MAKALAH UPAYA PROMOSI KESEHATAN



MAKALAH UPAYA PROMOSI KESEHATAN



 











Disusun oleh:
RAMONA TRIASTRI
RIFKA ANNISA











KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN DIII KEBIDANAN
TAHUN 2016



 
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Promosi Kesehatan”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembimbing dan para pembaca demi kesempurnaan makalah.



Bandar Lampung, Februari 2016


Penulis













DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A.         Latar belakang.................................................................................. 1
B.         Rumusan masalah............................................................................. 2
C.         Tujuan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.         Promosi Kesehatan........................................................................... 3
B.         Promosi Kesehatan Pra Nikah ......................................................... 3
C.         Promosi kesehatan saat hamil .......................................................... 5
D.         Promosi Kesehatan Persalinan ....................................................... 10
E.          Promosi Kesehatan Nifas .............................................................. 11
F.          Promosi Kesehatan Menyusui ....................................................... 13

BAB IV PENUTUP
A.         Kesimpulan..................................................................................... 22
B.         Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Keberhasilan pembangunan kesehatan harus dari semua sektor, baik swasta maupun rakyat. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat, kemauan hidup sehat, agar tercipta derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Maka dari itu diperlukan sebuah pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Salah satu penyakit yang dapat mengancam kesehatan setiap sumber daya manusia adalah penyakit kronis. Penyakit kronis merupakan penyakit menahun yang angka kejadiannya masih terus menerus meningkat setiap tahunnya. Salah satu contoh dari penyakit kronis yang sering terjadi pada masyarakat adalah Diabetes Melitus. Penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF), penduduk dunia yang menderita diabetes mellitus sudah mencakupi sekitar 197 juta jiwa, dan dengan angka kematian sekitar 3,2 juta orang.
WHO memprediksikan penderita diabetes mellitus akan menjadi sekitar 366 juta orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi merupakan negara-negara berkembang, yang mengalami kenaikan penderita diabetes mellitus 150 % yaitu negara penderita diabetes mellitus terbanyak adalah India (35,5 juta orang), Cina (23,8 juta orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7 juta orang), dan Jepang (6,7 juta orang).
WHO menyatakan, penderita diabetes mellitus di Indonesia diperkirakan akan mengalami kenaikan 8,4 juta jiwa pada tahun 2000,menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Tingginya angka kematian tersebut menjadikan Indonesia menduduki ranking ke-4 dunia setelah Amerika Serikat, India dan Cina (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), terjadi pengukuran prevalensi Diabetes mellitus (DM) dari tahun 2001 sebesar 7,5 % menjadi 10,4 % pada tahun 2004, sementara hasil survey BPS tahun 2003 menyatakan bahwa prevalensi diabetes mellitus mencapai 14,7  % di perkotaan dan 7,2 % di pedesaan.
Dalam rangka memajukan derajat kesehatan masyarakat maka diperlukan sebuah strategi promosi kesehatan, khususnya ditujukan kepada masyarakat guna dapat mengurangi prevalensi dari penyakit kronis Diabetes Melitus ini agar terciptanya Sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat meningkatkan status kesehatan untuk setiap masyarakat. Maka dari itu penulis tertarik untuk memberikan Promosi Kesehatan melalui strategi-strategi tepat sasaran kepada masyarakat luas maupun pembuat kebijakan guna meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

B.     Rumusan masalah
Bedasarkan hal di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah memberikan pengertian tentang promosi kesehatan dan melakukan promosi kesehatan sesuai dengan sasaran promosi kesehatan primer, skunder maupun tersier tentang penyakit kronis diabetes melitus.

C.    Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana konsep promosi kesehatan yang ada dalam masyarakat serta hal – hal yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan memberikan promosi kesehatan tentang Diabetes Melitus berasarkan strategi-strategi promosi kesehatan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan mempunyai dua pengertian, yaitu  Pertama, Sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Kedua, Sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan kesehatan.
Tingkat pencegahan penyakit dalam perspektif kesehatan masyarakat menurut Level and Clark :
1.        Health promotion (promosi kesehatan)
2.        Specific protection (perlindungan khusus)
3.        Early Diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)
4.        Disability limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya kecacatan)
5.        Rehabilitation (pemulihan)
Dari pengertian promosi kesehatan yang kedua ini, maka sebenarnya sama dengan pendidikan kesehatan (health education), karena pendidikan ksehatan pada prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai - nilai kesehatan.

