MAKALAH PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN
MAKALAH PENDEKATAN
PROMOSI
KESEHATAN

Disusum
Oleh
MAYA DIFA
AULIA
NOVIANA
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN
DIII KEBIDANAN

KATA
PENGANTAR
Syukur alhamdulillah periulis panjatkan kepada Allah SWT,
karena hanya dengan limpahan rahmat dan karuniaN ya jualah penulis dapat
menyelesaikan buku Promosi Kesehatan.
Promosi Kesehatan merupakan ilmu yang yang diberikan kepada
mahasiswa semester III Program Diploma III Kebidanan. Semoga dengan disusunnya
buku ml dapat membantu mahasiswa dan dosen pengajar dalam menambah bahan bacaan
khususnya tentang Promosi Kesehatan. Buku mi disusun sesual dengan tunt utan
kurikulum DIII Kebidanan sehingga memudahkan dosen dan mahasiswa dalam mencari
literatur.
Sejak awal sampai penyelesaian buku mi berbagal pihak telah
memberikan bantuan yang sangat bermanfaat, untuk itu pada ke-sempatan ml
penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada rekan-rekan
dosen yang telah memberlk an bantuan saran dan masukannya dalam penyusunan buku
ini, dan para penulis dimana bukunya menjadi bahan rujukan saya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karuniaNya kepada mereka, yang dengan tulus ikhlas hati memberikan bantuan dalam menyelesaikan buku mi.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karuniaNya kepada mereka, yang dengan tulus ikhlas hati memberikan bantuan dalam menyelesaikan buku mi.
Saran dan kritik yang membangun dan pembaca saya harapkan,
demi kesempumaannya buku ml dan dapat menjadi buku yang balk, bermanfaat untuk
kesehatan serta dunla pendldikan khususn ya.
Bandar Lampung, Februari
2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
....
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Definisi Promosi Kesehatan........................................................... 3
B. Tujuan Promosi Kesehatan............................................................. 3
C. Sasaran Promosi Kesehatan .......................................................... 4
D.
Strategi Pendidikan/promosi Kesehatan ....................................... 5
E. Dukungan Sosial (Social SupDort) .............................................. 11
F. Pemberdayaaan Masyarakat (Empowermant) ............................. 14
G.
Macam-Macam Pendekatan Dalam Prornosi Kesehatan ............ 32
A. Kesimpulan.................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
kesehatan sebagal bagian atau cabang dan ilmu kesehatan, juga mempunyai dua
sisi yakni sisi ilmu dan seni. Dan sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi,
pendidlkan keseh atan adalah merupakan penunjang dan program-program kesehatan
lain. Artiriya setiap program kesehatan misalnya pemberantasan penyakit,
perbaikan, masyarakat, kesehatan ibu dan anak, dli perlu ditunjang oleh
pendidikan kesehatan (sering disebut penyuluhan kesehatan) karena masing-masing
program tersebut mempunyai aspek perilaku masyarakat yang perlu dikondisikan
dengan pendidikan kesehatan.
Hambatan
yang paling besar dirasakan dalam rangka mencapai tujuan untuk mewujudkan
perilaku hidup sehat bagl masyarakatnya adalah faktor pendukungnya (enabling
factors). Meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi
tentang kesehatan, namun praktek (practice) tentang kesehatan atau
penilaku hidup sehat masih rendah. Seteiah dilakukan pengkajian oleh organisasi
kesehatan sedunia (WHO), tenutam a di negara-negara berkembang, temyata faktor
pendukung atau sarana dan prasarana tidak mendukung untuk masyarak at
berperilaku hidup sehat misalnya : meskipun kesadaran dan pengetahuan orang
atau masyarakat tentang kesehatan (misalnya sanitasi Iingkungan, gizi,
imunisasi, dli) sudah tinggi tetapi tidak didukung oleh fasilitas masyarakat
tidak mampu membangun atau mengakses jamban sehat, air bersih, makan an yang
bergizi, fasilitas imunisasi, pelayanan kesehatan. dii, maka mereka sulk untuk
mewujudkan perilakunya tersebut.
Oleh
karena itu promosi kesehatan tidak hanya proses penyadaran masyarakat atau
pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi
juga dengan meningkatkari atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non
fisik) disertal upaya-upaya memfasilitasi perubah an perilaku dalam rangka
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Masalah
kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh masyarakat
kita saat ini .Semakin maju teknologi di bidang kedokteran, semakin banyak pula
macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh
faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Salah satu langkah yang dapat diambil
mahasiswa dalam menghadapi masalah
kesehatan, dalam hal ini mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang dalam kapasitasnya sebelum berprofesi
langsung di masyarakat, sebagai seorang dokter adalah melalui kegiatan-kegiatan
promosi kesehatan dan kemnusiaan.
Penekanan
konsep promosi kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku masyarakatagar
berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman
kesehatan). Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan
pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti :
Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu
kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya
terdapat upaya untuk memfasilitasi perubahan perilaku masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi Promosi Kesehatan
Istilah dan
pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari istilah
pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan,
Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). WHO merumuskan
promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal,
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya.
Dapat
disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang
dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat
sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Menurut Green (1990)
promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang
untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
B. Tujuan Promosi
Kesehatan
Tujuan utama promosi kesehatan
adalah :
1. Peningkatan
pengetahuan atau sikap masyarakat
2. Peningkatan
perilaku masyarakat
3. Peningkatan
status kesehatan masyarakat.
Menurut
Green (1990), tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu :
1. Tujuan
program
Tujuan
program merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
2. Tujuan
pendidikan
Tujuan
pendidikan merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi
masalah kesehatan yang ada.
3. Tujuan
perilaku
Tujuan
perilaku merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku
yang diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan
pengetahuan dan sikap.
C.
Sasaran Promosi Kesehatan
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan,
maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :
- Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat
dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil
dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah
untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan
strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
- Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah
tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang
memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,
dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut
akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi
kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat
untuk masyarakat sekitarnya.
- Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi
kesehatan adalah pembuat keputusan (decission
maker) atau penentu kebijakan (policy
maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan
atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki
efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan
usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).
D. Strategi Pendidikan/promosi Kesehatan
Untuk mewujudkan
vlsi dan misi promosi atau pendidikan kesehatan seperti diuraikan dl atas
diperlukan cára pendekatan yang strategis agar tercapal secara efektif dan
efisien. Cara mi sering disebut “strategi”. Jadi strategi adalah
bagaimana cara untuk mencapal atau mewujudkan vlsi dan misi pendidikan
kesehatan tersebut secara efektlf dan efisien. Strategi pendidik an atau
promosi kesehatan ml ada 2 (dua) vel’si, yakni:
1.
Startegi
Global (Global Strategy) Menurut
WHO (1984)
Advokasi (Advocacy)
Pengertian:
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada pembuatan keput usan (decision makers) atau penentu kebljakan (Policy makers) balk dibldang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan publik. Tujuannya adalah agar pembuat keputusan ml men geluarkan kebijakan kebijakan antara lain dalam bentuk peraturan-peraturan, undang-undang, instruksi-instruksl dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan pubilk.
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada pembuatan keput usan (decision makers) atau penentu kebljakan (Policy makers) balk dibldang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan publik. Tujuannya adalah agar pembuat keputusan ml men geluarkan kebijakan kebijakan antara lain dalam bentuk peraturan-peraturan, undang-undang, instruksi-instruksl dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan pubilk.
Yang dimaksud
strategi advokasi kesehatan yaitu:
1) Usaha
mempengaruhi kebijakan publik/pengambilan keputusan dengan melalul berbagai
macam bentuk komunikasi persuasif.
2) Berbicara,
dengan inemberikan perhatian terhadap suatu masalah atau isu penting dan
mengarahkan pemb uat keputusan untuk membuat solusi
3) Suatu
upaya agar pembuat keputusan secara aktif mendukung suatu masalah/isu dan
mencoba untuk mendapatkan dukungan dan pihak lain
Tujuan Advoksi:
Adapun tujuan
advokasi kesehatan adalah:
1) Mendapatkan
dukungan, balk dalam bentuk kebijakan lisan atau tertulis, dalam bentuk Surat
Keputusan, Surat Edaran, himbauan, pembentukan kelembagaan, keters ediaan dana,
sarana, tenaga.
