suatu penyelidikan epidemiologi untuk variabel orang adalah umur, ras, status kekebalan, jenis kelamin, kelas sosial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan), golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, paritas (keturunan), dan lain sebagainya yang berhubungan dengan variabel orang, seperti gaya hidup dan kebiasaan makan (Sutrisna, 1994).
Pentingnya variabel orang misalnya umur untuk mengetahui :
a.       Potensi mereka untuk terpapar dengan sumber infeksi
b.      Tingkat imunisasi merek
c.       Aktifitas fisiologi

1.      Mengidentifikasi faktor faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat
2.      Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan
3.      Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan. Bila dari hasil evaluasi program tersebut dianggap tidak berhasil, maka dapat dihentikan atau diubah dengan program lain. Misalnya program fogging untuk memberantas nyamuk dewasa dapat diganti dengan menggalakan 3M (Menguras, Menutup sumber air, mengubur setelah diketahui penyebabnya adalah perilaku penduduk.
4.      Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya menanggulanginya
5.      Mengarahkan intervensi yang diperlikan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.

Menurut WHO, surveilance adalah kegiatan pengumpulan, perbandingan informasi, analisis, dan interpretasi data secara sistematik, berkelanjutan dan penyebaran informasi kepada yang membutuhkan sebagai dasar untuk melakukan tindakan.
Ciri-ciri surveilance secara garis besar ada 5 yaitu :
1.      Adanya keteraturan (dalam pengumpulan data dan interpretasi data)
2.      Adanya upaya terus menerus
3.      Kesederhanaan (mudah didapat dan dikerjakan)
4.      Harus ada kemudahan untuk dimengerti
5.      Ada indikator yang dapat mengukur keberhasilan kegiatan surveilans

Kegiatan surveilance meliputi
1.      Pengumpulan data
Data yang akan dikumpulkan dalam kegiatan surveilance berasal dari banyak sumber antara lain :
a.       Laporan kematian
b.      Laporan kesakitan
c.       Laporan kejadian luar biasa
d.      Laporan dari penggunaan laboratorium
e.       Laporan dari penelitian epidemiologi
f.       Laporan dari penyelidikan epidemiologi atas kejadian luar biasa
g.      Survei- survei penyakit
h.      Pemantauan vector dan reservoir
i.        Data demografik
j.        Data lingkungan
2.      Pemaparan data
Data yang telah dikumpulkan secara rutin dapat dipaparkan dalam berbagai bentuk tampilan seperti tabel, grafik atau gambar. Hasil pemaparan akan memberikan informasi secara deskriptif kepada pembaca mengenai fenomena atau gamabaran.
3.      Analisa adata
Hasil pemaparan belum memberikan arti apabila belum dianalisa dan diinterpretasi. Analisa data surveilance menggunakan pendekatan deskriptif dengan determinan epidemiologi yaitu orang, tempat dan waktu. Dalam melakukan analisis data surveilance dibutuhkan data penunjang di luar informasi yang telah dikumpulkan misalnya data kependudukan, adat geografis, data sosial budaya agar penariakan keputusan lebih komprehensif.
4.      Interpretasi data
Tahapan lanjut setelah melakuakan analisi data sebelum dilakuakan penarikan suatu kesimpulan. Interpretasi adat secara sederhana diartikan sebagai menafsirkan informasi yang dikumpulkan. Penafsiran ini untuk menjawab apakah kejadian yang diamati merupakan suatu kejadian yang sesungguhnya. Untuk itu dibutuhkan banyak data untuk mendukung penarikan kesimpulan akhir.
5.      Diseminasi
Diseminasi atau penyebarluasan informasi merupakan tahapan alanjut setelah analisis dan interpretasi data. Diseminasi adapat disamapaikan dalam rangka untuk meningkatkan kinerja surveilens, keakuratan data dan peningkatan sumber daya manusia yang bekerja di bidang kesehatan. Diseminasi juga bermanfaat untuk action pemecahan masalah.
6.      Evaluasi kegiatan surveilens
Atribut-atribut yang digunakan untuk kegiatan evaluasi  surveilens antara lain :
a.       Sensitivitas
b.      Timeliness
c.       Representative ness
d.      Predictive value
e.       Accuracy and completeness of descriptive information
f.       Simplicity
g.      Flexibility
h.      Acceptability

