MAKALAH BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
MAKALAH
BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
![]() |
DISUSUN
OLEH:
SELVIA
ARZIA MAHARANI
POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI
DIV KEBIDANAN TANJUNG KARANG

KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis memanjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya
maka penulis dapat menyelesaikan atau menyelesaikan makalah ini yang berjudul :“Makalah Berpikir kritis dan berpikir kreatif”
Dalam penulisan makalah
ini penulis masih banyak kekurangan baik dari teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak penulis sangat mengharapkan.
Akhirnya penulis
berharap semoga Allah memberikan imbalan yang sepadan pada mereka yang
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini sebagai ibadah, amin ya
robal alamin.
Bandar Lampung,
april 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
1.1
Latar
belakang ............................................................................................. 1
1.2
Rumusan
masalah......................................................................................... 2
1.3
Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Kritis................................................................ ...... 3
B. Kepentingan
Berfikir Kritis............................................................. ....... 7
C. Keterampilan
Inti Berfikir Kritis..................................................... ....... 8
D. Manfaat
Berpikir Kritis ................................................................. ....... 9
E. Contoh
Berfikir Kritis...................................................................... ..... 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... ..... 12
B.
Saran................................................................................................ ..... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi
tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai
pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun
terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan
para ahli.
Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan mengingat bahwa
dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan
memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan
melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini
mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam
kehidupan. Jika tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
maka tidak akan mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang dibutuhkan
untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis
dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian berpikir kritis?
2. Apa kepentingan dalam berfikir
kritis?
3.
Apa
keterampilan inti berfikir kritis?
4.
Apa
manfaat berpikir kritis?
5.
Apa
contoh berfikir kritis?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian berpikir
kritis
2. Mengetahui kepentingan dalam
berfikir kritis
3. Mengetahui keterampilan inti
berfikir kritis
4.
Mengetahui
manfaat berpikir kritis
5. Mengetahui contoh dalam berfikir
krirtis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Kritis
Dalam
mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam pendapat, di
antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi saja, ada
pula yang memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara stimulus
dan respons, ada yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu kegiatan
psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula yang
mengatakan bahwa berpikir merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher
level cohnitive), sering pula dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan
aktivitas psikis yang intensional.
Berpikir
adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada
suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini maka dapat
dipahami bahwa pengertian ini merujuk berdasarkan hasi berpikir dan tujuan
berpikir. Jika diuraikan adalah sebagai berikut:
Penulis
mendefenisikan berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ide-ide, dan
konsep yang diarahkan untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses karena
sebelum berpikir kita tidak mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu berpikir
itulah ide bisa datang sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya
adalah pemikiran kreatif.
Berpikir
juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat kita
berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya
adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana.
1.
Berpikir
kritis
Berpikir kristis adalah berpikir secara
beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang
harus dipercayai atau dilakukan.
Berpikir kritis menurut Schafersman, S.D.
(1991) adalah berpikir yang benar dalam rangka mengetahui secara relevan dan
reliable tentang dunia. Berpikir kritis, adalah berpikir beralasan,
mencerminkan, bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang difokuskan pada pengambilan
keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus dilakukan. Berpikir kritis
adalah berpik mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan informasi yang
relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan kreatif, menalar secara
logis, hingga sampat pada kesimpulan yang reliable dan terpercaya.
Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan
keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan.
Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan
mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu
dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan,
mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan
semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.
Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan
kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung
untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking,
sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.
Pendapat senada dikemukakan Anggelo (1995:6), berpikir
kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi,
yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan
dan pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.
Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam
hal sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui
beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.
Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan
pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan
penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua
kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran,
pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan
tindakan (Walker, 2001: 1).
Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Angelo (1995:
6), bahwa berpikir kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang
meliputi : analisis, sintesis, pengenalan masalah dan pemecahannya, kesimpulan,
dan penilaian.
Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat
tertib dan sistematis. Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan
MCC General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah
proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara,
memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang
menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan.
Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat
tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut
Ennis (1985: 54), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk
akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus
diyakini dan dilakukan.
B. Kepentingan Berfikir Kritis
Berikut ini merupakan kepentingan
berpikir kritis adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan proses berpikir kritis
dalam aktifitas keperawatan sehari-hari
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan
isu- isu dalam keperawatan
3. Mengidentifikasi dan merumuskan
masalah keperawatan
4. Menganalisis pengertian hubungan
dari masing-masing idikasi, penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu
dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang
berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan
petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis
dan faliidasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan
tentang aktifitas keperawatan
10. Memberikan alasan-alasan yang
relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan
nilai-nilai keputusan dalam keperawatan
12. Mencari alasan-alasan kriteria,
prinsip-prinsip dan akktifitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengefaluasi penampilan kinerja
perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
C. Keterampilan Inti Berfikir Kritis
·
Interpretasi
kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
·
Analisis
memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis
argumen
·
Evaluasi
menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
·
Inferensi
mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya,
differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil
keputusan
·
Penjelasan
menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran
prosedur, mengemukakan argumen
·
Regulasi
diri
meneliti diri, mengoreksi diri
·
Memahami
hubungan-hubungan logis antar gagasan
·
Mengidentifikasi,
mengkontruksi, dan mengevaluasi argumen
·
Mendeteksi
inkonsistensi dan kesalahan umum dalam pemberian alasan
·
Memecahkan
masalah secara sistematis.
