MAKALAH BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
MAKALAH
BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
![]() |
MEL
DISUSUN
OLEH:
MELASARI
FOURIES
POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI
DIV KEBIDANAN TANJUNG KARANG

KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis memanjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya
maka penulis dapat menyelesaikan atau menyelesaikan makalah ini yang berjudul :“Makalah Berpikir kritis dan berpikir kreatif”
Dalam penulisan makalah
ini penulis masih banyak kekurangan baik dari teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak penulis sangat mengharapkan.
Akhirnya penulis
berharap semoga Allah memberikan imbalan yang sepadan pada mereka yang
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini sebagai ibadah, amin ya
robal alamin.
Bandar Lampung,
April 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
A.
Latar
belakang ....................................................................................... 1
B.
Rumusan
masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Kritis................................................................ ....... 4
B. Kepentingan
Berfikir Kritis............................................................. ....... 8
C. Keterampilan
Inti Berfikir Kritis..................................................... ....... 9
D. Manfaat
Berpikir Kritis ................................................................. ..... 10
E. Contoh
Berfikir Kritis...................................................................... ..... 11
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... ..... 14
B.
Saran................................................................................................ ..... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara
berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi.
Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep
berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai
sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis dalam
keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar
berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan
kreatifitas dalam berpikir kritis.
Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan
keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita
miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat
kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses
berpikir dan belajar.
Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas
tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi,
tantangan dan dukungan.
Permen 22 Tahun 2006 (Standar Isi) menyatakan mata pelajaran
matematika diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali mereka dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Oleh karena itu sangat diperlukan peningkatan
keterampilan berpikir tingkat tinggi yang merupakan salah satu prioritas dalam
pembelajaran matematika sekolah.
Secara umum, keterampilan berpikir terdiri atas empat
tingkat, yaitu: menghafal (recall thinking), dasar (basic
thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative
thinking) (Krulik & Rudnick, 1999). Tingkat berpikir paling
rendah adalah keterampilan menghafal (recall thinking) yang terdiri atas
keterampilan yang hampir otomatis atau refleksif. Tingkat berpikir selanjutnya
adalah keterampilan dasar (basic thinking). Keterampilan ini meliputi
memahami konsep-konsep seperti penjumlahan, pengurangan dan sebagainya termasuk
aplikasinya dalam soal-soal.
Kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi
tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai
pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun
terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan
para ahli.
Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan mengingat bahwa
dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan
memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan
melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini
mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam
kehidupan. Jika tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
maka tidak akan mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang dibutuhkan
untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis
dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian berpikir kritis?
2. Apa kepentingan dalam berfikir
kritis?
3.
Apa
keterampilan inti berfikir kritis?
4.
Apa
manfaat berpikir kritis?
5.
Apa
contoh berfikir kritis?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian berpikir
kritis
2. Mengetahui kepentingan dalam
berfikir kritis
3. Mengetahui keterampilan inti
berfikir kritis
4.
Mengetahui
manfaat berpikir kritis
5. Mengetahui contoh dalam berfikir
krirtis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Berpikir Kritis
Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis
Menurut Iskandar (2009: 86-87) Kemampaun berpikir
merupakan kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang
berorientasi pada suatu proses intelektual
yang melibatkan pembentukan konsep
(conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang terkumpul
(sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi
sebagai landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan.
Berpikir adalah satu keaktifan
pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang
terarah kepada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman yang kita
kehendaki. Sumadi Suryabrata (2002: 55) proses atau jalannya berpikir itu pada
pokoknya ada tiga langkah, yaitu:
- Pembentukan pengertian yaitu menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis, contohnya kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisis ciri-cirinya. Salah satu contohnya adalah menganalisis manusia dari Eropa, Indonesia, dan Cina. Tahap selanjutnya yaitu membandingkan ciri-ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama dan yang tidak sama. Langkah berikutnya, mengabstraksikan yaitu menyisihkan, membuang ciri-ciri yang tidak hakiki dan menangkap ciri-ciri yang hakiki.
- Pembentukan pendapat yaitu meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalan bentuk kalimat, yang terdiri dari subyek dan predikat. Misalnya rumah itu baru, rumah adalah subyek, dan baru adalah predikat. Pendapat itu sendiri dibedakan tiga macam yaitu pendapat positif, negatif, dan kebarangkalian.
Berpikir
kritis adalah berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua
aspek dari situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya mengumpulkan,
mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berpikir kritis termasuk
kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan. Ini juga berarti mampu menarik kesimpulan dari data yang
diberikan dan mampu menentukan ketidakkonsistenan dan pertentangan dalam
sekelompok data. Berpikir kritis adalah analitis dan refleksif.