2) Mendorong
para pengambil keputusan untuk suatu perubahan dalam kebijakan, program atau
peraturan
3) Mendorong
para pengambil keputusan untuk aktlf mend ukung kegiatarVtindakan dalam
pemecahan masalah dan mencoba untuk mendapatkan dukungan dan pihak lain/mitra
Sasaran Advokasi
Sebagai sasaran
advokasi adalah:
1. Pengambil
keputusan tlngkat Pusat, seperti : DPR (Komisi 7), Menteri, Dirjen Departemen
terkait, BAPPENAS, Lembaga Donor (WHO, World Bank, UNICEF, ADB), Organisasi
Profesi, LSM Nasional dan Intemasional, Partai Politik.
2. Pengambil
kebijakan tingkat Propinsi, seperti DPRD / Komisi E, BAPPEDA, Gubemur
dan Asisten Kesejahteraa n Rakyat, Kepala Dinas Kesehatan tingkat I, Lembaga Donor,
Organisasi Profesi, LSM, Instltusi Pendidikan, Institusi Kesehatan, dan Non
Kesehatan, Lembaga Swast’industri, Partai Politik.
3. Pengambil
kebijakan tlngkat kabupaterVkota, seperti DPRD Kabupaten/Kota, Komisi E,
BAPPEDA, Bupati/ walikota dan Bagian Kesejahteraan Rakyat, KepaLa Dinas
Kesehatan, Lembaga Donor, Organisasi Profesi, LSM, Institusi
Pendidikan/kesehatan dan non kesehat an, Lembaga swasta/industri, partai
politik.
2.
Pendekatan Kunci Advokasi
Upaya yang perlu
dilaksanakan sebagal kunci keberhasilan dalam advokasi:
a. Melibatkan
para pemimpin
b. Membangun
kemitraan
c. Mobilisasi
komunitas keloinpok
d. Membangun
kapasitas
e. Bekerjasama
dengan media masa
3.
Langkah-Iangkah Advokasi
Berikut mi
Iangkah-langkah yang perlu dilakukan agar kegiatan advokasi dapat berhasil
sesuãi dengan yang diharapkan:
1.
Analisis Masalah dan perumusan “posisi” (ositioning)
Ø Situasi
saat mi
Ø Faktor-faktor
yang berkaitan
Ø Kebijakan
sekarang dan masa lalu
Ø Upaya
yang telah dilakukan
Ø Keberhasilan
dan kegagalan masa lalu
Ø Pengalaman
dl tempat lain
2. Analisis
stakeholder terhadap pengambil keputusan, sekutu dan teman, kelompok yang
menolak (lawan). Sebelum mengadakan advokasi terhadap para pengamb il
keputusan, maka perlu:
Ø Pengenalan
sasaran (kebisaannya, hobinya, kelemah annya, pendidikannya, Jenis kelamin dan
karakter istik lain)
Ø Bagaimana
sikapnya terhadap program, mendukung masalaWisu (jika tidak, mengapa?)
Ø Pengetahuan
tentang masalah kesehatarVisu?
Ø Saluran
untuk mencapal pengambil keputusan
Ø Apakah
mau berbicara dalam mendukung masalah di masyarakat ataupun melalui media
massa?
3. Membuat
pesan Advokasi
Dalam membuat pesan
advokasi diperlukan keterampil an dalam membuat:
Ø Pemyataan
singkat, padat dan bersifat membujuk
Ø Penyajian
data dan argumen yang tepat untuk meyak inkan pejabat berhubungan dengan tujuan
dan menyimpulkan apa yang ingmn dicapai Bertujuan untuk menciptakan aksi yang
ingin dilakukan oleh pendengar pesan
Kunci membuat pesan
Advokasi:
Agar pesan advokasi
diterima dan didukung oleh pen gambll keputusan, maka kunci pesan dalam penyaj
iannya adalah:
Ø Apa
masalahnya?
Ø Seberapa
besar isi.Vseberapa serius masalah tersebut?
Ø Apa
dampak negatif dan masalah tersebut terhadap sekelompok orang tertentu?
Ø Apa
yang dapat dilakukan Stakeholder untuk memec ahkan masalah tersebut?
4. Melaksanakan
kegiatan Advokasi
Menyampaikan bahan
Advokasi
Ø Usahakan
singkat, to the point, jelas
Ø
Prinsip “low profile high pressure”
Ø GunakanAVA
Ø Bed
kesempatan diskusi dan tanya jawab
Ø Catat
semua komentar dan pertanyaan
Ø Bed
respon yang sesuai dan senantiasa mengacu pada tema dan tujuan Advokasi
5. Bentuk
kegiatan Advokasi
a. Loby
Politik
Yaltu bentuk aksi
untuk mempengaruhi pejabat pub ilk kelas atas, terutama para legislator yang
memilikl peran untuk menggoalkan program
b. Debat
Yaltu pembahasan
masalalVisu melalul pendekatan pro dan kontra. Dengan teknik ml perlibatan
sasaran (khalayak) akan Iebih aktif dan masalah/isu dapat dibahas dan berbagal
sudut pandang secara tajam serta lebih mendalam. Dukungan media dan radio,
debat dapat menjangkau khalayak yang sangat luas dan menarik.
c. Dialog
Hampir sarna dengan
debat, dialog lebih tepat digun akan sebagal teknik advokasi dalarn menjangkau
kelompok. Bila didukung oleh media massa TV dan radio dapat menjangkau kelompok
yang sangat luas. Teknik dialog memberl peluang yang balk untuk mengungkapkan
aspirasi/pandangan sasaran (khal ayak).
d. Negosiasi
Yaltu teknik
advokasi yang menghasilkan kesepakat an. Masing-masing pihak mempunyal
kepentingan yang sama yang perlu diamankan, kepentingan yang
berbeda/bertentangan perlu dipertautkan. Berarti diperlukan kemampuan melakukan
tawar menawar dengan altematif yang cukup terbuka.
e. Petisi/resolusi
Teknik advokasi
dengan membuat pemyataan termu s yang Iebih besar tekanannya apabila merupakan
hasil dan musyawaraWrapat, dengan jumlah peserta yang besar (kuantitatif dan
kualitatif) dan di blowu p melalui media massa. Seperti ikrar,
pernyataan, sikap, fatwa.
f. MobiLisasi
Yaitu teknik
advokasi yang menggunakan kekuatan massa/orang.
Inisal demo, pawal, parade, unjuk rasa, safari, dli.
Inisal demo, pawal, parade, unjuk rasa, safari, dli.
g. Penggunaan
media massa
Yaltu teknik
advokasi dengan menggunakan media massa elektronik, seperti TV, radio, internet
dan media cetak (koran, majalah, tabloid, dli). Maksudnya untuk membentuic
opini, menyamakan persepsi, memberikan tekanan dengan memberikan informasi
kepada banyak orang, banyak tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
Rincian teknis dalam pemanfaatan media rnassa:
a. Siaran
pers d. Konfrensi Pers c. Lembar fakta b. Press kit e. Wisata Pers
6. Monitoring
dan Evaluasi
Untuk mengetahul
keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan advokasi, maka perlu dilakukan
monit oring dan evaluasi, sehingga dapat diketahui apakah sudah ada perubahan
kebijakan, peraturan atau prog ram untuk periode berikutnya, termasuk perubahan
rencana program dan alokasi anggaran
Perbedaan dan
Persamaan Advokasi dan KIE
Perbedaan:
Komunikasi Informasj
dan Edukasi (ME):
1. Mengubah
sikap mental, kepercayaan, nilal-nilal perilaku dan kelompok Individu
2. Komunikasi
yang dilaksanakan oleh provider program agar sasaran (individu, keluarga, dan
masyarakat) menerima program yang ditawarkan, dengan melaksanakan perilaku
tertentu
3. (Provider
program memberikan informasi, juga menyed iakan dukungan layanan kepada
kliervpengguna Iayan an).
Advokasi
Advokasi
4. Secara
aktif mendukung suatu masalah isu dan mencoba untuk mendapatkan dukungan dari
pihak lain
5. Mempromosikan
atau memperkuat suatu perubahan kebij akan, program dan produk legislasi
6. Sasaran
lebih diarahkan pada pembuat kebijakan dan sec ondary stakeholder (Primary
stakeholder juga perlu diberi informasi untuk pemberdayaan guna menekan pembuat
kebijakan mengeluarkan kebijakan publik yang diharapkan)
Persamaan
1. Identifikasl
segmentasi sasaran
2. Melakukan
penelitian / riset untuk meperjelas masalah
3. Membuat
strategi dan pesan
4. Monitoring
dan evaluasi
Indikator
Keberhasilan
Untuk mengukur
keberhasilan advokasi dapat dilihat dan adanya tanggapar’respon dan para
pengambilan keputusan dalam bentuk:
1. Adanya
peraturan, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan tentang
pentingnya program PHBS
2. Adanya
anggaran dan APBD II atau sumber lain yang rutin dan dinamis untuk pelaksanaan
PHBS
3. Adanya
jadwal koordinasi dan pemantauan pelaksanaan
PHBS
PHBS
4. Kemampuan
pengambil keputusan dalam menjelaskan PHBS pada setiap kegiatan.
