MAKALAH SISTEM PERKEMIHAN DAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
MAKALAH SISTEM PERKEMIHAN
DAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

Disusun oleh :
Kelompok 6
1.
BALLIA RIFADILLA SYUKMA
2.
HENDINIE GALUH RIAZY
3.
INDRIA PUSPA DEWI
4.
MAHDA RAISYA ELANDRI
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN DIV KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat, ridho dan hidayah dari-Nya lah sehingga pada hari
ini saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa sholawat beriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw,
yang telah membawa kita semua ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti
sekarang.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Sistem
Perkemihan yang di sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Saya menyadari bahwa memang makalah
ini belum sempurna seutuhnya. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun guna untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Terakhir pesan dari saya semoga makalah
ini dapat dipahami dan selanjutnya dapat bermanfaat di bidang pendidikan dan di
dunia perkuliahan, serta bermanfaat
untuk pembangunan kesehatan
bangsa ini.
Bandar
Lampung, 02 November 2015
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang........................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah...................................................................... 2
1.3
Tujuan
Penulisan........................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Sistem Urinaria......................................................... 3
2.2
Susunan Sistem Perkemihan....................................................... 3
2.3
Transpor urin dari ginjal
melalui ureter dan masuk ke dalam kandungan kemih 9
2.4
Pengisian kandung kemih
dan tonus dinding kandung kemih : Sistometrogram 10
2.5
Proses Miksi (Rangsangan Berkemih)........................................ 11
2.6
Perangsangan atau
penghambatan berkemih oleh otak............. 12
2.7
Urine
(Air Kemih)...................................................................... 12
2.8
Ciri-Ciri
Urin Normal................................................................. 15
2.9
Gangguan Sistem Perkemihan.................................................... 16
BAB III : PENUTUP
3.1
Kesimpulan................................................................................. 21
3.2
Saran........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia, seperti
makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang berarti
keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu
tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat
bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis
penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan
cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih memainkan
peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan
berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan kosentrasi garam,
asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hiduop
sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa
metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi
semi kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan
system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan
urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting mempertahankan
homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama
elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.
Sistem
urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung jawab
untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium,
membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea
dari darah.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang
menyaring darah, sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung
kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar
melalui tubuh.
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi
kebanyakan orang adalah bahwa ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan
diri dari air tambahan dan bahan kimia dari aliran darah. Aspek penting lain
dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam
darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa
dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan.
1.2 Rumusan Masalah
Ada beberapa hal yang akan di bahas dalam makalah iniadalah
sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian sistem perkemihan ?
2. Apa saja susunan system perkemihan ?
3. Bagaimana proses miksi ( rangsangan
berkemih ) ?
4.
Jelaskan tentang urine ?
1.3 Tujuan Penulisan
1
Untuk
mengetahui pengertian sistem perkemihan
2
Untuk
mengetahui apa saja susunan system perkemihan
3
Untuk
mengetahui bagaimana proses miksi (rangsangan berkemih)
4
Untuk mengetahui tentang urine
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sistem Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System
adalah suatu system kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan
keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk
membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan bayak fungsi
lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
2.2
Susunan Sistem Perkemihan

Keterangan gambar :
- Kemih sistem Manusia
- Ginjal
- pelvis ginjal
- Ureter
- kandung kemih
- Uretra
- Kelenjar adrenal
- Renal artery and vein
- Inferior vena cava
- Abdominal aorta
- Renal arteri dan vena
- Hati
- usus besar
- Pelvis
2.2.1
Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, di
depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis,
kuadratus lumborum dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut
oleh bantalan lemak yang tebal. Disebelah posterior dilindungi oleh kosta dan
otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan dianterior dilindungi oleh bantaan
usus yang tebal.
Ginjal berfungsi sebagai berikut :
1. Mengatur volume air ( cairan ) dalam tubuh .Kelebihan air dalam
tubuh akan dieksresikan oleh ginjal
sebagai urine ( kemih ) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air (
kelebihan keringat ) menyebabkan urine yang di eksresi berkurang dan
konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat
dipertahankan relative normal.
2. Mengatur keseimbangan osmotic dan
mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma ( keseimbangan
elektrolit ). Bila terjadi pemasukan/ pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat
pemasukan garam yang berlebihan/ penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal
akan meningkatkan eksresi ion – ion yangpenting (mis. Na , K , Cl , Ca dan
fosfat )
3.
