MAKALAH BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF




MAKALAH
BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIE5G7uNpWbwvp46j008UDZDhyV8qH_UV2VKrFgxOHEgkHmvYF7gR428jwQ09ybMtN-eM7T4wPsBU_3uZyTGnl_4zSnANXrG6MXMkgsXjA5RpKmkvHWMccTcI_ZFWkckHUs1ptPU5jh30/s1600/Poltekkes.jpg
 




MEL




DISUSUN OLEH:
MELASARI FOURIES





POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI DIV KEBIDANAN TANJUNG KARANG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis memanjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya maka penulis dapat menyelesaikan atau menyelesaikan makalah ini yang berjudul :Makalah Berpikir kritis dan berpikir kreatif
Dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kekurangan baik dari teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak penulis sangat mengharapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang sepadan pada mereka yang memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini sebagai ibadah, amin ya robal alamin.



Bandar Lampung,    April  2015

Penulis









DAFTAR ISI



Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
A.    Latar belakang ....................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah................................................................................... 2
C.     Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Kritis................................................................ ....... 4
B.   Kepentingan Berfikir Kritis............................................................. ....... 8
C.  Keterampilan Inti Berfikir Kritis..................................................... ....... 9
D.    Manfaat Berpikir Kritis ................................................................. ..... 10
E. Contoh Berfikir Kritis...................................................................... ..... 11

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... ..... 14
B. Saran................................................................................................ ..... 15
DAFTAR PUSTAKA















BAB I
PENDAHULUAN


A.            Latar Belakang
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.

Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar.

Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.

Permen 22 Tahun 2006 (Standar Isi) menyatakan mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Oleh karena itu sangat diperlukan peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang merupakan salah satu prioritas dalam pembelajaran matematika sekolah. 
Secara umum, keterampilan berpikir terdiri atas empat tingkat, yaitu:  menghafal (recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative thinking) (Krulik & Rudnick, 1999).  Tingkat berpikir paling rendah adalah keterampilan menghafal (recall thinking) yang terdiri atas keterampilan yang hampir otomatis atau refleksif. Tingkat berpikir selanjutnya adalah keterampilan dasar (basic thinking). Keterampilan ini meliputi memahami konsep-konsep seperti penjumlahan, pengurangan dan sebagainya termasuk aplikasinya dalam soal-soal.

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam  pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.

Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam kehidupan. Jika tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif maka tidak akan mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan.

B.             Rumusan Masalah
1.       Apa pengertian berpikir kritis?
2.       Apa kepentingan dalam berfikir kritis?
3.       Apa keterampilan inti berfikir kritis?
4.       Apa manfaat berpikir kritis?
5.       Apa contoh berfikir kritis?

C.            Tujuan
1.       Mengetahui pengertian berpikir kritis
2.       Mengetahui kepentingan dalam berfikir kritis
3.       Mengetahui keterampilan inti berfikir kritis
4.       Mengetahui manfaat berpikir kritis
5.       Mengetahui contoh dalam berfikir krirtis





BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Berpikir Kritis
Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis
Menurut Iskandar (2009: 86-87) Kemampaun berpikir merupakan kegiatan penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang berorientasi pada suatu   proses   intelektual   yang   melibatkan   pembentukan   konsep (conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang terkumpul (sintesis) atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan tindakan.   Berpikir   adalah   satu   keaktifan   pribadi   manusia   yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman yang kita kehendaki. Sumadi Suryabrata (2002: 55) proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:
  1. Pembentukan pengertian yaitu menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis, contohnya kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisis ciri-cirinya. Salah satu contohnya adalah menganalisis manusia dari Eropa, Indonesia, dan Cina. Tahap selanjutnya yaitu membandingkan ciri-ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama dan yang tidak sama. Langkah berikutnya, mengabstraksikan yaitu menyisihkan, membuang ciri-ciri yang tidak hakiki dan menangkap ciri-ciri yang hakiki.
  2. Pembentukan pendapat yaitu meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalan bentuk kalimat, yang terdiri dari subyek dan predikat. Misalnya rumah itu baru, rumah adalah subyek, dan baru adalah predikat. Pendapat itu sendiri dibedakan tiga macam yaitu pendapat positif, negatif, dan kebarangkalian.