5. Terbentuknya
fungsi kelompok kerja PHBS
E. Dukungan
Sosial (Social SupDort)
Pengertian
Yaftu menjalin kemltraan untuk pembentukan Opifli pub ilk dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat (Toma, Toga, LSM, dunia usaha/swasta, organisasi profesi, pemerlntah, dli), sehingga dapat menciptakan opini pubilk yang jujur, terbuka sesual dengan norma, situasi dan kondlsl inasyarakat yang mendukung tercapainya perilaku flidup bers ih dan sehat di semua tatanan.
Yaftu menjalin kemltraan untuk pembentukan Opifli pub ilk dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat (Toma, Toga, LSM, dunia usaha/swasta, organisasi profesi, pemerlntah, dli), sehingga dapat menciptakan opini pubilk yang jujur, terbuka sesual dengan norma, situasi dan kondlsl inasyarakat yang mendukung tercapainya perilaku flidup bers ih dan sehat di semua tatanan.
Adalah kegiatan yang
ditujukan kepada para tokoh masyarakat baik formal (guru, iurah, camat, petugas
kesehatan dli) maupun Informal (tokoh agama dli) yang mempunyai pen garuh
dimasyarakat.
Dukungan sosial atau
bina suasana adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh
dukungan dati para tokoh masyarakat dan tokoh agama. Selanjutnya toma dan toga
ml dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat.
Pada masyarakat yang paternalistis seperti di Indonesia toma dan toga merupakan
panutan perilaku masyarakat yang sangat signifikan.
Tujuan
Adapun tujuan dengan
dilaksanakannya kegiatan ini:
1. Adanya
anjuran dan contoh positif dan ptugas kesehatan atau pemuka masyarakat
2. Adanya
dukungan lembaga-lembaga masyarakat
3. Adanya
dukungan media masa/pembuat opini umum
4. Adanya
kesiapan penyelenggara kesehatan dan sektor terk ait
5. Tersedianya
sasaran dan sumber daya lamnnya
Sasaran
Sebagal sasarannya,
dapat disesuaikan dengan program PUBS yang akan dilaksanakan, berikut mi
sejumlah sasarannya:
1. Tenaga
profesional kesehatan, Institusi pelayanan kesehat an, Organisasi masa (wanita,
agama), Organisasi profesi kesehatan
2. Lembaga
Swadaya Masyarakat
3. Para
pemuka dan orang-orang yang berpengaruh di masyarakat, Kelompok media massa
4. Kelompok
pengusaha yang terkait kesehatan, Kelompok peduli kesehatan

Indikator
Keberhasilan
Adapun
indikator keberhasilannya adalah sebagai berikut:
Ada
peningkatan jumlah kegiatan dan jaringan kemitraan
Ø Ada
forum komunikasi
Ø Ada
dokumentasi kegiatan
Ø Ada
kesepakatan lisan dan tertulis
Ø Ada
opini publik
Cara
untuk mengenal dan memilih mitra untuk program PHBS yang dikenal dengan “5 C,’
sebagal berikut:
1. Kompetensi
(Competent)
Ø Apakah
organisasi itu memiliki stafteknis dan yang kuat?
Ø Bila
dibutuhkan tambahan staf, apakah organisasi itu mampu merekrut setiap saat?
Ø Apakah
organisasi itu memilikl aliran dana dan cadan gan dana yang cukup, sistem
akuntansi, bank account dan pengauditan teratur?
Ø Apakah
telah memiliki pengalaman dalam kegiatan yang sama?
Ø Apakah
organisasi 1W memiliki citra positif dan reputasi untuk ketinggian mutu kerja?
2. Koinitmen
(Commitment)
Ø Apakah
organisasi tersebut mendukung promosi keseh atan?
Ø Dapatkah
mendukung dan berperan kuat dalam prom osi kesehatan?
3. Relasi
(Clout)
Ø Apakah
organisasi tersebut memfilki kontak atau akses ke pembuat pembuat kebijakan dan
para tokoh yang berpengaruh di masyarakat?
Ø Apakab
organisasi 1W mendapat dukungan dalam keg iatannya?
4. Jangkauan
(Coverage)
Apakah organisasi
tersebut mampu iienjangkau sasaran yang telah ditetapkan, di berbagal wilayah,
berbagai segm en seperti demografi, psikografi, sosial ekonomi.
5.
Kesinambungan (Continuity)
Ø Sudah
berapa Iamakah organisasi ml melakukan keg iatan?
Ø Sudah
pemahkah menangani kegiatan yang serupa?
Ø Apakah
memiliki dasar kelembagaan dan sumber daya untuk jangka panjang?
Contoh Kegiatan
1. Adanya
forum bersama antara Departemen Kesehatan RI dengan Forum Komunikasi LSM AIDS
se Jabotabek (FKLOPA)
2. Adanya
bantuan pengadaan jamban dan Tim penggerak PKK Kabupaten Tangerang dalam rangka
mendukung prog ram PHBS di tatanan rumah tangga
3. Adanya
peraturan dilarang merokok bagi seluruh gedung perkantoran pemerintah
4. Pertemuan
dengan tokoh-tokoh agama (MUI, PGI, PHDI, WALUBI) untuk menyebarluaskan
pentingnya hidup bers ih dan sehat bagi umat pada acara-acara keagamaan
(Khotbah jum’at, Han minggu, dli)
5. Pertemuan
dengan tokoh-tokoh agama Islam untuk memb en contoh PHBS pada GJB (Gerakan
Jum’at Bersih)
F.
Pemberdayaaan Masyarakat (Empowermant)
Pengertian
Pemberdayaan mi ditujukan langsung kepada masyarak at, sebagai sasarari primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat memililci kemampuan dalam memelihara clan meningkatkan kesehatannya mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat in! dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain: Pcnyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM)dalam bentuk misalnya koperasi, pelatihan-pelatihan keterampilan dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga.
Yang dimaksud gerakan masyarakat yaitu:
Pemberdayaan mi ditujukan langsung kepada masyarak at, sebagai sasarari primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat memililci kemampuan dalam memelihara clan meningkatkan kesehatannya mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat in! dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain: Pcnyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM)dalam bentuk misalnya koperasi, pelatihan-pelatihan keterampilan dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga.
Yang dimaksud gerakan masyarakat yaitu:
1. Memberi
kemampuan pada Indivldi.Vkelompok urituk memb erdayakan sasaran primer dan
sekunder agar berperan aktif dalam kegiatan kesehatan
2. Cara
menumbuhkan dan mengembangkan norma yang membuat masyarakat lebih sehat.
Tujuan
1. Meningkatnya
perilaku sehat di masyarakat
2. Meningkatnya
peran serta masyarakat dalam upaya keseh atan di masyarakat
Sasaran
1. Masyarakat
secara perorangan, kelompok
2. Masyarakat
pengguna
3. Tokoh
masyarakat yang menjadi panutan
4. Karyawan
Pendekatan
Pemberdayaan Masyarakat
KIE:
1. Pengembangan
institusi masyarakat
2. Penghargaan
(insentif dan desinsentif)
3. Pendekatan
ekonoini produktif
Langkah-Iangkah
Pelaksanaan
Agar pemberdayaan
masyarakat mi berhasli sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
1.
Pendekatan Tokoh Masyarakat
Pendekatan tokoh
masyarakat merupakan tahap pertama yang hams dilakukan sebelum implementasi
program di wilayah tersebut. Tokoh masyarakat merupakan panutan masyarakat
setempat. Semua yang telah disetujui tokoh masyarakat akan berjalan lancar.
Sebaliknya apabila para tokoh masyarakat tidak merestui kegiatan tersebut,
jalann ya program akan tersendat-sendat. Pendekatan kepada mereka dapat
dilakukan melalui hubungan antar manusia yang balk dan bersahabat.
