MAKALAH BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
MAKALAH
BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
![]() |
DISUSUN
OLEH:
AYUDIAH
PANGESTI
POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI
DIV KEBIDANAN TANJUNG KARANG

KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis memanjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya
maka penulis dapat menyelesaikan atau menyelesaikan makalah ini yang berjudul :“Makalah Berpikir kritis dan berpikir kreatif”
Dalam penulisan makalah
ini penulis masih banyak kekurangan baik dari teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak penulis sangat mengharapkan.
Akhirnya penulis
berharap semoga Allah memberikan imbalan yang sepadan pada mereka yang
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini sebagai ibadah, amin ya
robal alamin.
Bandar Lampung,
April 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
A.
Latar
belakang ....................................................................................... 1
B.
Rumusan
masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Kritis................................................................ ....... 4
B. Kepentingan
Berfikir Kritis............................................................. ....... 8
C. Keterampilan
Inti Berfikir Kritis..................................................... ....... 9
D. Manfaat
Berpikir Kritis ................................................................. ..... 10
E. Contoh
Berfikir Kritis...................................................................... ..... 11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... ..... 14
B.
Saran................................................................................................ ..... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berpikir merupakan suatu aktivitas mental untuk membantu
memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi rasa keingintahuan.
Kemampuan berpikir terdiri dari dua yaitu kemampuan berpikir dasar dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir dasar (lower order
thinking) hanya menggunakan kemampuan terbatas pada hal-hal rutin dan
bersifat mekanis, misalnya menghafal dan mengulang-ulang informasi yang
diberikan sebelumnya. Sementara, kemampuan berpikir tinggi (higher order
thinking) membuat siswa untuk mengintrepretasikan, menganalisa atau bahkan
mampu memanipulasi informasi sebelumnya sehingga tidak monoton. Kemampuan
berpikir tinggi (higher order thinking) digunakan apabila
seseorang menerima informasi baru dan menyimpannya untuk kemudian digunakan
atau disusun kembali untuk keperluan pemecahan masalah berdasarkan situasi.
Permen 22 Tahun 2006 (Standar Isi) menyatakan mata pelajaran
matematika diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali mereka dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Oleh karena itu sangat diperlukan peningkatan
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang merupakan salah satu prioritas dalam
pembelajaran matematika sekolah.
Secara umum, keterampilan berpikir terdiri atas empat
tingkat, yaitu: menghafal (recall thinking), dasar (basic thinking),
kritis (critical thinking) dan kreatif (creative thinking)
(Krulik & Rudnick, 1999). Tingkat berpikir paling rendah adalah
keterampilan menghafal (recall thinking) yang terdiri atas keterampilan
yang hampir otomatis atau refleksif. Tingkat berpikir selanjutnya adalah
keterampilan dasar (basic thinking). Keterampilan ini meliputi memahami
konsep-konsep seperti penjumlahan, pengurangan dan sebagainya termasuk
aplikasinya dalam soal-soal.
Kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi
tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai
pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun
terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan
para ahli.
Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan mengingat bahwa
dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan
memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan
melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini
mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam
kehidupan. Jika tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
maka tidak akan mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang dibutuhkan
untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis
dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian berpikir kritis?
2. Apa kepentingan dalam berfikir
kritis?
3.
Apa
keterampilan inti berfikir kritis?
4.
Apa
manfaat berpikir kritis?
5.
Apa
contoh berfikir kritis?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian berpikir
kritis
2. Mengetahui kepentingan dalam
berfikir kritis
3. Mengetahui keterampilan inti
berfikir kritis
4.
Mengetahui
manfaat berpikir kritis
5. Mengetahui contoh dalam berfikir
krirtis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir
kritis adalah berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua
aspek dari situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya mengumpulkan,
mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berpikir kritis termasuk
kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan. Ini juga berarti mampu menarik kesimpulan dari data yang
diberikan dan mampu menentukan ketidakkonsistenan dan pertentangan dalam
sekelompok data. Berpikir kritis adalah analitis dan refleksif.
Berpikir
kreatif sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari keterampilan berfikir ini
adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan
ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berpikir kreatif
meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menemukan hasil akhir
yang baru.
Dua
tingkat berpikir terakhir inilah (berpikir kritis dan berpikir
kreatif) yang disebut sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Dalam hal ini akan dibahas
mengenai kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika.
Dalam
mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam pendapat, di
antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi saja, ada
pula yang memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara stimulus
dan respons, ada yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu kegiatan
psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula yang
mengatakan bahwa berpikir merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher
level cohnitive), sering pula dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan
aktivitas psikis yang intensional.
Berpikir
adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada
suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini maka dapat
dipahami bahwa pengertian ini merujuk berdasarkan hasi berpikir dan tujuan
berpikir. Jika diuraikan adalah sebagai berikut:
Penulis
mendefenisikan berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ide-ide, dan
konsep yang diarahkan untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses karena
sebelum berpikir kita tidak mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu berpikir
itulah ide bisa datang sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya
adalah pemikiran kreatif.