B.       Promosi Kesehatan Pra Nikah
Fungsi seksual yaitu untuk prokreasi (mendapatkan ketur unan), rekreasi (untuk dlnikmati keberadaannya), untuk relasi (hubungan kekeluargaan) dan bersifat institusi (kewajiban suam l untuk istrlnya).
Hubungan seksual remaja merupakan masalah besar dalam disiplin ilmu kedokteran yaltu ilmu andrologi, seksologi, penyak it kelamin dan kulit, kebidanan dan kandungan.
Mungkin terjadi pelacuran terselubung untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup bagi remaja yang disebabkan oleh makin menariknya berbagai bentuk produksi kosmetika, pakaian dan lalnnya.
Langkah-Iangkah untuk mengendalikan masalah kehamilan remaja adalah sebagal berikut:
1.      Sebelum terjadi kehamilan
a.       Menjaga kesehatan reproduksl dengan jalan melakukan hubungan seksual yang bersih dan aman
b.      Menghindari multipartner (umumnya sulit dihindari)
c.       Mempergunakan KB remaja, diantaranya kondom, p11, dan suntikan sehingga terhindar dati kehamilan yang tidak diinginkan
d.      Memberikan pendidikan seksual sejak dm1
e.       Meningkatkan iman dan taqwa kepadaTuhan YME Ses uai ajaran agama masing-masing
f.       Segera setelah hubungan seksual mempergunakan KB darurat penginduksi haid atau misoprostol dan lainnya.
2.      Setelah terjadi kehamilan
Setelah terjadi konsepsi sampai nidasi, persoalannya makin sulit karena secara fisik hasil konsepsi dan nidasi mempuny al beberapa ketetapan
sebagai berikut:
a.       Hash konsepsi dan nidasi mempunyai hak untuk hidup dan mendapatkan perlindungan
b.       HasiJ konsepsi dan nidasi merupakan zygote yang memp unyai potensi untuk hidup
c.       Hash konsepsi dan nidasi nasibnya ditentukan oleh ibu yang mengandung
d.      Hash konsepsi dan nidasi mempunyai landasan moral yang kuat, karena potensinya untuk tumbuh kembang menjadi generasi yang didambakan sethap keluarga
Berdasarkan pertimbangan tersebut dl atas maka langkah yang dapat diambil antara lain:
a.       Membiarkan tumbuh kembang sampai lahir, sekalipun tanpa ayah yang jelas dan selanjutnya menjadi tangg ungjawab negara. Berdasarkan hak negara bayi dapat dialihkan haknya kepada orang lain. Mereka dinikahkan sehingga bayi yang lahir mempunyai keluarga yang sah
b.      Di lingkungan negara yang dapat menerima kehadiran bayi tanpa ayah, pihak perempuan memeliharanya seb agal anak secara lazim
3.      Dapat dilakukan terminasi kehamilan dengan berbagai teknik sehlngga keselamatan remaja dapat terjamin untuk menyongsong kehidupan normal sebagai mana mestinya.
Undang-undang kesehatan yang mengatur gugur kandung secara legal yaltu no. 23 tahun 1992
Persoalan selanjutnya adalah menghindari kehamilan yang berulang dengan menlngkatkan budi pekerti dan aktivitas yang lebih bermanfaat, bila hal tersebut tidak mungkin dilakukan maka gunakan KB remaja dengan risiko yang paling.

