MAKALAH PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN



MAKALAH PENDEKATAN
PROMOSI KESEHATAN


Disusum Oleh
MAYA DIFA AULIA
NOVIANA






KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN DIII KEBIDANAN
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah periulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan limpahan rahmat dan karuniaN ya jualah penulis dapat menyelesaikan buku Promosi Kesehatan.
Promosi Kesehatan merupakan ilmu yang yang diberikan kepada mahasiswa semester III Program Diploma III Kebidanan. Semoga dengan disusunnya buku ml dapat membantu mahasiswa dan dosen pengajar dalam menambah bahan bacaan khususnya tentang Promosi Kesehatan. Buku mi disusun sesual dengan tunt utan kurikulum DIII Kebidanan sehingga memudahkan dosen dan mahasiswa dalam mencari literatur.
Sejak awal sampai penyelesaian buku mi berbagal pihak telah memberikan bantuan yang sangat bermanfaat, untuk itu pada ke-sempatan ml penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada rekan-rekan dosen yang telah memberlk an bantuan saran dan masukannya dalam penyusunan buku ini, dan para penulis dimana bukunya menjadi bahan rujukan saya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karuniaNya kepada mereka, yang dengan tulus ikhlas hati memberikan bantuan dalam menyelesaikan buku mi.
Saran dan kritik yang membangun dan pembaca saya harapkan, demi kesempumaannya buku ml dan dapat menjadi buku yang balk, bermanfaat untuk kesehatan serta dunla pendldikan khususn ya.

Bandar Lampung, Februari 2016


Penulis





DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
....
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Promosi Kesehatan........................................................... 3
B. Tujuan Promosi Kesehatan............................................................. 3
C. Sasaran Promosi Kesehatan .......................................................... 4
D. Strategi Pendidikan/promosi Kesehatan ....................................... 5
E. Dukungan Sosial (Social SupDort) .............................................. 11
F. Pemberdayaaan Masyarakat (Empowermant) ............................. 14
G. Macam-Macam Pendekatan Dalam Prornosi Kesehatan ............ 32

BAB III PENUTUP[Y1] [Y2] [Y3] [Y4] 
A. Kesimpulan.................................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan kesehatan sebagal bagian atau cabang dan ilmu kesehatan, juga mempunyai dua sisi yakni sisi ilmu dan seni. Dan sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi, pendidlkan keseh atan adalah merupakan penunjang dan program-program kesehatan lain. Artiriya setiap program kesehatan misalnya pemberantasan penyakit, perbaikan, masyarakat, kesehatan ibu dan anak, dli perlu ditunjang oleh pendidikan kesehatan (sering disebut penyuluhan kesehatan) karena masing-masing program tersebut mempunyai aspek perilaku masyarakat yang perlu dikondisikan dengan pendidikan kesehatan.
Hambatan yang paling besar dirasakan dalam rangka mencapai tujuan untuk mewujudkan perilaku hidup sehat bagl masyarakatnya adalah faktor pendukungnya (enabling factors). Meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan, namun praktek (practice) tentang kesehatan atau penilaku hidup sehat masih rendah. Seteiah dilakukan pengkajian oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO), tenutam a di negara-negara berkembang, temyata faktor pendukung atau sarana dan prasarana tidak mendukung untuk masyarak at berperilaku hidup sehat misalnya : meskipun kesadaran dan pengetahuan orang atau masyarakat tentang kesehatan (misalnya sanitasi Iingkungan, gizi, imunisasi, dli) sudah tinggi tetapi tidak didukung oleh fasilitas masyarakat tidak mampu membangun atau mengakses jamban sehat, air bersih, makan an yang bergizi, fasilitas imunisasi, pelayanan kesehatan. dii, maka mereka sulk untuk mewujudkan perilakunya tersebut.
Oleh karena itu promosi kesehatan tidak hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga dengan meningkatkari atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non fisik) disertal upaya-upaya memfasilitasi perubah an perilaku dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.  Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi oleh masyarakat kita saat ini .Semakin maju teknologi di bidang kedokteran, semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Salah satu langkah yang dapat diambil mahasiswa dalam menghadapi masalah kesehatan, dalam hal ini mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang dalam kapasitasnya sebelum berprofesi langsung di masyarakat, sebagai seorang dokter adalah melalui kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan kemnusiaan.
Penekanan konsep promosi kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku masyarakatagar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman kesehatan). Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran masyarakat atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat upaya untuk memfasilitasi perubahan perilaku masyarakat.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi Promosi Kesehatan
Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Menurut Green (1990) promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

B.     Tujuan Promosi Kesehatan
Tujuan utama promosi kesehatan adalah :
1.      Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
2.      Peningkatan perilaku masyarakat
3.      Peningkatan status kesehatan masyarakat.
Menurut Green (1990), tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu :
1.    Tujuan program
Tujuan program merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.

2.    Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada.
3.    Tujuan perilaku
Tujuan perilaku merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.

C.     Sasaran Promosi Kesehatan
Berdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :
  1. Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
  1. Sasaran Sekunder (secondary target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.
Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.
  1. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).

