MENGEMBANGKAN KEAMANAN DALAMMEWUJUDKAN KAMTIBMAS
MENGEMBANGKAN KEAMANAN
DALAMMEWUJUDKAN KAMTIBMAS

DISUSUN
OLEH:
EKO
ADI PUTRA NAINGGOLAN
UNIVERSITAS
BANDAR LAMPUNG
TAHUN
2017
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillaah penyusun
ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
dengan kekuatan pikiran dan keterbukaan hati, penyusun dapat menyelesaikan makalah
mengenai promosi kesehatan dengan judul “MENGEMBANGKAN KEAMANAN DALAM MEWUJUDKAN KAMTIBMAS”
Penyusun menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang sifatnya membangun untuk kelengkapan tulisan ini ke depan agar dapat
berguna bagi kita semua.
Bandar
Lampung, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................... 1
B. Permasalahan.................................................................................. 2
C.
Tinjauan Penulisan.......................................................................... 6
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Dasar Teori..................................................................................... 7
B.
Realita dan Solusi .......................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..................................................................................... 14
B.
Saran............................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
masyarakat memiliki dampak yang positif – berupa meningkatnya kualitas hidup,
tercapainya tujuan kemasyarakatan dan kemanusiaan – dan dampak negatif – berupa
munculnya kejahatan yang mengancam kehidupan kemasyarakatan dan kemanusiaan.
Meski demikian tidak semua perkembangan masyarakat memiliki dampak negatif. Ini
bukan logika biner. Tak dapat ditentukan secara pasti bahwa perubahan
masyarakat itu akan menimbulkan kejahatan sebagaimana ditetapkan dalam Forth
United Nations Congress on the Prevention of Crime and the Treatment of
Offender ataupun sebaliknya perubahan masyarakat mencegah terjadinya kejahatan,
akan tetapi Konggres PBB tersebut mengakui bahwa beberapa aspek penting dari
perkembangan masyarakat dianggap potensial sebagai kriminogen, artinya
mempunyai kemungkinan untuk menimbulkan kejahatan. Aspek-aspek ini adalah
urbanisasi, industrialisasi, pertambahan penduduk, perpindahan penduduk
setempat, mobilitas sosial dan perubahan teknologi.
Keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan syarat utama mendukung terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur dan baradab berdasarkan pancasila dan uud 45. pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh polri sebagai alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi HAM
Peran polisi sangat penting dalam memberikan pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui fungsi-fungsi berikut : fungsi deteksi, fungsi preventif, fungsi represif dan fungsi rehabilitasi.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka saya tertarik untuk membuat karya tulis dengan judul “praktik keamanan dalam konteks kepolisian”.
Keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan syarat utama mendukung terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur dan baradab berdasarkan pancasila dan uud 45. pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh polri sebagai alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi HAM
Peran polisi sangat penting dalam memberikan pelayanan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui fungsi-fungsi berikut : fungsi deteksi, fungsi preventif, fungsi represif dan fungsi rehabilitasi.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka saya tertarik untuk membuat karya tulis dengan judul “praktik keamanan dalam konteks kepolisian”.
B.
Permasalahan
Pudarnya rasa
aman masyarakat. Gangguan keamanan dan tindak kejahatan konvensional secara
umum masih dalam tingkat terkendali akan tetapi terdapat perkembangan variasi
kejahatan dengan kekerasan yang cukup meresahkan dan berakibat pada pudarnya
rasa aman masyarakat. Berkembang pesatnya kejahatan kerah putih yang belum
dapat diimbangi dengan penuntasan penanganan oleh penegak hukum turut memancing
perasaan ketidakadilan di masyarakat yang pada akhirnya melemahkan rasa
kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintahan secara keseluruhan.
Turunnya kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum. Kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum merupakan tantangan dalam menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat. Perbedaan pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kondisi sosial, kesenjangan kesejahteraan, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, serta kepadatan penduduk merupakan faktor korelatif kriminogen dan police hazard yang apabila tidak dibina dan dikelola secara baik dapat mendorong munculnya kejahatan konvensional. Faktor korelatif kriminogen dan police hazard ini hanya dapat diredam oleh sikap, perilaku dan tindakan masyarakat yang patuh dan disiplin terhadap hukum.