·
Mengidentifikasi
relevansi dan kepentingan gagasan
·
Merefleksikan
kebenaran keyakinan dan nilai-nilai diri sendiri
D. Manfaat Berpikir Kritis
1. Manfaat berpikir kritis
Arief
Achmad, 2009, menyatakan kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang
sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua
aspek kehidupan lainnya.
Keuntungan
yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita bisa menilai
bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang ia keluarkan, kita juga dengan
tidak gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu hal
yang sedang disampaikan. Bayangkan! Jika kita semua terbentuk dengan kebiasaan
ini, bisa dipastikan akan muncul kreatifitas yang baru dan kita bisa terus
menerus mengalami pertumbuhan yang lebih baik di setiap aspek dari bidang yang
sedang kita tekuni.
Dengan berpikir kritis maka seseorang:
a. Terhindar dari
berbagai upaya penipuan, manipulasi, pembodohan, dan penyesatan.
b. Selalu fokus pada
suatu hal yang sebenarnya.
c. Hidup dalam dunia
nyata daripada dunia fantasi.
d. Terhindar dari
berbagai kesalahan, seperti membuang waktu, uang, dan melibatkan emosi dalam
kepercayaan atau ajaran atau dogma atau ideologi yang salah dan menyesatkan.
e. Selalu terlibat
dalam perziarahan kemanusiaan yang menarik dan menantang dalam upaya memahami
diri sendiri dan dunia di mana kita berada.
f. Selalu mampu
memberikan sumbangsih kemanusiaan yang nyata dan bermanfaat demi menemukan dan
mengedepankan kebenaran yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan akal sehat.
g. Mampu menyaring
semua informasi yang diperoleh dari semua sumber.
h. Mampu memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan dalam hal menjelaskan dan berargumentasi mengenai
banyak topik/fenomena serta mampu meyakinkan orang lain yang didasarkan pada
akal sehat, kejujuran, dan kebijaksanaan.
E. Contoh Berfikir Kritis
Sebenarnya
kita dapat melakukan banyak hal yang membutuhkan berpikir kritis, seperti pada
saat ujian. Disitu kita diwajibkan berpikir kritis untuk menjawab soal-soal
dalam ujian tersebut. Dalam menjawab soal-soal tersebut kita sudah menunjukkan
bagaimana cara kita berpikir kritis karena untuk menjawab soal-soal tersebut,
sebelumnya kita pasti membaca soal tersebut, lalu kita memahami soal tersebut
dan kita berpikir apa jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dengan
cara itu kita sudah belajar bagaimana cara berpikir kritis.
Contoh
lainnya adalah pada saat kita bermusyawarah. Dalam bermusyawarah kita juga
melakukan hal-hal yang membutuhkan berpikir kritis. Disitu kita harus berusaha
mengeluarkan ide-ide yang ada di pikiran kita untuk dipertimbangkan oleh
seluruh peserta musyawarah. Dalam mempertimbangkan ide tersebut kita juga
melakukan berpikir kritis karena dalam mempertimbangkan ide tersebut kita pasti
mempertimbangkan apakah itu baik untuk dilaksanakan atau tidak.
Sebenarnya
kegiatan berpikir kritis itu banyak dilakukan di sekitar kita. Jadi kita
sebagai penerus bangsa harus bisa berpikir kritis demi kemajuan bangsa
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berpikir adalah serangkaian,
gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang diarahkan kepada suatu pemecahan
masalah
2. Berpikir kristis
adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan
keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
3. Berpikir kreatif
adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang
kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan
4. Ciri-ciri berpikir kritis
·
menanggapi
atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuhpertimbangan
·
bersedia
memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
·
dapat
menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
5. Berpikir kritis melibatkan pemikiran
logis dan penalaran termasuk keterampilan seperti perbandingan, klasifikasi,
pengurutan, penyebab / efek, pola, Jalinan, analogi, penalaran deduktif dan
induktif, peramalan, perencanaan, hipotesa, dan mengkritisi
6. Berpikir kreatif melibatkan
menciptakan sesuatu yang baru atau asli, melibatkan keterampilan fleksibilitas,
orisinalitas, kefasihan, elaborasi, brainstorming, modifikasi, citra, pemikiran
asosiatif, daftar atribut, berpikir metaforis, serta hubungan yang kuat. Tujuan
dari berpikir kreatif adalah untuk merangsang keingintahuan dan mempromosikan
perbedaan.
7. Kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.
8. Dengan berpikir kreatif kita dapat
membuka kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, sehingga kita
juga memiliki alternatif-alternatif cara menghadapi dimasa depannya.
B. Saran
Di dalam menyelesaikan masalah apapun itu, mengambil keputusan atau
ingin mencari ide baru, maka hal yang harus dilakukan pertama kali adalah
berpikir. Dan berpikir itulah yang akan membuat masalah anda terselesaikan,
akan tetapi tidak terbatas pada pikiran sendiri, kita bisa meminta pendapat
orang lain untuk mengembangkannya.
Kemampuan
berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja
bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai
sumber dan tempat manapun di dunia
DAFTAR PUSTAKA
Sambas,
Syukriadi, Mantik Kaidah Berpikir Islam, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Santrock,
John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007.
Ralingson
J.G, 1997, Berfikir Kreatif dan Brain Storming, Jakarta : Erlangga
Izzati,
N. (2009),Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis: Apa, Mengapa,
dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik. Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Bandung 19 Desember 2009, hal.
49-60
Komentar
Posting Komentar