Mengatur keseimbangan asam basa cairan
tubuh bergantung pada apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam ,
pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir
metabolisme protein . Apabila
banyak makan sayur – sayuran ,
urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4 , 8 – 8,2 . Ginjal
menyekreksi urine sesuai dengan
perubahan pH darah.
4.
Eksresi sisa hasil metabolisme ( ureum ,
asam urat , kreatinin ) zat – zat toksik , obat – obatan , hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida ).
5.
Fungsi hormonal dan metabolisme . Ginjal menyekresi hormone renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (system renin angiotensin aldesteron )
membentuk eritropoiesis mempunyai peranan
penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis)
- Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
- Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari
aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan
kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi
arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang
menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi
leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan
pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena
renalis masuk ke vena kava inferior.
- Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf
inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal
(kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar
buntu yang menghasilkan 2 (dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn
kortison. Persarafan ginjal : Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis
(vasomotor).
- Nefron
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta
nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Dapat dibedakan dua jenis nefron:
- Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
- Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.
2.2.2
Ureter
Ureter adalah tabung/saluran
yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureter merupakan lanjutan
pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica urinaria. Panjangnya 25-30
cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui
neuron² simpatis.
Lapisan dinding ureter
menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong
air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong
urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk
pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir
vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium.
Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya
mempunyai saraf sensorik.
Ureter pada laki – laki dan perempuan

Ureter pada pria
terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan
dikelilingi oleh leksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique
sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinarai pada sudut lateral dari
trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urineria, dinding atas dan dinding
bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk
katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dan vesika urinaria.
Ureter pada wanita
terdapat di belakang fossa ovarika dan berjalan ke bagian medial ddan ke dapan
bagian lateral serviks uteri bagian atas , vagina untuk mencapai fundus vesika
urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri iterina sepanjang
2,5 cm dan sellanjutnya arteri ini menyilang ureter dan mmenuju ke atas di
antara lapisan ligamentum. Ureter mempuunyai 2 cm dari sisi.
Persarafan Ureter
Persarafan ureter merupakan cabang
dari pleksus mesenterikus inferior, fleksus spermatikus, dan pleksus pelvis
sepertiga dari nervus vagus rantai eferens dan nervus vagus rantai eferens dari
nervus torakali ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1,dan nervuus vagus mempunyai
rantai eferens untuk ureter.
2.2.3
Vesica
Urinaria
Disebut juga bladder/ kandung
kemih. Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang dapat diregangkan dasn
volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot polos di
dindingnya. Secara berkala urin dikososngkan dari kandung kemih ke luar tubuh
melalui ureter. Organ ini mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400
cc). Dindingnya mempunyai lapisan otot yang kuat. Letaknya di belakang os
pubis. Bentuk bila penuh seperti telur ( ovoid ). Apabila kosong seperti limas.
Apex ( puncak ) vesica urinaria terletak di belakang symphysis pubis.
Fungsi vesica urinaria: (1)
Sebagai tempat penyimpanan urine, dan (2) mendorong urine keluar dari tubuh.
Persarafan
kandung kemih
Persarafan utama kandung kemih ialah nervus pelvikus, yang berhubungan dengan
medulla spinalis melalui pleksus sakralis, terutama berhunbungan dengan medulla
spinalis segmen S2 dan S3. Berjalan melalui nervus pelvikus ini adalah serat
saraf motoik. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding kandung
kemih. Tanda – tanda regangan dari
uretra posterior bersifat sangat kuat dan terutama bertanggung jawab untuk
mencetuskan refleks yang menyebabkan kandung kemih.
Saraf motorik yang
menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat para simpatis. Serat ini
berakhir pada sel ganglion yang terletak dalam dinding kandung kemih,
saraf postganglion pendek kemudian mempersarafi otot detrusor.
Selain nervus pelvikus,
terdapat dua tipe persarafan lain yang penting untuk fungsi kandumg kemih. Yang
terpenting adalah serat otot lurik yang berjalan melalui nervus pudendal menuju
sfingter eksternus kandung kemih, yang mempersarafi dan mengontrol otot lurik
pada sfingter. Selain itu kandung kemih juga menerima saraf simpatis dari
rangkaian simpatis melalui nervus hipogastrikus, terutama hubungan dengan
segmen L2 medula spinalis. Serat simpatis ini mungkin terutama merangsang
pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat
saraf sensorik juga berjalan melalui saraf simpatis dan mungkin penting dalam
menimbulkan sensai rasa penuh dan pada beberapa keadaan rasa nyeri.