Berpikir
kreatif sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari keterampilan berfikir ini
adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan
ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berpikir kreatif
meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menemukan hasil akhir
yang baru.
Dua
tingkat berpikir terakhir inilah (berpikir kritis dan berpikir
kreatif) yang disebut sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Dalam hal ini akan dibahas
mengenai kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika.
Dalam
mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam pendapat, di
antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi saja, ada
pula yang memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara stimulus
dan respons, ada yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu kegiatan
psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula yang
mengatakan bahwa berpikir merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher
level cohnitive), sering pula dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan
aktivitas psikis yang intensional.
Berpikir
adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada
suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini maka dapat
dipahami bahwa pengertian ini merujuk berdasarkan hasi berpikir dan tujuan
berpikir. Jika diuraikan adalah sebagai berikut:
Penulis
mendefenisikan berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ide-ide, dan
konsep yang diarahkan untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses karena
sebelum berpikir kita tidak mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu berpikir
itulah ide bisa datang sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya
adalah pemikiran kreatif.
Berpikir
juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat kita
berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya
adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana.
1.
Berpikir
kritis
Berpikir kristis adalah berpikir secara
beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang
harus dipercayai atau dilakukan.
Berpikir kritis menurut Schafersman, S.D.
(1991) adalah berpikir yang benar dalam rangka mengetahui secara relevan dan
reliable tentang dunia. Berpikir kritis, adalah berpikir beralasan,
mencerminkan, bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang difokuskan pada
pengambilan keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus dilakukan.
Berpikir kritis adalah berpik mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan
informasi yang relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan kreatif,
menalar secara logis, hingga sampat pada kesimpulan yang reliable dan
terpercaya.
Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan
keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan.
Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan
mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan
dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai
kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan
tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga
merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil
manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir
kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada
fokus yang akan dituju.
Pendapat senada dikemukakan Anggelo (1995:6), berpikir
kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi,
yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan
dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.
Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam
hal sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui
beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.
Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan
pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan
penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua
kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran,
pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan
tindakan (Walker, 2001: 1).
Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Angelo (1995:
6), bahwa berpikir kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang
meliputi : analisis, sintesis, pengenalan masalah dan pemecahannya, kesimpulan,
dan penilaian.
Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat
tertib dan sistematis. Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan
MCC General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah
proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara,
memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang
menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan.
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat
tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut
Ennis (1985: 54), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk
akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus
diyakini dan dilakukan.
B. Kepentingan Berfikir Kritis
Berpikir
kritis merupakan hal penting yang harus lakukan diantaranya karena:
1. Berpikir kritis memungkinkan siswa
memanfaatkan potensi seseorang dalam melihat masalah, memecahkan masalah,
menciptakan, dan menyadari diri.
2. Berpikir kritis merupakan
keterampilan universal. Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan pada
pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun, untuk memecahkan
masalah apapun, jadi merupakan aset berharga bagi karir seorang.
3. Berpikir kritis sangat penting di
era informasi dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan
efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan
menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk
memecahkan masalah.
4. Berpikir kritis meningkatkan
keterampilan verbal dan analitik. Berpikir jernih dan sistematis dapat
meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam mempelajari cara
menganalisis struktur teks dengan logis, meningkatkan kemampuan untuk
memahami.
5. Berpikir kritis meningkatkan
kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak
hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan
dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk
mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa perlu.
6. Berpikir kritis penting untuk
refleksi diri. Untuk memberi struktur kehidupan sehingga hidup menjadi lebih
berarti (meaningful life), maka diperlukan kemampuan untuk mencari kebenaran
dan merefleksikan nilai dan keputusan diri sendiri. Berpikir kritis merupakan meta-thinking
skill, ketrampilan untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap
nilai dan keputusan yang diambil, kemudian dalam konteks membuat hidup lebih
berarti yaitu melakukan upaya sadar untuk menginternalisasi hasil refleksi itu
ke dalam kehidupan sehari-hari.
C. Keterampilan Inti Berfikir Kritis
·
Interpretasi
kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
·
Analisis
memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis
argumen
·
Evaluasi
menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
·
Inferensi
mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya,
differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil
keputusan
·
Penjelasan
menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran
prosedur, mengemukakan argumen
·
Regulasi
diri
meneliti diri, mengoreksi diri
·
Memahami
hubungan-hubungan logis antar gagasan
·
Mengidentifikasi,
mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen
·
Mendeteksi
inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan
·
Memecahkan
masalah secara sistematis.