Forum untuk mendekatkan tokoh masyarakat ml antara lain melalul kunjungan rumah, pertemuan perorangan, pembic araan informal diberbagai kesempatan dan pertemuan 4 kecil.
Forum untuk mendekatkan tokoh masyarakat ml antara lain melalul kunjungan rumah, pertemuan perorangan, pembic araan informal diberbagai kesempatan dan pertemuan 4 kecil.
Setelah para tokoh
masyarakat clidekati secara interpers onal, perlu diadakan pembahasan bersama,
diantara para tokoh masyarakat tersebut antara lain melalul pertem uan khusus,
misalnya sarasehan dengan tokoh masyarak at untuk membahas program yang akan
dilaksanakan di wilayahnya. Dapat juga menggunakan forum komunikasi yang sudah
ada seperti “selapanan desa, rebug desa” dan lain-lain, namun topik pembicaraan
adalah program yang kita maksud.
2. Diagnosis
masalah kesehatan oleh masyarakat
Diagnosis masalah
kesehatan oleh masyarakat merupakan kegiatan untuk mengenail keadaan dan
masalah mereka sendirl, serta potensi yang mereka mIliki untuk mengatasi
masalah tersebut. Caranya dengan melakukan survel mawas diti (SMD). Dengan SMD
masyarakat diajak untuk mengen ail permasalah kesehatan yang mereka hadapi
sehingga memperoleh gambaran masalah kesehatan menurut apa yang dirasakan dan
disepakati keluarga serta dapat men genali potensi yang ada disekeliling
mereka. Pengenalan masalah kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya:
Mengajak wakil
keluarga untuk melihat langsung cara hid up bersih dan sehat yang dilakukan
oleh keluarga di desa yang lebih maju dan desa mereka
a. Melalui
foto atau gambar-gambar
b. Menggunakan
alat bantu pemantauan keadaan kel uarga
Macam data yang dikumpulkan:
Macam data yang dikumpulkan:
Data yang
dikumpulkan adalah data umum, data khusus dan data perilaku
1. Data
umum yaitu data tentang potensi desa (merupakan data sekunder, dapat diperoleh
dan data statistik desa)
2. Data
khusus yaltu data tentang identitas keluarga, keadaan kesehatan (misalnya
diare, batuk puck, Th. Paru, dli)
3. Data
perulaku, sehubungan masalah kesehatan yang ada misalnya tentang diare. Maka
data perulaku yang dimaksud adalah pengetahuan masyarakat tentang diare,
penyebabnya, cara pencegahannya dan kebiasaan masyarakat yang berhubungan
dengan diare, dli. Atas dasar hal tersebut di atas, petugas membantu membuat
diagnosis masalah kesehatannya, membantu mencarik an cara yang tepat agar
mempermudah mereka menge-. nali dan menggali potensi yang mereka miliki.
4. Perumusan
upaya penanggulangan oleh masyarakat
Hasil SMD setelah
direkapitulasi dibawa ke forum I! Masyarakat Desa (MMD). Dalam MMD mi diundang
para pemimpin balk formal maupun informal, tokah masyarakat dan anggota
masyarakat. Dalam pertemuan ml disampaik an temuan dan survel mawas dir! untuk
dibahas bersama upaya mengatasmnya. Langkah-langkah pembahasan pada musyawarah
masyarakat desa adalah sebagal berikut:
a.
Dipaparkan ternuan serangkaian masalah kesehatan dan
sederetan potensi/sumber daya setempat yang mungkln bisa cligunakan untuk
menanggulanginya
b. Memandu
peserta musyawarah untuk menggali tenaga, dana, material atau pemikiran
inovatif lainnya
c.
Atas dasar prioritas masalah yang telah disusun dan
potensi masyarakat yang tergali, dibuat rencana kegiat an penanggulangan
masalah, lengkap dengan jadwal keglatannya
d. Perumusan
upaya penanggulangan masalah kesehatan oleh masyarakat atas dasar musywarah mi
merupak an kekuatan politis yang tangguh untuk menggali dan meningkatkan peran
serta masyarakat, seta menjamin kelestarian program.
e.
Peran petugas dalam musyawarah masyarakat mi adalah
memandu jalannya musyawarah agar berjalan lancar dan mencapal tujuan.
Ada beberapa patokan
yang dapat digunakan untuk menent ukan skala prioritas masalah, antara lain:
a. Kegawatannya
: Besar/kecilnya akibat masalah bagi masyarakat
b. Mendesaknya
: Berkaitan dengan waktu, kalau tidak segera ditanggulangi akan menimbulkan
akibat yang serius
c. Penyebarannya:
Semakin banyak penduduk atau semak in luas wilayah yang terkena, menjadi
semakin penting
5. Pelaksanaan
kegiatan penanggulangan masalah keseh atan oleh masyarakat
a.
Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah keseh
atan oleh masyarakat, merupakan rangkaian penerap an kegiatan sebagai
penjabaran dan rencana kegiatan untuk mengatasi rnasalah kesehatan. Rangkaian
keg iatan mi dapat menjangkau waktu pendek, sedang dan lama. Namun minimal 1
tahun berjalan harus diadakan penilaian. Jenis kegiatan bervariasi mulal dan
yang san gat sederhana sampal yang rumit, semua tergantung pada kesepakatan
yang diambil dalam niusyawarah masyarakat.
b. Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehat an oleh masyarakat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
b. Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehat an oleh masyarakat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Ø Tahap
persiapan
Mempersiapkan tenaga
pelaksana yaltu tenaga pemb angunan desa yang sudah dipffih sebelumnya dan
sudah melaksanakn SMD dengan pelatihan, orient asi, lokakarya, dli. Pelatihan
yang diselenggarakan hams praktis, mengutamakan latihan keterampilan. Metode
yang banyak digunakan dalam pelatihan antara lain, demonstrasi, b ermain
peran/permainan simulasi, diskusi kelompok. Lamanya pelatihan terg antung jenis
kegiatan yang akan dilaksanakan. Di samping pelatihan atau orientasi supaya
untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan dan keter ampilan petugas dan
masyarakat dapat melalui cara-cara sbb:
•
Diskusi keiornpok terarah (DKT), bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, kemauan, keterampil an keluarga/masyarakat dalam
mengenali dan mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi
•
Kunjungan rumah (memberikan informasi yang lebih ringan
• Penyuluhan masa, menciptakan kesadaran dan membentuk opini yang mendukung
• Penyuluhan masa, menciptakan kesadaran dan membentuk opini yang mendukung
Ø Tahap
pelaksanaan
Sesudah tenaga
pelaksana dilatih, diharapkan mampu melaksanakan kegiatan yang telah disusun,
sehingga secara bertahap dapat mengatasi ma’alah kesehatan yang mereka hadapi,
sekaligus membuktikan apakah “rencana” yang mereka susun sudah tepat. Namun
demikian petugas perlu memantau bila temyata ada kekeliruan bisa segera
diperbaiki. Peran petugas adalah memberikan bimbingan teknis secara teratur
berkesinambungan.
Ø Tahap
menhlal kegiatan yang sudah dilaksankan
Penilalan mempakan suatu hal yang penting dalam proses perubahan. Masyarakat hams dapat melihat sanlpai dimana rencana kegiatan yang telah mereka susun sudah terlaksana. Apakah ada hal-hal yang perlu penyempumaan atau perbaikan
Penilalan mempakan suatu hal yang penting dalam proses perubahan. Masyarakat hams dapat melihat sanlpai dimana rencana kegiatan yang telah mereka susun sudah terlaksana. Apakah ada hal-hal yang perlu penyempumaan atau perbaikan
Pada tahap mi
diharapkan masyarakat melakukan penilaian yang mereka susun. Penilaian
dilakukan secara sederhana dan praktis.
6. Pembinaan
dan pengeznbangan
Langkah terakhir
adalah pembinaan dan pengembangan program. Setiap pelaksanaan program hams
dibina agar mantap jalannya. Setelah mantap hams dikembangkan, agar tidak jenuh
dan makin maju tingkat pencapaiannya. Pemantapan dan pembinaan juga bermaksud
memantapk an dan membina pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi para
tenaga pembangunan desa, masyarakat dan keluarga sendiri di bidang kesehatan.
Pembinaan dan pen gembangan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
Ø Supervish
Banyak hasil
penhlaian mengungkapkan bahwa supervisi petugas amat menentukan tlngkat
keberhasilan program. Oleh karena itu, supervisi secara berkala perlu dilakuk
an. Bila memungkinkan, supervisi ke bawah sebaiknya dikembangkan menjadi suatu
sistem penhlalan yang utuh.
