KOMUNIKASI EFEKTIF
KOMUNIKASI EFEKTIF

Disusun
Oleh :
1. Ani
Gusnia Sari
2. Fina
Agustina
3. Fitri
Melinda
4. Rizky
Auliya Izza
POLITEKNIK KESEHATAN
TANJUNGKARANG
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja
bersama untuk menyelesaikan makalah ini. dimana makalah ini merupakan salah
satu dari tugas mata kuliah ,yaitu “Komunikasi Efektif”. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. Amin...
Bandar Lampung, Februari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ..................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................ 2
C. Tujuan
Penulisan.................................................................. 3
D.
Manfaat Penulisan................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Komunikasi Efektif............................................ 4
B.
Syarat – syarat komunikasi efektif....................................... 4
C.
Hukum komunikasi efektif................................................... 5
D.
Ciri – Ciri Komunikasi Efektif........................................... 10
E.
Kiat Sukses Berkomunikasi................................................ 11
F.
Teknik Komunikasi Efektif................................................ 13
G.
Proses Komunikasi Efektif................................................. 19
H.
Unsure – Unsure Dalam Membangun
Komunikasi............ 22
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................... 25
B.
Saran................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi
merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan
organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal
yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama
dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi
tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa
saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama
adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan
pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Organisasi atau
Organization bersumber dari kata
kerja bahasa latin Organizare “to
form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts
(membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling
bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen
mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Tujuan
organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan komunikasi.
Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada
tujuan yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi
dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus pada
manusia-manusia yng terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan
organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik pula. Dengan penguasaan
komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki nilai tambah, baik dalam
kehidupannya secara umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat
kerja, sehingga lebih produktif.
Komunikasi juga
dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat
dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada
anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif,
maka visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan
visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang
mendorong antusiasme serta komitmen orang lain.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam
makalah ini adalah “Apakah yang harus diperhatikan agar terwujud komunikasi
yang efektif?”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
- Mengetahui hal – hal yang harus diperhatikan agar mencapai komunikasi efektif.
- Mengidentifikasi faktor – faktor dalam komunikasi efektif.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini
adalah :
- Untuk menambah wawasan tentang cara berkomunikasi yang efektif.
- Dapat mengetahui hal – hal yang dapat menambah wawasan dalam berkomunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Efektif
Berkomunikasi
efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang
menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang
berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
B. Syarat – syarat komunikasi efektif
Syarat-syarat untuk berkomunikasi
secara efektif adalah antara lain :
1.
Menciptakan suasana yang
menguntungkan.
2.
menggunakan bahasa yang mudah
ditangkap dan dimengerti.
3.
Pesanyang disampaikan dapat
menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4.
Pesan dapat menggugah kepentingan
dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
5.
Pesan dapat menumbuhkan sesuatu
penghargaan atau reward di pihak komunikan.
C. Hukum komunikasi efektif
Ada lima hukum komunikasi yang
efektif yang terangkum dalam kata REACH:
1. Hukum 1:
Respect
Hukum pertama
dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu
yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai
merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain.
Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika
kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek
terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi
dengan rasa sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama
yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja kita baik sebagai
individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim, bahkan menurut maha guru
komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People,
rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan
manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli
psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan “Prinsip paling
dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai”. Dia mengatakan
ini sebagai sebuah kebutuhan (bukan harapan atau keinginan yang bias ditunda atau
tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia
yang tak terperikan dan tak tergoyahkan.Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap
individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak
tangannya. Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalamsejarah perusahaan Amerika yang terdapat
gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar
yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang
lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain
melakukan hal-hal terbaik adalah dengan member penghargaan yang tulus.
2. Hukum 2:
Empathy
Empathy
adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi
yang dihadapi orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati
adalah kemampuan kita untuk mendengarkan dan mengerti terlebih dulu sebelum di dengarkan
atau dimengerti orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan
sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan
untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti: “Seek First to Understand – understand
then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires
openness and trust”, kata Covey. Inilah yang disebutnya dengan komunikasi Empatik.Dengan
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan
dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan
orang lain.Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan
(message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver)
menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku
konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen,
maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat,
harapan dan kesenangan dari konsumen.