Berpikir kritis adalah berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari situasi atau masalah. Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi. Berpikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Ini juga berarti mampu menarik kesimpulan dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidakkonsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data.  Berpikir kritis adalah analitis dan refleksif.

Berpikir kreatif sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berpikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menemukan hasil akhir yang baru.

Dua tingkat berpikir terakhir inilah (berpikir kritis  dan berpikir kreatif)  yang disebut sebagai keterampilan berpikir tingkat tinggi yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Dalam hal ini akan dibahas mengenai kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika.

Dalam mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam pendapat, di antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi saja, ada pula yang memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons, ada yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula yang mengatakan bahwa berpikir merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher level cohnitive), sering pula dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan aktivitas psikis yang intensional.

Berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini maka dapat dipahami bahwa pengertian ini merujuk berdasarkan hasi berpikir dan tujuan berpikir. Jika diuraikan adalah sebagai berikut:

Penulis mendefenisikan berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ide-ide, dan konsep yang diarahkan untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses karena sebelum berpikir kita tidak mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu berpikir itulah ide bisa datang sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya adalah pemikiran kreatif.
Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat kita berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana. 
1.       Berpikir kritis
Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Berpikir kritis menurut Schafersman, S.D. (1991) adalah berpikir yang benar dalam rangka mengetahui secara relevan dan reliable tentang dunia. Berpikir kritis, adalah berpikir beralasan, mencerminkan, bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang difokuskan pada pengambilan keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus dilakukan. Berpikir kritis adalah berpik mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan informasi yang relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan kreatif, menalar secara logis, hingga sampat pada kesimpulan yang reliable dan terpercaya.

Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan  atau strategi kognitif dalam   menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.

Pendapat senada dikemukakan Anggelo (1995:6), berpikir  kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis,  mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.

Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.

Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan (Walker, 2001: 1).

Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Angelo (1995: 6), bahwa berpikir kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang meliputi : analisis, sintesis, pengenalan masalah dan pemecahannya, kesimpulan, dan penilaian.

Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis. Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan.

Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut Ennis (1985: 54), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan.

B.            Kepentingan Berfikir Kritis
Berpikir kritis merupakan hal penting yang harus lakukan diantaranya karena:
1.      Berpikir kritis memungkinkan siswa memanfaatkan potensi seseorang dalam melihat masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri.
2.      Berpikir kritis merupakan keterampilan universal. Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan pada pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun, untuk memecahkan masalah apapun, jadi merupakan aset berharga bagi karir seorang.
3.      Berpikir kritis sangat penting di era informasi dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.
4.      Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik. Berpikir jernih dan sistematis dapat meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam mempelajari cara menganalisis struktur  teks dengan logis, meningkatkan kemampuan untuk memahami.
5.      Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa perlu.
6.      Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi struktur kehidupan sehingga hidup menjadi lebih berarti (meaningful life), maka diperlukan kemampuan untuk mencari kebenaran dan merefleksikan nilai dan keputusan diri sendiri. Berpikir kritis merupakan meta-thinking skill, ketrampilan untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap nilai dan keputusan yang diambil, kemudian dalam konteks membuat hidup lebih berarti yaitu melakukan upaya sadar untuk menginternalisasi hasil refleksi itu ke dalam kehidupan sehari-hari.

C.           Keterampilan Inti Berfikir Kritis
·         Interpretasi
kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
·         Analisis 
memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen
·         Evaluasi
menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
·         Inferensi
mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan
·         Penjelasan
menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argumen
·         Regulasi diri
meneliti diri, mengoreksi diri
·         Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan
·         Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen
·         Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan
·         Memecahkan masalah secara sistematis.
·         Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan
·         Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri

D.           Manfaat Berpikir Kritis
1.      Manfaat berpikir kritis
Arief Achmad, 2009, menyatakan kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.