Ø Forum
komunikasi
Forum komunikasi
antar petugas lintas program dan sektor ditingkat kabupaten, maupun kecamatan
merup akan bahan pemantauan yang balk.
Pada forum mi dapat
dibahas rencana supervisi terpadu, hash supervisi dan petugas yang turun ke
lapangan, sekailgus dapat membahas upaya untuk mempeibaiki
kekurangan-kekurangan yang ditemul di lapangan. Di lapangan atau di desa, forum
komunikasi ml juga perlu dibentuk sebagai wadah berkumpulnya pelaksana
pembangunan desa dengan tokoh masyarakat balk formal maupun non formal. Dalam
forumini pelaksana pembangunan desa dapat menyampaikan pelaksanaan rencana
kegiatan yang telah disusun hambatanh ambatan serta keberhashlan yang telah
dicapal. Forum ml sekaligus sebagai wadah untuk pernecahan masalah,
menyempumakan rencana yang disusun dan lain- lain sehingga dapat berfungsl
untuk pemantauan dan penilalan oleh masyarakat sendiri.
Ø Menunjukkan
film-film pembangunan kesehatan untuk memotivasi pelaksana pembangunan desa dan
masyar akat
Ø Kunjungan
tamu dan luar
Kegiatan ini dapat
merangsang masyarakat untuk memb enahi desanya karena akan kedatangan tamu,
namun hams dijaga jangan sampal terlalu sering, bisa membos ankan dan mengganggu
keglatan masyarakat.
Wisata karya ke
tempat lain yang lebih maju
Kegiatan ml dapat memperluas wawasan, dan memotiv asi masyarakat untuk lebih maju
Kegiatan ml dapat memperluas wawasan, dan memotiv asi masyarakat untuk lebih maju
Ø Perlombaan-perlombaan
desa sehat secara teratur
Ø Penerbitan
majalah dmnding buatan sendiri yang memuat antara lain:
• Kegiatan-kegiatan
di desa bersangkutan
• Cara pencegahan
penyakit yang sedang berjangklt,
Misalnya muntaber,
atau demam berdarah
• Pengalaman
pelaksana pembangunan desa
Adalah kegiatan yang
ditujukan kepada para tokoh masyarakat balk formal (gum, lurah, camat, petugas
keseh atan dli) maupun informal (tokoh agama dli) yang mempunyai pengaruh
dimasyarakat.
Dukungan sosial atau
bina suasana adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh
dukungan dart para tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Selanjutnya toma dan
toga mi dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan
masyarakat. Pada masyarakat yang paternalistis seperti di Indonesia toma dan
toga mer upakan panutan perilaku masyarakat yang sangat signifikan.
7.
Strategi berdasarkan Otawa Charter
Konferensi
Intemasional Promosi kesehatan di Ottawa- Canada tahun 1986 menghasllkan piagam
Ottawa (Ottawa Charter) dan salah satunya rumusan strategi promosi keseh
atan yang dikelompokkan menjadi 5( butir, yakni:
a. Kebijakan
Berwawasan Kesehatan (Health Public policy)
Adalah kegiatan yang
ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Sehingga
dikeluark annya atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan pembangunan yang
berwawasan kesehatan. Hal ml berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan di
bidang apa saja hams mempertimbangkan dampak kesehat annya bagi masyarakat.
Misalnya apabila orang akan mendirikan pabrik atau industri, maka sebelumnya
hams dilakukannya analisis dampak lingkungan, sejauh mana lingkungan akan
tercemar oleh limbah pabrik tersehut, yang akhirnya berdampak terhadap
kesehatan masyarakat sekitarnya.
b. Lingkungan
yang Mendukung (Supportive environm ent)
Adalah kegiatan
untuk mengembangkan jaringan kemitr aan dan suasana yang mendukung. Kegiatan ml
dit ujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola
tempat-tempat umum (public places). Kegiatan kegiatan mereka diharapkan
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, balk lingkungan fisik maupun
lingkungan non fisik mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat.
c.
Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient
Health
Services)
Services)
Kesehatan masyarakat
bukanlah masalah bagi pihak pemberl pelayanan (provider) balk pemerintah
maup un swasta saja, melainkan juga masalah masyarakat itu sendiri (konsumer).
Oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung
jawab bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak
penerima pelayanan (konsumer). Dewasa titik berat pelayanan kesehatan
masih berada pada pihak pemerintah dan swasta kesehatan, dan kurang melibatkan
masyarakat sebagai penerima peIayaran. Melibatkan masyarakat dalam pelayanan
kesehatan berarti memberdayakan masyarakat dalam memelih ara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan mereka ml bervariasi mulai dan terbentuknya
lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan balk
dalam bent uk pelayanan, maupun bantuan-bantuan teknis (pelatih an-pelatihan).
sampal dengan upaya upaya swadaya masyarakat sendiri.
d.
Keterampilan Individu (Personal Skill)
Kesehatan masyarakat
adalah kesehatan agregat, yang terdiri dan kelompok, keluarga, dan
individu-individu. OIeh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud apabila kesehatan
kelompok, kesehatan masing-masing kel uarga, dan kesehatan individu-Individu
terwujud. Oleh sebab itu meningkatnya keterampilan setlap anggota masyarakat
agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendirl (personal
skill) adalah sangat penting. Hal ml berarti bahwa masing-masing individu
di dalam masyarakat seyogyanya mempunyal penget ahuan dan kemampuan yang balk
terhadap cara-cara memelihara kesehatannya, mengenal penyakit-penyakit dan
penyebabnya, mampu mencegah penyakit, mampu meningkatkan kesehatannya dan mampu
mencani pen gobatan yang layak bilamana mereka atau anak-anak mereka sakit.
e.
Gerakan Masyarakat (Community Action)
Seperti telah
disebutkan di atas bahwa kesehatan masyarakat adalah perwujudan kesehatan
kelompok, keluarga dan individu. Oleh sebab itu mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang ada di masyarakat tersebut
bergerak bersama-sama. Dengan perkataan lain meningkatkan kegiatan-kegiatan
masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud
dan gerakan masyarakat (Community Action).
Berdasarkan piagam
Ottawa ( Ottawa charter: 1986), sebagai hash rumusan konferensi internasional
promosl kesehatan di Ottawa, Canada, menyatakan bahwa:
Health promotion
is the process of enabling people to increase control over, and to improve,
their health. To reach a state of complete physical, mental and social
well-being, an individual or group must be able to iden tify and to realize
aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the
environment. Health is, theref ore, seen as a resource for eveiyday life, not
the objective of living. Health is a positive concept emphasizing social and
personal resources, as well as physical capacities. Therefore, health promotion
is not just the responsibility of the health sector, but goes beyond healthy
life-styles to well-being.
Dari kutipan diatas
jelas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah:
Kesehatan adalah
suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
keseh atan mereka. Promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap
masyarakat shlngga mereka tnau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan
keseh atan sendini. Batasan promosi kesehatan mi mencakup dua dimensi yakni
“kemauan” dan “kemampuan” , atau tidak sekedar meningkatkannya kemauan
masyarakat seperti dikonotasikan oleh pendidikaan kesehatan. Lebih lanjut
dinyatakan, bahwa dalam mencapal derajat kese-. hatan yang sempuma balk fisik,
mental, maupun sosial, masyarakat hams mampu mengenal dan mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.
8.