2.2.4
Urethra
Merupakan saluran keluar dari
urin yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal, ureter, vesica urinaria. Uretra
adalah saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan
air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah
prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia
penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki
terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak
dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 –
4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar),
lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan
sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
2.3
Transpor urin dari ginjal melalui ureter
dan masuk ke dalam kandungan kemih
Urin yang keluar dari kandungan kemih mempunyai komposisi utama yang sama
dengan cairan yang keluar dari duktus koligentes; tidak ada perubahan yang
berarti pada komposisi urin tersebut sejak mengalir melalui kaliks renalis dan
ureter sampai kandung kemih.
Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kaliks renalis, meregangkan
kaliks renalis dan meningkatkan aktivitas pacemakernya, yang kemudian
mencetuskan kontraksi peristaltik yang menyebar ke pelvis renalis dan kemudian
turun sepanjang ureter dangan demikian mendorong urin dari pelvis renalis ke
arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot polos dan dipersafari oleh
saraf simpatis dan parasimpatis seperti juga neuron-neuron pada pleksus
intramular dan serat-saraf yang meluas diseluruh panjang ureter. Seperti hanya
otot polos pada organ viscera yang lain, kontraksi perislaltik pada ureter
ditingkatkan oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan
simpatis.
Ureter memasuki kandung kemih menembus otot detrusor di daerah
trigonum kandung kemih. Normalnya
ureter berjalan secara oblique sepanjang beberapa sentimeter menembus kandung
kemih. Tonus normal dari otot detrusor pada dinding kandung kemih cenderung
menekan ureter, dengan demikian mencegah aliran balik urin dari kandung kemih
waktu tekanan di kandung kemih. Setiap gelombang peristaltic yang terjadi
sepanjang ureter akan meningkatkan tekanan dalam ureter sehingga bagian yang
menembus kandung kemih membuka dan memberi kesempatan kandung urin mengalir ke
dalam kandung kemih.
Panjang ureter yang menembus
kandung kemih kurang dari normal, sehingga kontraksi kandung kemih tidak selalu
menimbulkan penutupan ureter secara sempurna. Akibatnya, sejumlah urin dalam
kandung kemih terdorong kembali ke dalam ureter ini disebut refluks
vesikoureteral. Refluks semacam ini dapat menyebabkan pembesaran ureter dan
jika parah dapat meningkatkan tekanan kaliks renalis dan struktur-struktur dan
di medula renalis, mengakibatkan kerusakan daerah ini.
2.4
Pengisian kandung kemih dan tonus dinding
kandung kemih : Sistometrogram
Perubahan tekanan
intravesikular sewaktu kandung kemih terisi dengan urin pada saat tidak ada urin
di dalam kandung kemih ,tekanan intravesikuler, sekitar 0, tetapi setela terisi
urin sebanyak 30 sampai 50 mililiter, tekanan meningkat menjadi 5sampai 10
sentimeter air.tambahan urin sebanyak 200 sampai 300 mililiter hanya sedikit
menambah peningkatan tekanan,nilai tekanan yang konstan ini di sebabkan oleh
tonus intrinsic pada dinding kandung kemih sendii.bila urin yang terkumpul di
dalam kandung kemih lebih banyak dari 300 sampai 400 mililiter,akan menyebabkan
peningkatan tekanan secara cepat.
Punak tekanan dapat meningkat hanya beberapa sentimeter air,atau mungkin
meningkat hingga lebih dari 100 sentimeter air.puncak tekanan ini disebut gelombang
mikturisi
2.5
Proses Miksi
(Rangsangan Berkemih)
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor
yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup
untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek
kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi
spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya
terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan
kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui
serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter
bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya
dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula
spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada
saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar
terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah
vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan
otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi
spinter interna.
Peritonium melapis kandung
kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum
dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih
terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari
umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih.
Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
Jadi, reflex mikturisi
merupakan sebuah sikus yang lengkap yang terdiri dari:
- Kenaikan tekanan secara cepat dan progresif
- Periode tekanan menetap
- Kembalinya tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal.
2.6
Perangsangan atau penghambatan berkemih oleh otak
Pusat-pusat ini antara lain:
- Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak di ponds, dan
- beberapa pusat yang terletak korteks serebral yang terutama bekerja penghambat tetapi dapat menjadi perangsang.
Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi
pusat yang lebih tinggi normalnya memegang peranan sebagai pengendali akhir
dari berkenmih sebangai berikut:
- Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks berkemih kecuali jika peristiwa berkemih dikehendaki.
- apusat yang lebih tinggi dapat mecegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul, dengan membuat kontraksi tonik terus menerus pada sfingter eksternus kandung kemih sampai mendapatkan waktu yang baik untuk berkemih.
