Pentingnya deteksi dini Penyakit menular seksual
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Pentingnya deteksi dini Penyakit menular seksual
Sasaran : Remaja
Hari/Tanggal : 26 juni 2015
Waktu
: 10.00- 10.45
WIB
Tempat :
Materi
: Terlampir
A.
Tujuan
- Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit diharapkan para remaja dapat
memahami tentang pentingnya deteksi dini penyakit menular seksual
- Tujuan Khusus
a.
Memahami arti
penyakit menular seksual
b.
Memahami penyebab
penyakit menular seksual
c.
Memahami cara mencegah terjadinya pms
d.
daapat
mengklasifikasi jenis-jeni s peyakit pms
- Sub Pokok Bahasan
a.
Definisi PMS
b.
Penyebab PMS
c.
Memahami cara mencegah terjadinya pms
d.
daapat
mengklasifikasi jenis-jeni s peyakit pms
B. Kegiatan Penyuluhan
No.
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Respon
|
1.
|
15 menit
|
Pembukaan
1.
Salam
2.
Memperkenalkan diri
3.
Menyampaikan tujuan penyuluhan
|
1.
Menjawab salam
2.
Mendengarkan dan memperhatikan
3.
Mendengarkan dan memperhatikan
|
2.
|
20menit
|
Penyampaian materi
1.
Menjelaskan tentang definisi PMS
2.
Menjelaskan tentang Penyebab PMS
3.
Menjelaskan tentang cara – cara deteksi dini PMS
4.
Menjelaskan tentang Manfaat deteksi dini PMS
|
1.
Mendengarkan dan memperhatikan
2.
Mendengarkan dan memperhatikan
3.
Mendengarkan memperhatikan
4.
Mendengarkan dan memperhatikan
|
3.
|
10menit
|
Penutup
1.
Menyimpulkan secara singkat tentang materi yang telah disampaikan secara
bersama-sama
2.
Mengevaluasi tentang materi yang telah disampaikan dengan tanya jawab
3.
Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
|
1.
Mendengarkan
2.
Menjawab
3.
Menjawab salam
|
C. Metode
a)
Ceramah
b)
Tanya jawab
D. Alat bantu
a)
Leaflet
b)
Lcd
c)
Power point
Sumber pustaka
A. August Burns, Pemberdayaan Wanita
dalam bidang kesehatan, yayasan Esentia medica, Yogyakarta 2000.
Sarwono Prawiroharjo, Ilmu
kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 1997
E. Evaluasi :
Pertanyaan
1.
Apa yang di
maksud dengan PMS?
2.
Apa saja
penyebab terjadinya PMS ?
3.
Bagaimana cara
pencegahan PMS ?
4.
apa saja
jenis-jenis penyakit dari pms?
`
LAMPIRAN
A.
Definisi PMS
PMS (penyakit menular seksual) merupakan penyakit yang menular melalui
hubungan seksual (hubungan kelamin). Penyakit menular ini akan lebih beresiko
bila melakukan hubungan seksual dengan berganti – ganti pasangan baik melalui
vagina, oral, maupun anal.
Penyakit menular seksual adalah penyakit penyakit yaang timbul atau
ditularkan melalui hubungan seksual dengan manifestasi klinis berupa timbulnya
kelainan kelainan terutama pada alat kelamin.
Pada laki – laki gejala PMS lebih mudah dikenali atau dirasakan. Sementara
pada waita, sebagian besar tanpa gejala sehingga cendurung tidak mencari
pengobatan. Justru yang tanpa gejala dapat menjadi sumber penularan penyakit
menular seksual.
B.
Penyebab
terjadinya PMS
- Melakukan hubungan seksual dengan berganti – ganti pasangan
Semakin banyak pasangan dalam berhubungan seksual maka resiko penularan PMS
juga akan semakin meningkat. Mempunyai bayak pasangan harus sadar bahwa
pasangan tersebut adalah orang yang juga suka berganti – ganti pasangan dalam
berhubungan seks.
- Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom
Pemakaian kondom memang tidak berarti menjamin akan terhindar dari PMS,
namun pemakaian kondom dapat mengurangi resiko transmisi (penularan).
- Konsumsi alkohol yang berlebihan
Penggunaan alkohol yang terlalu sering dan dalam jumlah banyak, akan
menyebabkan pikiran tidak jernih untuk mengambil keputusan. Termasuk perilaku
seks yang tidak aman atau bahkan menyimpang (melakukan hubungan seksual
pervagina, peroral dan peranal)
C.