Demikian halnya
dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membentuk kerja sama
tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita.
Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun
kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork. Jadi sebelum kita
membangun komunikasi atau mengirimkan pesan , kita perlu mengerti dan memahami dengan
empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan
tanpa ada halangan psikologi atau penolakan penerima.
Empati bisa juga
berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan
atau pun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita
yang tidak mau mendengar saran, masukan, apalagi kritik dari orang lain.
Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak
akan efektif mana kala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik
dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above
the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap
umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.
3. Hukum 3:
Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
Jika empati kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik
dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh
penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui
media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima
pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media
maupun perlengkapan atau alat Bantu audio visual yang akan membantu kita agar
pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal
hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima
oleh penerima pesan.
4. Hukum 4:
Clarity
Selain bahwa
pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan
itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi
interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Karena kesalahan penafsiran
atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak
yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan trasparansi.
Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang
ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust)
dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan menimbulkan
sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme
kelompok atau tim kita.
5. Hukum 5:
Humble
Hukum kelima
dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Rendah hati tidak
sama dengan rendah diri. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum
yang pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh
sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya mencakup pengertian:
a.
Sikap yang
penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude);
b.
Sikap menghargai;
c.
Mau
mendengar dan menerima kritik;
d.
Tidak sombong
dan tidak memandang rendah orang lain;
e.
Berani mengakui
kesalahan;
f.
Rela memaafkan;
g.
Lemah lembut
dan penuh pengendalian diri;
h.
Mengutamakan
kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi
yang kita bangun didasarkan lima hokum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita
dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun
jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), Karena
inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan
menguatkan.
D. Ciri – Ciri Komunikasi Efektif
Adapun cirri-ciri komunikasi yang efektif antara lain yaitu :
1.
Menyediakaninformasi yang praktis
Dengan menerangkan bagaimana
mengerjakan sesuatu, menjelaskan mengapa perubahan dilakukan, menberikan solusi
terhadap masalah, mendiskusikan status sebuah proyek, dan lain-lain.
2.
Memberikan fakta dibandingkan kesan
Dengan menggunakan bahasa yang
konkrit dan menjelaskan secara detailyang dimaksud. Informasi harus jeelas,
meyakinkan, akurat, dan etis.
3.
Mengklarifikasi dan menyingkat
beberapa informasi
Dengan menggunakan table, bagan,
foto maupun diagram yang menjelaskan tentang pesan yang dimaksud.
4.
Masyarakat tanggung jawab secara
jelas
Dengan menjelaskan apa yang kita
harapkan atas apa yang dapat kita lakukan, karena pesan kita hanya ditujukan
pada orang-orang tertentu saja.
5.
Membujuk dan menyedikaitan
rekomendasi
Biasanya pesan yang disampaikan
adalah membujuk para pegawai untuk melakukan sesuatu atau pelanggan untuk
memanfaatkan layanan yang kita tawarkan dengan menjelaskan manfaat yang akan
mereka peroleh dengannya.
E. Kiat Sukses Berkomunikasi
Beberapa kiat sukses berkomunikasi:
1.
Kenali dengan baik siapa lawan
bicara kita.
2.
Jangan terlalu banyak bicara dan
kurang mendengar. Bersikaplah secara seimbang:
Berbicara dan mendengar sesuai
kebutuhan. Ada nasihat menarik: “Diciptakannya dua telinga dan satu mulut pada
diri kita adalah agar kita mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara”.
3.
Jangan merasa (dan menampakkan)
bahwa kita lebih tahu daripada lawan bicara kita.
4.
Kenali betul-betul diri sendiri dan
kemampuan diri sendiri.
a.
Apa saja kemampuan dan kelebihan
yang Anda miliki.
b.
Apa saja kelemahan dan kekurangan
Anda yang Anda rasa cukup mengganggu komunikasi.
c.
Kenali pula cara meningkatkan
kelebihan dan menutupi kekurangan diri Anda.