- Jika tiba waktu berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sacral untuk membantu untuk mencetuskan refleks berkemih dan dalam waktu bersamaan menghambat sfingter eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi.
Berkemih di bawah keinginan biasanya tercetus dengan cara berikut:
Pertama, seseorang secara sadar mengkontraksikan otot – otot abdomennya,
yang meningkatkan tekanan dalam kandung kemih dan mengakibatkan urin ekstra
memasuki leher kandung kemih dan uretra posterior di bawah tekanan, sehingga
meregangkan dindingnya.
2.7
Urine (Air Kemih)
Mikturisi ( berkemih ) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan
dapat ditahan oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia. Gerakannya
oleh kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan
berbagai organ yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter,
tetapi berbeda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye,
pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus
dengan pH rata-rata 6.
1. Sifat – sifat air kemih
- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
- Baerat jenis 1.015 – 1.020.
- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
2. Komposisi air kemih
Urin atau air seni atau air
kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang
menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam
ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh
melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan
bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan
materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul
yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi
dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang
keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui
urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang
baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang
penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin
orang yang sehat.
Komposisi air kemih :
- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
- Pigmen (bilirubin, urobilin)
- Toksin
- Hormon
3. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang
melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120-125ml filtrat (cairan yang telah
melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150-180L filtart. Namun
dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan
sebagian diserap kembali.
4. Tahap
– tahap Pembentukan Urine
- Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih
besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian
yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium,
klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
- Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,
fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya
terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada
tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali
kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal
dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
- Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari
sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah
urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine
yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine
dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan
urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh
melalui uretra.
2.8
Ciri-Ciri Urin Normal
1.
Rata-rata
dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang
masuk.
2.
Warnanya
bening oranye tanpa ada endapan.
3.
Baunya
tajam.
4.
Reaksinya
sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata

2.9
Gangguan Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah
suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas
dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Adapun susunan sistem perkemihan
(sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter, vesika
urinaria, dan uretra. Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi
gangguan-gangguan. Terperinci, gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut.
A.
Infeksi
Saluran Urogenital
Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan
oleh bakteri Escherichia coli. Dapat pula disebabkan oleh Proteus, Klebsiella,
dan Staphylococcus terutama bila sedang terpasang kateter. Pada saluran
urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti: 1. Sistitis Sistitis adalah
infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita daripada pria, karena
pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Faktor resiko
sistitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih neurogenis, pemasangan
kateter, keadaan-keadan obstruktif dan diabetes mellitus. Apabila berlanjut,
akan menyebakan kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis ginjal, yang
disebut dengan pielonefritis. Penderita sistitis akan merasakan keluhan seperti
disuria (nyeri saat miksi), sering berkemih, merasa ingin berkemih terus, dan
sakit di atas daerah suprapubis.
B.
Pielonefritis
Pielonefritis
Adalah radang pelvis ginjal. Penyebab paling
sering penyakit ini adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar
naik ke pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun.
Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh
Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan
jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh
Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine,
yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan
penipisan lapisan korteks ginjal.
C.
Penyakit Glomerular
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di
nasofaring oleh Streptococcus ß-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak,
dengan gejala yaitu edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa
disertai dengan hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena
terbentuk antibodi yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri.
Penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal. 2. Sindrom Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah
albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya
permeabilitas membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang
menyebabkan edema generalisata.
D.
Obstruksi Saluran Kemih
Obstruksi saluran
kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan tumor ginjal.
Gangguan obstruktif dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat yang meliputi
hemoragi dan gagal ginjal, bila tidak diatasi. 1. Hipertrofi Prostat
Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita, yang
terjadinya dengan meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah androgen utama
dalam darah dan membentuk dua metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan
ß-estradiol. Estradiol adalah steroid yang memiliki sifatsifat estrogenik. Ia
biasanya bekerja sama dengan androgen, namun dapat bekerja independen dengan
menimbulkan efek berlawanan dengan androgen. Testosteron serta metabolitnya
bekerja sama menghasilkan hiperplasia prostat. Pada pria dia atas 60 tahun,
testosteron plasma menurun, namun hipertrofi prostat sudah dapat timbul 10-20
tahun sebelum adanya penurunan kadar plasma itu.
E.
Gagal Ginjal
Penyakit Gagal
Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan
hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh
seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. Penyakit gagal
ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau
terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit
gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada
kaum lanjut usia.
