NEONATUS DAN BAYI DENGAN MASLAH SERTA PENATALAKSANAANYA
NEONATUS DAN BAYI DENGAN
MASLAH SERTA PENATALAKSANAANYA
![]() |
DISUSUN
OLEH :
DEBBY
YANTI
RAHAYU
PUJI ASTUTI
BELLA
YOLNDIA S
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
TAHUN 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan
ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“
Neonatus Dan Bayi Dengan
Maslah Serta Penatalaksanaanya ” tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan
terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu setiap pihak
diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Bandar Lampung, September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ................................................................................ ii........
DAFTAR
ISI............................................................................................... iii........
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................. ........ 1
BAB II PEMBHASAN
A.
Bercak Mongol.............................................................................. 2
B. Hemangioma 4
C. Muntah dan gumoh..................................................................... 10
D. Gumoh 11
E. Oral Trush 12
F. Diaper Rush 15
BAB
V PENUTUP ................................................................................... 19
A.
Kesimpulan ................................................................................. 19
DAFTAR
PUSTAKA...
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BLKANG
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi,
periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Maka dari itu diperlukan
pemantauan pada bayi baru lahir. Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk
mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan
serta tindak lanjut petugas kesehatan. Dengan pemantauan neonatal dan bayi,
kita dapat segera mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada bayi sedini
mungkin. Contoh masalah pada bayi yang sering kita temui yaitu bercak mongol,
hemangioma, ikterik, muntah dan gumoh, dll. Jika salah satu dari masalah
tersebut tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau komplikasi
lainnya. Namun, tak semua masalah tersebut harus mendapat penanganan khusus
karena bisa membuat dampak negative pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ada
masalah yang seharusnya dibiarkan saja karena masalah tersebut bisa menghilang
dengan sendirinya. Oleh karena itu penulis membuat makalah dengan judul
“Neonatus dan Bayi dengan masalah serta Penatalaksanaannya (Bercak Mongol,
Hemangiom, Muntah dan Gumoh, Oral
Bercak Mongol adalah bercak
berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sakral, walaupun
kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada
anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-kadang terjadi
pada anak-anak dengan orang tua mediterania.
B.
TUJUAN
Untuk mengetahui nonatusas dan bayi dengan masalah
serta penatalaksanaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BERCAK MONGOL
a. Definisi
Bercak
Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah
sakral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol
biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika,
kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orang tua mediterania.
Bercak
mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral pada
bayi yang memilki pigmentasi kulit (kulit berwarna), warnanya seperti memar.
Bercak mongol adalah lesi-lesi muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas
tepi bervariasi, paling sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan
di daerah posterior paha, tungkai, punggung, dan bahu.
Bercak
mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian sakral, walaupun
kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada
anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, terkadang juga
terjadi pada anak-anak dengan orang tua Mediterania.
b. Etiologi
Bercak
mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan
oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama
proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Lebih dari 80% bayi yang
berkulit hitam, orang Timur dan India Timur memiliki lesi ini. Sementara angka
kejadian pada bayi yang kulit putih kurang dari 10%. Lesi-lesi yang tersebar
luas, terutama pada tempat-tempat yang tidak biasa cenderung tidak menghilang.
Hampir
90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir dengan bercak ini,
namun pada bayi Kaukasia hanya 5%. Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang
terletak di lapisan dermis sebelah dalam atau di sekitar folikel rambut yang
terkadang tersebar simetris, tetapi dapat juga unilateral. Bercak ini hanya merupakan
lesi jinak dan tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik.
Bercak
ini akan hilang dengan sendirinya pada tahun pertama dan kedua kehidupannya.
Bidan harus dapat memberikan konseling pada orang tua bahwa bercak mongol
tersebut wajar dan akan hilang sendiri tanpa pengobatan, sehingga orang tua
tidak perlu khawatir terhadap keadaan bayinya.
c. Tanda dan Gejala
Tanda
lahir ini biasanya berwarna cokelat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman.
Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian
punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga ditemukan pada kaki, punggung,
pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga memiliki ukuran yang bervariasi, dari
sebesar peniti sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu
atau beberapa bercak mongol.