Keuntungan yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita bisa menilai bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang ia keluarkan, kita juga dengan tidak gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu hal yang sedang disampaikan. Bayangkan! Jika kita semua terbentuk dengan kebiasaan ini, bisa dipastikan akan muncul kreatifitas yang baru dan kita bisa terus menerus mengalami pertumbuhan yang lebih baik di setiap aspek dari bidang yang sedang kita tekuni.
Dengan berpikir kritis maka seseorang:
a.       Terhindar dari berbagai upaya penipuan, manipulasi, pembodohan, dan penyesatan.
b.      Selalu fokus pada suatu hal yang sebenarnya.
c.       Hidup dalam dunia nyata daripada dunia fantasi.
d.      Terhindar dari berbagai kesalahan, seperti membuang waktu, uang, dan melibatkan emosi dalam kepercayaan atau ajaran atau dogma atau ideologi yang salah dan menyesatkan.
e.       Selalu terlibat dalam perziarahan kemanusiaan yang menarik dan menantang dalam upaya memahami diri sendiri dan dunia di mana kita berada.
f.       Selalu mampu memberikan sumbangsih kemanusiaan yang nyata dan bermanfaat demi menemukan dan mengedepankan kebenaran yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan akal sehat.
g.      Mampu menyaring semua informasi yang diperoleh dari semua sumber.
h.      Mampu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam hal menjelaskan dan berargumentasi mengenai banyak topik/fenomena serta mampu meyakinkan orang lain yang didasarkan pada akal sehat, kejujuran, dan kebijaksanaan.

E. Contoh Berfikir Kritis
Contoh Sikap Berfikir Kritis
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran
sikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritikA. PendahuluanSering kita mendengar ungkapan dari seorang guru mengenai banyaknya siswa yang `tidak berpikir’. Mereka pergi ke sekolah tetapi cara belajar mereka terbatas mendengarkan keterangan guru, kemudian tidak mencoba memahami materi yang diajarkan oleh guru. Saat ujian, para siswa mengungkapkan kembali materi yang telah mereka hafalkan itu. C ... berfikir secara lebih praktik baik di dalam atau di luar sekolah, (3) menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4) mengatasi cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, (5) meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan (6) bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritikA. PendahuluanSering kita mendengar ungkapan dari seorang guru mengenai banyaknya siswa yang `tidak be ... kritis, dan kreatif serta mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-­hari adalah penting. Kesadaran ini juga telah mendasari pengembangan kurikulum kita yang kini lebih lebih mengedepankan pembelajaran konstekstual. Akan tetapi sebagian benar guru belum berbuat, belum merancang secara serius pembelajaran yang didasarkan pada premis proses belajar (Drost, 1998, Mangunwijaya, 1998)Menurut pandangan Slavin (1997) dalam proses pembelajaran guru hanya semata-mata mem ...
Prof. Dr. Mustaji, M.PdDosen Program Studi TP FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak. Pengembangan kemampuan berpikir kristis dan kreatif serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan siswa adalah penting. Kesadaran ini perlu dijadikan pijakan dalam pengembangan kurikulum dengan mengedepankan pembelajaran konstekstual. Untuk itu para guru perlu berbuat, merancang secara serius pembelajaran yang didasarkan pada premis proses belajar. Kemampuan berpikir kristis dan kreatif dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran. Kemampuan itu da mencakup beberapa hal, diantaranya, (1) membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, (2) mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik baik di dalam atau di luar sekolah, (3) menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4) mengatasi cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, (5) meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan (6) bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritikA. PendahuluanSering kita mendengar ungkapan dari seorang guru mengenai banyaknya siswa yang `tidak berpikir’. Mereka pergi ke sekolah tetapi cara belajar mereka terbatas mendengarkan keterangan guru, kemudian tidak mencoba memahami materi yang diajarkan oleh guru. Saat ujian, para siswa mengungkapkan kembali materi yang telah mereka hafalkan itu. Cara belajar seperti ini, bukanlah suatu keberhasilan, dan merupakan cara belajar ... 