Pertanyaan: Bagaimana caranya agar
kita bisa menerima diri kita secara apa adanya? Ada beberapa kiat lagi untuk
bisa menerima diri sendiri apa adanya, dengan kelebihan dan kekurangannya,
yaitu:
1)
Hargai diri sendiri.
Biasakan tidak terlalu membandingkan
diri sendiri dengan orang lain,karena setiap orang itu unik. Kita dan orang
lain berbeda segalanya.
2)
Hargai upaya yang sudah kita
lakukan.
Walaupun mungkin belum berhasil,
tetapi berusaha menghargai niat dan upaya yang telah kita lakukan.
3)
Tentukan tujuan hidup kita
Sebagai aktivis organisasi atau
pemimpin suatu kelompok, tentukan tujuan aktivis Anda. Ingin menjadi pemimpin
yang berpengaruhkah, ingin belajarkah, dan sebagainya.
4)
Berfikir positif terhadap diri
sendiri dan orang lain
Ini tidak berarti menganggap kesalahan-kesalahan yang pernag Anda lakukan. Ini lebih ditekankan pada cara pandang (tashawwur, persepsi) Anda tentang diri Anda. Misalnya, jangan pernah berfikir bahwa saya tidak bisa begini kan karena saya memang begitu, dan lain-lain. Begitu juga dengan orang lain.
Ini tidak berarti menganggap kesalahan-kesalahan yang pernag Anda lakukan. Ini lebih ditekankan pada cara pandang (tashawwur, persepsi) Anda tentang diri Anda. Misalnya, jangan pernah berfikir bahwa saya tidak bisa begini kan karena saya memang begitu, dan lain-lain. Begitu juga dengan orang lain.
5)
Kembangkan minat dan kemampuan diri
Bersedia menghabiskan waktu dan
tenaga untuk belajar dan melakukan tugas sampai tujuan tercapai.
6)
Kendalikan perasaan
-
Tidak mudah marah
-
Hadapi kesedihan secara wajar dan
tidak berlebihan
-
Tidak mudah terpengaruh keadaan
sesaat.
-
F.
Teknik Komunikasi Efektif
1.
Encoding
Komunikasi efektif diawali dengan encoding atau penetapan
kode atau simbol yang memungkinkan pesan tersampaikan secara jelas dan dapat
diterima serta dipahami dengan baik oleh komunikan (penerima pesan).
2.
Decoding
Decoding, komponen penting lainnya dalam komunikasi efektif, yaitu kemampuan penerima memahami pesan yang diterimanya. Karenanya, dalam komunikasi efektif, pemahaman tentang audiens sangat penting guna menentukan metode penyampaian dan gaya bahasa yang cocok dengan mereka.
Decoding, komponen penting lainnya dalam komunikasi efektif, yaitu kemampuan penerima memahami pesan yang diterimanya. Karenanya, dalam komunikasi efektif, pemahaman tentang audiens sangat penting guna menentukan metode penyampaian dan gaya bahasa yang cocok dengan mereka.
3.
Konteks (Context)
Konteks komunikasi yaitu konteks komunikasi yaitu ruang,
tempat, dan kepada siapa kita melakukan komunikasi. Konteks komunikasi juga
mengacu kepada level komunikasi --komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok
(grup), komunikasi organisasi, komunikasi massa.
Konteks komunikasi mempertimbangkan usia, wilayah, jenis
kelamin, dan kemampuan intelektual penerima pesan. Berkomunikasi dengan anak
kecil tentu akan berbeda cara dan gaya bahasanya dengan berkomunikasi dengan
orang dewasa.
4.
Bahasa Tubuh (Body Language)
Bahasa tubuh --dikenal juga sebagai komunikasi nonverbal
(nonverbal communication)-- meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak
mata, dan ekspresi wajah. Bahasa tubuh yang konsisten dan sesuai dapat
meningkatkan pengertian. Gerakan anggota badan harus sesuai dengan yang
diucapkan. Bahasa tubuh terpenting adalah senyum dan kontak mata.
5.