Biasanya
bercak mongol ini terlihat sebagai:
1. Luka seperti
perwarnaan;
2. Daerah pigmentasi
dengan tekstur kulit yang normal;
3. Area datar dengan
bentuk yang tidak teratur;
4. Bercak yang biasanya
akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun; dan
5. Tidak ada komplikasi
yang ditimbulkan.
d. Penatalaksanaan
Bercak
mongol biasanya menghilang di tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama
sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, bercak mongol multipel yang
tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang
dan dapat menetap sampai deawasa.
Sumber
lain mengatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama
dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Terkadang juga menghilang setelah
deawasa. Sebagian kecil (sekitar 5%) anak yang lahir dengan bercak mongol masih
memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak
berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus.
Nevusota (daerah
zigomatikus) dan nevus ito (daerah sklera atau fundus mata atau daerah delto
trapezius) biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan. Namun, bila
penderita telah deawasa, pengobatan dapat dilakukan dengan alasan estetik.
Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan menggunakan sinar laser.
Penatalaksanaan
yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan
konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan
bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam
hitungan bulan atau tahun dan tidak berbahaya serta tidak memerlukan penanganan
khusus sehingga orang tua bayi tidak merasa cemas.
B. HEMANGIOMA
a. Definisi
Hemangioma
merupakan jenis kelainan pembuluh darah. Orang mengenalnya sebagai tanda lahir
atau birthmark. Dijelaskan oleh dr. Edi Setiawan, Sp. A(K), hemangioma adalah
tumor pembuluh darah. Walau disebut tumor, hemangioma tak selalu berbentuk
benjolan seperti tumor pada umumnya. Hemangioma bisa dijumapai pada bayi baru
lahir. Hemangioma infantile kebanyakan muncul pada minggu pertama kehidupan
anak dan memiliki pola pertumbuhan yang dapat diprediksi.
b. Etiologi
Pola pertumbuhan
hemangioma dibagi dalam 3 fase atau tahapan:
1. Fase proliferative atau
masa pertumbuhan secara cepat terjadi pada 6-12 bulan.
2. Proses penyusutan yang
mulai melambat di usia 1-7 tahun.
3. Tahap tidak tumbuh
lagi.
Tumor
tersebut akan mengalami kemunduran secara komplet pada sekitar 50 persen anak
di usia 5 tahun dari 70 persen di usia 7 tahun. penciutan tumor atau involusi
tumor berakhir saat anak berusia 10-12 tahun. yang terlihat hanya sedikit sisa
jaringan lemak. Bahkan, ada pula yang terlihat seperti kulit normal. Hemangioma
3-5 kali lebih sering terjadi pada perempuan dari pada laki-laki. Tumor jinak
pembuluh darah ini juga lebih sering terjadi pada anak kembar. Hemangioma
biasanya tidak diturunkan. Meski begitu, sekitar 10 persen dari bayi dengan
hemangioma memilki riwayat keluarga dengan tanda lahir tersebut.
Rata-rata usia saat
hemangioma muncul adalah dua minggu setelah lair. Namun, pada hemangioma tipe
dalam, tidak bisa dilihat hingga bayi berusia 3-4 bulan. pada sepertiga bayi,
tanda awal hemangioma bisa diamati saat mereka berada di ruang perawatan anak.
Yang perlu diperhatikan, hemangioma tidak muncul saat dewasa.
Lokasi hemangioma,
hampir 60 persen berada di sekitar kepala dan leher. Sekitar 25 persen berada
di tubuh da 15 persen terdapat di lapisan bawah kulit ataupun organ dalam tubuh
seperti hati, saluran pencernaan, dan otak. Banyak faktor yang memungkinkan
timbulnya hemangioma.
c. Tanda dan Gejala
Tumor
yang berada dekat permukaan kulit disebut hemangioma superficial. Kerap
terlihat pola merah terang yang timbul, adangkala dengan permukaan bertekstur
(kadang disebut hemangioma stroberi). Vena yang menyebar dari tumor juga bisa
terlihat di bawah kulit. Saat hemangioma mulai menyusut, warnamerah akan
memudar. Bekas warna akhir itu umumnya akan hilang saat anak berusia 7 tahun.