D.    Strategi Pendidikan/promosi Kesehatan
Untuk mewujudkan vlsi dan misi promosi atau pendidikan kesehatan seperti diuraikan dl atas diperlukan cára pendekatan yang strategis agar tercapal secara efektif dan efisien. Cara mi sering disebut “strategi”. Jadi strategi adalah bagaimana cara untuk mencapal atau mewujudkan vlsi dan misi pendidikan kesehatan tersebut secara efektlf dan efisien. Strategi pendidik an atau promosi kesehatan ml ada 2 (dua) vel’si, yakni:
1.      Startegi Global (Global Strategy) Menurut WHO (1984)
Advokasi (Advocacy)
Pengertian:
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada pembuatan keput usan (decision makers) atau penentu kebljakan (Policy makers) balk dibldang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan publik. Tujuannya adalah agar pembuat keputusan ml men geluarkan kebijakan kebijakan antara lain dalam bentuk peraturan-peraturan, undang-undang, instruksi-instruksl dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan pubilk.
Yang dimaksud strategi advokasi kesehatan yaitu:
1)      Usaha mempengaruhi kebijakan publik/pengambilan keputusan dengan melalul berbagai macam bentuk komunikasi persuasif.
2)      Berbicara, dengan inemberikan perhatian terhadap suatu masalah atau isu penting dan mengarahkan pemb uat keputusan untuk membuat solusi
3)      Suatu upaya agar pembuat keputusan secara aktif mendukung suatu masalah/isu dan mencoba untuk mendapatkan dukungan dan pihak lain
Tujuan Advoksi:
Adapun tujuan advokasi kesehatan adalah:
1)      Mendapatkan dukungan, balk dalam bentuk kebijakan lisan atau tertulis, dalam bentuk Surat Keputusan, Surat Edaran, himbauan, pembentukan kelembagaan, keters ediaan dana, sarana, tenaga.
2)      Mendorong para pengambil keputusan untuk suatu perubahan dalam kebijakan, program atau peraturan
3)      Mendorong para pengambil keputusan untuk aktlf mend ukung kegiatarVtindakan dalam pemecahan masalah dan mencoba untuk mendapatkan dukungan dan pihak lain/mitra
Sasaran Advokasi
Sebagai sasaran advokasi adalah:
1.       Pengambil keputusan tlngkat Pusat, seperti : DPR (Komisi 7), Menteri, Dirjen Departemen terkait, BAPPENAS, Lembaga Donor (WHO, World Bank, UNICEF, ADB), Organisasi Profesi, LSM Nasional dan Intemasional, Partai Politik.
2.       Pengambil kebijakan tingkat Propinsi, seperti DPRD / Komisi E, BAPPEDA, Gubemur dan Asisten Kesejahteraa n Rakyat, Kepala Dinas Kesehatan tingkat I, Lembaga Donor, Organisasi Profesi, LSM, Instltusi Pendidikan, Institusi Kesehatan, dan Non Kesehatan, Lembaga Swast’industri, Partai Politik.
3.       Pengambil kebijakan tlngkat kabupaterVkota, seperti DPRD Kabupaten/Kota, Komisi E, BAPPEDA, Bupati/ walikota dan Bagian Kesejahteraan Rakyat, KepaLa Dinas Kesehatan, Lembaga Donor, Organisasi Profesi, LSM, Institusi Pendidikan/kesehatan dan non kesehat an, Lembaga swasta/industri, partai politik.
2.             Pendekatan Kunci Advokasi
Upaya yang perlu dilaksanakan sebagal kunci keberhasilan dalam advokasi:
a.       Melibatkan para pemimpin
b.      Membangun kemitraan
c.       Mobilisasi komunitas keloinpok
d.      Membangun kapasitas
e.       Bekerjasama dengan media masa
3.             Langkah-Iangkah Advokasi
Berikut mi Iangkah-langkah yang perlu dilakukan agar kegiatan advokasi dapat berhasil sesuãi dengan yang diharapkan:
1.      Analisis Masalah dan perumusan “posisi” (ositioning)
Ø  Situasi saat mi
Ø  Faktor-faktor yang berkaitan
Ø  Kebijakan sekarang dan masa lalu
Ø  Upaya yang telah dilakukan
Ø  Keberhasilan dan kegagalan masa lalu
Ø  Pengalaman dl tempat lain
2.      Analisis stakeholder terhadap pengambil keputusan, sekutu dan teman, kelompok yang menolak (lawan). Sebelum mengadakan advokasi terhadap para pengamb il keputusan, maka perlu:
Ø  Pengenalan sasaran (kebisaannya, hobinya, kelemah annya, pendidikannya, Jenis kelamin dan karakter istik lain)
Ø  Bagaimana sikapnya terhadap program, mendukung masalaWisu (jika tidak, mengapa?)
Ø  Pengetahuan tentang masalah kesehatarVisu?
Ø  Saluran untuk mencapal pengambil keputusan
Ø  Apakah mau berbicara dalam mendukung masalah di masyarakat ataupun melalui media massa?
3.      Membuat pesan Advokasi
Dalam membuat pesan advokasi diperlukan keterampil an dalam membuat:
Ø  Pemyataan singkat, padat dan bersifat membujuk
Ø  Penyajian data dan argumen yang tepat untuk meyak inkan pejabat berhubungan dengan tujuan dan menyimpulkan apa yang ingmn dicapai Bertujuan untuk menciptakan aksi yang ingin dilakukan oleh pendengar pesan



Kunci membuat pesan Advokasi:
Agar pesan advokasi diterima dan didukung oleh pen gambll keputusan, maka kunci pesan dalam penyaj iannya adalah:
Ø  Apa masalahnya?
Ø  Seberapa besar isi.Vseberapa serius masalah tersebut?
Ø  Apa dampak negatif dan masalah tersebut terhadap sekelompok orang tertentu?
Ø  Apa yang dapat dilakukan Stakeholder untuk memec ahkan masalah tersebut?
4.      Melaksanakan kegiatan Advokasi
Menyampaikan bahan Advokasi
Ø  Usahakan singkat, to the point, jelas
Ø  Prinsip “low profile high pressure”
Ø  GunakanAVA
Ø  Bed kesempatan diskusi dan tanya jawab
Ø  Catat semua komentar dan pertanyaan
Ø  Bed respon yang sesuai dan senantiasa mengacu pada tema dan tujuan Advokasi
5.      Bentuk kegiatan Advokasi
a.       Loby Politik
Yaltu bentuk aksi untuk mempengaruhi pejabat pub ilk kelas atas, terutama para legislator yang memilikl peran untuk menggoalkan program
b.      Debat
Yaltu pembahasan masalalVisu melalul pendekatan pro dan kontra. Dengan teknik ml perlibatan sasaran (khalayak) akan Iebih aktif dan masalah/isu dapat dibahas dan berbagal sudut pandang secara tajam serta lebih mendalam. Dukungan media dan radio, debat dapat menjangkau khalayak yang sangat luas dan menarik.



c.       Dialog
Hampir sarna dengan debat, dialog lebih tepat digun akan sebagal teknik advokasi dalarn menjangkau kelompok. Bila didukung oleh media massa TV dan radio dapat menjangkau kelompok yang sangat luas. Teknik dialog memberl peluang yang balk untuk mengungkapkan aspirasi/pandangan sasaran (khal ayak).
d.      Negosiasi
Yaltu teknik advokasi yang menghasilkan kesepakat an. Masing-masing pihak mempunyal kepentingan yang sama yang perlu diamankan, kepentingan yang berbeda/bertentangan perlu dipertautkan. Berarti diperlukan kemampuan melakukan tawar menawar dengan altematif yang cukup terbuka.
e.       Petisi/resolusi
Teknik advokasi dengan membuat pemyataan termu s yang Iebih besar tekanannya apabila merupakan hasil dan musyawaraWrapat, dengan jumlah peserta yang besar (kuantitatif dan kualitatif) dan di blowu p melalui media massa. Seperti ikrar, pernyataan, sikap, fatwa.
f.       MobiLisasi
Yaitu teknik advokasi yang menggunakan kekuatan massa/orang.
Inisal demo, pawal, parade, unjuk rasa, safari, dli.
g.      Penggunaan media massa
Yaltu teknik advokasi dengan menggunakan media massa elektronik, seperti TV, radio, internet dan media cetak (koran, majalah, tabloid, dli). Maksudnya untuk membentuic opini, menyamakan persepsi, memberikan tekanan dengan memberikan informasi kepada banyak orang, banyak tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Rincian teknis dalam pemanfaatan media rnassa:
a.       Siaran pers d. Konfrensi Pers c. Lembar fakta b. Press kit e. Wisata Pers
6.      Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahul keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan advokasi, maka perlu dilakukan monit oring dan evaluasi, sehingga dapat diketahui apakah sudah ada perubahan kebijakan, peraturan atau prog ram untuk periode berikutnya, termasuk perubahan rencana program dan alokasi anggaran
Perbedaan dan Persamaan Advokasi dan KIE
Perbedaan:
Komunikasi Informasj dan Edukasi (ME):
1.      Mengubah sikap mental, kepercayaan, nilal-nilal perilaku dan kelompok Individu
2.      Komunikasi yang dilaksanakan oleh provider program agar sasaran (individu, keluarga, dan masyarakat) menerima program yang ditawarkan, dengan melaksanakan perilaku tertentu
3.      (Provider program memberikan informasi, juga menyed iakan dukungan layanan kepada kliervpengguna Iayan an).
Advokasi
4.      Secara aktif mendukung suatu masalah isu dan mencoba untuk mendapatkan dukungan dari pihak lain
5.      Mempromosikan atau memperkuat suatu perubahan kebij akan, program dan produk legislasi
6.      Sasaran lebih diarahkan pada pembuat kebijakan dan sec ondary stakeholder (Primary stakeholder juga perlu diberi informasi untuk pemberdayaan guna menekan pembuat kebijakan mengeluarkan kebijakan publik yang diharapkan)
Persamaan
1.      Identifikasl segmentasi sasaran
2.      Melakukan penelitian / riset untuk meperjelas masalah
3.      Membuat strategi dan pesan
4.      Monitoring dan evaluasi
Indikator Keberhasilan
Untuk mengukur keberhasilan advokasi dapat dilihat dan adanya tanggapar’respon dan para pengambilan keputusan dalam bentuk:
1.       Adanya peraturan, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan tentang pentingnya program PHBS
2.       Adanya anggaran dan APBD II atau sumber lain yang rutin dan dinamis untuk pelaksanaan PHBS
3.       Adanya jadwal koordinasi dan pemantauan pelaksanaan
PHBS
4.       Kemampuan pengambil keputusan dalam menjelaskan PHBS pada setiap kegiatan.
5.       Terbentuknya fungsi kelompok kerja PHBS