Menggunakan
obat – obatan terlarang
Penggunaan obat terlarang menyebabkan manusia tidak lagi stabil dalam
mengambil keputusan, termasuk mengenai hubngan seksual . penggunaan jarum
suntik secara bergantian juga akan meningkatkan resiko terkena HIV dan
hepatitis.
D.
Tidak ada
pembekalan ilmu seks
Remaja maupun dewasa muda khusunya wanita lebih
muda terkena PMS dibandingkan dengan orang yang cukup umur hal ini dikarenakan
secara biologis para perempuan muda mempunyai kondisi fisik yang lebih kecil,
dan akan lebih muda robek saat melakukan intercourse. Servik wanita usia remaja
dan muda belum berkembang dangan sempurna sehingga lebih rentan terkena
Clamydia, gonorhea dan PMS lainnya. Aspek lainnya yang menigkatkan tingginya
PMS pada remaja adalah mereka jarang menggunakan kondom dan lebih cenderung
mengambil resiko dalam hal seksual.
E.
TANDA DAN GEJALA PMS
- berupa bintil-bintil berisi cairan
- lecet atau borok pada penis/alat kelamin
- luka tidak sakit
- keras dan berwarna merah pada alat kelamin
- adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam,
- rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin
- rasa sakit yang hebat pada saat kencing
- kencing nanah atau darah yang berbau busuk
- bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok
Pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga
sering kali tidak disadari. Jika ada gejala, biasanya berupa antara lain:
- rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual
- rasa nyeri pada perut bagian bawah
- pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin,
- keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya
- keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal
- timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,
- bintil-bintil berisi cairan,
- lecet atau borok pada alat kelamin.
F.
Pencegahan
Adapun upaya pencegahan Penyakit Menular Seksual
yang dapat dilakukan adalah:
Ø Tidak melakukan hubungan seks.
Ø Menjaga perilaku seksual (seperti: penggunaan
kondom).
Ø Bila sudah berperilaku seks yang aktif tetaplah
setia pada pasngannya.
Ø Hindari penggunaan pakaian dalam serta handuk dari
penderita PMS.
Ø Tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa.
Ø Bila Nampak gejala-gejala PMS segera ke dokter atau
petugas kesehatan setempat (Ningsih,1998).
Penyakit
Menular Seksual Yang Disebabkan Oleh Organisme dan Bakteri
1.HIV
HIV adalah singkatan dari Human immunodeficiency Virus.
Infeksi akut dilaporkan dapat menyebabkan suatu sindrom menyerupai mononucleosis
dengan gejala demam, malaise, nyeri otot, nyeri kepala, kelelahan, ruam
generalisata, sakit tenggorokan, limfadenopati, dan lesi mukokutan yang khas.
Salah satu kesulitan mengenali infeksi Human Immunideficiency Virus (HIV) adalah masa laten tanpa gejala lama, antara 2 bulan hingga 5 tahun. Umur rata-rata saat diagnosis infeksi Human Immunideficiency Virus (HIV) ditegakkan adalah 35 tahun. (Benson and Pernoll, 2009)
Salah satu kesulitan mengenali infeksi Human Immunideficiency Virus (HIV) adalah masa laten tanpa gejala lama, antara 2 bulan hingga 5 tahun. Umur rata-rata saat diagnosis infeksi Human Immunideficiency Virus (HIV) ditegakkan adalah 35 tahun. (Benson and Pernoll, 2009)
2.Gonorrhea
Gonorrhea biasa disebut “GO” disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae. Masa inkubasi pada pria : 3-30 hari sedangkan pada
wanita 3 sampai waktu yang tidak dapat ditentukan.
Pada pria diagnosa ditentukan dengan adanya gram ( gram +) pada pemeriksaan smear terhadap pengeluaran melalui penis. Untuk menentukan diagnosa GO pada wanita, selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan kultur dari serviks, uretra, tenggorokan dan anus.
Tanda dan gejala:
Pria : Pengeluaran cairan purulen melalui uretra, disuria, epididymitis dan prostatitis.
Wanita : Pada tahap dini asimptomatis selanjutnya servisitis dengan pengeluaran yang purulen, gartolinitis.
Terapi pada GO:
Procaine penicillin G (IM) dan Progenetid (PO) atau Ampicilline dan probenecide (PO).Sebelum pemberian terapi ini,kita perlu untuk melakukan tes terlebih dahulu, karena dapat menyebabkan syok anapilaksis setelah 30 menit injeksi penicilline.
Pada pria diagnosa ditentukan dengan adanya gram ( gram +) pada pemeriksaan smear terhadap pengeluaran melalui penis. Untuk menentukan diagnosa GO pada wanita, selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan kultur dari serviks, uretra, tenggorokan dan anus.