1. Gagal Ginjal Akut Gagal ginjal akut adalah sindrom
klinis dimana fungsi ginjal yang menurun dengan cepat dalam beberapa hari atau
minggu sehingga ginjal tidak lagi mengekskresikan produk limbah metabolisme,
biasanya karena hipoperfusi ginjal. Laju filtrasi glomerulus yang menurun
dengan cepat menyebabkan azotemia (uremia) yaitu:
·
Peningkatan
produk limbah nitrogen dalam darah (kreatinin serum dan nitrogen urea darah/BUN
(Blood Urea Nitrogen)
·
Oliguria
Gejala dan tanda-tanda kliniknya, hipotensi, oligria, ketidakseimbangan
elektrolit, anemia, azotemia ( peningkatan kreatinin, fosfat, dan urea dalam
darah akibat pemecahan protein otot dan ketidakmampuan mengekskresikan
metabolit). Beberapa masalah ginjal terjadi cepat, misalnya kecelakaan yang
melukai ginjal. Kehilangan banyak darah dapat menyebabkan kegagalan ginjal
secara tiba-tiba. Beberapa obat dan racun dapat menghentikan pekerjaan ginjal.
Penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba ini disebut sebagai kegagalan
ginjal akut (acute renal failure/ARF). ARF dapat mengakibatkan kehilangan
fungsi ginjal secara permanen. Tetapi bila ginjal tidak dirusakkan secara
berat, kegagalan ginjal ini mungkin pulih.
2. Nekrosis
Tubular Akut Penyebab Nekrosis Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan
nefrotoksin. Iskemia selama 25 menit atau kurang berakibat kerusakan ringan dan
masih reversibel. Iskemia 2 jam menimbulkan kerusakan berat yang irreversibel.
Nefrotoksik berupa antibiotik (aminoglikosida, penisilin, sefalosporin,
tetrasiklin, dan sulfonamida), logam berat (sisplatin), agen radiokontras,
toksin endogen (mioglobin, hemoglobin).
3.
Gagal Ginjal Kronik Perjalanan gagal ginjal
kronik atau menahun meliputi tahap yang dimulai dengan penurunan cadangan
ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan terakhir
uremia (tahap terakhir gagal ginjal). Keadaan irreversibel ditandai dengan
fungsi nefron yang berkurang. Kerusakan ginjal berlangsung progresif.
Perjalanan menuju uremia berlangsung berangsur untuk waktu yang cukup lama
(beberapa tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan keseimbangan cairan
dan elektrolit maka diperlukan dialisis (hemodialisis atau dialisis
peritoneal).
Penyebab penyakit gagal ginjal kronik, yaitu:
a. Penyakit
imunologis
·
Glomerulonefritis
·
Lupus eritematosus sistematik
·
Poliarteritis nodosa
b.
Infeksi
·
Pielonefritis
·
Tuberkulosis
c.
Obstruksi urine
·
Hipertrofi prostat
·
Batu ginjal
·
Konstriksi urine
·
Neoplasma
d.
Penyakit
metabolik
·
Diabetes
melitus
·
Asam urat
e.
Penyakit
vaskuler
·
Hipertensi
·
Infark
f.
Penyakit
hereditar /bawaan
·
Penyakit
ginjal polikistik
g.
Nefrotoksin
·
Analgetika atau nyeri
·
Keracunan logam berat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem urinal (urinary tract)
adalah sistem saluran dalam tubuh manusia, meliputi ginjal dan saluran
keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan tubuh dari zat-zatyang tidak
diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut
dalam air.
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren,kidney)
dengan saluran keluar urine berupa ureter dari setiap ginjal. Ureter itu
bermuara pada sebuah kandung kemih (urinary
bladder, vesica urinaria) di perut bagian bawah di belakang tulang kemaluan
(pubic bone). Urine
selanjutnya dialihkan keluar melalui sebuah urethra.
3.2 Saran
Kepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan kami semoga dapat memahami betul sehingga penyakit – penyakit yang berhubungan dengan
system perkemihan ini dapat di hindari.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto. 2012. http:// totonrofiunsri. wordpress.com/ 2009/01/28/
anatomi-dan-fisiologi-sistem-perkemihan/. diakses pada tanggal 30
November 2012. di Banda Aceh
Pearce,
Evelyn C.2006. Anatomi Dan
Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sander,
Mochamad Aleq. 2004. Patologi Anatomi
. Jakarta : Rajawali Pers.
Sobotta. Atlas Anatomi Manusia Ed.1. Jakarta :
EGC.
Syaifuddin.
2003. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wibowo,
Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Komentar
Posting Komentar