Dalam epidemiologi, pencegahan dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan perjalanan penyakit, yaitu :
1.      Pencegahan primer
Pencegahan tingkat pertama ini merupkan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Secara garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum dan pencegahan khusus.
Pencegahan umum dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat umum, misalnya pendidikan kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang mempunyai risiko dengan melakukan imunisasi, misalnya imunisasi terhadap difteri, pertusis, tetanus, morbili, hepatitis, sanitasi lingkungan seperti penjernihan air minum, pencegahan terhadap kecelakaan dan keselamatan kerja.
2.      Pencegahan sekunder
Tingkat pencegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk mencegah orang yang telah sakit agarsembuh, menghambat progresitifitas penyakit, menghindari komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan.
Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan secara cepat dan tepat. Deteksi penyakit secara dini dapat dilakukan dengan cara : penyaringan, pengamatan epidemiologis, survei epidemiologis dan memberi pelayanan kesehatan sebaik-baiknya pada sarana pelayanan umum atau praktek dokter swasta.
Mengadakan pengobatan penyakit menular yang terdapat di masyarakat seperti penyakit akibat hubungan seksual dapat melindungi orang lain terkena penyakit tersebut. Dengan cara demikian, kita mengadakan pencegahan sekunder bagi penderita dan pencegahan primer bagi orang yang berpotensi terkena penyakit.
Pencegahan sekunder banyak dilakuakan pada penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Hal ini karena kesulitan untuk mengadakan pencegahan primer.
3.      Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan rehabilitasi. Upaya pencegahan tingkat ketiga ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan fungsi organ yang cacat, membuat protesa ekstemitas akibat amputasi dan mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medik.
Pencegahan penyakit ini terus diupayakan selama orang yang menderita belum meninggal dunia.

WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada kesehatan positif dan konsep holistik yang terdiir dari 6 hal yaitu :
a.       Melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang
b.      Mengukur kemampuan fisik seseorang
c.       Penilaian atas kesehatan sendiir
d.      Indeks Masa Tubuh
e.       Kesehatan Mental
f.       Kesehatan spiritual




1.      Indikator Sehat meliputi : input, proses dan output
a.      Indikator input :
Misalnya :
1)      komitmen politik
2)      Alokasi sumber daya
3)      GNP dan GDP
4)      Penyebaran pendapatan
5)      Angka melek huruf orang dewasa
6)      Ketersediaan sarana kesehatan, penyebaran (3M) dan penggunaannya
7)      Tingkat pertumbuhan penduduk
8)      Kerangka organisasi dan proses manajerial
b.      Indikator Proses
Keterlibatan Masyarakat
Tingkat Desentralisasi
1)      Bumil memeriksakan kehamilan (K1-K4)
2)      Penduduk yg tidk merokok dan tidak minum alkohol, dst 
c.       Indikator Output
Misalnya :
1)      Cakupan Pelayanan Kesehatan
2)      Dasar
3)      Cakupan Pelayanan Rujukan
4)      Status Gizi dan perkembangan motorik
5)      Angka kematian bayi/Ibu, Umur, Harapan hidup, dll 








Kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu (Isna Hikmawati, 2011).
Klasifikasi KLB
a.       Menurut penyebab
1)      Toksin
2)      Infeksi
3)      Toksin biologis
4)      Toksin kimia
b.      Menurut sumbernya
1)      Dari manusia
2)      Dari kegiatan manusia
3)      Dari binatang
4)      Dari udara dan air
5)      Dari makanan / minuman

















Keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan kesehatan
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. Dengan adanya epidemiologi diharapkan penyakit pada manusia dapat di identifikasi penyebaran penyakitnya sehingga penyakit dapat segera ditangani.

Sebagai perawat diharapkan mampu untuk  melakukan tindakan keperawatan bedah baik itu preventif, evlauasi dan implementasi sehingga dapat meminimalkan kecacatan. Perawat juga harus mampu berperan sebagai pendidik. Dalam hal ini melakukan penyuluhan mengenai pentingnya  hal-hal yang dapat memperberat penyakit, hal-hal yang harus dihindarkan dan bagaimana cara pengobatan dengan baik.













Effendy, Nasrul. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2. Jakarta : EGC, 1998.

Chandra, Budiman. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta ; EGC, 1996.
























                                                                                                                                   

Komentar

Postingan Populer