hemangioma yang muncul pada lapisan kulit lebih bawah, disebut hemangioma
dalam. Terlihat seperti lebam atau kebiru-biruan atau malah tidak tampak sama
sekali. Biasanaya terlihat pada saat anak berusia 2-4 bulan. Hemangioma
congenital berbeda dengan jenis yang sering muncul setalah lahir.
d. Patofisiologis
Hemangioma
superficial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana ukuran volume
bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat, dimana
perubahan hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi, hemangioma dapat hilang
dapat hilang tanpa bekas.
Hemangioma kavernosa
yang besar mengubah kulit sekitarnya, dan meskipun fase involusi sempurna,
akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang terlihat. Beberapa hemangioma
kapiler dapat involusi lengkap, tidak meninggalkan bekas (Kantor, 2004; Lehrer,
2004; Hall, 2005).
e. Klasifikasi
Pada
dasarnya hemangioma dibagi menjadi 2 yaitu, hemangioma kapiler dan hemangioma
kavernosum. Hemagioma kapiler (superficial hemangioma) terjadi pada kulit
bagian atas, sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit yang lebih
dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua
jenis hemangioma ini terjadi secara bersamaan atau disebut hemangioma campuran
(Hamzah, 1999; Lehrer, 2003).
1) Hemangioma kapiler
a) Strawberry hemangioma
(hemangioma simplek)
Hemangiom kapiler terdapat pada waktu lahir atau
beberapa hari setelah lahir. Lebih sering terjadi pada bayi premature dan akan
menghilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu (Hall, 2005).
Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin
besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas
tegas, dank eras pada perabaan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna
didaerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar (Kushner, 1999;
Katz, 2002; Lehrer, 2003)
b) Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang
sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan,
walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi
pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang
sering mengalami trauma.
Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan
pembesaran yang cepat. Bebrapa lesi dapat mencapai ukuran satu cm dan dapat
bertangkai, mudah berdarah (Worman, 1998; Hamzah, 1999).
2) Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa macula
eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan, akan
mengepi dan cepat mengembung lagi apalagi dilepas. Lesi terdiri dari elemen
vascular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan .
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada
lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam.
3) Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler
dan jenis kavernosum. Gambarana klinisknya juga terdiri dari atas gambaran
kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior,
biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak.
Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada
perkembangannya dapat member gambaran keratotik dan verukosa. Lokasi hemangioma
campuran pada lapisan kulit superficial dan dalam, atau organ dalam.
f. Diagnosis
Diagnosis
hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik pencitraan membantu dalam
membedakan kelainan pembuluh darah dari beberapa proses pembuluh darah yang
agresif. Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang efektif, karena
tidak bersifat invasive dan dapat menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi
merupakan karakteristik dari hemangioma, demikian dapat membedakan antara
hemangioma dengan tumor solid.
Pada
penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang digunakan karena tidak
dapat menggambarkan massa yang lunak, sedangkan pada hemangioma kavernosum
biasanya dapat terlihat karena terdapat area klasifikasi. Klasifikasi ini
terjadi karena pembekuan pada cavitas cavernosum (phleboliths). Isotop scan
pada hemangioma kapiler dapat menunjukkan peningkatan konsistensi dengan
peningkatan suplai darah, tapi cara ini jarang digunakan. Angiografi
menunjukkan baik tidaknya pembuluh darah juga untuk mengetahui pembesaran
hemangioma karena neo-vaskularisasi. Magnetic resonance imaging (MRI)
menunjukkan karakteristik internal dari suatu hemangioma dan lebih jelas
membedakan dari otot-otot yang akan disekitarnya.
Hemangioma
dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kaus hemangioma dalam atau
campuran, CT scan atau MRI dapat dikerjakan untuk memastikan bahwa struktur
yang dalam tidak terlibat.