C.      Promosi kesehatan saat hamil
Masa hamil merupakan masa dimana unsur-unsur gizi diperlukan. Oleh seorang wanita jauh lebih banyak dan yang di perlukan dalam keadaan biasa. Selain untuk kebutuhan tubuhnya sendiri, unsur-unsur gizi ml dipenlukan juga. Oleh janin yang tumbuh dengan pesat. Dahulu orang menduga, jika si ibu mendenita suatau penyakft yang akut, maka janin tidak akan banyak dipengaruhi oleh makanan ibu. Dan hash penyel idikan membuktikan dengan jelas bahwa ada hubungan yang sangat erat antara makanan seorang wanita selama hamhlnya dengan keadaan gizi bayl setelah lahir yang dikenal dengan penyelidikan “ Cohor’4.
Masa yang paling kritis yaitu pada triwulan ketiga kehamilan dimana usia janin telah mencapal enam bulan pertumbuhannya paling cepat
Selain pertumbuhan berat dan panjang janmn hal yang sangat penting adalah pertumbuhan otak. Otak tumbuh dengan dua cara:
1.      Sel otak jumlahnya bertambah sampal pada suatu saat mencapai jumlah tertentu.
2.      Setelah jumlah sel mencapal jumlah yang seharusnya, maka pertumbuhan otak berlangsung dengan cara sel-sel tersebut membesar sampai mencapal ukuran tertentu.
Petumbuhan sd otak mi, baik dalam arti pertambahan jumlah sel otak maupun pembesaran sel otak sampal mencapal ukur an dewasa, sangat dipengaruhi keadaan gizi Ibu.
Sd otak jumlahnya akan mencapai jumlah seperti seharusn ya, mulal sejak terjadi pembuahan sanlpai janin berusla 20 minggu atau 5 bulan. Apabila pada masa mi terjadi kekuran gan gizi pada ibu, maka jumlah sel otak yang terbentuk tidak akan mencapai jumlah seperti seharusnya. mi berarti otak janin tidak tumbuh sebagaimana mestinya.
Gangguan pertumbuhan sel otak akibat kurang gizi akan menga kibatkan terganggunya pertumbuhan mental anak tersebut setelah mereka lahir. Gangguan mental tersebut akan terwujud dalam tanda-tanda sebagai berikut:
1.      Kemampuan anak menyesuaikan dir! dengan lingkungan kurang.
2.      Kemampuan sosial kurang.
3.      Kemampuan verbal tidak balk.
Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono mengajak masyarak at untuk berperan aktif mengurangi angka kematian ibu saat hamil, melahirkan, dan nifas.
Hal ku disampaikan Ibu Negara saat dialog interaktif dalam
rangka sosialisasi keselamatan ibu dan bay! barn lahir di Radio
Republik Indonesia, Jakarta, Senin (25/6) bersama dengan
Ketua Mans! Pita Putih Indonesia Sri Hartati Pandi dan Kepala
BKKBN Sugiri Syarief.
“Tingginya angka kematian Ibu disebabkan ketidak tahuan bahwa ketika mereka memiliki rencana untuk hamil maka hams mempersiapkan kesehatan fisik dan ment al,” katanya. Menurut Ibu An! Yudhoyono, para calon ibu sedini mungkin hams membekali dir! berbagal penget ahuan pada saat hamil untuk mencegah kematian ibu. Selain itu, peran serta orang-orang terdekat, dalam hal in! suami sangat penting untuk ikut memperhatikan kesehatan ibu hamil. Ia mengungkapkan, sosialisasi pentingnya persiapan fisik dan mental ibu hamil juga hams dilakukan pada anak-anak muda yang kelak menjadi calon ibu.
Sementara itu Kepala BKKBN, Sugiri Syarif menghimbau masyarakat untuk memperhatikan tentang usia aman untuk melahirkan dan frekuensi melahirkan yang hams direncanakan. ‘Dengan program KB maka ibu tidak sering mengandung, sehingga potensi kematian bisa ditekan,” ujamya. Sugiri men gungkapkan, pihaknya juga melakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi kepada masyarakat agar pengetahuan itu merata di semua kalangan.
Angka kematian ibu di Indonesia hingga kin! masih tinggi, yakni 20 orang per jam atau sekitar 20 ribu ibu meninggal per tahun saat hamil, melahirkan, dan nifas. Pemerintah berupaya pada 2010 angka kematian ibu dapat diturunkan setiap tahunnya.
“Fungsi Ibu sulit diganti !!!!! Fungsi istri dapat diganti
Demikianlah istilah yang diberikan kepada seorang istri dan seorang ibu. Peran istri dapat digantikan oleh banyak wanita tetapi peran ibu sangat suilt digantikan bahkan sangat berpengamh terhadap keiangsungan hidup anaknya terutama anak yang baru dilahirkannya. Dan hasil penelitian diperoleh bahwa jika seorang bay! berumur kurang dan 3 bulan ditingg al mat! ibunya, maka kemungkinan keiangsungan hidup sang bay! hanya sekitar 30 %. Itu artinya Jika seorang ibu meninggal saat bayinya bemsia kurang dat! 3 bulan maka resiko kemat iannya sebesar 70 %!
Peran ibu sangat besar artinya, ditangan ibulah lahir putrap un! bangsa, dikatakan bahwa “membangun ibu adalah memb angun bangsa, tetapi membangun bapak adalah membangun dirinya sendinl”. Apa benar ?. OIeh karena Itu kesehatan dan keselamatan ibu hamslah menjadi prioritas utama.
Kenyataannya tahun 2001 angka kematlan ibu di Indonesia sebesar 334 per 100.000 kelahiran hidup. Hal tersebut dapat digambarkan dengan I buah pesawat terbang Jumbo Jet yang seluruh penumpangnya ibu-ibu hamil dan jamb setiap 1 minggu sekali. Bayangkan, andaikan hal tersebut dapat dicegah. Angka kematian ibu di Indonesia walaupun mengalami penurunan dan tahun-tahun sebelumnya tetapi masih jauh dan angka yang diharapkan. AKI yang diharapkan pada tahun 2010 adalah sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Sebenarnya apa penyebab kematian ibu ? Menurut data SKRT tahun 2001, 90 % penyebab kematian ibu karena adanya komplikasi dan 28 % diantaranya teijadi pendarahan dimasa kehamilan dan persaLinan.
Ada beberapa sebab yang tidak langsung tentang masalah kesehatan ibu, yaitu:
1.      Pendldikan Ibu-Ibu terutama yang ada dl pedesaan masih rendah. Masih banyaknya ibu yang beranggapan bahwa kehamilan dan persalinan menupakan sesuatu yang alami yang berarti tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan, serta tanpa mereka sadari bahwa ibu hamil tenmasuk kelompok risiko tinggi. Ibu hamil memiliki risiko 50 % dapat melahirkan dengan selamat dan 50 % dapat mengakibatkan kematian.
2.      Sosial ekonomi dan sosial budaya Indonesia yang mengu tamakan bapak dibandingkan ibu, sebagal contoh dalam ha! makanan, sang bapak didahulukan untuk mendapat makanan yang bergizi sedangkan bagian yang tertinggal diberikan kepada ibu, sehingga angka anemia pada ibu ham!! cukup tinggi mencapai 40 %.
3.      “4 terlalu dalam melahirkan, yaltu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak
4.      ‘3 terlambat”, yaltu terlambat mengambil keputusan, tenl ambat untuk dikinim ke tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hat tersebut bagalmana kebijakan dan strategi dalam menurunkan angka kematian ibu dl Indonesia? Ada pendekatan yang dlkembangkan untuk menurunkan angka kematlan Ibu yang d.isebut MPS atau Making Pregnancy Safer.
Tiga pesan kunci dalam MPS yang pcrlu diperhatikan adalah:
1.      Setlap persalinan ditolong oieh tenaga kesehatan yang terl atth.
2.      Setlap kompllkasl obstetric dan neonatal mendapat pelay anan yang adekuat (memadal).
3.      Setlap wanita usia subur mempunyal akses terhadap penceg ahan kehamilan yang tidak dilnglnkan dan penanganan kompLlkasl keguguran.
Kebljakan pemerlntah dalam nienurunkan angka kematlan thu adalah mendekatkan pelayanan kesehatan Ibu dan bayl barn Lahir yang berkualitas kepada masyarakat. Kenapa bayl barn lahir termasuk kedalam kebijakan dalam menurnnkan AKI ? karena temyata bayl barn lahir sangat berhubungan erat dengan kesehatan Ibu. Salah satunya seperti yang teiah saya sampaikan dl awal penuilsan.
Sedangkan strategi dalam menurunkan AK! adalah dengan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan thu dan bayl barn lahir yang efektlf, dan didukung oleh kerjasama lintas program dan lintas sektor terkait, mitra lain, pemerintah dan swasta. Pemberdayaan perempuan dan keluarga. serta pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan dalam menurunkan AKI yaltu:
1.      Penlngkatan kualltas dan cakupan pelayanan. melalul:
a.       Pertolongan persailnan oleh tenaga kesehatan, ant ara lain berupa penyediaan tenaga bidan dl desa, kesinambungan keberadaan bidan desa, penyedlaan fasilitas pertolongan persailnan pada polides/pustu dan puskesmas, kemitraan bidan dan dukun bayl, serta berb agal pelatihan bagi petugas
b.      Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkual itas dan sesuai standar, antara lain bidan desa di polindes/pustu, puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar), Rumah sakit PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Kualitas) 24 jam.
c.       Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran, antara lain dalam bentuk KIE, pelayanan KB berkualitas pasca per- salman dan pasca keguguran, pelayanan asuhan pasca keguguran, meningkatkan partisipasi aktif pria.
d.      Pemantapan kerjasama lintas program dan sektor, antara lain dengan jalan menjalin kemitraan dengan pemda, organisasi profesi (IDI, POGI, IDAI, IBI, PPNI), Perinasia, PMI, LSM dan berbagai swasta.
e.       Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat, antara lain dalam bentuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya, serta menyediakan buku KIA. Kesiapan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi persalinan dan kegawatdaruratan (dana, transportasi, donor darah), jaga selama hamil, penyed iaan dan pemanfaatan yankes ibu dan bayi, partisipasi dalam jaga mutu pelayanan.
2.      Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program, melalui peningkatan kemampuan pengelola program agar mampu melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan (P1 - P2 - P3) sesual kondisi daerah.
3.      Sosialisasi dan advokasi, melalul penyusunan hasil inform asi cakupan program dan data informasi tentang masalah yang dihadapi daerah sebagal substansi untuk sosialisasi dan advokasi. Kepada para penentu kebijakan agar lebih berpihak kepada kepentingan ibu dan anak.
4.      Melalul berbagai upaya antara lain peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan kemampuan petugas serta melalul dukungan dan kemitraan berbagai pihak akan sangat menentukan upaya penurunan AKI terutama dengan memp erhatikan 3 pesan kunci MPS.