Strategi
Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa
Ottawa charter:
1986:
Di era milenium ml,
setiap han bahkan setiap saat, kepada kita disajikan pelbagai macam iklan atau
upaya pemasaran pelbagai macam produk dan jasa. Ikiani kiani itu dengan
gencamya menyapa kita melalul berb agal media, terutama TV dan radio. Melalul
Internet, iklani-ikian itu juga datang sllih berganti. Ikian juga menyergap
kita melalul telepon seluler. Jangan ditanya ikian melalul surat kabar dan
majalah. Juga melalui film layar lebar di gedung bioskop. Ikian-ikian juga
mejeng secara mentereng melalui billboard, spanduk, umbulu mbul, dli. Tentu
saja ikian juga muncul melalui poster, leaflet atau brosur. Belum lagi ikian
melalui selebaran yang secara berdesakan nongol di tembok-tembok, tiang
Iistrilc/telepon, pagar rumah, dli. Ada juga ikian yang disamarkan melalui
tulisan ilmiah atau tulisan populer. Jangan dilupakan ikian atau pemasaran
produk atau jasa yang dikernas secara sangat professional dalam bentuk pameran,
seminar atau pertemuan. Belum lagi ikian atau upaya pemasaran yang dilakukan
secara agresif melalui tatap muka langsung dan rumah ke rumah dan secara
berantai (multy level marketing). Demikian pula upaya yang dilakukan
melalui loby kepada pelbagai pihak, khususnya pengambil kebijakan, agar produk
atau jasanya dapat dipergunakan oleh khalayak luas. Dan masih banyak lagi
cara-cara kreatif yang dilakuk an dalam rangka menjajakan suatu produk atau
jasa. Upaya-upaya itu mempunyai pengaruh yang sarigat besar terhadap lakunya
suatu produk atau jasa. Produk atau jasa apa saja, termasuk produk atau jasa di
bidang kesehatan serta produk dan jasa yang merugikan keseh atan seperti rokok,
minuman keras, obat-obatan yang tidak layak, dli. flu semua termasuk upaya
pemasaran atau upaya untuk mempromosikan produk atau jasa. Pada zaman dulu
upaya itu disebut propaganda.
Istilah propaganda
sering dikaitkan dengan bidang politik. Namun sebenarnya tidak selalu demikian.
Bisa juga tentang masalah sosial, termasuk kesehatan. Di zaman pra dan awal
kemerdekaan dulu propaganda masalah kesehatan itu sudah dilakukan. Pada waktu
itu cara propaganda itulah yang dilahikan untuk memhen penerangan kepada
masyarakat tentang kesehatan.
Propaganda pada
waktu itu dilakukan dalam bentuknya yang sederhana melalul pengeras suara atau
dalam bent uk gambar dan poster. Juga melalui film layar tancap. Cara-cara itu
kemudian berkembang, karena propag anda dirasakan kurang efektif apabila tidak
dilakukan upaya perubahan atau perbaikan perilaku hidup seharih an masyarakat.
Maka di1ancarkanlah upaya pendid ikan kesehatan masyarakat (health
education) yang dipadukan dengan upaya pembangunan masyarakat (community
development) atau upaya pengorganisasian masyarakat (communityorganization).
Upaya ml berkembang
pada tahun 1960 an, sampai kemudian rnengalami perkembangan lagi pada tahun
1975 an, menjadi “Penyuluhan Kesehatan”. Meski fokus dan caranya sama, tetapi
istilah “Pendidikan kesehatan” itu berubah menjadi “Penyuluhan Kesehatan”,
karena pada waktu itu istilah “pendidikan” khusus dibakukan di Iingkungan
Departemen Pendidikan. Pada sekitar tahun 1995 istilah Penyuluhan kesehatan itu
berubah lagi menjadi “Promosi Kesehatan”. Perubahan itu dilakukan selain karena
hembusan perkembangan dunia (Health promotion mulal dicetuskan di Ottawa
pada tahun 1986), juga sejalan dengan paradigma sehat, yang merupakan arah baru
pembangunan kesehatan diIndonesia. Isilah itulah yang berkembang sampai sekarang,
yang antara lain menampakkan wujudnya dalarn bentuk pemasaran atau iklan, yang
marak pada era milenium ml.
Perjalanan dad
propaganda, kemudian menjadi pend idikan, lalu penyuluhan dan sekarang promosi
keseh atan itu, merupakan sejarah. Dalam perjalanan dan waktu ke waktu itu ada
kejadian atau peristiwa yang patut dikenang, dan ada cerita atau ldsah yang
menarik, mengharukan, atau juga lucu. Tetapi yang penting past ilah ada hikmah,
kebijaksanaan, nilai atau “wisdom” yang dapat diangkat dan rentetan kisah
atau cerita itu. Hikmah, kebijaksanaan, nilal atau “wisdom” itu tentul
ah sangat besar manfaatnya bagi kita semua, terutama generasi muda yang
merupakan penerus pembangun an bangsa ercinta ml. Kebijaksanaan itu pula yang
rasanya patut sekali dapat dimiliki oleh para pembuat kebijakan, yang
menentukan arah perkembangan neg ara kita di masa yang akan datang.
Demildanlah, maka sejarah atau perkembangan tentang promosi kesehatan di
Ind3nesia itu perlu ditullskan. Penulisan sejarah atau perkembangan promosi kesehatan
dl Indonesia itu diras akan semakln perlu karena nampaknya sejarah benu lang.
Apa yang kita pikirkan sekarang, rupanya sudah pernah dipikirkan bahkan
dilaksanakan pada waktu yang lalu. Melalui tulisan mi diharapkan kka dapat
Iebih cepat belajar dan tidak mengulangi kesalahan-kesalah an yang pemah kita
lakukan pada waktu yang lalu itu.
Dengan demikian yang
dimaksud dengan sejarah di sini bukan dalam anti rentetan peristiwa dalam tangg
al, bulan dan tahun. Tetapi sejarah adalah uraian ten- tang peristiwa nyata
berupa fakta dan data yang bisa dijadikan bahan analisa untuk disimpulkan
manfaat dan mudaratnya bagi pijakan untuk kegiatan masa kini dan yang akan
datang. Di sini sejarah lebih mempuny ai arti ke depan. Dalani kaitan itu
beberapa negara sedang ribut dalain penulisari sejarah mi. Korea, Jepang dan
China berebut meluruskan sejarah dengan versi masing-masing. Pemerintah RI
sejak merdeka sampai sekarang juga sangat berkepentingan dengan penulisan
sejarah. mi menunjukkan bahwa sejarah sering dibuat untuk kepentingan sesaat
demi pemenuhan si pembuat sejarah. Seharusnyalah bahwa sejarah itu netral. Yang
penting adalah tentang pembelajaran sejarah. Makna, nilai atau kebijaksanaan
apa yang dapat ditangkap di balik kejadian atau rentetan peristiwa itu. Para
pemb acalah yang menganailsis sendiri, menyimpulkan dan mengambil makna sebagal
landasan untuk pengambilan kebijakan bagi langkah-langkah tindakannya masa kini
dan yang akan datang.
Sejarah, menurut
Prof Nugroho Notosutanto, men gandung dua hal : fakta dan persepsi. Di sam
pihak merupakan rentetan peristiwa berdasar fakta. Tekartann ya pada uraian
fakta yang bersifat deskriptif. Di pihak lain sejarah juga merupakan persepsi
dan para pelaku, para saksi dan para pengamatnya. Tekanannya berupa analisis peristiwa
bahkan dilanjutkan dengan prediksi ke depan. Demikianiah, maka sejarah
perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia mi ditulis senetral dan seobyektif
mungkin berdasarkan fàkta sesuai rentetan peristiwa.
Namun demikian juga
tidak dapat dihindari adan ya pandangan subyektif berupa analisis dan prediksi
dan para pelaku, para saksi atau pengamat yang keb etulan menjadi penulisnya.
Sikap subyektif ml ditekan seminimal mungkin karena buku ml ditulis oleh sam
tim yang terdiri dan berbagai unsur dan lintas generas i. Selanjutnya kebenaran
deskripsi fakta, analisis dan prediksi tim penulis mi diserahkan seperiuhnya
kepada para pembaca. Para pembaca buku mi dapat siapa saja: para pengambil
kebijakan, praktisi lapangan, kalan gan Perguruan Tinggi khususnya mahasiswa,
kalangan ilmuwan, para profesional, media massa, dan lain-lain. Melalul tulisan
mi, para pembaca diharapkan dapat menangkap makna, nilal atau kebijaksanaan dl
setiap peristiwa itu dan memanfaatkannya untuk menghad api masaiah sekarang dan
yang akan datang, untuk peningkatan kesehatan masyarakat pada khususnya dan
pembangunan nasional pada umumnya. Setidak tldaknya tulisan mi diharapkan dapat
menjadi dokumen tertulis yang memperkaya dokumen-dokumen lain, yang temyata
tidak banyak jumlahnya.
Buku tentang sejarah
atau perkembangan Promosi Kesehatan mi diberi nama “Perkembangan Dan
Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan Di Indonesia”, dengan sub judul: “Dan
Propaganda, Pendidikan dan Penyuluhan Sampai Promosi Kesehatan”. mi berarti
bahwa meskipun buku ml ditulis berdasar rentetan peristiwa, tetapi yang ingin
diungkap terutama adalah rnakna yang dapat dltarlk dan balik rentetan penistiwa
itu. Maka perlodesasi atau kururi waktu perJalanan pro-. mosi kesehatan
dikaitkan dengan isu yang mengemuka serta “widom” yang dapat dipetik di
setiap periode atau kurun waktu itu. Sekali lagi yang diharapkan dan buku ml
adalah bahwa pembaca dapat belajar dati masa lalu, untuk menghadapi masalah
sekarang, serta terutama untuk menjajagi dan proaksi masa depan, sebagaimana dikatakan
oleh orang bijak yang dikutip pada awal tulisan mi.