Gangguan/Hambatan (Interference)
Emosi bisa mengganggu terjadinya komunikasi efektif. Jika
komunikator marah, kemampuannya mengirimkan pesan efektif mungkin berpengaruh negatif.
Begitu juga jika komunikan dalam keadaan kecewa atau tidak setuju dengan
komunikator, mungkin dia mendengar sesuatu yang berbeda.
6.
Pikiran Terbuka (Be Open-minded)
Pikiran tebuka meurpakan komponen penting lain dalam
komunikasi efektif. Jangan terburu menilai atau mengkritisi ucapan orang lain.
Kita harus mengedepankan respek, menghargai pendapat atau pandangan orang lain,
juga menujukkan empati dengan berusaha memahami situsai atau masalah dari
perspektif orang lain.
7.
Mendengar Aktif (Active Listening)
Menjadi pendengar yang baik dan aktif akan meningkatkan
pemahaman atas pemikiran dan perasaan orang lain. Tunjukkan bahwa kita fokus
mendengarkan ucapan orang lain, misalnya dengan menganggukkan kepala dan
membuat "indikasi verbal" bahwa kita setuju dengan mengatakan
--misalnya-- "oh...". Jangan menginterupsi pembicaraan orang lain.
Ini akan mengganggu kelancaran obrolan.
8.
Refleksi (Reflection)
Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan
"konfirmasi", yaitu meringkas pesan utama yang disampaikan orang
lain. Kita bisa mengulang yang diucapkan orang lain, sekaligus
"klarifikasi" bahwa maksud perkatannya "begini" dan
"begitu".
Lima Kunci Komunikasi
Efektif
1.
Smile! Tersenyum
Salah satu cara untuk membangun kemampuan berkomunikasi yang
baik dengan orang lain adalah dengan menjalin hubungan baik secepat mungkin
dengan mereka.
Tersenyumlah dan gunakan kontak mata sebagai sinyal positif
yang dapat Anda kirimkan ketika Anda memulai percakapan. Pastikan bahwa orang
lain merasa bahwa Anda sangat senang bisa berbicara dengannya.
Sangat penting untuk tahu topik terhangat yang bisa Anda
diskusikan dengan orang tersebut. Untuk itu, selalu perbarui informasi Anda.
Jika Anda memiliki banyak topik yang Anda dapat bicarakan, komunikasi akan
berjalan dengan lebih mudah.
2.
Be Clear! Berbicara dengan jelas
Bicaralah dengan jelas ketika Anda berkomunikasi dengan orang
lain. Cobalah untuk menghindari kebiasaan berbicara dengan suara terlalu kecil
atau parau sehingga orang lain sulit menangkap maksud Anda.
Cara terbaik untuk melatihnya adalah dengan merekam suara
Anda saat berbicara. Lalu dengarkan kembali hasil rekaman itu dan putuskan apa
yang seharusnya Anda ubah dari cara Anda bicara.
3.
Relax. Santai!
Anda dapat menjadi komunikator yang baik jika Anda dapat berbicara
dengan santai (rileks). Jika Anda gugup, Anda akan berbicara cepat sehingga
sulit dipahami. Anda juga dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman karena
kegugupan Anda.
Hindari membungkukkan bahu, menampilkan wajah gelisah, atau
menggerakkan anggota tubuh Anda yang lain saat berbicara. Orang yang Anda ajak
bicara akan tahu bahwa Anda sedang gugup.
4.
Variatif. Jangan Monoton
Anda tentu tidak ingin orang lain menjadi bosan saat
berbicara dengan Anda. Anda dapat membuat mereka tertarik dengan menghindari
berbicara dengan suara monoton. Anda dapat melakukan sedikit variasi dan
mengubah volume saat Anda berkomunikasi.
5.
Dengar dan Pahami
Ingatlah, komunikasi adalah proses dua arah. Anda perlu
mendengar dan memahami apa yang dikatakan orang lain jika Anda ingin
berkomunikasi secara efektif dengan mereka. Orang lain juga akan kehilangan
minat berbicara dengan Anda, jika Anda terus-menerus bicara dan tidak pernah
mendengarkan mereka.
Komunikasi Efektif: Formula 7C
1. Completeness,
Lengkap!