D.      Promosi Kesehatan Persalinan
Dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak dikenal beber apa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah:
1.      Tenaga profesional: dokter speslalis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan (PKE) dan perawat bidan.

2.      Dukun bayi:
Ø  Dukun bayi terlatih ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus
Ø  Dukun bayl tidak terlatih lalah dukun bayl yang belum pemah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayl yang sedang dilatih oleh tenaga kesehatan dan belum dinyatakan lulus.
Pertolongan persalinan oleh dukun bayi diharapkan memenuhi standar minimal “ 3 bersih”, yang meliputi bersih tangan penolong, bersih alat pemotongan tall pusat dan bersih alas tempat ibu berbaring serta lingkungannya.
Selain itu masih ada penolong persalinan yang berasal dan anggota keluarga dalam masyarakat terpencli, sepertl yang banyak ditemukan dl Propinsi Irlan Jaya. Namun, penolong persalinan seperti ml umumnya tldak tercatat dan suilt untuk diidentifikasi.
Pada prinsipnya, penolong persalinan hams memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Sterilitas
2.      Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi
Dengan penempatan bidan di desa, diharapkan secara bertahap jangkauan persalinan oleh tenaga profesional terus meningkat dan masyarakat semakin menyadarl pentingnya persalinan yang bersih dan aman.