Diagnosis
banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma, lipoma, dan
neurofibroma
g. Komplikasi
1) Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan
dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya iaah trauma dari luar atau rupture
spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit diatas permukaan
hemangioma, sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh
2) Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko
infeksi, perdarahan, dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus
dapat juga terjadi akibat rupture . Hemangioma kavernosa yang besar dapat
diikuti dengan ulserasi dan infeksi sekunder
3) Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang
berukuran besar. Dahulu dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang
hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat
pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi.
4) Gangguan penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan resiko
gangguan penglihatan dan harus lebih sering di monitor. Amblyopia dapat
merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu penglihatan (visual eksis). Kebanyakan
komplikasi yang terjadi adalah astigmatisme yang disebabkan tekanan tersembunyi
dalam bola mata atau desakan tumor ke ruang retro bulbar. Hemangioma pada
kelopak mata bisa menganggu perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi
pada beberapa bulan pertama kehidupan.
5) Masalah
psikososial
Dengan presentase yang sangat kecil hemangioma bisa
menyebabkan obstruksi jalan nafas, gagal jantung.
h. Prognosis
Pada
umumnya prognosis bergantung pada letak tumor, komplikasi serta penagnan yang
baik.
Hemangioma
kecil atau hemangioma superficial dapat hilang sempurna dengan sendirinya.
Hemangioma kavernosa yang besar harus dievaluasi oleh dokter, dan dapat
mendapat obat yang tepat .
i. Penatalaksanaan
Apabila
hemangioma berada di bagian tubuh vital. Misalnya, menutupi sebagian mata atau
mulut, sehingga mengganggu proses makan dan penglihatan. Apabila sudah demikian
keadaannya, mau tidak mau dokter harus bertindak. Pada kondisi seperti itu
biasanya dokter memberikan kortikosterois untuk mempercepat proses resolusi.
Dulu penanganannya dilakukan dengan cara menaruh tekan es kering pada
hemangioma ersebut. Namun, cara itu mengakibatkan munculnya luka. Hemangioma
pun dapat menjadi cukup berbahaya, meskipun persentasenya sangat kecil. Yakni,
bila sampai muncul di berbagai organ tubuh. Seperti hati, usus, organ
pernapasan, bahkan otak. Gangguan yang dapat diakibatkan diantaranya gangguan
pernapasan, pencernaan, dll
Sakit
kuning bisa jadi pertanda hemangioma pada hati, darah di feses dapat menjadi
indikasi hemangioma di usus, sedangkan batuk disertai sesak napas merupakan
sinyal adanya hemangioma di organ pernapasan. Hemangioma di bagian dalam tubuh
dapat muncul pada anak yang disebut hemangiomatosis alias memiliki beberapa
hemangioma. Jadi, apabila ada seorang anak yang memiliki tiga hemangioma, ia
perlu mendapatkan pemeriksaan lebih komprehensif. Biasanya akan dipergunakan
ultrasonografi untuk memeriksa seluruh tubuhnya, untuk memastikan apakah
terjadi luka di dalam tubuhnya.
C. MUNTAH dan GUMOH
a. Definisi Muntah
Muntah
adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah
makanan masuk lambung agak lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen.Dalam
beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin mengalami muntah lender, bahkan
kadang di sertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah
pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan di sebabkan karena
iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama proses
persalinan.
b. Etiologi
Muntah
dapat disebabkan karena berbagai hal seperti berikut ini.
1. Kelainan
congenital. Pada saluran percernaan, iritasi lambung, atresia esophagus,
hirschprung, tekanan itrakranial yang tinggi.
2. Infeksi
pada saluran pencernaan
3. Cara
pemberian makan yang salah
4. Keracunan
c. Komplikasi Komplikasi
Terjadinya muntah adalah sebagai berikut:
1. Dehidrasi
atau alkalosis karena kehilangan cairan tubuh atau elektrolit.
2. Ketosis
karena tidak makan dan minum.
3. Asidosis
yang di sebab adanya ketosis yang dapat berkelanjutan menjadi syok bahkan
sampai kejang.