Tanda dan gejala:
Pria : Pengeluaran cairan purulen melalui uretra, disuria, epididymitis dan prostatitis.
Wanita : Pada tahap dini asimptomatis selanjutnya servisitis dengan pengeluaran yang purulen, gartolinitis.
Terapi pada GO:
Procaine penicillin G (IM) dan Progenetid (PO) atau Ampicilline dan probenecide (PO).Sebelum pemberian terapi ini,kita perlu untuk melakukan tes terlebih dahulu, karena dapat menyebabkan syok anapilaksis setelah 30 menit injeksi penicilline.
3. Syphillis
Sifilis dikenal juga dengan sebutan “raja singa”.
Penyakit ini sangat berbahaya. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual
atau penggunaan barang-barang dari seseorang yang tertular (seperti baju,
handuk, dan jarum suntik). Penyebab timbulnya penyakit ini adalah kuman
treponema pallidum. Kuman ini menyerang organ-organ penting tubuh lainnya
seperti selaput lendir, anus, bibir, lidah dan mulut. (Ajen Dianawati, 2003)
Syipilis disebabkan oleh Spirochete treponema pallidum yamg masuk kedalam tubuh melalui membrane mukosa atau kulit selama melakukan hub seksual.
Tanda dan gejala:
Syipilis disebabkan oleh Spirochete treponema pallidum yamg masuk kedalam tubuh melalui membrane mukosa atau kulit selama melakukan hub seksual.
Tanda dan gejala:
Tahap primer :adanya luka pada vulva atau penis
sangata nyeri, ulkus primer baik tunggal maupun kelompok, mungkin terjadi juga
pada bibir, lidah tangan, rectum atau putting susu.
Tahap sekunder :yaitu 2-4 minggu setelah timbulnya ulkus sampai 2-4 tahun. Pasien merasa demam, sakit kepala, tidak nafsu makan, hilang berat badan, anemia, sakit pada tenggorokan, kemerahan dan sakit pada mata, kuning dengan atau tanpa hepatitis, sakit pada otot persendian dan tulang panjang. Pada umumnya tubuh lemah, kemerahan serta adanya condylomata pada rectum dan genitalia.
Tahap sekunder :yaitu 2-4 minggu setelah timbulnya ulkus sampai 2-4 tahun. Pasien merasa demam, sakit kepala, tidak nafsu makan, hilang berat badan, anemia, sakit pada tenggorokan, kemerahan dan sakit pada mata, kuning dengan atau tanpa hepatitis, sakit pada otot persendian dan tulang panjang. Pada umumnya tubuh lemah, kemerahan serta adanya condylomata pada rectum dan genitalia.
Pada tahap laten :5-20 tahun tidak ada tanda-tanda
klinik, sedangkan pada tahap lanjut yaitu terminal tidak diobati akan terlihat
tumor/massa/gumma pada bagian tubuh, kerusakan pada katup jantung dan
pembuluh-pembuluh darah, meningitis, paralysis, kurang koordinasi, parese,
insomnia, binggung, dilusi, gangguan pikir dan bicara tidak jelas.
4. Herpes Genitalis
4. Herpes Genitalis
Herpes genitalis disebabkan karena terinfeksi oleh :
Herpes virus hominis tipe 2 (HVH-2)
Tanda dan gejala:
Tanda dan gejala:
Ø Adanya rupture vesicle
Ø Ulserasi nyeri serta pembengkakan pada kelenjar
limpe inguinal
Ø Disuria serta merasakan gejala flu.
Terapi simtomatik
Untuk lesi dicuci dengan cairan Burow’s, H2O2, atau
sabun dan air selamjutnya keringkan dengan baik.
Pencegahan dan Pengawasan
Pencagahan terhadap STD mencangkup 3 tingkatan pencegahan yaitu:
1. Pencegahan primer, ditujukan untuk mencegah penyakit mencangkup hal-hal sebagai berikut:
- Memberikan pendidikan kepada individu-individu yang tidak terinfeksi sehingga dapat menghindar dari individu yang terinfeksi.
- Identifikasi dan mengobati individu yang terinfeksi tanpa gejala.
- Wawancara pasien yang terinfeksi untuk identifikasi kontak.
- Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pencegahanpada individu yang kontak.
- Anjurkan untuk berpatisipasi pada program pengawasan.