E.       Promosi Kesehatan Nifas
Saat-saat menegangkan selama proses persalinan berlalu sudah. Tapi, Anda masih hams waspada terhadap bahaya inf eksi selama masa nifas!
Luka-luka yang terjadi selania proses persalinan bisa jadi “pintu gerbang” bagi kuman-kuman penyakit untuk masuk ke dalam tubuh. Nah, infeksi nifas atau infeksi yang terjadi setelah persalinan merupakan masalah kesehatan yang serius! Sebab, kerapkali jadi penyebab kematian pada ibu-ibu yang barn bers alin.
Dalam keadaan normal, kuman penyakit sudah terdapat dalam usus dan jalan lahir. Namun, kuman-kuman tersebut tidak bisa masuk begitu saja ke dalam rahim selama air ketuban belum pecah. Ya, janin dan cairan ketuban akan selalu berada dalam keadaan bebas kuman alias steriL! Barn ketika ketuban pecah (waktu proses persalinan berlangsung), ‘pintu gerbang” masuknya kuman penyakit jadi terbuka lebar.
Selain “pintu gerbang” tersebut, sebenarnya kuman penyakit bisa juga berasal dan luar. Misalnya, dan sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir yang tidak sepenuhnya bebas kuman.
Bahkan di rumah sakit, banyak sekali kuman penyakit infeksi yang berasal dan para pasien yang sedang dirawat. Oleh udara, kuman penyakit tersebut disebarkan ke segala arah, termasuk peralatan yang akan digunakan untuk membantu persalinan. Kalau peralatan 1w tidak disterilkan dengan balk, bisa-bisa jadi sarana penularan penyakit infeksl nifas.
Gejala infeksi nifas tergantung pada baglan tubuh yang dis erang. Pada minggu-minggu pertama, gejala yang terjadi akibat perluasan infeksi biasanya belum terlihat.
Setelah Infeksi berkembang Iebih lanjut, barulah gejala berikut mulal terlihat.
1.         Bila infeksl terjadi pada daerah antara lubang vagina dan
anus, bagian luar alat kelamin, vagina atau mulut rahim,
biasanya timbul gejala, yakni:
Ø  Rasa nyerl dan panas path tempat yang terlnfeksl.
Ø  Kadang-kadang, rasa perih muncul ketika buang air kecil.
Ø  Sering juga disertai demam.
2.         Bila terjadi infeksi pada selaput lendir rahim, gejalanya bisa dikenali dan cairan yang keluar setelah melahirkan. Cairan ml seringkali tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta atau selaput ketuban. Padahal, ml mengakibatkan gejala ber ikut:
Suhu tubuh menlngkat.
Rahim membesar disertal rasa nyerl.
3.         Bila infeksi menyebar melalui pembuluh darah balik ke berb agai organ tubuh, seperti paru-paru, gmnjal, otak, atau Jant ung, akan mengakibatkan terjadmnya abses-abses di tempat tersebut.
4.         Bila mnfeksl menyebar melalul pembuluh getah bening dalam rahim, dapat Iangsung menuju selaput perut atau kadang melalui perniukaan selaput Lendir rahim menuju saluran telur serta indung telur. Gejala yang akan muncul berupa rasa sakit, denyut nadi menlngkat, suhu tubuh menlngkat disertal menggigil.
Ternyata, anemia adalah salah sam kondisi yang memudahkan Anda terkena infeksi nifas. Jadi, Jagalah kondisi tubuh sebalk mungkin sebelum persalinan, agar daya tahan tubuh Anda benar-benar prima pada han-H.
Biasakanlah berpola hidup sehat dan selalu menjaga kebers ihan tubuh. Dengan begitu, benteng pertahanan tubuh Anda cukup kuat untuk menahan kuman penyakit yang kebetulan masuk ke dalam tubuh. Kalaupun terjadi infeksl, dengan cepat diatasi berkat “armada perang” tubuh yang cukup kuat!
Cara lainnya adalah menjaga agar air ketuban tidak pecah sebelum waktunya. Juga, sebaiknya Anda minta pada dokter agar proses persalinan tidak berlarut-larut, dan diselesaikan dengan meninggalkan sesedikit mungkin luka dan perdarahan. Tentu saja, kesterilan berbagai peralatan yang akan dipakal dalam persalinan perlu diperhatikan.