Turunnya kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum. Kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum merupakan tantangan dalam menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat. Perbedaan pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kondisi sosial, kesenjangan kesejahteraan, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, serta kepadatan penduduk merupakan faktor korelatif kriminogen dan police hazard yang apabila tidak dibina dan dikelola secara baik dapat mendorong munculnya kejahatan konvensional. Faktor korelatif kriminogen dan police hazard ini hanya dapat diredam oleh sikap, perilaku dan tindakan masyarakat yang patuh dan disiplin terhadap hukum.
Meningkatnya
kejahatan transnasional. Globalisasi dan diberlakukannya pasar bebas akan
meningkatkan mobilitas penduduk baik inter maupun antar negara. Sementara itu,
perkembangan organisasi kejahatan internasional yang didukung perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi serta teknologi persenjataan, menyebabkan
kejahatan transnasional seperti, penyelundupan, narkotika, pencucian uang dan
sebagainya mewarnai kondisi keamanan dalam negeri. Penanganan kejahatan
transnasional tersebut memerlukan efektifitas deteksi dini, fungsi intelijen,
jaringan kerjasama internasional, dan pengungkapan kasus yang pada akhirnya
peningkatan profesionalisme lembaga terkait termasuk kepolisian.
Kriminalitas
belum tertangani secara optimal. Kriminalitas merupakan ancaman nyata bagi
terciptanya masyarakat yang aman dan tenteram. Makin maraknya penyelundupan,
pembunuhan, penganiayaan, pencurian, penggelapan, serta penyalahgunaan senjata
api dan bahan peledak adalah indikasi belum tertanganinya secara serius masalah
kriminalitas. Kembali meningkatnya indeks kriminalitas dari 86 pada tahun 2002
menjadi 99 pada tahun 2003 harus diwaspadai dan diantisipasi oleh aparat
keamanan dalam meningkatkan kinerjanya agar dapat memberikan jaminan keamanan
bagi masyarakat. Lebih lanjut, penyelesaian kasus kriminalitas yang dapat
diselesaikan dari tahun 1999 hingga 2003 mengalami stagnasi dengan rata-rata
hanya 55,5 persen kasus dapat terselesaikan.
Maraknya
peredaran dan penyalagunaan narkoba. Peredaran dan penyalahgunaan narkoba telah
menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup bangsa dengan adanya lebih dua
juta pecandu narkoba yang 90 persennya adalah generasi muda. Dampak dari
masalah peredaran dan penyalahgunaan narkoba mencakup dimensi kesehatan baik
jasmani dan mental, dimensi ekonomi dengan meningkatnya biaya kesehatan,
dimensi sosial dengan meningkatnya gangguan keamanan dan ketertiban, serta
dimensi kultural dengan rusaknya tatanan perlikaku dan norma masyarakat secara
keseluruhan.
Belum memadainya
personil Polri. Sumberdaya manusia Polri belum memenuhi standar yang ditetapkan
oleh PBB yaitu 1 personil polisi untuk 400 orang penduduk. Rasio jumlah
personil Polri dengan jumlah penduduk pada tahun 2004 adalah 1 berbanding 750,
dan hal ini sudah lebih baik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 1 berbanding
900. Dengan kurang memadainya rasio polisi dengan penduduk tersebut, kemampuan Polri
dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta memelihara keamanan
dalam negeri belum maksimal.
Kurangnya
profesionalisme lembaga kepolisian. Untuk mampu menjalankan fungsi kepolisian,
diperlukan lembaga kepolisian yang efektif, efisien dan akuntable. Dengan
demikian lembaga kepolisian harus memiliki profesionalisme dalam
mengintegrasikan aspek struktural (institusi, organisasi, susunan dan
kedudukan); aspek instrumental (filosofi, doktrin, kewenangan, kompetensi,
kemampuan, fungsi, dan iptek); dan aspek kultural (manajemen sumber daya,
manajemen operasional, dan sistem pengamanan di masyarakat). Peningkatan
profesionalisme Polri agar dapat menjalankan fungsinya memerlukan penguatan
kapasitas yang meliputi budaya kerja, motivasi, pendidikan, dan pelatihan,
serta peralatan. Di samping itu, agar masyarakat mampu membina sistem keamanan
dan ketertiban di lingkungannya, polisi harus berperan sebagai pembina dan
penyelia dalam rangka mendukung terbentuknya mekanisme community policing.