4. Ketegangan
otot perut, perdarahan konjungtiva, rupture esofagus, aspirasi, yang di
sebabkan karena muntah sampai hebat.
d. Patosifiologi
Muntah
terjadi ketika anak atau bayi menyemprotkan isi perutnya keluar, terkadang
sampai seluruh isinya di keluarkan. Pada bayi, muntah sering terjadi minggu –
minggu pertama. Hal tersebut merupakan reaksi spontan ketika isi lambung di
keluarkan dengan paksa melalui mulut. Refleks ini di koordinasikan di medula
oblongata. Muntah dapat di kaitkan dengan keracunan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit intracranial, atau toksin yang di hasilkan oleh bakteri.
Sifat
Muntah
1. Keluar
cairan terus – menerus, hal ini kemungkinan di sebabkan oleh obstruksi
esofagus.
2. Muntah
proyektil, hal ini kemungkinan di sebabkan oleh stenosis pylorus (suatu
kelemahan pada katup di ujung bawah lambung yang menghubungkan lambung dengan
usus 12 jari yang tidak mau membuka).
3. Muntah
hijau kekuning – kuningan kemungkinan akibat obstruksi di bawah ampula vateri.
4. Muntah
segera setelah lahir dan menetap, kemungkinan adanya tekanan intracranial yang
tinggi atau obstruksi pada usus.
e. Penatalaksanaan
1.
Kaji faktor penyebab dan sifat muntah.
a. Jika
terjadi pengeluaran cairan terus – menerus, kemungkinan di karenakan obstruksi
esofagus.
b. Jika
terjadi muntah berwarna hijau kekuning – kuningan, maka katup di curigai adanya
obstruksi di bawah apula vateri.
c. Jika
terjadi muntah proyektil, maka harus di curigai adanya stenosis pylorus.
d. Jika
terjadi segera setelah lahir kemudian menetap, maka kemungkinan terjadi
peningkatan tekanan intracranial.
2. Berikan pengobatan
yang bergantung pada faktor penyebab.
3. Ciptakan suasana
tenang.
4. Perlakukan bayi
dengan baik dan hati – hati.
5. Berikan diet yang
sesuai dan tiddak merangsang muntah.
6. Berikan antiemetik
jika terjadi reaksi simptomatis.
D. GUMOH
a. Definisi Gumoh
Gumoh
adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa saat
setelah makanan masuk ke dalam lambung. Muntah susu adalah hal yang biasa
terjadi, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan menggangu
pertumbuhan berat badan secara signifikan. Gumoh biasanya terjadi karena bayi
menelan udara pada saat menyusu.
b. Etiologi
Penyebab terjadinya
gumoh adalah sebgai berikut :
1. Bayi sudah merasa
kenyang.
2. Posisi salah saat
menyuusui.
3. Posisi botol yang
salah.
4. Tergesa – gesa saat
pemberian susu.
5. Kegagalan dalam
mengeluarkan udara yang tertelan.
c. Patofisiologi
Pada
keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga
terkadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke atas dan
keluar melalui mulut pada sudut – sudut bibir. Hal tersebut di sebabkan karena
otot katup di ujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut
seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini dapat juga terjadi pada
orang dewasa dan anak – anak yang lebih besar. Kebanyakan gumoh terjadi pada
bayi di bulan – bulan pertama kehidupannya.
d. Pentalaksanaan
1. Perbaiki teknik
menyusui.
2. Perhatikan susu botol
saat pemberian susu.
3. Sendawakan bayi setelah
di susui.
4. Lakukan teknik menyusui
yang benar, yaitu bibir mencakup seluruh putting susu ibu.