F.       Promosi Kesehatan Menyusui
Pemberian ASI Eksklusif Perlu Motivasi dan Dukungan Keluarga
Berbagai persepsi yang salah terkait pemberian ASI, selama mi banyak berkembang di masyarakat. Tak jarang, hal itu menjadi beban tersendiri bagi ibu menyusui, sehingga proses menyusui terganggU.
Sebagian masyarakat kita masih sering beranggapan salah, mengira menyusui hanya merupakan urusan ibu dan bayinya. Padahal, peran suami dan keluarga terhadap pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sangat besar, terutama terhadap motiv asi, persepsi, emosi, dan sikap ibu menyusui.
Dokter spesialis obstetri ginekologi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Dr. dr. Sofie Rifayani Krisnadi, Sp.O.G.(K) mengatakan, pemberian ASI eksklusif tak hanya bergantung pada pengetahuan ibu ataupun motivasi petugas kesehatan, tapi jua adat kebiasaan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa cairan lain sep erti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tambah an makanan padat. Pemberian ASI secara ekskLuslf dianjurkan selama empat bulan pertama kehidupan bayl. Bila memungk inkan, bahkan pemberian ASI saja bag! bayi bisa dllanjutkan sampai enam bulan. Setelah itu, pemberian AS! yang dibarengi makanan tambahan bisa dilanjutkan sampal anak berusla dua tahun atau lebih.
Sofie mengatakan, tiga han pertama pasca kelahiran merupakan masa kritis yang bisa menentukan keberhasilan pemberlan ASI eksklusif. Pascakelahiran, bay! ideaLnya langsung diberlkan kepada ibunya. maksimal sam jam kemudian, untuk disusul. Pada kurun waktu inilah umunmya terjadi berbagai kendala seperti puting payudara lecet atau payudara bengkak. Hal ml bisa menimbulkan kecemasan yang membuat para ibu “menyerah” dan akhirnya memilih susu formula.
Pascasalin lanjut, juga umum terjadi masalah seperti bingung puting, sindroma AS! kurang, bay! sering menangis, dan tidak cukup naik berat badannya. “Bingung puting banyak teriacli karena selama di tempat bersalin si bayi diberikan susu formul a oleh petugas kesehatan, sehingga ketika diberikan ASI dia merasa tidak semudah mengisap susu formula,” ujamya.
Takjarang, para suami dan keluarga besar yang tidak mengertl, ketika melihat anaknya menangis menganggap bay! barunya itu kelaparan, sehingga memilih untuk memberikan susu form ula. Hal 1w tentu saja amat menghanibat keberhasilan pemb enian ASI eksklusif. Padahal, bay! menangis tak selalu karena Lapar. Bisa saja karena popoknya basah atau hanya Ingin dlp eluk oleh ibunya.
Sofle juga meluruskan mitos mengenal kenalkan berat badan bayi yang dianggap tidak cukup karena semata-mata diberik an AS!. Padahal, pada semlnggu pertama pascakelahirannYa berat badan bayl secara alamlah memang akan menurun. Pada kurun waktu itu, bayi akan mengeluarkan kotoran yang berw arna hitam (mekonium) dan pemberian kolostrum (AS! lima han pertama) amat membantu hal itu.
“Bay! dengan AS!, hanya dalam I minggu sampai 10 hail langsung na!k berat badannya. Kalau bay! dengan susu formul a mungk!n lebih cepat naik, tapi nant! diganggu dengan diare, ISPA (infeksi saluran pemapasan ), karena susu formula tidak memiliki imunitas. Bay! dengan AS! juga akan buang air besar lebih sering dalam bentuk seperti biji-bijian dan itu normal. Selain itu, ginjalnya lebih sehat karena pipisnya lebih sering dan tidak berwama (bening),” ujamya.
Selain itu, ibu barn juga sering merasa produks! ASI-nya kurang karena payudaranya kedil, AS! yang dikeluarkannya encer hingga merasa payudara lembek dan air susu tidak merembes lagi. Padahal, ukuran payudara sama sekali tidak menggamb arkan kemampuan Ibu untuk memproduksi ASI, begitu juga soal kekentalan AS! yang memang berubah sesuai kebutuhan dan usia bay!. Sementara payudara yang lembek dan t!dak merembes lagi adalah tanda bahwa produksi AS! telah sesual dengan kebutuhan bay!.
“Sebenamya hanya sedikit sekali, yaftu 2% ibu yang secara biologis memang kurang produksi ASI-nya. Sisanya 95 - 98% dapat menghasilkan AS! cukup buat bay!nya,” ujarnya.
Produks! AS! pada wanita Indonesia rata-rata per hail 600 mililiter pada enam bulan pertama menyusui, 400 ml pada enam bulan berikutnya, dan menjad! 300 ml pada tahun ked ua. Selanjutnya, menurun menjadi 200 ml. Soal kalori yang dihasilkan juga tak perlu d!khawat!rkan karena pada enam bulan pertama rata-rata 600 kalori per hafl. Dengan demik!an, AS! saja dapat memenuhi kebutuhan makanan bay! sejak lahir sampal umur 4- 6 bulan.
Komposisi AS! juga terus menyesuaikan dengan kebutuhan dan usia bay! dan itu tidak akan dapat d!peroleh dan susu formula apa pun. AS! han pertama hingga han kelima disebut kolost rum, pada han ke 6 - 10 disebut AS! transisi, dan selanjutnya AS! matur. Komposisinya berbeda, misalnya kolostrum memp unyai antibodi lebih tinggi dibandingkan AS! matur.
Berbagal persepsi yang salah terkait pemberian AS!, selam a ml banyak berkembang di masyarakat. Tak jarang, hal Itu menjadi beban tersendirl bag! thu menyusul, sehlngga proses menyusui terganggu. “Katanya thu menyusui tidak boleh makan yang anyir-anyir, padahal justru Ia hams makan ikan. Banyak orang menganggap kalau ibunya makan ikan nanti baymnya akan alergi. Padahal terbailk. Lebih awal bay! diperkenalkan dengan berbagai rasa melalul ASI, reaksl imunologlsnya menj adi leb!h balk,” ucapnya.