Meningkatnya gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di laut. Luasnya wilayah laut, keanekaragaman sumber daya hayati laut, dan kandungan sumber daya kelautan telah menimbulkan daya tarik pihak asing untuk ikut memanfaatkan secara ilegal sumber daya laut Indonesia ke dalam bentuk illegal fishing dan mining. Meskipun telah disepakati terdapat 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), namun banyaknya pintu masuk ke wilayah perairan nusantara serta masih lemahnya pengawasan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di laut.
Meningkatnya gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di laut. Luasnya wilayah laut, keanekaragaman sumber daya hayati laut, dan kandungan sumber daya kelautan telah menimbulkan daya tarik pihak asing untuk ikut memanfaatkan secara ilegal sumber daya laut Indonesia ke dalam bentuk illegal fishing dan mining. Meskipun telah disepakati terdapat 3 Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), namun banyaknya pintu masuk ke wilayah perairan nusantara serta masih lemahnya pengawasan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di laut.
Lemahnya
pengawasan dan penegakan hukum pengelolaan sumber daya kehutanan. Pemanfaatan
hutan yang berlebihan untuk kepentingan jangka pendek telah mengakibatkan
deforestasi berlebihan yang diperparah oleh adanya perilaku tebang berlebih
(over cutting), pembalakan liar (illeggal logging), dan penyelundupan kayu
antar daerah hingga ke luar negeri (illegal trading). Terjadinya permasalahan
tersebut diantaranya disebabkan oleh lemahnya pengawasan dan penegakan hukum dalam
praktik pengelolaan sumber daya kehutanan.
Sasaran dari
peningkatan keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas adalah sebagai
berikut:
1.
Menurunnya kriminalitas untuk
menciptakan rasa aman masyarakat;
2.
Meningkatnya kepatuhan dan disiplin masyarakat
terhadap hukum;
3.
Tertanggulanginya kejahatan
transnasional;
4.
Menurunnya peredaran dan penyalahgunaan
Narkoba;
5.
Meningkatnya kinerja POLRI;
6.
Menurunnya kejahatan dan pelanggaran
hukum di lautan serta penyelundupan lintas batas;
7.
Membaiknya praktek penegakan hukum dalam
pengelolaan sumber daya kehutanan dalam memberantas illegal logging, over
cutting, dan illegal trading.
Sasaran tersebut dicapai dengan arah kebijakan
meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan profesionalisme institusi
yang terkait dengan masalah keamanan dalam rangka terjaminnya keamanan dan
ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Sejalan dengan hal
tersebut, kebijakan yang akan ditempuh sebagai berikut.
1.
Meningkatkan kapasitas institusi
penyidik dan penyelidikan disertai dengan intensifikasi upaya pencegahan dan
pengungkapan kasus kejahatan konvensional termasuk bentuk-bentuk baru kejahatan
beserta kejahatan kerah putih.
2.
Teladan praktek penegakan hukum
non-diskriminatif yang dapat memancing rasa kepercayaan masyarakat untuk
mematuhi hukum dan membangun community policing (pemolisian masyarakat) untuk
mendekatkan polisi dengan masyarakat agar terbina kerjasama dalam menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat
3.
Meningkatkan kemampuan mencegah,
menangkal dan menindak kejahatan transnasional melalui deteksi dini dan
interdiksi darat, laut maupun udara serta kerjasama internasional.
4.
Melakukan upaya sinergis komprehensif
dalam menyeimbangkan dan memadukan pengurangan pemasokan dan pengurangan
permintaan narkoba.
5.
Meningkatkan profesionalisme Polri
melalui pembinaan kinerja Polri dengan meningkatkan kompetensi pelayanan inti,
manajemen operasional, pengembangan sumber daya organisasi dan manajemen
perilaku serta pemantapan struktur organisasi kepolisian
6.
Membina keamanan laut guna mencegah,
menangkal dan menindak pelanggaran pemanfaatan sumber daya kelautan secara
illegal baik oleh pihak dalam negeri maupun pihak luar negeri
7. Mencegah dan menindak pelaku praktek usaha kehutanan yang menyalahi peratuan dan perundangan yang berlaku, baik di hutan produksi, hutan lindung, dan hutan konservasi.