Komunikasi harus lengkap.
Menyampaikan semua fakta yang diperlukan oleh penerima. Dalam dunia
jurnalistik, kelengkapan informasi dirumuskan dalam 5W+1H (What, Who, When,
Where, Why, How).
2.
Conciseness, Ringkas!
Menggunakan sesedikit
mungkin kata-kata. Menghindari menggunakan kata-kata yang berlebihan dan tidak
perlu. Pesan singkat lebih menarik dan mudah dipahami. Gunakan kalimat
seefektif mungkin.
3.
Consideration, Penuh Pertimbangan!
Memperhatikan sudut pandang
orang lain, pola pikir, tingkat pendidikan, minat, kebutuha, kepentingan, dan
emosinya.
4.
Clarity, Jelas!
Menggunakan kata-kata yang
tepat, bermakna tunggal, dan membingungkan atau menimbulkan persepsi lain.
5.
Concreteness, Nyata!
Konkret memperkuat
kepercayaan. Pesan konkret didukung fakta-fakta spesifik dan angka. Pesan
konkret tidak disalahtafsirkan.
6.
Courtesy, Tata Krama!
Ini soal cara penyampaian.
Pesan disampaikan dengan tulus, sopan, bijak, reflektif, dan antusias, serta
mempertimbangkan sudut pandang dan perasaan penerima pesan, termasuk menjaga
perasaan dan respek terhadap penerima pesan.
7.
Correctness, Benar!
Pesan yang disampaikan
harus benar dari segi substansi dan tata bahasa, juga tepat dari sisi waktu dan
sasaran. (Seven C’s of Effective Communication, managementstudyguide.com).
Lima Hukum Komunikasi Efektif: REACH
Rumus lain yang ditawarkan
para ahli adalah konsep REACH yang disebut “The 5 Inevitable Laws of
Efffective Communication”, yakni Respect, Empathy, Audible, Clear, dan Humble.
1. Respect
Menghargai komunikan atau
menjaga harga diri orang lain.
2. Empathy
Kemampuan menempatkan diri
kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Ini diawali
dengan kemampuan mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan
atau dimengerti oleh orang lain. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk
mendengar dan siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap
yang positif.
3. Audible
Dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik.
4. Clarity
Pesan yang disampaikan
jelas, tidak menimbulkan multiinterpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi.
5. Humble
Rendah hati, tidak angkuh
atau arogan, tidak merasa “lebih” dari orang lain, termasuk di dalamnya tidak
memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, dan lemah-lembut.
G.
Proses Komunikasi Efektif
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan
pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan
makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan
untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya).Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
a. Penginterprestasian, yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi,
terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap 1 bermula
sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil
menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan – masih
abstrak. Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut
interpreting.
b.
Penyandian, tahap ini masih ada
dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan akal
budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi
manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi : merubah pesan abstrak
menjadi konkret.
c.
Pengiriman, proses ini terjadi
ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi
dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
d.
Perjalanan, terjadi antara
komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh
komunikan.
e.
Penerimaan, tahapan ini ditandai
dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
f.
Penyandian balik, tahap ini
terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan
yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya
(decoding).
g.
Penginterpretasian, tahap ini
terjadi pada komunikan, sejak lambang komuikasi berhasil diurai dalam bentuk
pesan.
Proses komunikasi dapat
dilihat dari beberapa perspektif :
1) Perspektif psikologis
Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada proses encoding,
kemudian hasil encoding ditransmisikan kepada komunikan sehingga terjadi
komunikasi interpersonal.
2) Perspektif mekanis
Perspektif ini
merupakan tahapan disaat komunikator mentransfer pesan dengan bahasa verbal/non
verbal. Komunikasi ini dibedakan :
Ø Proses komunikasi primer
Adalah penyampaian
pikiran oleh komunikator kepada komunikan menggunakan lambang sebagai media.
Ø Proses komunikasi sekunder
Merupakan penyampaian
pesan dengan menggunakan alat setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Ø Proses komunikasi linier
Penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal.