Proses pemberlan AS! eksklusif banyak bergantung pada vlsi ibu. Para ibu (terutama ibu barn) hams menambah pengetah uannya mengenai pentlngnya ASI eksklusif, termasuk untuk ketenikatan ibu-bayi (bonding) dan tingginya imunitas dalam AS! sehingga anak akan jarang sakit. Selamn manfaat bag! bay!, pemberian AS! eksklusif juga bermanfaat bagi ibu untuk men gurangi anemia, mempercepat pengembalian berat badan pasca kehamilan, menimbulkan perasaan dibutuhkan, menund a kesuburan, dan mencegah kanker payudara.
Keberhasilan ASI eksklusif bisa diperoleh bila ibu punya pers epsi yang benar soa! AS! dan keadaan emosinya stabil. Dengan demikian, AS! akan dibenikan dengan senang hat!. Rasa cemas, stres, bingung, dan depresi pada ibu menyusui akan menyeb abkan hubungan ibu-bayi kurang harmonis, sehingga umumn ya mengurangi frekuensi dan Iamanya menyusul.
Kurangnya produksi ASI juga bisa disebabkan oleh faktor psikologi.Faktor psikologis juga sangat dipenganuhi oleh pen galaman kejiwaan sejak masa kanak-kanak sampal ibu melah irkan. Faktor mi sening kali dkentukan oleh nilal-nilal yang dianut keluarga dan lingkungan sekitar. Berbagal penelitian menunjukkan, makin tinggi pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga, justru kemungkinan menyusui secara eksklusif makin rendah. Kondisi itu umumnya terkait dengan minimnya dukun gan keluarga, lingkungan kerja. dan gencamya promosi susu formula.
Kunci sukses dalam menyusui secara ekskluslf adalah rasa percaya din. Ibu yang ragu-ragu, bahkan meyaklnl bahwa pemb erian ASI saja tidak mencukupi. mi akan mepengaruhi rasa percaya din pada pengasuhan bayinya, apalagi bila tidak ada dukungan dan keluarga. Dukungan aktif untuk hanya memb erikan ASI penlu diperoleh sejak masa kehamilan, terutama dan keluarga dan masyarakat.
Keberhasilan pemberian ASI tidak terlepas dan dukungan keluarga, balk suami maupun anggota keluarga besar seperti orang tua, mertua, saudara, dan sebagamnya. Dukungan dapat disampaikan dengan benbagai bentuk, misalnya menganjurkan makanan sehat dan bergLzi, mengambil aIih pekerjaan rumah tangga hingga membenikan keyakinan agar Ibu menyusui Jang an takut gemuk.
Suami dapat berperan damam menyukseskan ASI eksklusif den gan tak hanya menjadi pengamat pasif. Akan tetapi, Ia juga dengan aktlf membenikan dukungan monil dan bantuan praktls seperti ikut menyendawakan bayl setelah dibeni ASI, menggant i popok, menggendong, menenangkan bayi yang menangis, membawa bayl untuk berjemur dan beijalan-jalan, juga memb antu pekerjaan rumah lalnnya.
Keluarga besar dapat memberikan dukungannya dengan tidak menyarankan untuk segera memberikan makanan tambahan bagi bayl, termasuk memberikan buah-buahan seperti pisang.
Dukungan juga perlu diberikan oleh llngkungan, termasuk tempat bekerja. Sudah selayaknya ibu menyusui dibenikan kesempatan untuk memerah susunya dl tempat yang hlgienis, memberikan ASI-nya minimal sam jam setiap han, bahkan menyediakan tempat penitipan anak.
Menyusui Pada Sam Jam Pertama Kehidupan Dilanjutkan Dengan Menyusui Eksklusif 6 Bulan, Menyelamatkan Lebih Dart Sam Juta Bayl
Judul diatas merupakan tema Pekan (1-7 Agustus) ASI Sedunia tahun 2007. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ASI merup akan mukjizat dan Tuhan yang diberikan kepada umamya melalui ibu yang menyusui bayinya dengan ASI. ASI adalah sam jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi, baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Dan pemb erian ASI selama 1 jam pertama dalam kehidupannya dapat menyelamatkan 1 juta nyawa bayi.
Berkaitan dengan pentingnya ASI dalam 1 jam pertama maka dianjurkan sesegera mungkin meletakkan bayi yang barn dilah irkan pada dada ibunya dan membiarkannya selama 30 — 60 menit. Kontak dart kulit ke kulit segera setelah lahir dan menyusu sendiri setelah sam jam pertama kehidupan itu sangat penting karena pada jam pertama bayi menemukan payudara ibunya merupakan awal suatu life sustaining breastfeeding relationship antara ibu dan bayi menyusul. Ibu tidak perlu takut bayl akan kedinginan, karena saat bayi berada di dada ibu, dada Ibu akan menstransfer kehangatan pada sang bayl. Namun suhu mangan tidak kurang dart 27 0 C , mereka akan saling mengh angatkan. Bayi berkurang stres, lebih tenang, pemafasan dan detak jantung lebih stabil; bayi memperoleh kolostrum sebagal minuman pertama; dan sentuhan tangan, mulut dan kepala bayl serta isapan pada payudara merangsang produksl Oxytocln. Oxytocin menyebabkan kontraksi rahim, merangsang hormon lain yang menyebabkan ibu merasa senang dan relaks, serta merangsang aliran ASI dalam payudara ke mulut bayl.
ASI Eksklusifadalah pemberian AS! sedini mungkln setelah pers alman, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain walaupun hanya air putih sampal bayi berusia 6 bulan.

