MAKALAH EJAAN DAN TANDA BACA



MAKALAH
EJAAN DAN TANDA BACA







Disusun oleh :
Evita Diana Fitri. N             1515401052
Rully Shandra Aulia             1515401072
Servi Permai Sela                  1515401074






KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
JURUSAN DIVKEBIDNAN
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR



         Alhamdulillah tidak lupa kami panjatkan trhadap kehadirat Allah SWT, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah Bahasa Indonesia ini. Dalam proses pengumpulan data-data dan juga proses pembuatan makalah ini tidak lepas dari kerja keras kelompok kami. Makalah yang kami buat adalah mengenai EYD khususnya dalam penggunaan tanda baca, yang di masa kini kurang begitu diperhatikan dan jarang dipergunakan dalam suatu kepentingan yang non formal.
            Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kita tentang seberapa pentingnya penggunaan tanda baca yang benar sesuai dengan EYD. Kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak terdapat beberapa kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat buat kita semua. Selamat membaca


Bandar Lampung, September 2015



Penulis









DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang........................................................................................ 1
B.     Rumusan masalah................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Ejaan ..................................................................................................... 2
B.     Tanda baca ............................................................................................ 4

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.......................................................................................... 10
B.     Saran.................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Penyampaian pesan, perasaan, ataupun ide hanaya akan efektif jika menggunakan bahasa. Salah satu penyampaian pesan, perasaan ataupun ide itu dilakukan dengan menulisnya. Terkadang bahasa yang diungkapkan dalam bentuk tulisan menjadi tidak efektif yang penyebabnya antara lain kesalahan ejaan ataupun tanda baca. Tanda baca dan ejaan menjadi penting karena penggunaan yang tidak sesuai akan mengubah makna bahasa yang akan diungkapkan. Secara teknis ejaan merupakan penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Sedangkan tanda baca itu sendiri dimaksudkan agar bahasa tulis menjadi mudah untuk dipahami, sehingga pesan yang diungkapkan dapat dipahami sama.
B.                 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
·         Apa yang dimaksud dengan ejaan dan bagaimana perkembagannya?
·         Bagaimana pengertian tanda baca dan penggunaannya?



BAB II
PEMBAHASAN

A.        EJAAN
1.            Pengertian Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran  dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lamabang itu (pemisahan dan penggambungan dalam suatu bahasa), secara teknis yakni dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca (Arifin, 2004:170).
2.            Perkembangan Ejaan
a.              Ejaan Van Ophuijsen
Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa melayu dengan huruf latin,yang disebut ejaan Van ophuijsen.merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taibsoetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan Van Ophuijsen yaitu:
·         Huruf  ‘’j’’ untuk menuliskan kata-kata ‘’jang, pajang, sajang’’
·         Huruf ‘’oe’’ untuk menuliskan kata-kata ‘’goeroe, Itoe, Oemoer’’
·         Tanda diakritik seperti koma ain dan trerna,untuk menuliskan kata-kata ma’moer,’akal,ta’,pa’,dan dinamai’.

b.              Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan ejaan Van Ophuijsen, ejaan ini dikena oleh masyarakat dengan julukan ejaan republik. hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu, yaitu:
·         Huruf oe diganti dengan u seperti pada guru, itu, umur
·          Bunyi hamzah dengan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti kepada kata-kata tak, pak, maklum dan rakjat.
·         Kata ulang bisa ditulis dengan angka-2, seperti anak2, ber-jalan2 dan ke-barat2-an
·         Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutnya, seperti kata depan di, pada, dirumah, dikebun, disamakan, dengan imbuhan di-pada ditulis dan di karang.
c.              Ejaan Melindo
Kongres bahasa Indonesia II Medan(1959) siding perutusan Indonesia dan melayu(Slametmulyana-syeh Nasir bin Ismail,ketua)menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan ejaan Melindo(melayu –indonesia). Perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu.
d.             Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Pada tanggal 16 Agustus 1972 melalui pidato Kenegaraannya Presiden Republik Indonesia Meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudulPedoman Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Selain itu, juga direalisasikan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Istilah. Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusanya tanggal 12 Oktober 1972,No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku  pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. setelah itu, Meneri pendidikan dan kebudayaan dengan surat keputusannya No. 0196/1975 memberlakukan pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan pedoman umum pembentukan istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman terseut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat putusan menteri pendidikan kebudayaan No. 0543a/1987, tanggal 9 September1987.
e.              Penelusari di- atau ke- sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan dibedakan, yakni di-atau ke- sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