·
Mengidentifikasi
relevansi dan kepentingan gagasan
·
Merefleksikan
kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri
D. Manfaat Berpikir Kritis
1. Manfaat berpikir kritis
Arief
Achmad, 2009, menyatakan kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang
sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua
aspek kehidupan lainnya.
Keuntungan
yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita bisa menilai
bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang ia keluarkan, kita juga dengan
tidak gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu hal
yang sedang disampaikan. Bayangkan! Jika kita semua terbentuk dengan kebiasaan
ini, bisa dipastikan akan muncul kreatifitas yang baru dan kita bisa terus menerus
mengalami pertumbuhan yang lebih baik di setiap aspek dari bidang yang sedang
kita tekuni.
Dengan berpikir kritis maka seseorang:
a. Terhindar dari
berbagai upaya penipuan, manipulasi, pembodohan, dan penyesatan.
b. Selalu fokus pada
suatu hal yang sebenarnya.
c. Hidup dalam dunia
nyata daripada dunia fantasi.
d. Terhindar dari
berbagai kesalahan, seperti membuang waktu, uang, dan melibatkan emosi dalam
kepercayaan atau ajaran atau dogma atau ideologi yang salah dan menyesatkan.
e. Selalu terlibat
dalam perziarahan kemanusiaan yang menarik dan menantang dalam upaya memahami
diri sendiri dan dunia di mana kita berada.
f. Selalu mampu
memberikan sumbangsih kemanusiaan yang nyata dan bermanfaat demi menemukan dan
mengedepankan kebenaran yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan akal sehat.
g. Mampu menyaring
semua informasi yang diperoleh dari semua sumber.
h. Mampu memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan dalam hal menjelaskan dan berargumentasi mengenai
banyak topik/fenomena serta mampu meyakinkan orang lain yang didasarkan pada
akal sehat, kejujuran, dan kebijaksanaan.
E. Contoh Berfikir Kritis
Contoh
Sikap Berfikir Kritis
Pengembangan Kemampuan Berpikir
Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran
sikap terbuka
dalam menerima dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan
dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritikA. PendahuluanSering kita
mendengar ungkapan dari seorang guru mengenai banyaknya siswa yang `tidak
berpikir’. Mereka pergi ke sekolah tetapi cara belajar mereka terbatas
mendengarkan keterangan guru, kemudian tidak mencoba memahami materi yang
diajarkan oleh guru. Saat ujian, para siswa mengungkapkan kembali materi yang
telah mereka hafalkan itu. C ... berfikir secara lebih praktik baik di dalam atau di luar
sekolah, (3) menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4)
mengatasi cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, (5) meningkatkan
aspek kognitif dan afektif, dan (6) bersikap terbuka dalam menerima dan memberi
pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani
memberi pandangan dan kritikA. PendahuluanSering kita mendengar ungkapan dari
seorang guru mengenai banyaknya siswa yang `tidak be ... kritis,
dan kreatif serta mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan
mereka sehari-hari adalah penting. Kesadaran ini juga telah mendasari
pengembangan kurikulum kita yang kini lebih lebih mengedepankan pembelajaran
konstekstual. Akan tetapi sebagian benar guru belum berbuat, belum merancang
secara serius pembelajaran yang didasarkan pada premis proses belajar (Drost,
1998, Mangunwijaya, 1998)Menurut pandangan Slavin (1997) dalam proses
pembelajaran guru hanya semata-mata mem ...
Prof. Dr. Mustaji, M.PdDosen Program Studi TP FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak. Pengembangan kemampuan berpikir kristis dan kreatif serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan siswa adalah penting. Kesadaran ini perlu dijadikan pijakan dalam pengembangan kurikulum dengan mengedepankan pembelajaran konstekstual. Untuk itu para guru perlu berbuat, merancang secara serius pembelajaran yang didasarkan pada premis proses belajar. Kemampuan berpikir kristis dan kreatif dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran. Kemampuan itu da mencakup beberapa hal, diantaranya, (1) membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, (2) mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik baik di dalam atau di luar sekolah, (3) menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4) mengatasi cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, (5) meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan (6) bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritikA. PendahuluanSering kita mendengar ungkapan dari seorang guru mengenai banyaknya siswa yang `tidak berpikir’. Mereka pergi ke sekolah tetapi cara belajar mereka terbatas mendengarkan keterangan guru, kemudian tidak mencoba memahami materi yang diajarkan oleh guru. Saat ujian, para siswa mengungkapkan kembali materi yang telah mereka hafalkan itu. Cara belajar seperti ini, bukanlah suatu keberhasilan, dan merupakan cara belajar ...