E.     Dukungan Sosial (Social SupDort)
Pengertian
Yaftu menjalin kemltraan untuk pembentukan Opifli pub ilk dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat (Toma, Toga, LSM, dunia usaha/swasta, organisasi profesi, pemerlntah, dli), sehingga dapat menciptakan opini pubilk yang jujur, terbuka sesual dengan norma, situasi dan kondlsl inasyarakat yang mendukung tercapainya perilaku flidup bers ih dan sehat di semua tatanan.
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat baik formal (guru, iurah, camat, petugas kesehatan dli) maupun Informal (tokoh agama dli) yang mempunyai pen garuh dimasyarakat.
Dukungan sosial atau bina suasana adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dati para tokoh masyarakat dan tokoh agama. Selanjutnya toma dan toga ml dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat. Pada masyarakat yang paternalistis seperti di Indonesia toma dan toga merupakan panutan perilaku masyarakat yang sangat signifikan.
Tujuan
Adapun tujuan dengan dilaksanakannya kegiatan ini:
1.      Adanya anjuran dan contoh positif dan ptugas kesehatan atau pemuka masyarakat
2.      Adanya dukungan lembaga-lembaga masyarakat
3.      Adanya dukungan media masa/pembuat opini umum
4.      Adanya kesiapan penyelenggara kesehatan dan sektor terk ait
5.      Tersedianya sasaran dan sumber daya lamnnya
Sasaran
Sebagal sasarannya, dapat disesuaikan dengan program PUBS yang akan dilaksanakan, berikut mi sejumlah sasarannya:
1.      Tenaga profesional kesehatan, Institusi pelayanan kesehat an, Organisasi masa (wanita, agama), Organisasi profesi kesehatan
2.      Lembaga Swadaya Masyarakat
3.      Para pemuka dan orang-orang yang berpengaruh di masyarakat, Kelompok media massa
4.      Kelompok pengusaha yang terkait kesehatan, Kelompok peduli kesehatan

Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilannya adalah sebagai berikut:
Ada peningkatan jumlah kegiatan dan jaringan kemitraan
Ø  Ada forum komunikasi
Ø  Ada dokumentasi kegiatan
Ø  Ada kesepakatan lisan dan tertulis
Ø  Ada opini publik
Cara untuk mengenal dan memilih mitra untuk program PHBS yang dikenal dengan “5 C,’ sebagal berikut:
1.      Kompetensi (Competent)
Ø  Apakah organisasi itu memiliki stafteknis dan yang kuat?
Ø  Bila dibutuhkan tambahan staf, apakah organisasi itu mampu merekrut setiap saat?
Ø  Apakah organisasi itu memilikl aliran dana dan cadan gan dana yang cukup, sistem akuntansi, bank account dan pengauditan teratur?
Ø  Apakah telah memiliki pengalaman dalam kegiatan yang sama?
Ø  Apakah organisasi 1W memiliki citra positif dan reputasi untuk ketinggian mutu kerja?
2.      Koinitmen (Commitment)
Ø  Apakah organisasi tersebut mendukung promosi keseh atan?
Ø  Dapatkah mendukung dan berperan kuat dalam prom osi kesehatan?
3.      Relasi (Clout)
Ø  Apakah organisasi tersebut memfilki kontak atau akses ke pembuat pembuat kebijakan dan para tokoh yang berpengaruh di masyarakat?
Ø  Apakab organisasi 1W mendapat dukungan dalam keg iatannya?
4.      Jangkauan (Coverage)
Apakah organisasi tersebut mampu iienjangkau sasaran yang telah ditetapkan, di berbagal wilayah, berbagai segm en seperti demografi, psikografi, sosial ekonomi.
5.      Kesinambungan (Continuity)
Ø  Sudah berapa Iamakah organisasi ml melakukan keg iatan?
Ø  Sudah pemahkah menangani kegiatan yang serupa?
Ø  Apakah memiliki dasar kelembagaan dan sumber daya untuk jangka panjang?
Contoh Kegiatan
1.      Adanya forum bersama antara Departemen Kesehatan RI dengan Forum Komunikasi LSM AIDS se Jabotabek (FKLOPA)
2.      Adanya bantuan pengadaan jamban dan Tim penggerak PKK Kabupaten Tangerang dalam rangka mendukung prog ram PHBS di tatanan rumah tangga
3.      Adanya peraturan dilarang merokok bagi seluruh gedung perkantoran pemerintah
4.      Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama (MUI, PGI, PHDI, WALUBI) untuk menyebarluaskan pentingnya hidup bers ih dan sehat bagi umat pada acara-acara keagamaan (Khotbah jum’at, Han minggu, dli)
5.      Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama Islam untuk memb en contoh PHBS pada GJB (Gerakan Jum’at Bersih)