Berpikir
juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat kita
berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya
adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana.
1.
Berpikir
kritis
Berpikir kristis adalah berpikir secara
beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang
harus dipercayai atau dilakukan.
Berpikir kritis menurut Schafersman, S.D.
(1991) adalah berpikir yang benar dalam rangka mengetahui secara relevan dan
reliable tentang dunia. Berpikir kritis, adalah berpikir beralasan, mencerminkan,
bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang difokuskan pada pengambilan
keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus dilakukan. Berpikir kritis
adalah berpik mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan informasi yang
relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan kreatif, menalar secara
logis, hingga sampat pada kesimpulan yang reliable dan terpercaya.
Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan
keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan.
Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan
mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu
dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan,
mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan
semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.
Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan
kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung
untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking,
sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.
Pendapat senada dikemukakan Anggelo (1995:6), berpikir
kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi,
yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan
dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.
Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam
hal sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui
beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.
Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan
pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan
penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua
kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran,
pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan
tindakan (Walker, 2001: 1).
Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Angelo (1995:
6), bahwa berpikir kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang
meliputi : analisis, sintesis, pengenalan masalah dan pemecahannya, kesimpulan,
dan penilaian.
Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat
tertib dan sistematis. Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan
MCC General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah
proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara,
memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang
menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan.
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat
tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut
Ennis (1985: 54), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk
akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus
diyakini dan dilakukan.
B. Kepentingan Berfikir Kritis
Berpikir
kritis merupakan hal penting yang harus lakukan diantaranya karena:
1. Berpikir kritis memungkinkan siswa
memanfaatkan potensi seseorang dalam melihat masalah, memecahkan masalah,
menciptakan, dan menyadari diri.
2. Berpikir kritis merupakan
keterampilan universal. Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan pada
pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun, untuk memecahkan
masalah apapun, jadi merupakan aset berharga bagi karir seorang.
3. Berpikir kritis sangat penting di
era informasi dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan
efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan
menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk
memecahkan masalah.
4. Berpikir kritis meningkatkan
keterampilan verbal dan analitik. Berpikir jernih dan sistematis dapat
meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam mempelajari cara
menganalisis struktur teks dengan logis, meningkatkan kemampuan untuk
memahami.
5. Berpikir kritis meningkatkan
kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak
hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan
dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk
mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa perlu.
6. Berpikir kritis penting untuk
refleksi diri. Untuk memberi struktur kehidupan sehingga hidup menjadi lebih
berarti (meaningful life), maka diperlukan kemampuan untuk mencari kebenaran
dan merefleksikan nilai dan keputusan diri sendiri. Berpikir kritis merupakan meta-thinking
skill, ketrampilan untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap
nilai dan keputusan yang diambil, kemudian dalam konteks membuat hidup lebih
berarti yaitu melakukan upaya sadar untuk menginternalisasi hasil refleksi itu
ke dalam kehidupan sehari-hari.
C. Keterampilan Inti Berfikir Kritis
·
Interpretasi
kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
·
Analisis
memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis
argumen
·
Evaluasi
menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
·
Inferensi
mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya,
differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil
keputusan
·
Penjelasan
menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran
prosedur, mengemukakan argumen
·
Regulasi
diri
meneliti diri, mengoreksi diri
·
Memahami
hubungan-hubungan logis antar gagasan
·
Mengidentifikasi,
mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen
·
Mendeteksi
inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan
·
Memecahkan
masalah secara sistematis.
·
Mengidentifikasi
relevansi dan kepentingan gagasan
·
Merefleksikan
kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri
D. Manfaat Berpikir Kritis
1. Manfaat berpikir kritis
Arief
Achmad, 2009, menyatakan kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang
sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua
aspek kehidupan lainnya.
Keuntungan
yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita bisa menilai
bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang ia keluarkan, kita juga dengan
tidak gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu hal
yang sedang disampaikan. Bayangkan! Jika kita semua terbentuk dengan kebiasaan
ini, bisa dipastikan akan muncul kreatifitas yang baru dan kita bisa terus
menerus mengalami pertumbuhan yang lebih baik di setiap aspek dari bidang yang
sedang kita tekuni.