Stadium Asi
ASI stadium satu adalah kolostrum. Kolostrum merupak an cairan yang pertama dlkeluarkan/dlsekresl oleh kelenjar payudara pada 4 han pertama setelah persalinan. Komposisi kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwama kuning keemasan disebabkan oleh tinggin ya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bay!) yang membersihkart mekon ium, sehingga mukosa usus bay! yang barn lahir segera bers ih dan slap menerima AS!. Hal mi menyebabkan bayi sering defekasi dan feces berwama hitam. Jumlah energi dalam kolost rum hanya 56 Kal /100 ml kolostrum dan pada hat! pertama bayl memerlukan 20 — 30CC.
Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur, Sedangkan kand ungan karbohidratnya lebih rendah dibandingkan ASI matur.
ASI stadium 2 adalah AS! peralihan. AS! in! diproduksi pada hat! ke-5 sampai hat! ke-lO. jumlah volume AS! semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, Hal mi untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktifltas bayi yang mulal aktif dan bay! sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa In! pengeluaran AS! mulal stabil.
AS! stadium 3 adalah ASI matur. Yaltu AS! yang desekresi pada hail ke-lO sampai seterusnya. AS! matur merupakan nutrisi bay! yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bay! sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping selain ASI.

Komposisi zat gizi dalam kolostrum, ASI dan PAM
Kandungan zat gizi dalam kolostrum, AS! dan PASI (pengg anti air susu ibu) memiliki komposisi yang berbeda. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tlnggi dart pada ASI. Hal ml menguntungkan bayl yang baru lahir karena dengan mendapat sedikit kolostrum ia sudah mendapat cukup protein yang dapat memenuhi kebutuhan bay! pada minggu pertama.

Karbohidrat
Karbohidrat dalani AS! berbentuk laktosa yang jumlahnya berubah-ubah setiap hart menurut kebutuhan tumbuh kembang bayl. Rasio jumlah laktosa dalam AS! dan PAS! adalah 7:4 sehingga AS! terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI. Hal ml menyebabkan bayl yang sudah mengenal AS! dengan balk cenderung tidak mau minum PASI. Dengan demikian pemberlan AS! akan semakin sukses. Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan sel syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja set-se! syaraf. Selain itu karhidrat memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan faktor bifidus di dalam usus (faktor yang menghanibat pertumb uhan bakterl yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakterl yang menguntungkan) dan mempercepat pen geluaran kolostrum sebagal antibody bayi.

Protein
Protein dalam AS! lebih rendah dibandingkan dengan PAS!. Namun demikian protein AS! sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencemaan bayi yaltu protein unsur whey. Perbandingan prot ein unsur whey dan casein dalam AS! adalab 80:40, sedangk an dalam PASI 20:80. Artmnya protein pada PASI hanya sepert iganya protein AS! yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayl dan hams membuang dua kall leblh banyak protein yang sukar diabsorpsi. Hal ml yang memungkinkan baym akan sering menderita diare dan defekasi dengan feces berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap bila bayi diberikan PASI.

Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadamya setiap kali dilsap oleh bayl dan hal mi teiladi secara otomat is. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda dengan 10 menit kemudian, Kadar lemak pada han pertama berbeda dengan han kedua dan akan terus berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang diperlukan. Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantal panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicema karena mengandung enzim lipase. Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6, dan DHA yang san gat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat dalam ASI san gat tinggi dan perbandinganya dengan PASI yaitu: 6:1. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak bayl.

Mineral
ASI megandung mineral yang Iengkap walaupun kadamya relatif rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam PASI kandungan miner al jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar tidak dapat diserap hal ml akan memperberat kerja usus bayi serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah karena obstipasi atau ganguan metabolisme.

Vitamin
ASI mengandung vitamin yang iengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayl sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayl barn lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Promosi kesehatan mempunyai dua pengertian, yaitu  Pertama, Sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Kedua, Sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan kesehatan. Promosi kesehatan memiliki strategi kesehatan yang antara lain adalah Advokasi, Dukungan Sosial, dan Pemberdayaan masyarakat. Adapun di dalam meningkatan status kesehatan melalui promosi kesehatan memiliki sasaran-sasaran sehingga terciptanya suatu peningkatan kesehatan yang antara lain adalah sasaran tersier yang berpusat pada pendekatan terhadap pembuat kebijakan dan memiliki kekuasaan penuh dalam suatu pemerintahan untuk dapat memberikan izin terhadap tindakan yang akan dilakukan dan pada kasus ini, kami melakukan pendekatan tersier kepada Camat Telanaipura selaku pemberi kebijakan untuk memberikan izin terhadap program yang akan dilakukan mengenai Penyuluhan Diabetes Melitus. Yang kedua adalah sasaran sekunder dimana sasaran yang dilakukan kepada para tokoh, Kader PKK dan anggota darma wanita anggota kelompok untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan terhadap Diabetes Melitus. Yang ketiga adalah sasaran primer dimana sasaran pendidikan kesehatan diberikan kepada masayarakat luas, dan lebih dikhususkan kepada beberapa anggota keluarga di Kecamatan Telanaipura.  Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang Diabetes Melitus dan workshop yang dilakukan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Telanaipura terhadap Penyakit Diabetes Melitus.

B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi terciptanya promosi kesehatan yang lebih baik dan juga berguna bagi masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Bahan ajar Ayubi Dian( 2010 ).Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UI.

Efendi, F & Makhfudli.( 2009 ). Keperawataan kesehatan Komunitas teoti dan praktik dalam keperawatan. Jakarta; Salemba Medika

Evans, dkk.( 2011 ). Health Promotion and Public Health for Nursing Students. Exeter Great Britain; Learning Matters Ltd.

http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi didownload pada tanggal 05 November 2015

Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.




Komentar

Postingan Populer