F.      Pemberdayaaan Masyarakat (Empowermant)
Pengertian
Pemberdayaan mi ditujukan langsung kepada masyarak at, sebagai sasarari primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat memililci kemampuan dalam memelihara clan meningkatkan kesehatannya mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat in! dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain: Pcnyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM)dalam bentuk misalnya koperasi, pelatihan-pelatihan keterampilan dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga.
Yang dimaksud gerakan masyarakat yaitu:
1.      Memberi kemampuan pada Indivldi.Vkelompok urituk memb erdayakan sasaran primer dan sekunder agar berperan aktif dalam kegiatan kesehatan
2.      Cara menumbuhkan dan mengembangkan norma yang membuat masyarakat lebih sehat.
Tujuan
1.      Meningkatnya perilaku sehat di masyarakat
2.      Meningkatnya peran serta masyarakat dalam upaya keseh atan di masyarakat
Sasaran
1.      Masyarakat secara perorangan, kelompok
2.      Masyarakat pengguna
3.      Tokoh masyarakat yang menjadi panutan
4.      Karyawan
Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat
KIE:
1.      Pengembangan institusi masyarakat
2.      Penghargaan (insentif dan desinsentif)
3.      Pendekatan ekonoini produktif
Langkah-Iangkah Pelaksanaan
Agar pemberdayaan masyarakat mi berhasli sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1.      Pendekatan Tokoh Masyarakat
Pendekatan tokoh masyarakat merupakan tahap pertama yang hams dilakukan sebelum implementasi program di wilayah tersebut. Tokoh masyarakat merupakan panutan masyarakat setempat. Semua yang telah disetujui tokoh masyarakat akan berjalan lancar. Sebaliknya apabila para tokoh masyarakat tidak merestui kegiatan tersebut, jalann ya program akan tersendat-sendat. Pendekatan kepada mereka dapat dilakukan melalui hubungan antar manusia yang balk dan bersahabat.
Forum untuk mendekatkan tokoh masyarakat ml antara lain melalul kunjungan rumah, pertemuan perorangan, pembic araan informal diberbagai kesempatan dan pertemuan 4 kecil.
Setelah para tokoh masyarakat clidekati secara interpers onal, perlu diadakan pembahasan bersama, diantara para tokoh masyarakat tersebut antara lain melalul pertem uan khusus, misalnya sarasehan dengan tokoh masyarak at untuk membahas program yang akan dilaksanakan di wilayahnya. Dapat juga menggunakan forum komunikasi yang sudah ada seperti “selapanan desa, rebug desa” dan lain-lain, namun topik pembicaraan adalah program yang kita maksud.
2.      Diagnosis masalah kesehatan oleh masyarakat
Diagnosis masalah kesehatan oleh masyarakat merupakan kegiatan untuk mengenail keadaan dan masalah mereka sendirl, serta potensi yang mereka mIliki untuk mengatasi masalah tersebut. Caranya dengan melakukan survel mawas diti (SMD). Dengan SMD masyarakat diajak untuk mengen ail permasalah kesehatan yang mereka hadapi sehingga memperoleh gambaran masalah kesehatan menurut apa yang dirasakan dan disepakati keluarga serta dapat men genali potensi yang ada disekeliling mereka. Pengenalan masalah kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya:
Mengajak wakil keluarga untuk melihat langsung cara hid up bersih dan sehat yang dilakukan oleh keluarga di desa yang lebih maju dan desa mereka
a.       Melalui foto atau gambar-gambar
b.      Menggunakan alat bantu pemantauan keadaan kel uarga
Macam data yang dikumpulkan:
Data yang dikumpulkan adalah data umum, data khusus dan data perilaku
1.      Data umum yaitu data tentang potensi desa (merupakan data sekunder, dapat diperoleh dan data statistik desa)
2.      Data khusus yaltu data tentang identitas keluarga, keadaan kesehatan (misalnya diare, batuk puck, Th. Paru, dli)
3.      Data perulaku, sehubungan masalah kesehatan yang ada misalnya tentang diare. Maka data perulaku yang dimaksud adalah pengetahuan masyarakat tentang diare, penyebabnya, cara pencegahannya dan kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan diare, dli. Atas dasar hal tersebut di atas, petugas membantu membuat diagnosis masalah kesehatannya, membantu mencarik an cara yang tepat agar mempermudah mereka menge-. nali dan menggali potensi yang mereka miliki.
4.      Perumusan upaya penanggulangan oleh masyarakat
Hasil SMD setelah direkapitulasi dibawa ke forum I! Masyarakat Desa (MMD). Dalam MMD mi diundang para pemimpin balk formal maupun informal, tokah masyarakat dan anggota masyarakat. Dalam pertemuan ml disampaik an temuan dan survel mawas dir! untuk dibahas bersama upaya mengatasmnya. Langkah-langkah pembahasan pada musyawarah masyarakat desa adalah sebagal berikut:
a.        Dipaparkan ternuan serangkaian masalah kesehatan dan sederetan potensi/sumber daya setempat yang mungkln bisa cligunakan untuk menanggulanginya
b.       Memandu peserta musyawarah untuk menggali tenaga, dana, material atau pemikiran inovatif lainnya
c.        Atas dasar prioritas masalah yang telah disusun dan potensi masyarakat yang tergali, dibuat rencana kegiat an penanggulangan masalah, lengkap dengan jadwal keglatannya
d.       Perumusan upaya penanggulangan masalah kesehatan oleh masyarakat atas dasar musywarah mi merupak an kekuatan politis yang tangguh untuk menggali dan meningkatkan peran serta masyarakat, seta menjamin kelestarian program.
e.        Peran petugas dalam musyawarah masyarakat mi adalah memandu jalannya musyawarah agar berjalan lancar dan mencapal tujuan.
Ada beberapa patokan yang dapat digunakan untuk menent ukan skala prioritas masalah, antara lain:
a.       Kegawatannya : Besar/kecilnya akibat masalah bagi masyarakat
b.      Mendesaknya : Berkaitan dengan waktu, kalau tidak segera ditanggulangi akan menimbulkan akibat yang serius
c.       Penyebarannya: Semakin banyak penduduk atau semak in luas wilayah yang terkena, menjadi semakin penting
5.      Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah keseh atan oleh masyarakat
a.      Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah keseh atan oleh masyarakat, merupakan rangkaian penerap an kegiatan sebagai penjabaran dan rencana kegiatan untuk mengatasi rnasalah kesehatan. Rangkaian keg iatan mi dapat menjangkau waktu pendek, sedang dan lama. Namun minimal 1 tahun berjalan harus diadakan penilaian. Jenis kegiatan bervariasi mulal dan yang san gat sederhana sampal yang rumit, semua tergantung pada kesepakatan yang diambil dalam niusyawarah masyarakat.
b. Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehat an oleh masyarakat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
Ø  Tahap persiapan
Mempersiapkan tenaga pelaksana yaltu tenaga pemb angunan desa yang sudah dipffih sebelumnya dan sudah melaksanakn SMD dengan pelatihan, orient asi, lokakarya, dli. Pelatihan yang diselenggarakan hams praktis, mengutamakan latihan keterampilan. Metode yang banyak digunakan dalam pelatihan antara lain, demonstrasi, b ermain peran/permainan simulasi, diskusi kelompok. Lamanya pelatihan terg antung jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Di samping pelatihan atau orientasi supaya untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan dan keter ampilan petugas dan masyarakat dapat melalui cara-cara sbb:
         Diskusi keiornpok terarah (DKT), bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan, keterampil an keluarga/masyarakat dalam mengenali dan mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi
         Kunjungan rumah (memberikan informasi yang lebih ringan
• Penyuluhan masa, menciptakan kesadaran dan membentuk opini yang mendukung
Ø  Tahap pelaksanaan
Sesudah tenaga pelaksana dilatih, diharapkan mampu melaksanakan kegiatan yang telah disusun, sehingga secara bertahap dapat mengatasi ma’alah kesehatan yang mereka hadapi, sekaligus membuktikan apakah “rencana” yang mereka susun sudah tepat. Namun demikian petugas perlu memantau bila temyata ada kekeliruan bisa segera diperbaiki. Peran petugas adalah memberikan bimbingan teknis secara teratur berkesinambungan.
Ø  Tahap menhlal kegiatan yang sudah dilaksankan
Penilalan mempakan suatu hal yang penting dalam proses perubahan. Masyarakat hams dapat melihat sanlpai dimana rencana kegiatan yang telah mereka susun sudah terlaksana. Apakah ada hal-hal yang perlu penyempumaan atau perbaikan
Pada tahap mi diharapkan masyarakat melakukan penilaian yang mereka susun. Penilaian dilakukan secara sederhana dan praktis.
6.      Pembinaan dan pengeznbangan
Langkah terakhir adalah pembinaan dan pengembangan program. Setiap pelaksanaan program hams dibina agar mantap jalannya. Setelah mantap hams dikembangkan, agar tidak jenuh dan makin maju tingkat pencapaiannya. Pemantapan dan pembinaan juga bermaksud memantapk an dan membina pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi para tenaga pembangunan desa, masyarakat dan keluarga sendiri di bidang kesehatan. Pembinaan dan pen gembangan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