E. ORAL TRUSH
a. Pengertian
Oral
trush ( sariawan ) adalah lapisan atau bercak-bercak putih kekuningan yang
timbul di lidah yang mungkin dikelilingi oleh daerah kemerahan. Apabila lapisan
atau bercak ini dicoba dibersihkan atau diusap, maka dapat terlepas, namun meninggalkan
daeah kemerahan yang mudah berdarah. Bentuk sariawan akan terlihat seperti
vesikel atau bulatan kecil. Warnanya putih atau kekuningan. Mula-mula
berdiameter 1-3 mm. Kemudian berkembang berbentuk selaput. Jika selaputnya
mengikis, maka akan terlihat berbentuk seperti lubang/ulkus. Besarnya sariawan
tetap, tidak membesar, melebar, atau menjaar seperti halnya bisul.
b. Gejala
Biasanya
para ibu sulit melihat tanda-tanda sariawan pada bayi, karena ia belum bisa
bicara sehingga tidak bisa mengungkapkan rasa sakitnya. Umumnya gejala yang
muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40o celcius. “ bayi
pun banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan
rewel. Tak mau makan atau makan dimuntahka, tak mau susu botol bahkan ASI, dan
gelisah terus. Mulut pun berbau, biasanya karena kuman atau jamur.
c. Etiologi
Penyebab
oral trush yang terjadi pada neonatus dan bayi biasanya karena hal sebagai
berikut :
1) Makanan atau minuman
panas
Mulut
bayi belum sekuat orang dewasa. Jadi hati-hati saat membuatkan makanan/minuman
bagi si kecil. Selalu periksa keadaan suhunya masih panas atau sudah cukup
hangat untuk diterima mulut mungilnya. Justru anggapan bahwa susu yang memancar
terlalu kencang dari botol bisa memicu terjadinya sariawan tidak tepat. Kecuali
jika susu tersebut bersuhu tinggi. Jadi penyebabnya bukan kekuatan pancarannya
tapi, sekali lagi, karena suhu yng panas.
2) Traumatik
Yang
dimaksud traumatik disini mulut anak terluka oleh sesuatu entah karena gusinya
tergigit atau terkena gesekan dot yang terlalu keras. Seperti yang sudah
disinggung, kejadian luka pada gusi bayi bisa berkaitan dengan ketidaknyamanan
bayi akibat giginya yang baru tumbuh. Antisipasinya, coba berikan ia teether (
mainan khusus untuk digigit-gigit ) sehingga rasa tidak nyamannya dapat
berkurang. Gesekan dot yang brkontur agak kasar dan terbuat dari karet yang
keras juga memungkinkan munculnya sariawan. Jadi sebaiknya gunakan dot yang
dibuat dari bahan lunak dan lentur seperti silikon.
3) Zat kimia
Pemakaian
obat-obatan yang terlalu lama umpamanya pada bayi yang harus mengonsumsi obat
untuk menyembuhkan vlek pada paru-parunya bisa memunculkan sariawan. Zat kimia
yang dikandung dalam obatbersifat asam. Bila tersisa di mulutbisa memicu
sariawan karena proses pengasaman akan mengundang datangnya bakteri. Untuk itu,
sedapat mungkin setelah meminumkan obat, minumkan bayi air putih sehingga
sisa-sisa obat tidak menempel di gusi maupun dinding mulut.
d. Penatalaksanaan
Sebenarnya
dalam rentang 10-14 hari oral trush akan sembuh dengan sendirinya. Namun pada
bayi perlu penanganan segera karena oral trush (sariawan) dapat menimbulkan gejala-gejala
penyerta ( simtomatis ) yang membyatnya tidak nyaman. “ bila tidak diobati,
memang relatif tidak ada bahaya yang mengancam jiwa bayi. Masalahnya, sariawan
menimbulkan nyeri dan rasa tidak nyaman. Kalau tidak ditangani, bayi jadi tidak
mau makan. Belum lagi ia akan terus menerus rewel karena nyeri dan perut kosong
dan efek lanjutan inilah yang harus diantisipasi. Pengobatan oral trush adalah
memakai obat anti jamur, yang paling sering digunakan adalah nysltin, yang
berupa cairan yang diteteskan dimulut bayi empat kali sehari.
F. DIAPER RUSH
a. Pengertian
Diaper
Rush ( Ruam popok ) adanya keluhan bintik merah pada kelamin dan bokong pada
bayi yang mengenakan pempers diakibatkan oleh gesekan-gesekan kulit dengan
pempers.