7. Mencegah dan menindak pelaku praktek usaha kehutanan yang menyalahi peratuan dan perundangan yang berlaku, baik di hutan produksi, hutan lindung, dan hutan konservasi.
C.
Tinjauan
Penulisan
a.
Tujuan
Umum
untuk
memberikan saran-saran yang komprehensif tentang permasalahan kemanan dan
ketertiban masyarakat
b.
Tinjauan
Khusus
dengan
adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. menyusun
pengkajian tentang keamanan dan ketertiban masyarakat
b. menganalisa
permasalahan keamanan dan ketertiban masyarakat
c. merumuskan
tujuan kepolisian
d. merencanakan
intervensi atau tindakan kepolisian untuk menanggulangi permasalahan keamanan
dan ketertiban masyarakat
e. menentukan
evaluasi
f. melakukan
dokumentasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dasar
Teori
Keberadaan dan
fungsi polisi dalam masyarakat adalah sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam
masyarakat yang bersangkutan untuk adanya pelayanan polisi. Dalam sebuah
masyarakat lokal yang hidup di daerah terpencil dengan pranata adatnya, mereka
mampu mengatur keteraturan sosial sendiri, dan tidak memerlukan polisi. Tetapi
pada masyarakat yang kompleks (pedesaan maupun kota) dimana pranata adat tidak
fungsional lagi, maka untuk mengatur keteraturan sosial diperlukan institusi
kepolisian untuk menangani dan mengatasi berbagai masalah sosial yang terjadi
dalam masyarakat, khususnya masalah keamanan (Suparlan 1999).
Fungsi polisi
dalam struktural kehidupan masyarakat sebagai pengayom masyarakat dan penegak
hukum, mempunyai tanggung jawab khusus untuk memelihara ketertiban masyarakat
dan menangani kejahatan baik dalam bentuk tindakan kejahatan maupun bentuk
pencegahan kejahatan agar para anggota masyarakat dapat hidup dan bekerja dalam
keadaan aman dan tenteram (Bachtiar, 1994). Dengan kata lain kegiatan-kegiatan
polisi adalah berkenaan dengan sesuatu gejala yang ada dalam kehidupan sosial
dari sesuatu masyarakat yang dirasakan sebagai beban/gangguan yang merugikan
para anggota masyarakat tersebut (Suparlan : 1999).
Untuk mewujudkan
rasa aman itu, mustahil dapat dilakukan oleh polisi saja, mustahil dapat
dilakukan dengan cara-cara pemolisian yang konvensional dengan melibatkan
birokrasi yang rumit, dan mustahil terwujud melalui perintah-perintah yang
terpusat tanpa memperhatikan kondisi setempat yang sangat berbeda dari tempat
yang satu dengan tempat yang lain.
Untuk mencapai
pemolisian yang efektif diperlukan petugas kepolisian yang profesional.
Profesionalisme Polri dapat dijelaskan dari kata profesi: bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian tertentu, yaitu ketrampilan, kejujuran, dan sebagainya.
Profesionalisme
merupakan kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri mutu dari orang yang
profesional. Profesionalisme Polri adalah sikap, cara berpikir, tindakan, dan
perilku pelaksanaan pemolisiannya dilandasi ilmu kepolisian, yang diabdikan
pada kemanusiaan atau melindungi harkat dan martabat manusia sebagai aset utama
bangsa dalam wujud terpeliharanya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kesejahteraan
hidup masyarakat, dan keberhasilannya adalah manakala tidak terjadi gangguan
kemanan dan ketertiban serta tercipta atau terpeliharanya keteraturan sosial.
Disamping itu, pemolisiannya harus dapat diterima dan mendapat dukungan
masyarakat.
Pemolisian yang sekarang ini dikembangkan dalam negara-negara yang modern dan demokratis adalah pendekatan proaktif-pemecahan masalah (problem solving), yang lebih mengedepankan pencegahan kejahatan (crime prevention).
Pemolisian yang sekarang ini dikembangkan dalam negara-negara yang modern dan demokratis adalah pendekatan proaktif-pemecahan masalah (problem solving), yang lebih mengedepankan pencegahan kejahatan (crime prevention).