Ø  Supervish
Banyak hasil penhlaian mengungkapkan bahwa supervisi petugas amat menentukan tlngkat keberhasilan program. Oleh karena itu, supervisi secara berkala perlu dilakuk an. Bila memungkinkan, supervisi ke bawah sebaiknya dikembangkan menjadi suatu sistem penhlalan yang utuh.
Ø  Forum komunikasi
Forum komunikasi antar petugas lintas program dan sektor ditingkat kabupaten, maupun kecamatan merup akan bahan pemantauan yang balk.
Pada forum mi dapat dibahas rencana supervisi terpadu, hash supervisi dan petugas yang turun ke lapangan, sekailgus dapat membahas upaya untuk mempeibaiki kekurangan-kekurangan yang ditemul di lapangan. Di lapangan atau di desa, forum komunikasi ml juga perlu dibentuk sebagai wadah berkumpulnya pelaksana pembangunan desa dengan tokoh masyarakat balk formal maupun non formal. Dalam forumini pelaksana pembangunan desa dapat menyampaikan pelaksanaan rencana kegiatan yang telah disusun hambatanh ambatan serta keberhashlan yang telah dicapal. Forum ml sekaligus sebagai wadah untuk pernecahan masalah, menyempumakan rencana yang disusun dan lain- lain sehingga dapat berfungsl untuk pemantauan dan penilalan oleh masyarakat sendiri.
Ø  Menunjukkan film-film pembangunan kesehatan untuk memotivasi pelaksana pembangunan desa dan masyar akat
Ø  Kunjungan tamu dan luar
Kegiatan ini dapat merangsang masyarakat untuk memb enahi desanya karena akan kedatangan tamu, namun hams dijaga jangan sampal terlalu sering, bisa membos ankan dan mengganggu keglatan masyarakat.
Wisata karya ke tempat lain yang lebih maju
Kegiatan ml dapat memperluas wawasan, dan memotiv asi masyarakat untuk lebih maju
Ø  Perlombaan-perlombaan desa sehat secara teratur
Ø  Penerbitan majalah dmnding buatan sendiri yang memuat antara lain:
• Kegiatan-kegiatan di desa bersangkutan
• Cara pencegahan penyakit yang sedang berjangklt,
Misalnya muntaber, atau demam berdarah
• Pengalaman pelaksana pembangunan desa
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat balk formal (gum, lurah, camat, petugas keseh atan dli) maupun informal (tokoh agama dli) yang mempunyai pengaruh dimasyarakat.
Dukungan sosial atau bina suasana adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dart para tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Selanjutnya toma dan toga mi dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat. Pada masyarakat yang paternalistis seperti di Indonesia toma dan toga mer upakan panutan perilaku masyarakat yang sangat signifikan.
7.      Strategi berdasarkan Otawa Charter
Konferensi Intemasional Promosi kesehatan di Ottawa- Canada tahun 1986 menghasllkan piagam Ottawa (Ottawa Charter) dan salah satunya rumusan strategi promosi keseh atan yang dikelompokkan menjadi 5( butir, yakni:
a.       Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public policy)
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Sehingga dikeluark annya atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan. Hal ml berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja hams mempertimbangkan dampak kesehat annya bagi masyarakat. Misalnya apabila orang akan mendirikan pabrik atau industri, maka sebelumnya hams dilakukannya analisis dampak lingkungan, sejauh mana lingkungan akan tercemar oleh limbah pabrik tersehut, yang akhirnya berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya.
b.      Lingkungan yang Mendukung (Supportive environm ent)
Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitr aan dan suasana yang mendukung. Kegiatan ml dit ujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum (public places). Kegiatan kegiatan mereka diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, balk lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat.
c.       Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health
Services)
Kesehatan masyarakat bukanlah masalah bagi pihak pemberl pelayanan (provider) balk pemerintah maup un swasta saja, melainkan juga masalah masyarakat itu sendiri (konsumer). Oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak penerima pelayanan (konsumer). Dewasa titik berat pelayanan kesehatan masih berada pada pihak pemerintah dan swasta kesehatan, dan kurang melibatkan masyarakat sebagai penerima peIayaran. Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan berarti memberdayakan masyarakat dalam memelih ara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan mereka ml bervariasi mulai dan terbentuknya lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan balk dalam bent uk pelayanan, maupun bantuan-bantuan teknis (pelatih an-pelatihan). sampal dengan upaya upaya swadaya masyarakat sendiri.
d.      Keterampilan Individu (Personal Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dan kelompok, keluarga, dan individu-individu. OIeh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud apabila kesehatan kelompok, kesehatan masing-masing kel uarga, dan kesehatan individu-Individu terwujud. Oleh sebab itu meningkatnya keterampilan setlap anggota masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendirl (personal skill) adalah sangat penting. Hal ml berarti bahwa masing-masing individu di dalam masyarakat seyogyanya mempunyal penget ahuan dan kemampuan yang balk terhadap cara-cara memelihara kesehatannya, mengenal penyakit-penyakit dan penyebabnya, mampu mencegah penyakit, mampu meningkatkan kesehatannya dan mampu mencani pen gobatan yang layak bilamana mereka atau anak-anak mereka sakit.
e.       Gerakan Masyarakat (Community Action)
Seperti telah disebutkan di atas bahwa kesehatan masyarakat adalah perwujudan kesehatan kelompok, keluarga dan individu. Oleh sebab itu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dengan perkataan lain meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dan gerakan masyarakat (Community Action).
Berdasarkan piagam Ottawa ( Ottawa charter: 1986), sebagai hash rumusan konferensi internasional promosl kesehatan di Ottawa, Canada, menyatakan bahwa:
Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health. To reach a state of complete physical, mental and social well-being, an individual or group must be able to iden tify and to realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment. Health is, theref ore, seen as a resource for eveiyday life, not the objective of living. Health is a positive concept emphasizing social and personal resources, as well as physical capacities. Therefore, health promotion is not just the responsibility of the health sector, but goes beyond healthy life-styles to well-being.
Dari kutipan diatas jelas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah:
Kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan keseh atan mereka. Promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat shlngga mereka tnau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan keseh atan sendini. Batasan promosi kesehatan mi mencakup dua dimensi yakni “kemauan” dan “kemampuan” , atau tidak sekedar meningkatkannya kemauan masyarakat seperti dikonotasikan oleh pendidikaan kesehatan. Lebih lanjut dinyatakan, bahwa dalam mencapal derajat kese-. hatan yang sempuma balk fisik, mental, maupun sosial, masyarakat hams mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.