Salah
satu penyakit kulit yang kerap menimpa bayi dan balita adalah eksim popok (
diaper rush ). Penyakit ini terutama disebabkan oleh belum
sempurnanya fungsi kulit bayi. Akibatnya sekitar 50% bayi yang menggunakan
diapers pernah menderita eksim popok dan kebanyakan bayi yang menderita ruam,
umumnya berumur 3-12bulan.
Diaper
rush dapat berupa ruam yang terjadi didalam area popok. Pada kasus
ringan kulit menjadi merah, dan pada kasus-kasus yang lebih berat mungkin
terdapat rasa sakit. Biasanya ruam terlihat pada sekitar perut,
kemaluan, dan didalam lipatan kulit pada paha dan pantat. Kasus ringan
dapat menghilang dalam 3 sampai 4hari tanpa pengobatan.
b. Faktor Resiko
Sejumlah
penyebab yang sifatnya kompleks menjadi pemicu timbulnya eksim popok ( diaper
rush ). Beberapa faktor penyebab yang di identifikasi dan berperan
menimbulkan ruam popok antara lain faktor fisik, kimiawi, enzimnya dan
mikroba. Menurutnya, kombinasi berbagai tersebut menjadi penyebab utama
terjadinya ruam popok pada kulit bayi yang masih peka. Aneka faktor
tersebut berasal dari sejumlah hal yaitu:
1) Pemakaian popok,
pemakaian popok modern dengan kulit anak. Kotoran pantat dan cairan
yang bercampur menghasilkan zat yang menyebabkan peningkatan PH ( derajat
keasaman ) kulit dan enzim dalam kotoran. Tingkat keasaman kulit
yang tinggi ini membuat kulit lebih peka, sehingga memudahkan terjadinya
iritasi kulit.
2) Pemberian susu formula
ternyata juga memungkinkan bayi anda mengalami masalah ruam popok lebih besar
dibandingkan dengan ASI ( air susu ibu ) pada urin atau kotorannya bayi
anda. Ruam popok dapat disebabkan noleh adanya riwayat alergi karena
keturunan.
c. Penyebab
1) Kebersihan
kulit yang tidak terjaga
2) Jarang
ganti popok setelah bayi atau anak kencing
3) Udara
atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab
4) Akibat
diare
5) Reaksi
kontak terhadap karet, plastik, deterjen
6) Kemudian
tidak boleh di bersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci tangan dan
dibilas sampai bersih dan dikeringkan.
d. Etiologi
Kulit
bayi lebih tipis dari orang dewasa. Disamping itu, ikatan
sel pada kulitnya lebih longgar, zat-zat dari luar sangat mudah masuk kedalam
kulit. Karena tipisnya lapisan kulit bayi, berbagai faktor dari
luar, seperti kuman, bakteri, jamur, sangat mudah menginfeksi kulit bayi yang
tidak dilindungi. Ini juga yang terjadi perih.
Perlindungan
terhadap kesehatan kulit bayi harus diutamakan dengan kelembaban alami kulit
harus terjaga.
Kulit
bayi mengandung sedikit lemak karena tingkat keasamannya harus berkisar PH
kulit, yaitu sekitar PH5. Asam berfungsi sebagai pelindung atau
mantel dari luar. Kalau basah, maka asam itu akan luluh dan justru
membuat kulit tak terlindungi lagi.
Ada
banyak hal yang bisa membuat kulit bayi menurun fungsinya, selain menggunakan
produk yang tak sesuai untuk kulit bayi, turunnya fungsi kulit juga disebabkan
oleh pengaruh lain dari dalam tubuh, seperti alergi terhadap zat-zat
tertentu. Penggunaan popok kerap menimbulkan masalah kulit bayi,
yaitu ruam popok ( diaper rush ) pada bayi atau anak yang mempunyai kulit
sensitif. Iritasi bisa terjadi karena urin.
e. Tanda dan Gejala
1) Iritasi pada kulit yang
terkena muncul sebagai crytaema
2) Crupsi pada daerah
kontak yang menonjol, sseperti pantat, alat kemaluan, perut bawah atas.