Ø Proses komunikasi sirkular
Terjadinya feedback atau
umpan balik dari komunikan ke komunikator.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya proses komunikasi:
Komunikasi bersifat dinamis, tahapan proses komunikasi bermanfaat untuk
analisis, proses komunikasi dapat terhenti setiap saat, pesan komunikasi tidak
harus diterima, tindak komunikasi merupakan indikasi komunikasi.
H.
Unsure – Unsure Dalam Membangun Komunikasi
Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha penyampaian
pesan antar manusia, sehingga untuk terjadinya proses komunikasi minimal
terdiri dari 3 unsur yaitu : pengirim pesan (komunikator), penerima pesan
(komunikan) dan pesan itu sendiri. Awal tahun 1960-an, David K. Berlo membuat
formula komunikasi yang lebih sederhana yang dikenal dengan ”SMCR”, yaitu :
Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver
(penerima).
a. Komunikator
Pengirim pesan (komunikator)
adalah manusia berakal budi yang berinisiatif menyampaikan pesan untuk mewujudkan
motif komunikasinya.
Komunikator dapat
dilihat dari jumlahnya terdiri dari
Ø
Satu orang;
Ø
Banyak orang dalam pengertian
lebih dari satu orang;
Ø
Massa.
b. Komunikan
Komunikan (penerima
pesan) adalah manusia yang berakal budi, kepada siapa pesan komunikator
ditujukan.
Peran antara
komunikator dan komunikan bersifat dinamis, saling bergantian. Dilihat dari
jumlah komunikator dan komunikan, maka proses komunikasi dapat terjadi 9
kemungkinan.
c. Pesan
Pesan bersifat abstrak.
Pesan dapat bersifat konkret maka dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa
lisan, dan bahasa tulisan.
Pesan bersifat verbal
(verbal communication) :
Ø
Oral (komunikasi yang dijalin
secara lisan);
Ø
Written (komunikasi yang dijalin
secara tulisan).
Pesan bersifat non verbal (non verbal communication) :
Pesan bersifat non verbal (non verbal communication) :
· gestural
communication (menggunakan sandi-sandi à bidang kerahasiaan)
d. Saluran komunikasi & media komunikasi
Saluran komunikasi
merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada
penerima.
Terdapat dua cara :
Ø
Non mediated communication (face
to face), secara langsung;
Ø
Dengan media.
e. Efek komunikasi
Efek komunikasi
diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri
komunikannya. Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan :
Ø
Kognitif (seseorang menjadi tahu
sesuatu);
Ø
Afektif (sikap seseorang
terbentuk) dan
Ø
konatif (tingkah laku, hal yang
membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).
f. Umpan balik
Umpan balik dapat
dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan
kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan
terus-menerus saling bertukar peran.
Komunikasi mempunyai
dasar sebagai berikut: niat,minat, pandangan, lekat, dan libat.
Niat menyangkut:
Ø
Apa yang akan disampaikan
Ø
Siapa sasaranya
Ø
Apa yang akan dicapai
Ø
Kapan akan disampaikan
Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:
Ø Factor obyektif: merupakan rangsang yang kita terima
Ø Fakto subyektif: merupakan factor yang menyangkut diri si penerima
stimulus
Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan
pada sasaran,menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada
pendidikan,pekerjaan, pengalaman dan kerangka piker seseorang.
Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.
Libat,merupakan keterlibatan panca indra
sebanyak-banyaknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta
didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan,
sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan
perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
B. Saran
Dalam berkomunikasi
sebaiknya dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa yang
baik,sopan dan apabila menggunakan bahasa tubuh,gunakan bahasa tubuh yang sopan
dan tidak membuat teman yang berkomunikasi kita tersinggung dengan perkataan
dan gerak tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
Cruden dan Sherman, dalam bukunya,
1976, Personel Management
R. Wayne Pace dan Don F. Faules.
2006. Komunikasi Organisasi; strategi meningkatkan kinerja perusahaan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Stoner, James A.F., 1996, Manajemen,
Erlangga, Jakarta
Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies
for Persuasive Communication, Charles E. Merril Publishing Company, Columbus,
Ohio.
![]() |
Komentar
Posting Komentar