8.      Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa
Ottawa charter: 1986:
Di era milenium ml, setiap han bahkan setiap saat, kepada kita disajikan pelbagai macam iklan atau upaya pemasaran pelbagai macam produk dan jasa. Ikiani kiani itu dengan gencamya menyapa kita melalul berb agal media, terutama TV dan radio. Melalul Internet, iklani-ikian itu juga datang sllih berganti. Ikian juga menyergap kita melalul telepon seluler. Jangan ditanya ikian melalul surat kabar dan majalah. Juga melalui film layar lebar di gedung bioskop. Ikian-ikian juga mejeng secara mentereng melalui billboard, spanduk, umbulu mbul, dli. Tentu saja ikian juga muncul melalui poster, leaflet atau brosur. Belum lagi ikian melalui selebaran yang secara berdesakan nongol di tembok-tembok, tiang Iistrilc/telepon, pagar rumah, dli. Ada juga ikian yang disamarkan melalui tulisan ilmiah atau tulisan populer. Jangan dilupakan ikian atau pemasaran produk atau jasa yang dikernas secara sangat professional dalam bentuk pameran, seminar atau pertemuan. Belum lagi ikian atau upaya pemasaran yang dilakukan secara agresif melalui tatap muka langsung dan rumah ke rumah dan secara berantai (multy level marketing). Demikian pula upaya yang dilakukan melalui loby kepada pelbagai pihak, khususnya pengambil kebijakan, agar produk atau jasanya dapat dipergunakan oleh khalayak luas. Dan masih banyak lagi cara-cara kreatif yang dilakuk an dalam rangka menjajakan suatu produk atau jasa. Upaya-upaya itu mempunyai pengaruh yang sarigat besar terhadap lakunya suatu produk atau jasa. Produk atau jasa apa saja, termasuk produk atau jasa di bidang kesehatan serta produk dan jasa yang merugikan keseh atan seperti rokok, minuman keras, obat-obatan yang tidak layak, dli. flu semua termasuk upaya pemasaran atau upaya untuk mempromosikan produk atau jasa. Pada zaman dulu upaya itu disebut propaganda.
Istilah propaganda sering dikaitkan dengan bidang politik. Namun sebenarnya tidak selalu demikian. Bisa juga tentang masalah sosial, termasuk kesehatan. Di zaman pra dan awal kemerdekaan dulu propaganda masalah kesehatan itu sudah dilakukan. Pada waktu itu cara propaganda itulah yang dilahikan untuk memhen penerangan kepada masyarakat tentang kesehatan.
Propaganda pada waktu itu dilakukan dalam bentuknya yang sederhana melalul pengeras suara atau dalam bent uk gambar dan poster. Juga melalui film layar tancap. Cara-cara itu kemudian berkembang, karena propag anda dirasakan kurang efektif apabila tidak dilakukan upaya perubahan atau perbaikan perilaku hidup seharih an masyarakat. Maka di1ancarkanlah upaya pendid ikan kesehatan masyarakat (health education) yang dipadukan dengan upaya pembangunan masyarakat (community development) atau upaya pengorganisasian masyarakat (communityorganization).
Upaya ml berkembang pada tahun 1960 an, sampai kemudian rnengalami perkembangan lagi pada tahun 1975 an, menjadi “Penyuluhan Kesehatan”. Meski fokus dan caranya sama, tetapi istilah “Pendidikan kesehatan” itu berubah menjadi “Penyuluhan Kesehatan”, karena pada waktu itu istilah “pendidikan” khusus dibakukan di Iingkungan Departemen Pendidikan. Pada sekitar tahun 1995 istilah Penyuluhan kesehatan itu berubah lagi menjadi “Promosi Kesehatan”. Perubahan itu dilakukan selain karena hembusan perkembangan dunia (Health promotion mulal dicetuskan di Ottawa pada tahun 1986), juga sejalan dengan paradigma sehat, yang merupakan arah baru pembangunan kesehatan diIndonesia. Isilah itulah yang berkembang sampai sekarang, yang antara lain menampakkan wujudnya dalarn bentuk pemasaran atau iklan, yang marak pada era milenium ml.
Perjalanan dad propaganda, kemudian menjadi pend idikan, lalu penyuluhan dan sekarang promosi keseh atan itu, merupakan sejarah. Dalam perjalanan dan waktu ke waktu itu ada kejadian atau peristiwa yang patut dikenang, dan ada cerita atau ldsah yang menarik, mengharukan, atau juga lucu. Tetapi yang penting past ilah ada hikmah, kebijaksanaan, nilai atau “wisdom” yang dapat diangkat dan rentetan kisah atau cerita itu. Hikmah, kebijaksanaan, nilal atau “wisdom” itu tentul ah sangat besar manfaatnya bagi kita semua, terutama generasi muda yang merupakan penerus pembangun an bangsa ercinta ml. Kebijaksanaan itu pula yang rasanya patut sekali dapat dimiliki oleh para pembuat kebijakan, yang menentukan arah perkembangan neg ara kita di masa yang akan datang. Demildanlah, maka sejarah atau perkembangan tentang promosi kesehatan di Ind3nesia itu perlu ditullskan. Penulisan sejarah atau perkembangan promosi kesehatan dl Indonesia itu diras akan semakln perlu karena nampaknya sejarah benu lang. Apa yang kita pikirkan sekarang, rupanya sudah pernah dipikirkan bahkan dilaksanakan pada waktu yang lalu. Melalui tulisan mi diharapkan kka dapat Iebih cepat belajar dan tidak mengulangi kesalahan-kesalah an yang pemah kita lakukan pada waktu yang lalu itu.
Dengan demikian yang dimaksud dengan sejarah di sini bukan dalam anti rentetan peristiwa dalam tangg al, bulan dan tahun. Tetapi sejarah adalah uraian ten- tang peristiwa nyata berupa fakta dan data yang bisa dijadikan bahan analisa untuk disimpulkan manfaat dan mudaratnya bagi pijakan untuk kegiatan masa kini dan yang akan datang. Di sini sejarah lebih mempuny ai arti ke depan. Dalani kaitan itu beberapa negara sedang ribut dalain penulisari sejarah mi. Korea, Jepang dan China berebut meluruskan sejarah dengan versi masing-masing. Pemerintah RI sejak merdeka sampai sekarang juga sangat berkepentingan dengan penulisan sejarah. mi menunjukkan bahwa sejarah sering dibuat untuk kepentingan sesaat demi pemenuhan si pembuat sejarah. Seharusnyalah bahwa sejarah itu netral. Yang penting adalah tentang pembelajaran sejarah. Makna, nilai atau kebijaksanaan apa yang dapat ditangkap di balik kejadian atau rentetan peristiwa itu. Para pemb acalah yang menganailsis sendiri, menyimpulkan dan mengambil makna sebagal landasan untuk pengambilan kebijakan bagi langkah-langkah tindakannya masa kini dan yang akan datang.
Sejarah, menurut Prof Nugroho Notosutanto, men gandung dua hal : fakta dan persepsi. Di sam pihak merupakan rentetan peristiwa berdasar fakta. Tekartann ya pada uraian fakta yang bersifat deskriptif. Di pihak lain sejarah juga merupakan persepsi dan para pelaku, para saksi dan para pengamatnya. Tekanannya berupa analisis peristiwa bahkan dilanjutkan dengan prediksi ke depan. Demikianiah, maka sejarah perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia mi ditulis senetral dan seobyektif mungkin berdasarkan fàkta sesuai rentetan peristiwa.
Namun demikian juga tidak dapat dihindari adan ya pandangan subyektif berupa analisis dan prediksi dan para pelaku, para saksi atau pengamat yang keb etulan menjadi penulisnya. Sikap subyektif ml ditekan seminimal mungkin karena buku ml ditulis oleh sam tim yang terdiri dan berbagai unsur dan lintas generas i. Selanjutnya kebenaran deskripsi fakta, analisis dan prediksi tim penulis mi diserahkan seperiuhnya kepada para pembaca. Para pembaca buku mi dapat siapa saja: para pengambil kebijakan, praktisi lapangan, kalan gan Perguruan Tinggi khususnya mahasiswa, kalangan ilmuwan, para profesional, media massa, dan lain-lain. Melalul tulisan mi, para pembaca diharapkan dapat menangkap makna, nilal atau kebijaksanaan dl setiap peristiwa itu dan memanfaatkannya untuk menghad api masaiah sekarang dan yang akan datang, untuk peningkatan kesehatan masyarakat pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya. Setidak tldaknya tulisan mi diharapkan dapat menjadi dokumen tertulis yang memperkaya dokumen-dokumen lain, yang temyata tidak banyak jumlahnya.
Buku tentang sejarah atau perkembangan Promosi Kesehatan mi diberi nama “Perkembangan Dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan Di Indonesia”, dengan sub judul: “Dan Propaganda, Pendidikan dan Penyuluhan Sampai Promosi Kesehatan”. mi berarti bahwa meskipun buku ml ditulis berdasar rentetan peristiwa, tetapi yang ingin diungkap terutama adalah rnakna yang dapat dltarlk dan balik rentetan penistiwa itu. Maka perlodesasi atau kururi waktu perJalanan pro-. mosi kesehatan dikaitkan dengan isu yang mengemuka serta “widom” yang dapat dipetik di setiap periode atau kurun waktu itu. Sekali lagi yang diharapkan dan buku ml adalah bahwa pembaca dapat belajar dati masa lalu, untuk menghadapi masalah sekarang, serta terutama untuk menjajagi dan proaksi masa depan, sebagaimana dikatakan oleh orang bijak yang dikutip pada awal tulisan mi.
Mengenai istilah Promosi Kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-mula dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986 (dikenal dengan “Ottawa Charter”), oleh WHO promosi kesehatan didefin isikan sebagai: “the process of enabling people to control over and improve their health”. Definisi tersebut diaplikas ikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi: “Proses pemb erdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya”. Definisi mi tetap dipergun akan, sampai kemudian mengalamni revisi pada konfer ensi dunia di Bangkok pada bulan Agustus 2005, menj adi: “Health promotion is the process of enabling people to increase control over their health and its determinants, and thereby improve their health” (dimuat dalam The Bangkok tidaknya tulisan ml diharapkan dapat menjadi dokumen tertulls yang memperkaya dokumen-dokumen lain, yang ternyata tidak banyak jumlahnya.
Buku tentang sejarah atau perkembangan Promosi Kesehatan mi diberi nama “Perkembangan Dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan Di Indonesia”, dengan sub judul: “Dan Propaganda, Pendidikan dan Penyuluhan Sampai Promosi Kesehatan”. mi berarti bahwa meskipun buku ml ditulis berdasar rentetan peristiwa, tetapi yang ingmn diungkap terutama adalah makna yang dapat ditarik dati baLik rentetan peristiwa itu. Maka perlodesasi atau kurun waktu perjalanan prom osi kesehatan dikaitkan dengan isu yang mengemuka serta “widom” yang dapat dipetik di setiap periode atau kurun waktu itu. Sekali lagi yang diharapkan dan buku mi adalah bahwa pembaca dapat belajar dan masa lalu, untuk menghadapi masalah sekarang, serta terutama untuk menjajagi dan proaksi masa depan, sebagaiman a dikatakan oleh orang bijak yang dikutip pada awal tulisan mi.
Mengenai istilah Promosi Kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-mula dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986 (dikenal dengan “Ottawa Charter”), oleh WHO promosi kesehatan didefin isikan sebagai: “the process of enabling people to control over and improve their health”. Definisi tersebut diaplikas ikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi : “Proses pemb erdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya”. Definisi mi tetap dipergun akan, sampai kemudian mengalamni revisi pada konfer ensi dunia di Bangkok pada bulan Agustus 2005, menj adi: “Health promotion is the process of enabling people to increase control over their health and its determinants, and thereby improve their health” (dimuat dalam The Bangkok Charter). Definisi barn ml belum dibakukan bahasa Indonesia. Selain istilah Promosi Kesehatan, sebenarnya juga beredar banyak istilah lain yang mempunyai kemin pan makna, atau setidaknya satu nuansa dengan istil ah promosi kesehatan, seperti: Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), Pemasaran sosial, Mobilisasi sosial, Pemberdayaan masyarakat, dll. Istilah-istilah tersebut juga akan diulas.
Didalamnya mencoba mencerkakan: peristiwa atau kejadiari secara rlngkas pada waktu Itu, pemikiran atau konsep yang mengemuka, pengalarnan empirik di lapan gan, tokoh atau figur yang menonjol, serta pelajarari yang dapat ditarik dan episode itu. Dalam beberapa hal ada juga diselipkan cerita atau kisah ringan yang merup akan kenangan khusus pada waktu itu. Sedangkan hal khusus bercerita tentang perkembangan Promosi Kesehatan dan segi organisasi, yang mengalami pasarig surut. Pernah menjadi jabatan yang berada langsung di bawah Menterl Kesehatan (dapat disebut setara eselon I) di awal kemerdekaan, pernah pula mnjadi eselon III pada era 1960-1970 an.
Kemudian menjadi beberapa unit eselon II. Cerita tentang perkembangan Pendidikan Kesehatan di Pergum an Tinggi, balk di Jakarta maupurt di kota-kota lain, juga yang ada di PT Swasta. Selanjutnya bercerita ten- tang perkembangan tenaga profeslonal Penyuluh atau Promosi Kesehatan, yang temyata juga sudah dimulai dl zaman awal kemerdekaan dulu, sampal pengemban gannya secara besar-besaran pada era 1970 an dan terus berlangsung sampal sekarang. Dalam bab itu juga dikisahkan perkembangan organisasi profesi Tenaga Penyuluh Kesehatan, baik sebagai jabatan profesional di lingkungan pemerintahan, maupun sebagai organ isasi profesi yang juga mempunyai hubungan dengan organisasi sejenis di luar negeri. Dilanjutkan tentang Proaksi Promosi Kesehatan di masa depan. Secara ringk as diuraikan kekuatan, kelemahan, peluang dan tant angan yang dihadapi dengan dilatar belakangi analis is situasi dan kecenderungan ke depan. Di dalamnya termasuk kaitannya dengan “the Bangkok Charter” yang dihasilkan dalam Konferensi Dunia Promosi Kesehat an ke-enani dl Bangkok, Thailand pada bulan Agustus 2005. Juga mencoba mendokumentasikan kesan -dan pesan dari para -pelaku atau mereka yang terkait dengan upaya promosi kesehatan, balk yang berada di Jakarta maupun di kota-kota lain, yang berada di unit promosi kesehatan atau di unit lainnya, di pemerintahan dan di luar pemerintahan. Ditutup dengan membuat kesimpul an dan sumbang saran yang berkaitan dengan promosi kesehatan untuk masa sekarang dan yang akan datang. Dalam beberapa bab terasa teijadi pengulangan, tetap i hal itu tidak dapat dihindarl, bahkan semoga dapat memperkuat cerita. ml sesual dengan salah sam jargon Health Education, bahwa “Education is reinforcement”. Dengan niembaca buku perkembangan promosi keseh atan di Indonesia ml, kita mencoba sedikit menoleh ke belakang, mencoba mengamati apa yang telah dilakuk an oleh para pendahulu kita. Kemudian dengan men gambil pelajaran dan hlkmah yang ada di dalamnya, kita bertekad melangkah untuk menjalaninya dengan melihat ke depan, sebagaimana dikatakan oleh Soren Klerkegaard, seorang filsuf Jerman, yang dikutip dl awal tulisan ml.