Tingkatan/Jenis Keterampilan Berpikir Kritis

Contoh Keterampilan Berpikir Kritis

Mendefinisikan dan Mengklarifikasi Masalah
  1. Mengidentifikasi isu sentral atau masalah. 
  2. Mengkomparasi persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. 
  3. Menentukan manakah informasi yang relevan. 
  4. Memformulasi pertanyaan-pertanyaan dengan tepat.
Menentukan Informasi-Informasi yang Relevan dengan Masalah
  1. Membedakan antara fakta, opini, dan keputusan logis. 
  2. Mengecek konsistensi. 
  3. Mengenali stereotip dan klise. 
  4. Mengenali bias, faktor-faktor emosional, propaganda, dan istilah semantik. 
  5. Mengenali nilai sistem dan ideologi yang berbeda.
Menyelesaikan Masalah / Menggambarkan Konklusi
  1. Mengenali ketepatan data. 
  2. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan konsekuensi



















BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
1.      Berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada suatu pemecahan masalah
2.      Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
3.      Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan
4.      Ciri-ciri berpikir kritis
·         menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuhpertimbangan
·         bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
·         dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
5.      Berpikir kritis melibatkan pemikiran logis dan penalaran termasuk keterampilan seperti perbandingan, klasifikasi, pengurutan, penyebab / efek, pola, Jalinan, analogi, penalaran deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, hipotesa, dan mengkritisi
6.      Berpikir kreatif melibatkan menciptakan sesuatu yang baru atau asli, melibatkan keterampilan fleksibilitas, orisinalitas, kefasihan, elaborasi, brainstorming, modifikasi, citra, pemikiran asosiatif, daftar atribut, berpikir metaforis, serta hubungan yang kuat. Tujuan dari berpikir kreatif adalah untuk merangsang keingintahuan dan mempromosikan perbedaan.
7.      Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
8.      Dengan berpikir kreatif kita dapat membuka kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, sehingga kita juga memiliki alternatif-alternatif cara menghadapi dimasa depannya. 

B.  Saran
Di dalam menyelesaikan masalah apapun itu, mengambil keputusan atau ingin mencari ide baru, maka hal  yang harus dilakukan pertama kali adalah berpikir. Dan berpikir itulah yang akan membuat masalah anda terselesaikan, akan tetapi tidak terbatas pada pikiran sendiri, kita bisa meminta pendapat orang lain untuk mengembangkannya.

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia






DAFTAR PUSTAKA

Bonnie dan Potts.  (2003). Strategies for Teaching Critical Thinking. Practical Assesment, Research & Evaluation. [online]. Tersedia: http ://edresearch.org/pare/getvn.asp?v=4&n=3 [2 Juli 2003].

Ennis, R. H (1996). Critical Thinking. USA : Prentice Hall, Inc.

Gokhale. Anuradha A. 2002. Collaborative Learning Enhances Critical Thinking. http:// scholar. lib. vt. Edu/ enjournals/ JTE.

Hassoubah, Izhab Zaleha. 2004. Developing Creatif and Critical Thinking Skill (Cara Berpikir Kreatif dan Kritis). Nuansa: Bandung.

Joko, Sulianto. 2011. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan berpikir Kritis pada siswa Sekolah Dasar. Artikel diambil dari http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1867%3Apendekatan-kontekstual-dalam-pembelajaran-matematika-untuk-meningkatkan-berpikir-kritis-pada-siswa-sekolah-dasar&catid=159%3Aartikel-kontributor&Itemid=160 [diakses 15 April 2011].

Krulik, S & Rudnick. 1999.” Innovative Taks to Improve Critical and Creative Thinking Skills. Develoving Mathematical Raesoning in Grades K-12”, pp.138-145.

Komentar

Postingan Populer