B.         TANDA BACA
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis agar kalimat-kalimat yang kita tulis dapat di pahami orang persis seperti yang kita maksudkan.
Tanda baca yang lazim digunakan adalah:
·         Titik (.)
·         Koma (,)
·         Tanda Tanya (?)
·         Tanda ulang (2)
·         Tanda seru (!)
·         Tanda titik koma
1.            Aturan penggunaan tanda baca:
a.              Penggunaan titik
·         Pada akhir singkatan nama orang
·         Pada akhir singkatan kata yang menyatakan gelar, jabatan, pangkat, atau sapaan.
·         Dibelakang alamat pengirim ,tanggal surat ,atau nama dan alamat pengirim surat.
1.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Dia menanyakan siapa yang akan datang.
2.      Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:

A.    III. Departemen Dalam Negeri
a.       Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
b.      Direktorat Jenderal Agrararia
1.      Patokan Umum
2.      Isi Karangan
3.      Ilustrasi
4.      Gambar Tangan
5.      Tabel
6.      Grafik
b.              Penggunaan koma. Tanda koma (,) di gunakan:
·         Di antara unsur-unsur suatu pemerian atau pembilangan
·         Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya
·         Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing yang masih di eja secara asing
c.              Penggunaan tanda Tanya. Tanda Tanya (?) di gunakan:
·         Pada akhir kalimat
TanyaUntuk menyatakan bagian kalimat yang di sangsikan atau kurang dapat di buktikan kebenaranya (dalam hal ini tanda tanya itu diapit oleh tanda kurung)
1.      Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2.      Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya.
3.      Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
d.             Penggunaan Tanda ulang.
Angka 2 sebagai tanda ulang dapat digunakan dalam tulisan cepat.

e.              Penggunaan Tanda Ser
Tanda seru (!) digunakan sesudah kalimat, ungkapan, atau pernyataan yang berupa tanda seruan atau perintah
1.      Tanda seru dipakai pada akhir kalimat printah.
Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Jangan berisik!
2.      Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ketakjuban, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Indah sekali pemandangan alam ini!
Merdeka!
f.               Tanda Titik Koma (;)
1.      Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2.      Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional.
g.              Tanda Titik Dua (:)
1.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Moch. Achyar
Sekretaris : Tati Suryati
Bendahara : Noviana Pertiwi
2.      Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara surah dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya:
·         Tempo, I (34), 1971:7
·         Surah Yasin:9
·         Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
·         (viii) Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
3.      Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ayah : “Karyo, sini kamu!”
Karyo : (datang menghampiri) “Ada apa, Pak?”
Ayah : “Tolong ambilkan sepatu hitam yang di atas lemari!”
4.      Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi.Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
h.             Tanda Hubung (-)
1.       Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata berimbuhan yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Walaupun demikian, masih banyak yang ti-dak mematuhi peraturan tersebut. Industri tersebut dapat dikembangkan men-jadi industri padat karya.
2.       Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
Anak-anak, kupu-kupu, berulang-ulang, kemerah-merahan, mondar-mandir, sayur-mayur
3.       Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a
17-08-1945
4.       Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka dengan kata/huruf.
Misalnya:
se-Indonesia, se-Jabodetabek, mem-PHK-kan, sinar-X, peringkat ke-2, S-1, tahun 50-an
5.       Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an

i.                Tanda Pisah
1.      Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai––diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2.      Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini––evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom––telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3.      Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
2004––2009
tanggal 1––10 Mei 2007
Jakarta––Bandung
j.               Tanda Elipsis (...)
1.      Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu ... ya, ayo kita berangkat.
2.      Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
... selanjutnya akan di bawa ke pengadilan.
Ibu baru pulang ... pasar.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, maka perlu dipakai empat buah titik; tiga titik untuk menandai penghilangan teks dan satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Ibu baru pulang dari....















BAB III
PENUTUP

A.        Kesimpulan
Setelah kita memahami apa yang telah di paparkan di atas,kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa bahasa itu tidak terlepas dari yang namanya tata ejaan dan tanda baca.dan ternyata ejaan dan tanda baca itu saling keterkaitan.dan ejaan itu ternyata mengalami beberapa tahap hingga menjadi yang sempurna,dimana yang kita gunakan saat ini.
B.         Saran
Jadi kita sebagai pemuda yang mengakui bahwa bahasa persatuannya  adalah bahasa Indonesia ,jika menggunakan ataupun mengkaji,kita juga harus memperhatikan beberapa aturan-aturan yang terkandun di dalamnya.



















DAFTAR PUSTAKA


Chaer, Abdul, Dewan Bahasa. Jakarta: FPBS-IKIP. 1984.
Keraf, Gorys, Tata Bahasa Indonesia. Nusa Indah: Ende-Flores.1980.
Arifin, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan PedomanUmum Pembentukan Istilah. Jakarta: Yrama Widya, 2004.
Amran Halim, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1979.


Komentar

Postingan Populer