G.    Macam-Macam Pendekatan Dalam Prornosi Kesehatan
Pendekatan yang digunakan dalam promosi kesehatan dapat berdampak positif atau negatif bagi perilaku seseorang. Pendekatan yang dipilih sebagian besar dkentukan oleh keter angari dan pemahaman seseorang tentang kesehatan dan prom osi kesehatan serta dan pemerlksaan yang dilakukan selama ml. Ada lebih dan 90 pendekatan dan contoh dalam promosi kesehatan, tetapi hanya ada beberapa yang sering digunakan (Rawson, 1992).
Tones (1992) mengidentifikasikan empat pendekatan dalam promosi kesehatan, yaitu:
1.      Pendekatan pemberdayaan diii sendirl, yang bertujuan untuk menlngkatkan kepercayaan din sendiri/penghargaan terhadap diii sendiri dan mendorong untuk membuat keput usan sendiri
2.      Pendekatan pendidikan, yang bertujuan untuk memberikan kebebasan pada seseorang dalam hal membuat pilihan terh adap informasi-informasi yang didapatkan.
3.      Pendekatan Pencegahan, yang bertujuan untuk merubah perilaku yang dapat menyebabkan penyakit.
4.      Pendekatan radikal, yang meliputi faktor sosial ekonomi dan politik yang juga dapat mempengaruhi kesehatan. Similarly, Ewles dan Simnett (1999) mengidentifikasikan lima macam pendekatan dalam promosi kesehatan, yaitu pendekatan medikal atau pencegahan, perubahan perilaku, education al, berpusat pada kilen, dan pendekatan perubahan sosial. Dengan memahami signifikasi dan pendekatan-pendekatan promosi kesehatan akan meningkatkan keuntungan /hasil dan suatu pendekatan yang melengkapi pendekatan lainn ya.
1.      Pendekatan Medical
Dasar dan pendekatan mi adalah untuk pencegahan terhadap penyakit. Hal ml bertujuan untuk mencegah terj admnya penurunan kesehatan dan kematian din! dengan cara medis. Keberhasilannya dapat dilihat dan program imunisasi dan vaksinasl yang bertujuan untuk memperkecil angka kesakitan pada anak. Pendekatan medical mi berg antung pada pengetahuan dan taktik persuasif (membujuk) dalam pelaksanaannya.
Pencegahan dan pengobatan merupakan prioritas untuk mencegah terjadinya kerugian dalam bidang sosial ekonomi sebagal penyebab dan penurunan kesehatan.
Kegiatan untuk mengembangkan pendekatan ml melip ut! penyebaran kampanye melalui mdia dan pendidikan. Tujuan akhir dan pendekatan medical adalah untuk menur unkan angka kesakitan dan kematian din!. Fokusnya yaltu adalah taktik persuasif dan menempatkan tanggung jawab individu tersebut untuk membuat pilihan dalam mencegah penyakit.
2.      Pendekatan Perubahan Perilaku
Pendekatan ini dilakukan dengan cara mendorong ses eorang untuk menjalankan perilaku-perilaku kesehatan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan in! beranggapan bahwa seseorang bebas untuk membuat pilihan tentang bagaimana cara hidup sehat-berhubungan dengan perubahan perilaku. Hal in! dipengaruhi oleh faktor soslal ekonoini dan kebudayaan.
Kegiatan promosi kegiatan yang digunakan dalam pendekat an ml meliputi komunikasi dan konseling, pendidikan, pemberdayaan, membuat kebijakan, peran serta masyarak at, dan membangun jaringan dukungan sosial.
Masalah yang kemungkinan akan timbul dengan mengg erakkan pendékatan mi adalah waktu yang diperlukan setiap orang untuk merubah perilakunya tidak sama. Ada individu yang memerlukan waktu lebih lama dan pada mdiv idu yang lain untuk merubah perilakunya, demikian pula sebaliknya.
3.      Pendekatan Educational
Pendekatan ml yaltu dengan cara memfasilitasi mdiv idu untuk proses pembelajaran dan memberikan fasilitas penunjang dalam proses pembelajaran tersebut melalui dialog terbuka dan diskusi, Dengan belajar dan pengalam an hidup dan dikaitkan dengan pengetahuan merupakan bagian integral dan proses pendidikan ml untuk mer.getah ui kebutuhan individu-individu tersebut. Untuk menirigk atkan kesadaran dan mulamnya proses pembelajaran dl masyarakat telah dilakukan berbagal cara, salah satunya adalah berkampanye dengan masa media dalam berbagai variasi. Tetapi kampanye media masa mi hanya menyent uh pada anggota masyarakat yang memiliki motivasi yang kuat untuk berubah.
4.      Pendekatan yang Berpusat Pada Klien
Pendekatan mi didasarkan pada persamaan status antara tenaga kesehatan dan kilen. Kegiatan yang dilakukan oleh klien dan tenaga kesehatan sebagal fasilitator, yaitu memb imbing, memberi support, dan mendorong kllen untuk membuat keputusan. Tujuan pendekatan mi adalah untuk memfasilitasi otonomi klien.
5.      Pendekatan Perubahan Sosial
Tujuan dan pendekatan ml adalah untuk memastikan bahw a sehat itu mudah dljangkau dan juga untuk mendukung slogan ‘S1iat Untuk Sem Fokusnya bukan pada perubahan perilaku individual mempengaruhi secara positif kesehatan di masyarakat.
Dan pendekatan mi diketahui bahwa kerugian sosial ekon omi sebagai hal penentu dan penurunan kesehatan. Wujud perhatiannya yaltu dengan membuat perubahan sosial dan ekonomi dengan rencana / aksi politik dan memperluas jar ingan kerjasama dengan pembuat kebijakan.