Mengenai istilah
Promosi Kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-mula dicetuskan di
Ottawa, Canada pada tahun 1986 (dikenal dengan “Ottawa Charter”), oleh
WHO promosi kesehatan didefin isikan sebagai: “the process of enabling
people to control over and improve their health”. Definisi tersebut
diaplikas ikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi: “Proses pemb erdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya”. Definisi
mi tetap dipergun akan, sampai kemudian mengalamni revisi pada konfer ensi
dunia di Bangkok pada bulan Agustus 2005, menj adi: “Health promotion is the
process of enabling people to increase control over their health and its
determinants, and thereby improve their health” (dimuat dalam The
Bangkok tidaknya tulisan ml diharapkan dapat menjadi dokumen tertulls yang
memperkaya dokumen-dokumen lain, yang ternyata tidak banyak jumlahnya.
Buku tentang sejarah
atau perkembangan Promosi Kesehatan mi diberi nama “Perkembangan Dan
Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan Di Indonesia”, dengan sub judul: “Dan
Propaganda, Pendidikan dan Penyuluhan Sampai Promosi Kesehatan”. mi berarti
bahwa meskipun buku ml ditulis berdasar rentetan peristiwa, tetapi yang ingmn diungkap
terutama adalah makna yang dapat ditarik dati baLik rentetan peristiwa itu.
Maka perlodesasi atau kurun waktu perjalanan prom osi kesehatan dikaitkan
dengan isu yang mengemuka serta “widom” yang dapat dipetik di setiap
periode atau kurun waktu itu. Sekali lagi yang diharapkan dan buku mi adalah
bahwa pembaca dapat belajar dan masa lalu, untuk menghadapi masalah sekarang,
serta terutama untuk menjajagi dan proaksi masa depan, sebagaiman a dikatakan
oleh orang bijak yang dikutip pada awal tulisan mi.
Mengenai istilah
Promosi Kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-mula dicetuskan di
Ottawa, Canada pada tahun 1986 (dikenal dengan “Ottawa Charter”), oleh
WHO promosi kesehatan didefin isikan sebagai: “the process of enabling
people to control over and improve their health”. Definisi tersebut
diaplikas ikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi : “Proses pemb erdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya”. Definisi
mi tetap dipergun akan, sampai kemudian mengalamni revisi pada konfer ensi
dunia di Bangkok pada bulan Agustus 2005, menj adi: “Health promotion is the
process of enabling people to increase control over their health and its
determinants, and thereby improve their health” (dimuat dalam The
Bangkok Charter). Definisi barn ml belum dibakukan bahasa Indonesia. Selain
istilah Promosi Kesehatan, sebenarnya juga beredar banyak istilah lain yang
mempunyai kemin pan makna, atau setidaknya satu nuansa dengan istil ah promosi
kesehatan, seperti: Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), Pemasaran sosial,
Mobilisasi sosial, Pemberdayaan masyarakat, dll. Istilah-istilah tersebut juga
akan diulas.
Didalamnya mencoba mencerkakan: peristiwa atau kejadiari secara rlngkas pada waktu Itu, pemikiran atau konsep yang mengemuka, pengalarnan empirik di lapan gan, tokoh atau figur yang menonjol, serta pelajarari yang dapat ditarik dan episode itu. Dalam beberapa hal ada juga diselipkan cerita atau kisah ringan yang merup akan kenangan khusus pada waktu itu. Sedangkan hal khusus bercerita tentang perkembangan Promosi Kesehatan dan segi organisasi, yang mengalami pasarig surut. Pernah menjadi jabatan yang berada langsung di bawah Menterl Kesehatan (dapat disebut setara eselon I) di awal kemerdekaan, pernah pula mnjadi eselon III pada era 1960-1970 an.
Didalamnya mencoba mencerkakan: peristiwa atau kejadiari secara rlngkas pada waktu Itu, pemikiran atau konsep yang mengemuka, pengalarnan empirik di lapan gan, tokoh atau figur yang menonjol, serta pelajarari yang dapat ditarik dan episode itu. Dalam beberapa hal ada juga diselipkan cerita atau kisah ringan yang merup akan kenangan khusus pada waktu itu. Sedangkan hal khusus bercerita tentang perkembangan Promosi Kesehatan dan segi organisasi, yang mengalami pasarig surut. Pernah menjadi jabatan yang berada langsung di bawah Menterl Kesehatan (dapat disebut setara eselon I) di awal kemerdekaan, pernah pula mnjadi eselon III pada era 1960-1970 an.
Kemudian menjadi
beberapa unit eselon II. Cerita tentang perkembangan Pendidikan Kesehatan di
Pergum an Tinggi, balk di Jakarta maupurt di kota-kota lain, juga yang ada di
PT Swasta. Selanjutnya bercerita ten- tang perkembangan tenaga profeslonal
Penyuluh atau Promosi Kesehatan, yang temyata juga sudah dimulai dl zaman awal
kemerdekaan dulu, sampal pengemban gannya secara besar-besaran pada era 1970 an
dan terus berlangsung sampal sekarang. Dalam bab itu juga dikisahkan
perkembangan organisasi profesi Tenaga Penyuluh Kesehatan, baik sebagai jabatan
profesional di lingkungan pemerintahan, maupun sebagai organ isasi profesi yang
juga mempunyai hubungan dengan organisasi sejenis di luar negeri. Dilanjutkan
tentang Proaksi Promosi Kesehatan di masa depan. Secara ringk as diuraikan
kekuatan, kelemahan, peluang dan tant angan yang dihadapi dengan dilatar
belakangi analis is situasi dan kecenderungan ke depan. Di dalamnya termasuk
kaitannya dengan “the Bangkok Charter” yang dihasilkan dalam Konferensi
Dunia Promosi Kesehat an ke-enani dl Bangkok, Thailand pada bulan Agustus 2005.
Juga mencoba mendokumentasikan kesan -dan pesan dari para -pelaku atau mereka
yang terkait dengan upaya promosi kesehatan, balk yang berada di Jakarta maupun
di kota-kota lain, yang berada di unit promosi kesehatan atau di unit lainnya,
di pemerintahan dan di luar pemerintahan. Ditutup dengan membuat kesimpul an
dan sumbang saran yang berkaitan dengan promosi kesehatan untuk masa sekarang
dan yang akan datang. Dalam beberapa bab terasa teijadi pengulangan, tetap i
hal itu tidak dapat dihindarl, bahkan semoga dapat memperkuat cerita. ml sesual
dengan salah sam jargon Health Education, bahwa “Education is reinforcement”.
Dengan niembaca buku perkembangan promosi keseh atan di Indonesia ml, kita
mencoba sedikit menoleh ke belakang, mencoba mengamati apa yang telah dilakuk
an oleh para pendahulu kita. Kemudian dengan men gambil pelajaran dan hlkmah
yang ada di dalamnya, kita bertekad melangkah untuk menjalaninya dengan melihat
ke depan, sebagaimana dikatakan oleh Soren Klerkegaard, seorang filsuf Jerman,
yang dikutip dl awal tulisan ml.
G. Macam-Macam Pendekatan Dalam Prornosi
Kesehatan
Pendekatan yang
digunakan dalam promosi kesehatan dapat berdampak positif atau negatif bagi perilaku
seseorang. Pendekatan yang dipilih sebagian besar dkentukan oleh keter angari
dan pemahaman seseorang tentang kesehatan dan prom osi kesehatan serta dan
pemerlksaan yang dilakukan selama ml. Ada lebih dan 90 pendekatan dan contoh
dalam promosi kesehatan, tetapi hanya ada beberapa yang sering digunakan
(Rawson, 1992).
Tones (1992)
mengidentifikasikan empat pendekatan dalam promosi kesehatan, yaitu:
1. Pendekatan
pemberdayaan diii sendirl, yang bertujuan untuk menlngkatkan kepercayaan din
sendiri/penghargaan terhadap diii sendiri dan mendorong untuk membuat keput
usan sendiri
2. Pendekatan
pendidikan, yang bertujuan untuk memberikan kebebasan pada seseorang dalam hal
membuat pilihan terh adap informasi-informasi yang didapatkan.