Dalam
pemolisiannya, Polri berupaya meninggalkan gaya militeristik yang diganti
dengan pemolisian yang sesuai dengan fungsi polisi sebagai kekuatan sipil yang
diberi kewenangan untuk menjadi pengayom masyarakat, penegak hukum, dan untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan demikian pemolisian yang diterapkan dapat berjalan secara efektif dan dapat diterima atau cocok dengan masyarakatnya sesuai dengan corak masyarakat dan kebudayaannya, berorientasi pada masyarakat, dan untuk memecahkan masalah sosial yang terjadi.
Dengan demikian pemolisian yang diterapkan dapat berjalan secara efektif dan dapat diterima atau cocok dengan masyarakatnya sesuai dengan corak masyarakat dan kebudayaannya, berorientasi pada masyarakat, dan untuk memecahkan masalah sosial yang terjadi.
B.
Realita
dan Solusi Kamtibmas
Arah kebijakan
dalam Peningkatan Keamanan, Ketertiban dan Penanggulangan Kriminalitas
dijabarkan ke dalam program pembangunan sebagai berikut.
1. Program Pengembangan Penyelidikan,
Pengamanan Dan Penggalangan Keamanan Negara
Program
ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme intelijen guna lebih
peka, tajam dan antisipatif dalam mendeteksi dan mengeliminir berbagai ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan yang berpengaruh terhadap kepentingan nasional
dalam hal deteksi dini untuk meningkatkan keamanan, ketertiban, dan menanggulangi
krimintalitas.
Kegiatan
pokok yang dilakukan adalah:
a. Operasi
intelijen dalam hal deteksi dini untuk meningkatkan keamanan, ketertiban, dan
menanggulangi kriminalitas;
b. Koordinasi
seluruh badan-badan intelijen pusat dan daerah di seluruh wilayah NKRI dalam
hal deteksi dini untuk meningkatkan keamanan, ketertiban, dan menanggulangi
krimintalitas;
c. Pengkajian,
analisis intelijen perkembangan lingkungan strategis, pengolahan dan penyusunan
produk intelijen dalam hal deteksi dini untuk meningkatkan keamanan,
ketertiban, dan menanggulangi krimintalitas; serta
d. Pengadaan
sarana dan prasarana operasional intelijen di pusat dan daerah
2. Program Pengembangan Pengamanan
Rahasia Negara
Program
ini ditujukan untuk meningkatkan pengamanan berita rahasia negara guna
mendukung terselenggaranya pembangunan nasional dalam hal peningkatan
keamanan.
Kegiatan
pokok yang akan dilakukan adalah:
1. Penyusunan
piranti lunak sistem pengamanan rahasia negara;
2. Pengadaan
alat laboratorium, perekayasaan perangkat lunak persandian, perekayasaan
peralatan sandi, penelitian penguasaan teknologi, penelitian peralatan
sandi;
3. Pembangunan
gedung pendidikan dan pelatihan serta sarana dan prasarana gedung
perkantoran;
4. Pengadaan
peralatan sandi dalam rangka pembangunan jaringan komunikasi sandi; serta
5. Penyelenggaraan
kegiatan operasional persandian.
3. Program Pengembangan Sdm Kepolisian
Program
ini ditujukan untuk mengembangkan SDM yang memadai dan mencukupi baik dari segi
kualitas maupun kuantitas dalam rangka menciptakan lembaga kepolisian yang
professional
Kegiatan
pokok yang akan dilakukan adalah:
a. Pemeliharaan
kesiapan personil Polri, berupa perawatan kemampuan dan pembinaan
personil;
b. Pengembangan
kekuatan personil melalui rekruitmen anggota Polri dan PNS; serta
c. Pengembangan
kemampuan Polri melalui penyelenggaraan pendidikan pengembangan, kejuruan,
spesialisasi fungsi kepolisian.
4. Program Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Kepolisian\
Program
ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme kepolisian dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Kegiatan
pokok yang akan dilakukan adalah:
a. Penataan
kelembagaan Polri;
b. Pembangunan
materiil dan fasilitas Polri melalui pembangunan fasilitas yang mendukung tugas
operasional; serta
c. Pemberdayaan
prasarana dan sarana Polri untuk mendukung tugas-tugas kepolisian.