BAB III

A.    Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, di mana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang.
1.      Startegi global (global strategy) menurut WHO (1984)
a.       Advokasi (Advocacy)
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keput usan (decision makers) atau penentu kebijakan (policy makers.) balk dibidang kesehatan maupun sektor lain di luar kesehatan, yang mempunyal pengaruh terhadap kesehatan publik.
b.      Dukungan Sosial (Social Support)
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat balk formal (gum, lurah, camat, petugas kesehatan, dsb) maupun informal (tokoh agama, dsb) yang mempunyal pengaruh di masyarakat.
c.       Pemberdayaaan Masyarakat (Empowermant)
Pemberdayaan mi ditujukan kepada masyarakat langs ung, sebagai sasaran primer atau utama promo di keseh atan.
2.      Strategi promosi kesehatan berdasarkan piagam ottawa (ottawa charter)
a.       Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public policy) Adalah kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan. Sehingga dikeluark annya atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
b.      Lingkungan yang Mendukung (Supportive environment) Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kem itraan dan suasana yang mendukung. Kegiatan ml ditujukan kepada para pemimpmn organisasi masyarakat serta pengelola tempat-tempat umurn (public places).
c.       Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
Yaitu melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehat an untuk memelihara dan meningkatkan kesehatanrLya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat yaitu dengan terbentuknya lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan balk dalam bent uk pelayanan, maupun bantuan-bantuan teknls (pelatih an-pelatihan), Sampal dengan upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri.
d.      Keterampilan Individu (Personal Skill)
Kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehat an kelompok, kesehatan masing-masing keluarga, dan kesehatan individu-individu terwujud. OIeh sebab itu masing-masing ind.lvidu hendaknya mempunyal penget ahuan dan kemampuan yang balk terhadap cara-cara memelihara kesehatannya, mengenal penyaklt•penyakit dan penyebabnya, mampu mencegah penyakit, mampu meningkatkan kesehatannya dan mainpu mencari pen gobatan yang layak bilamana mereka atau anak-anak mereka sakit.
e.       Gerakan Masyarakat (Community Action)
Meningkatkan kegiatan-keglatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri merupakan wujud dan gerakan masyarakat

3.      Macam-Macam Pendekatan Dalam Promosi Kesehatan
a.       Pendekatan medical
b.      Pendekatan perubahari perilaku
c.       Pendekatan educational
d.      Pendekatan yang berpusat pada klien
e.       Pendekatan perubahan sosial.




DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul, 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, (2010), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo, 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.










 [Y1]
 [Y2]
 [Y3]
 [Y4]
 [Y5]
 [Y6]
 [Y7]
 [Y8]

Komentar

Postingan Populer