Prof. Dr. Mustaji, M.PdDosen Program Studi TP FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak. Pengembangan kemampuan berpikir kristis dan kreatif serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan siswa adalah penting. Kesadaran ini perlu dijadikan pijakan dalam pengembangan kurikulum dengan mengedepankan pembelajaran konstekstual. Untuk itu para guru perlu berbuat, merancang secara serius pembelajaran yang didasarkan pada premis proses belajar. Kemampuan berpikir kristis dan kreatif dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran. Kemampuan itu da mencakup beberapa hal, diantaranya, (1) membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, (2) mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik baik di dalam atau di luar sekolah, (3) menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4) mengatasi cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, (5) meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan (6) bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritikA. PendahuluanSering kita mendengar ungkapan dari seorang guru mengenai banyaknya siswa yang `tidak berpikir’. Mereka pergi ke sekolah tetapi cara belajar mereka terbatas mendengarkan keterangan guru, kemudian tidak mencoba memahami materi yang diajarkan oleh guru. Saat ujian, para siswa mengungkapkan kembali materi yang telah mereka hafalkan itu. Cara belajar seperti ini, bukanlah suatu keberhasilan, dan merupakan cara belajar ...
Tingkatan/Jenis Keterampilan Berpikir Kritis |
Contoh Keterampilan Berpikir Kritis |
Mendefinisikan dan Mengklarifikasi Masalah
|
|
Menentukan Informasi-Informasi yang Relevan dengan
Masalah
|
|
Menyelesaikan Masalah / Menggambarkan Konklusi
|
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berpikir adalah serangkaian,
gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada suatu pemecahan
masalah
2. Berpikir kristis
adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan
keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
3. Berpikir kreatif
adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang
kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan
4. Ciri-ciri berpikir kritis
·
menanggapi
atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuhpertimbangan
·
bersedia
memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
·
dapat
menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
5. Berpikir kritis melibatkan pemikiran
logis dan penalaran termasuk keterampilan seperti perbandingan, klasifikasi,
pengurutan, penyebab / efek, pola, Jalinan, analogi, penalaran deduktif dan
induktif, peramalan, perencanaan, hipotesa, dan mengkritisi
6. Berpikir kreatif melibatkan
menciptakan sesuatu yang baru atau asli, melibatkan keterampilan fleksibilitas,
orisinalitas, kefasihan, elaborasi, brainstorming, modifikasi, citra, pemikiran
asosiatif, daftar atribut, berpikir metaforis, serta hubungan yang kuat. Tujuan
dari berpikir kreatif adalah untuk merangsang keingintahuan dan mempromosikan
perbedaan.
7. Kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
8. Dengan berpikir kreatif kita dapat
membuka kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, sehingga kita
juga memiliki alternatif-alternatif cara menghadapi dimasa depannya.
B. Saran
Di dalam menyelesaikan masalah apapun itu, mengambil keputusan atau
ingin mencari ide baru, maka hal yang harus dilakukan pertama kali adalah
berpikir. Dan berpikir itulah yang akan membuat masalah anda terselesaikan,
akan tetapi tidak terbatas pada pikiran sendiri, kita bisa meminta pendapat
orang lain untuk mengembangkannya.
Kemampuan
berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja
bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai
sumber dan tempat manapun di dunia
DAFTAR PUSTAKA
Bonnie dan
Potts. (2003). Strategies for Teaching Critical Thinking. Practical
Assesment, Research & Evaluation. [online]. Tersedia: http
://edresearch.org/pare/getvn.asp?v=4&n=3 [2 Juli 2003].
Ennis, R. H (1996). Critical Thinking. USA : Prentice
Hall, Inc.
Gokhale. Anuradha A. 2002. Collaborative
Learning Enhances Critical Thinking. http:// scholar. lib. vt. Edu/ enjournals/
JTE.
Hassoubah, Izhab Zaleha. 2004. Developing
Creatif and Critical Thinking Skill (Cara Berpikir Kreatif dan Kritis). Nuansa:
Bandung.
Joko, Sulianto. 2011. Pendekatan
Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan berpikir Kritis
pada siswa Sekolah Dasar. Artikel diambil dari http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1867%3Apendekatan-kontekstual-dalam-pembelajaran-matematika-untuk-meningkatkan-berpikir-kritis-pada-siswa-sekolah-dasar&catid=159%3Aartikel-kontributor&Itemid=160
[diakses 15 April 2011].
Krulik,
S & Rudnick. 1999.” Innovative Taks to Improve Critical and Creative
Thinking Skills. Develoving Mathematical Raesoning in Grades K-12”,
pp.138-145.
Komentar
Posting Komentar