5. Program Pengembangan Strategi
Keamanan Dan Ketertiban
Program
ini ditujukan untuk mengembangkan langkah-langkah strategis guna mencegah suatu
ancaman menjadi kenyataan.
Kegiatan
pokok yang akan dilakukan adalah:
a. Pengkajian
potensi konflik;
b. Pengkajian
sistem keamanan;
c. Penyusunan
Grand Strategy beserta cetak biru pembangunan pengelolaan keamanan;
d. Penyusunan
manajemen asset peralatan khusus (alsus) keamanan;
e. Pengembangan
sistem, berupa pembinaan sistem dan metode dalam rangka mendukung tugas pokok
organisasi/satuan serta pengembangan sistem informatika pengelolaan keamanan;
serta
f. Penggiatan
fungsi yang meliputi dukungan kebutuhan sesuai fungsi organisasi, teknik, tata
kerja, tenaga manusia dan peralatan.
6. Program Pemberdayaan Potensi
Keamanan
Program
ini ditujukan untuk mendekatkan polisi dengan masyarakat agar masyarakat
terdorong bekerjasama dengan kepolisian melalui pembinaan kepada masyarakat
dalam membantu tugas pokok kepolisian untuk menciptakan keamanan dan ketertiban
masyarakat.
Kegiatan
pokok yang akan dilakukan adalah:
a. Pemberdayaan
masyarakat melalui pembentukan kelompok masyarakat anti kejahatan;
b. Pemberdayaan
pengamanan swakarsa; serta
c. Pemberian
bimbingan dan penyuluhan keamanan.
7. Program Pemeliharaan Kamtibmas
Program
ini ditujukan untuk mewujudkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat yang
mampu melindungi seluruh warga masyarakat Indonesia dari gangguan ketertiban
dan keamanan masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kegiatan
pokok yang akan dilakukan adalah:
a. Peningkatan
kualitas pelayanan kepolisian;
b. Pembimbingan,
pengayoman, dan perlindungan masyarakat;
c. Pengaturan
dan penertiban kegiatan masyarakat/instansi;
d. Penyelamatan
masyarakat dengan memberikan bantuan/ pertolongan dan evakuasi terhadap
pengungsi serta korban;
e. Pemulihan
keamanan melalui pemulihan darurat polisionil, penyelenggaraan operasi
kepolisian serta pemulihan daerah konflik vertikal maupun horizontal;
f. Pengamanan
daerah perbatasan Indonesia dengan mengupayakan keamanan lintas batas di
wilayah perbatasan negara, dan mengupayakan keamanan di wilayah pulau-pulau
terluar perbatasan negara;
g. Penyelenggaraan
Kerjasama bantuan TNI ke Polri;
h. Penyelenggaraan
Kerjasama dengan Pemda/instansi terkait; serta
i.
Penyelenggaraan Kerjasama
bilateral/multilateral dalam pencegahan kejahatan maupun kerjasama teknik serta
pendidikan dan pelatihan.
8. Program Pencegahan Dan
Pemberantasan Penyalahgunaan Dan Peredaran Gelap Narkoba
Program
ini ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia terbebas dari narkoba.
Kegiatan
pokok yang akan dilakukan adalah:
a. Peningkatan
kualitas penegakan hukum di bidang narkoba;
b. Peningkatan
pendayagunaan potensi dan kemampuan masyarakat;
c. Peningkatan
pelayanan terapi dan rehabilitasi kepada penyalahguna (korban) narkoba;
d. Peningkatan
komunikasi, informasi dan edukasi;
e. Upaya
dukungan koordinasi, kualitas kemampuan sumberdaya manusia, administrasi,
anggaran, sarana dan prasarana;
f. Pembangunan
sistem dan model perencanaan dan pengembangan partisipasi pemuda dalam
pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan Narkoba sebagai pedoman penanganan
narkoba di seluruh Indonesia; serta
g. Penyelenggaraan
kampanye nasional dan sosialisasi anti narkoba.
9. Program Pemantapan Keamanan Dalam
Negeri
Program
ini ditujukan untuk meningkatkan dan memantapkan keamanan dan ketertiban
wilayah Indonesia terutama di daerah rawan seperti wilayah laut Indonesia,
wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar, serta meningkatkan kondisi aman
wilayah Indonesia antara lain untuk mencegah dan menanggulangi illegal fishing
dan illegal mining, serta kejahatan dan pelanggaran hukum di laut, serta
kejahatan dan pelanggaran hukum dalam pengelolaan sumber daya kehutanan.