3. Pendekatan
Pencegahan, yang bertujuan untuk merubah perilaku yang dapat menyebabkan
penyakit.
4. Pendekatan
radikal, yang meliputi faktor sosial ekonomi dan politik yang juga dapat
mempengaruhi kesehatan. Similarly, Ewles dan Simnett (1999) mengidentifikasikan
lima macam pendekatan dalam promosi kesehatan, yaitu pendekatan medikal atau
pencegahan, perubahan perilaku, education al, berpusat pada kilen, dan
pendekatan perubahan sosial. Dengan memahami signifikasi dan
pendekatan-pendekatan promosi kesehatan akan meningkatkan keuntungan /hasil dan
suatu pendekatan yang melengkapi pendekatan lainn ya.
1. Pendekatan
Medical
Dasar dan pendekatan
mi adalah untuk pencegahan terhadap penyakit. Hal ml bertujuan untuk mencegah
terj admnya penurunan kesehatan dan kematian din! dengan cara medis. Keberhasilannya
dapat dilihat dan program imunisasi dan vaksinasl yang bertujuan untuk
memperkecil angka kesakitan pada anak. Pendekatan medical mi berg antung pada
pengetahuan dan taktik persuasif (membujuk) dalam pelaksanaannya.
Pencegahan dan pengobatan merupakan prioritas untuk mencegah terjadinya kerugian dalam bidang sosial ekonomi sebagal penyebab dan penurunan kesehatan.
Pencegahan dan pengobatan merupakan prioritas untuk mencegah terjadinya kerugian dalam bidang sosial ekonomi sebagal penyebab dan penurunan kesehatan.
Kegiatan untuk
mengembangkan pendekatan ml melip ut! penyebaran kampanye melalui mdia dan
pendidikan. Tujuan akhir dan pendekatan medical adalah untuk menur unkan angka
kesakitan dan kematian din!. Fokusnya yaltu adalah taktik persuasif dan
menempatkan tanggung jawab individu tersebut untuk membuat pilihan dalam
mencegah penyakit.
2. Pendekatan
Perubahan Perilaku
Pendekatan ini
dilakukan dengan cara mendorong ses eorang untuk menjalankan perilaku-perilaku
kesehatan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan in!
beranggapan bahwa seseorang bebas untuk membuat pilihan tentang bagaimana cara
hidup sehat-berhubungan dengan perubahan perilaku. Hal in! dipengaruhi oleh
faktor soslal ekonoini dan kebudayaan.
Kegiatan promosi
kegiatan yang digunakan dalam pendekat an ml meliputi komunikasi dan konseling,
pendidikan, pemberdayaan, membuat kebijakan, peran serta masyarak at, dan membangun
jaringan dukungan sosial.
Masalah yang
kemungkinan akan timbul dengan mengg erakkan pendékatan mi adalah waktu yang
diperlukan setiap orang untuk merubah perilakunya tidak sama. Ada individu yang
memerlukan waktu lebih lama dan pada mdiv idu yang lain untuk merubah
perilakunya, demikian pula sebaliknya.
3. Pendekatan
Educational
Pendekatan ml yaltu
dengan cara memfasilitasi mdiv idu untuk proses pembelajaran dan memberikan
fasilitas penunjang dalam proses pembelajaran tersebut melalui dialog terbuka dan
diskusi, Dengan belajar dan pengalam an hidup dan dikaitkan dengan pengetahuan
merupakan bagian integral dan proses pendidikan ml untuk mer.getah ui kebutuhan
individu-individu tersebut. Untuk menirigk atkan kesadaran dan mulamnya proses
pembelajaran dl masyarakat telah dilakukan berbagal cara, salah satunya adalah
berkampanye dengan masa media dalam berbagai variasi. Tetapi kampanye media
masa mi hanya menyent uh pada anggota masyarakat yang memiliki motivasi yang
kuat untuk berubah.
4. Pendekatan
yang Berpusat Pada Klien
Pendekatan mi
didasarkan pada persamaan status antara tenaga kesehatan dan kilen. Kegiatan
yang dilakukan oleh klien dan tenaga kesehatan sebagal fasilitator, yaitu memb
imbing, memberi support, dan mendorong kllen untuk membuat keputusan. Tujuan
pendekatan mi adalah untuk memfasilitasi otonomi klien.
5. Pendekatan
Perubahan Sosial
Tujuan dan
pendekatan ml adalah untuk memastikan bahw a sehat itu mudah dljangkau dan juga
untuk mendukung slogan ‘S1iat Untuk Sem Fokusnya bukan pada perubahan perilaku
individual mempengaruhi secara positif kesehatan di masyarakat.
Dan pendekatan mi
diketahui bahwa kerugian sosial ekon omi sebagai hal penentu dan penurunan
kesehatan. Wujud perhatiannya yaltu dengan membuat perubahan sosial dan ekonomi
dengan rencana / aksi politik dan memperluas jar ingan kerjasama dengan
pembuat kebijakan.
BAB
III
A.
Kesimpulan
Promosi
kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, di mana
dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam
konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal
pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja,
melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku
seseorang.
1. Startegi
global (global strategy) menurut WHO (1984)
a.
Advokasi (Advocacy)
Adalah kegiatan yang
ditujukan kepada pembuat keput usan (decision makers) atau penentu
kebijakan (policy makers.) balk dibidang kesehatan maupun sektor lain di
luar kesehatan, yang mempunyal pengaruh terhadap kesehatan publik.
b.
Dukungan Sosial (Social Support)
Adalah kegiatan yang
ditujukan kepada para tokoh masyarakat balk formal (gum, lurah, camat, petugas
kesehatan, dsb) maupun informal (tokoh agama, dsb) yang mempunyal pengaruh di
masyarakat.
c.
Pemberdayaaan Masyarakat (Empowermant)
Pemberdayaan mi
ditujukan kepada masyarakat langs ung, sebagai sasaran primer atau utama promo
di keseh atan.
2.
Strategi promosi kesehatan berdasarkan
piagam ottawa (ottawa charter)
a. Kebijakan
Berwawasan Kesehatan (Health Public policy) Adalah kegiatan yang
ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Sehingga
dikeluark annya atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan pembangunan yang
berwawasan kesehatan.
b.
Lingkungan yang Mendukung (Supportive
environment) Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kem itraan dan
suasana yang mendukung. Kegiatan ml ditujukan kepada para pemimpmn organisasi
masyarakat serta pengelola tempat-tempat umurn (public places).
c.
Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient
Health Services)
Yaitu melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehat an untuk memelihara dan meningkatkan kesehatanrLya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat yaitu dengan terbentuknya lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan balk dalam bent uk pelayanan, maupun bantuan-bantuan teknls (pelatih an-pelatihan), Sampal dengan upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri.
Yaitu melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehat an untuk memelihara dan meningkatkan kesehatanrLya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat yaitu dengan terbentuknya lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan balk dalam bent uk pelayanan, maupun bantuan-bantuan teknls (pelatih an-pelatihan), Sampal dengan upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri.
d.
Keterampilan Individu (Personal Skill)
Kesehatan masyarakat
akan terwujud apabila kesehat an kelompok, kesehatan masing-masing keluarga,
dan kesehatan individu-individu terwujud. OIeh sebab itu masing-masing
ind.lvidu hendaknya mempunyal penget ahuan dan kemampuan yang balk terhadap
cara-cara memelihara kesehatannya, mengenal penyaklt•penyakit dan penyebabnya,
mampu mencegah penyakit, mampu meningkatkan kesehatannya dan mainpu mencari pen
gobatan yang layak bilamana mereka atau anak-anak mereka sakit.
e.
Gerakan Masyarakat (Community Action)
Meningkatkan
kegiatan-keglatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka
sendiri merupakan wujud dan gerakan masyarakat
3.
Macam-Macam
Pendekatan Dalam Promosi Kesehatan
a. Pendekatan
medical
b. Pendekatan
perubahari perilaku
c. Pendekatan
educational
d. Pendekatan
yang berpusat pada klien
e. Pendekatan
perubahan sosial.
DAFTAR
PUSTAKA
Azwar,
Azrul, 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan
Lingkungan. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, (2010), Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas 2010), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Notoatmodjo,
Soekidjo, 2003. Ilmu kesehatan
Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmojo,
Soekidjo, 2007.Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
Komentar
Posting Komentar