3) Keadaan lebih parah
terdapat : pencipta, crythamatosa.
f. Pencegahan
1) Jika
mengunakan popok dari kain, sebaiknya haruslah terbuat dari bahan katunn yang
lembut. Janganlah terlalu ketat menggunakan diaper, hal ini agar
kulit bayi tidak tergeser.
2) Sebaiknya
perhatikanlah daya tampung dari diaper itu. Jika telah menggelembung atau
menggantung, segeralah tukar dengan dengan yang baru.
3) Cobalah
menghindari pemakaian diaper yang terlalu sering. Gunakanlah diaper
disaat-saat yang membutuhkan sekali.
4) Janganlah
ada sisa urine atau kotoran saat membersihkan kulit bayi karena kulit yang
tidak bersih akan sangat mudah mengalami ruang popok.
5) Jangan
lupa menggunakan sabun jika kulit bayi tertutup diaper terdapat merah dan
kasar.
6) Menganginkan
pantat bayi lebih lama sebagai salah satu tindakan pencegahan.
7) Popok
harus sering diganti, mencegah pemaparan kulit krim sena dan minyak kastol
0,5-1 %
8) Gunakan
sabun bila bayi buang air besar setelah itu, keringkan kulit dengan
haduk lembut, beri bedak dan popok bisa di pasang lagi.
g. Penatalaksanaan
1) Daerah
yang terkena diaper rush, tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka
dan tetap kering
2) Untuk
membersihkan kulit yang iritasi dan menggunakan kapas yang
mengandung minyak.
3) Segera
dibersihkan dan di keringkan bila anak kencing atau berak.
4) Tinja
pada kulitnya, karena itu popok modern (popok) lebih baik dipakai secara
bergantian dengan popok tradisional. Dengan demikian kulit bayi
dapat diistirahatkan dari bersinggungan secara ketat dengan urin atau
tinja. Bintik kemerahan, lecet, dan kulit tampak merah dan
basah. Ini karena urin dan tinja, terutamapada bayi atau anak yang
mempunyai riwayat alergi pada luarga. Iritasi memudahkan terjadinya infeksi
bateri atau jamur
5) Posisi tidur anak
diatur supaya tidak menekan kulit atau daerah yang iritasi
6) Memperhatikan kebersihan
kulit dan membersihkan kulit secara keseluruhan
7) Pakaian atau celana
yang basah oleh air kencing ataupun tinja harus direndam di dalam air di campur
acidum boricun.
h. Pelaksanaan
1. Memastikan
ibu mengganti popok setiap kali basah. Supaya permukaan tidak dalam permukaan
lembab / basah.
2. Menganjurkan
ibu untuk membasuh pantat bayi dan mengeringkannya. Untuk mencegah terjadinya
iritasi pada kulit bayi.
3. Menganjurkan
ibu lepaskan popok dan membiarkan kulitnya terkena angin. Untuk mempercepat
penyembuhan ruam popok.
4. Memberikan
perawatan ruam popok dengan tepat dan tindakan kontrol infeksi.
5. Memantau
kondisi luka yang terjadi akibat ruam popok. menyiapkan jaringan baru dan
menurunkan infeksi.
6. Membersihkan
daerah luka dengan cepat.
7. Mengatur
posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit atau daerah yang iritasi
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang
terlihat di daerah lumbo sacral pada bayi yang memilki pigmentasi kulit (kulit
berwarna), warnanya seperti memar. Bercak mongol adalah lesi-lesi muskular
berwarna abu-abu atau biru dengan batas tepi bervariasi, paling sering pada
daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di daerah posterior paha, tungkai,
punggung, dan bahu.
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang
terlihat di daerah lumbo sacral pada bayi yang memilki pigmentasi kulit (kulit
berwarna), warnanya seperti memar. Bercak mongol adalah lesi-lesi muskular
berwarna abu-abu atau biru dengan batas tepi bervariasi, paling sering pada
daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di daerah posterior paha, tungkai,
punggung, dan bahu.
DAFTAR
PUSTAKA
Make
Money Online : http://ow.ly/KNICZ Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ Make
Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Komentar
Posting Komentar