2. Pencegahan sekunder yaitu: untuk mencegah terjadinya komplikasi STD seperti : PID pad waktu dengan GO.
3. Pencegahan tertier, berfokus untuk menurunkan efek dari komplikasi seperti : steril atau mandul.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan terhadap individu yang tidak terinfeksi sangat efektif dilakukan melalui sekolah-sekolah dan kelompok masyarakat remaja dan dewasa muda
Di klinik, untuk pasien yang pertama kali mengalami STD akan merasa takut, berdosa dan tidak aman, sehingga perlu pendekatan psikologis sosial. Pendidikan kesehatan yang diberikan di klinik mencangkup : cara kerja obat, durasi, efektif, efek samping, keuntungan dan kunjungan ulang, kegagalan pengobatan akan menyebabkan remfeksi juga diberi informasi tentang : cara transmisi penyakit, proses reinfeksi, hentikan hubungan seksual jika mungkin, jika tidak bisa mengamankan kondom.
Untuk perawatan diri perlu diinformasikan tentang hal-hal sebagai berikut:
1. cuci tangan dan mandi dalam frekuensi sering.
2. Jangan lakukan (kotraindikasi) douching kecuali untuk pemberian obat-pbatan.
3. Pergunakan pakaian dalam dari katun.
4. Jangan mempergunakan lotion, cream, minyak pada luka kecuali diprogramkan.
Pencegahan dan Pengawasan
Pencagahan terhadap STD mencangkup 3 tingkatan pencegahan yaitu:
1. Pencegahan primer, ditujukan untuk mencegah penyakit mencangkup hal-hal sebagai berikut:
- Memberikan pendidikan kepada individu-individu yang tidak terinfeksi sehingga dapat menghindar dari individu yang terinfeksi.
- Identifikasi dan mengobati individu yang terinfeksi tanpa gejala.
- Wawancara pasien yang terinfeksi untuk identifikasi kontak.
- Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pencegahanpada individu yang kontak.
- Anjurkan untuk berpatisipasi pada program pengawasan.
2. Pencegahan sekunder yaitu: untuk mencegah terjadinya komplikasi STD seperti : PID pad waktu dengan GO.
3. Pencegahan tertier, berfokus untuk menurunkan efek dari komplikasi seperti : steril atau mandul.
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan terhadap individu yang tidak terinfeksi sangat efektif dilakukan melalui sekolah-sekolah dan kelompok masyarakat remaja dan dewasa muda
Di klinik, untuk pasien yang pertama kali mengalami STD akan merasa takut, berdosa dan tidak aman, sehingga perlu pendekatan psikologis sosial. Pendidikan kesehatan yang diberikan di klinik mencangkup : cara kerja obat, durasi, efektif, efek samping, keuntungan dan kunjungan ulang, kegagalan pengobatan akan menyebabkan remfeksi juga diberi informasi tentang : cara transmisi penyakit, proses reinfeksi, hentikan hubungan seksual jika mungkin, jika tidak bisa mengamankan kondom.
Untuk perawatan diri perlu diinformasikan tentang hal-hal sebagai berikut:
1. cuci tangan dan mandi dalam frekuensi sering.
2. Jangan lakukan (kotraindikasi) douching kecuali untuk pemberian obat-pbatan.
3. Pergunakan pakaian dalam dari katun.
4. Jangan mempergunakan lotion, cream, minyak pada luka kecuali diprogramkan.
5.Vaginitis
Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi atau peradangan vagina. Vaginitis biasanya ditandai dengan adanya cairan berbau kurang enak yang keluar dari vagina. Gejala lain adalah gatal atau iritasi di daerah kemaluan dan perih sewaktu kencing. Beberapa kasus vaginitis disebabkan oleh reaksi alergi atau kepekaan terhadap bahan kimia. Umumnya disebabkan oleh kuman yang ditularkan secara seksual atau yang tadinya menetap di vagina dan menjadi ganas karena gangguan keseimbangan di dalam vagina (Hutapea, 2003).
6. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus) ditandai dengan sindroma menurunnya sistem kekebalan tubuh.Penyebab utama AIDS adalah HIV. HIV dapat ditransmisi melalui kontak seksual, darah atau produk darah dari ibu kepada bayinya. HIV tidak dapat ditransmisi melalui kontak didalam rumah, sekolah atau tempat kerja.
Gejala pertama AIDS muncul rata-rata 10 tahun dari saat terinfeksi HIV, yang selanjutnya menunjukan gejala berbagai penyakit dan menyebabkan kematian dalam waktu 1-3 tahun.
Dalam masa 10 tahun dari saat terinfeksi HIV, sipengidap tampak “sehat” namun berkemampuan untuk menularkan HIV kepada orang lain melalui hubungan seksual (berganit-ganti pasangan),melalui darah atau produk darahnya(secara suntikan, tranfusi dan transplantasi organ dari sipengidap HIV) dan melalui proses melahirkan dari ibu sipengidap HIV kepada janin atau bayinya.
Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi atau peradangan vagina. Vaginitis biasanya ditandai dengan adanya cairan berbau kurang enak yang keluar dari vagina. Gejala lain adalah gatal atau iritasi di daerah kemaluan dan perih sewaktu kencing. Beberapa kasus vaginitis disebabkan oleh reaksi alergi atau kepekaan terhadap bahan kimia. Umumnya disebabkan oleh kuman yang ditularkan secara seksual atau yang tadinya menetap di vagina dan menjadi ganas karena gangguan keseimbangan di dalam vagina (Hutapea, 2003).
6. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yaitu HIV (Human Immunodeficiency Virus) ditandai dengan sindroma menurunnya sistem kekebalan tubuh.Penyebab utama AIDS adalah HIV. HIV dapat ditransmisi melalui kontak seksual, darah atau produk darah dari ibu kepada bayinya. HIV tidak dapat ditransmisi melalui kontak didalam rumah, sekolah atau tempat kerja.
Gejala pertama AIDS muncul rata-rata 10 tahun dari saat terinfeksi HIV, yang selanjutnya menunjukan gejala berbagai penyakit dan menyebabkan kematian dalam waktu 1-3 tahun.
Dalam masa 10 tahun dari saat terinfeksi HIV, sipengidap tampak “sehat” namun berkemampuan untuk menularkan HIV kepada orang lain melalui hubungan seksual (berganit-ganti pasangan),melalui darah atau produk darahnya(secara suntikan, tranfusi dan transplantasi organ dari sipengidap HIV) dan melalui proses melahirkan dari ibu sipengidap HIV kepada janin atau bayinya.
5. . PEYAKIT MENULAR SEKSUAL YANG DISEBABKAN
OLEH PARASIT
a. Trichomoniasis
Trichomoniasis atau trich adalah suatu infeksi vagina yang disebabkan oleh suatu parasit atau suatu protozoa (hewan bersel tunggal) yang disebut trichomonas vaginalis. Gejalanya meliputi perasaan gatal dan terbakar di daerah kemaluan, disertai dengan keluarnya cairan berwarna putih seperti busa atau juga kuning kehijauan yang berbau busuk. Sewaktu bersetubuh atau kencing sering terasa agak nyeri di vagina. Namun sekitar 50% dari wanita yang mengidapnya tidak menunjukkan gejala apa-apa
b. Pediculosis
Pediculosis adalah terdapatnya kutu pada bulu-bulu di daerah kemaluan. Kutu pubis ini diberi julukan crabs karena bentuknya yang mirip kepiting seperti di bawah mikroskop. Parasit ini juga dapat dilihat dengan mata telanjang. Parasit ini menempel pada rambut dan dapat hidup dengan cara mengisap darah, sehingga menimbulkan gatal-gatal. Masa hidupnya singkat, hanya sekitar satu bulan. Tetapi kutu ini dapat tumbuh subur dan bertelur berkali-kali sebelum mati (Hutapea, 2003)
a. Trichomoniasis
Trichomoniasis atau trich adalah suatu infeksi vagina yang disebabkan oleh suatu parasit atau suatu protozoa (hewan bersel tunggal) yang disebut trichomonas vaginalis. Gejalanya meliputi perasaan gatal dan terbakar di daerah kemaluan, disertai dengan keluarnya cairan berwarna putih seperti busa atau juga kuning kehijauan yang berbau busuk. Sewaktu bersetubuh atau kencing sering terasa agak nyeri di vagina. Namun sekitar 50% dari wanita yang mengidapnya tidak menunjukkan gejala apa-apa
b. Pediculosis
Pediculosis adalah terdapatnya kutu pada bulu-bulu di daerah kemaluan. Kutu pubis ini diberi julukan crabs karena bentuknya yang mirip kepiting seperti di bawah mikroskop. Parasit ini juga dapat dilihat dengan mata telanjang. Parasit ini menempel pada rambut dan dapat hidup dengan cara mengisap darah, sehingga menimbulkan gatal-gatal. Masa hidupnya singkat, hanya sekitar satu bulan. Tetapi kutu ini dapat tumbuh subur dan bertelur berkali-kali sebelum mati (Hutapea, 2003)
DAFTAR PUSTAKA
Majoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius. FKUI.
Prayetni. 1996. Asuhan Keperawatan
Ibu dengan Gangguan Sistem Reproduksi. Jakarta. Depkes RI Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan
Glasier,Anna. 2005. Keluarga
Berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta :EGC
Komentar
Posting Komentar