Dengan berpikir kritis maka seseorang:
a. Terhindar dari
berbagai upaya penipuan, manipulasi, pembodohan, dan penyesatan.
b. Selalu fokus pada
suatu hal yang sebenarnya.
c. Hidup dalam dunia
nyata daripada dunia fantasi.
d. Terhindar dari
berbagai kesalahan, seperti membuang waktu, uang, dan melibatkan emosi dalam
kepercayaan atau ajaran atau dogma atau ideologi yang salah dan menyesatkan.
e. Selalu terlibat
dalam perziarahan kemanusiaan yang menarik dan menantang dalam upaya memahami
diri sendiri dan dunia di mana kita berada.
f. Selalu mampu memberikan
sumbangsih kemanusiaan yang nyata dan bermanfaat demi menemukan dan
mengedepankan kebenaran yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan akal sehat.
g. Mampu menyaring
semua informasi yang diperoleh dari semua sumber.
h. Mampu memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan dalam hal menjelaskan dan berargumentasi mengenai
banyak topik/fenomena serta mampu meyakinkan orang lain yang didasarkan pada
akal sehat, kejujuran, dan kebijaksanaan.
E. Contoh Berfikir Kritis
Sebenarnya
kita dapat melakukan banyak hal yang membutuhkan berpikir kritis, seperti pada
saat ujian. Disitu kita diwajibkan berpikir kritis untuk menjawab soal-soal
dalam ujian tersebut. Dalam menjawab soal-soal tersebut kita sudah menunjukkan
bagaimana cara kita berpikir kritis karena untuk menjawab soal-soal tersebut,
sebelumnya kita pasti membaca soal tersebut, lalu kita memahami soal tersebut
dan kita berpikir apa jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Dengan cara itu kita sudah belajar bagaimana cara berpikir kritis.
Sebenarnya kita dapat melakukan banyak hal yang membutuhkan
berpikir kritis, seperti pada saat ujian. Disitu kita diwajibkan berpikir
kritis untuk menjawab soal-soal dalam ujian tersebut. Dalam
menjawab soal-soal tersebut kita sudah menunjukkan bagaimana cara kita berpikir
kritis karena untuk menjawab soal-soal tersebut, sebelumnya kita pasti membaca
soal tersebut, lalu kita memahami soal tersebut dan kita berpikir apa jawaban
yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dengan cara itu kita sudah
belajar bagaimana cara berpikir kritis.
Contoh
lainnya adalah pada saat kita bermusyawarah. Dalam bermusyawarah kita juga
melakukan hal-hal yang membutuhkan berpikir kritis. Disitu kita harus berusaha
mengeluarkan ide-ide yang ada di pikiran kita untuk dipertimbangkan oleh seluruh
peserta musyawarah. Dalam mempertimbangkan ide tersebut kita juga melakukan
berpikir kritis karena dalam mempertimbangkan ide tersebut kita pasti
mempertimbangkan apakah itu baik untuk dilaksanakan atau tidak.
Sebenarnya
kegiatan berpikir kritis itu banyak dilakukan di sekitar kita. Jadi kita
sebagai penerus bangsa harus bisa berpikir kritis demi kemajuan bangsa
Indonesia.
Sebenarnya
kegiatan berpikir kritis itu banyak dilakukan di sekitar kita. Jadi kita
sebagai penerus bangsa harus bisa berpikir kritis demi kemajuan bangsa
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berpikir adalah serangkaian,
gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada suatu pemecahan
masalah
2. Berpikir kristis
adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan
keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
3. Berpikir kreatif
adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang
kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan
4. Ciri-ciri berpikir kritis
·
menanggapi
atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuhpertimbangan
·
bersedia
memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
·
dapat
menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
5. Berpikir kritis melibatkan pemikiran
logis dan penalaran termasuk keterampilan seperti perbandingan, klasifikasi,
pengurutan, penyebab / efek, pola, Jalinan, analogi, penalaran deduktif dan
induktif, peramalan, perencanaan, hipotesa, dan mengkritisi
6. Berpikir kreatif melibatkan menciptakan
sesuatu yang baru atau asli, melibatkan keterampilan fleksibilitas,
orisinalitas, kefasihan, elaborasi, brainstorming, modifikasi, citra, pemikiran
asosiatif, daftar atribut, berpikir metaforis, serta hubungan yang kuat. Tujuan
dari berpikir kreatif adalah untuk merangsang keingintahuan dan mempromosikan
perbedaan.
7. Kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
8. Dengan berpikir kreatif kita dapat
membuka kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, sehingga kita
juga memiliki alternatif-alternatif cara menghadapi dimasa depannya.
B. Saran
Di dalam menyelesaikan masalah apapun itu, mengambil keputusan atau
ingin mencari ide baru, maka hal yang harus dilakukan pertama kali adalah
berpikir. Dan berpikir itulah yang akan membuat masalah anda terselesaikan,
akan tetapi tidak terbatas pada pikiran sendiri, kita bisa meminta pendapat
orang lain untuk mengembangkannya.
Kemampuan
berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja
bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai
sumber dan tempat manapun di dunia
DAFTAR PUSTAKA
Santrock,
John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007.
Ralingson
J.G, 1997, Berfikir Kreatif dan Brain Storming, Jakarta : Erlangga
Izzati, N.
(2009),Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa,
Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik. Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Bandung 19 Desember
2009, hal. 49-60
http://trisniawati87.blogspot.com/2013/01/makalah-berfikir-kritis.html
Komentar
Posting Komentar