Kegiatan
pokok yang akan dilakukan adalah:
1. Penegakan
hukum di perbatasan laut, udara dan darat, pelaksanaan pengamanan VVIP, serta
obyek vital nasional;
2. Operasi
keamanan laut dan penegakan hukum di dalam wilayah laut Indonesia;
3. Penangkapan
dan pemrosesan secara hukum pelaku illegal fishing dan illlegal mining; serta
pelanggar hukum di wilayah yuridiksi laut Indonesia;
4. Peningkatan
kapasitas maupun aspek kelembagaan institusi penegak keamanan di laut;
5. Pengembangan
sistem operasi dan prosedur pengelolaan keamanan di laut;
6. Penggiatan
upaya pengawasan dan pengamanan laut terpadu berbasis masyarakat dan aparatur;
7. Penggiatan
Merevitalisasi kelembagaan polisi hutan sebagai bagian dari desentralisasi
kewenangan;
8. Penggiatan
pengamanan hutan berbasis sumber daya masyarakat;
9. Intensifikasi
upaya monitoring berasama aparatur dan masyarakat terhadap kawasan hutan; serta
10. Penegakan
UU dan peraturan serta mempercepat proses penindakan pelanggaran hukum di
sektor kehutanan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari berbagai
hal yang telah diuraikan diatas, maka pengawasan internal dan eksternal yang
melibatkan seluruh stake holder Polri, merupakan hal yang mutlak. Karena pada
dasarnya keinginan untuk membuat Polri lebih professional dalam alam demokratis
dan penghargaan terhadap HAM, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
masyarakat adalah hal yang sudah diketahui bersama, disadari bersama dan
perwujudannya merupakan kewajiban bersama. Mengapa kewajiban bersama ? Karena
bagaimana Masyarakatnya begitulah Polisinya; Police also the shadow of the
society; Police is the parts of the society.
Dalam konteks
ini seyogianya berbagai desk untuk memajukan Polri dalam demokratisasi dan HAM
senantiasa perlu dipelihara agar tujuan masyarakat yang menginginkan keamanan
dan ketertiban masyarakat bisa tercapai.
B.
Saran
Dalam rangka
usaha untuk mewujudkan profesionalisme melalui filosofi Polmas, maka oleh
pimpinan Polri dipromosikan 10 (sepuluh) prinsip sebagai hal yang harus
dipedomani dalam pelaksanaan tugas, yaitu :
1. Memberikan
kontribusi kearah kesejajaran dan persaudaraan dalam menghadapi masalah-masalah
kemanusiaan.
2. Membantu
mempertemukan kebebasan dengan keamanan dan mempertahankan tegaknya hokum
3. Menjunjung
martabat manusia dengan mempertahankan danmenjaga hak asasi manusia serta
mengejar kebahagiaan.
4. Membangun
keteraturan social dengan menunjukkan polisi bukan sosok yang menakutkan dan
jauh dengan masyarakatnya.
5. Memberikan
kontribusi ke arah tercipta dan terpeliharanya kepercayaan di dalam masyarakat.
6. Memperkuat
keamanan jiwa dan harta benda, serta rasa aman bagi setiap orang.
7. Menyelidiki
mendeteksi dan melaksanakan penyidikan/penuntutan atas tidakan kekerasan sesuai
hukum. Polisi harus dapat memberikan jaminan dan perlindungan HAM.
8. Menciptakan
keamanan dan kebebasan berlalu lintas di jalanan seperti di jalan raya, jalan
kampong dan tempat-tempat yang terbuka untuk umum.
9. Mencegah
terjadinya kekacauan, di mana polisi lebih mengutamakan tindakan preventif yang
dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang pada masa aman.
10. Menangani
krisis besar maupun kecil dan membantu serta memberikan saran kepada mereka
yang mengalami musibah, jika perlu dengan menggerakkan instansi lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadrapiuddin.blogspot.co.id/2009/06/makalah-keamanan-dalam-konteks.html
Komentar
Posting Komentar