MAKALAH PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN “METODE PEMBELAJARAN DI KLINIK”
MAKALAH
PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN “METODE PEMBELAJARAN DI KLINIK”

DISUSUN
OLEH :
1. DEWI SAFIRA
2. GITA
GIYANTI
3. SERI YUNITA
MERLENA
4. SUSILAWATI
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN DIV KEBIDANAN
TAHUN 2017
KATA
PENGANTAR
بِسْــــــــــــــــمِ
اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subbhana Wa Ta’ala karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “Metode Pembelajaran Klinik”.
Dalam
penyusunan makalah ini, saya selaku penulis banyak mendapatkan tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari teman-teman kelompok tantangan itu
bisa teratasi. Oleh dari itu, saya sebagai penulis mengucapkan banyak terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman kelompok yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal
dari Allah Subbhana Wa Ta’ala.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyusunan
selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalh ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Bandar Lampung, April 2017
Kelompok
DAFTAR ISI
Hal.
Kata
pengantar............................................................................................... ii
Daftar
Isi........................................................................................................ iii
Bab
I Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2.
Tujuan .................................................................................... 1
Bab
II Pembahasan
2.1.
Defenisi .................................................................................. 2
2.2.
Keunggulan pembelajaran Klink ............................................ 2
2.3.
Tantangan Pembelajaran Klinik ............................................. 2
2.4.
Masalah Pembelajaran Klinik ................................................. 3
2.5.
Metode-metode Pembelajaran Klinik .................................... 3
2.6.
Evaluasi Praktik Keperawatan ............................................... 9
Bab
III Penutup
3.1.
Kesimpulan............................................................................. 11
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Pendidikan tinggi keperawatan merupakan tingkatan pendidikan
yang bertujuan menghasilkan perawatan professional. Proses pendidikan ini
dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap akademik dan tahap profesi. Proses
pendidikan tahap profesi di Indonesia dikenal dengan pembelajaran klinik dan
lapangan, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menerapkan ilmu yang dipelajari dikelas (pada tahap akademik) ke praktik
klinik. Program profesi (pengalaman belajar klinik – PBK dan pengalaman belajar
lapangan- PBL) merupakan proses transformasi mahasiswa menjadi perawat
professional. Dengan kata lain, peserta didik dengan perilaku awal sebagai
mahasiswa keperawatan, setelah memperoleh PBK dan PBL dia akan memiliki
perilaku sebagai perawat professional. Dalam fase ini, peserta didik mendapat
kesempatan beradaptasi pada perannya sebagai perawat professional dalam
masyarakat keperawatan dan lingkungan pelayanan atau askep.
Pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang pemberian
metode pembelajaran di klinik atau bisa disebut dengan model bimbingan praktik
pada pendidikan keperawatan. Program Profesi Pengalaman belajar klinik (PBK)
dan pengalaman belajar lapangan (PBL) adalah suatu proses transformasi
mahasiswa menjadi perawat professional yang memberikan kesempatan mahasiswa
untuk beradaptasi dengan perannya sebagai perawat professional dalam
melakasanakan praktik keperawatan professional di situasi nyata pada pelayanan
kesehatan klinik.
1.2.
Tujuan
a)
Mahasiswa mampu
memahami tentang metode pembelajaran di klinik.
b)
Mahasiswa mampu
menjelaskan tentang tujuan, kesalahan dan evaluasi dari satu metode.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi
Pembelajaran
praktisi klinik adalah suatu bentuk
pengalaman belajar profesional yang menekankan pada pentingnya klien, mahasiswa
dan konteks situasional proses pembelajaran terjadi.
2.2.
Keunggulan
Pembelajaran Klinik
Belajar
di lingkungan klinik memiliki banyak keunggulan. Pembelajaran klinik berfokus
pada masalah nyata dalam konteks praktik profesional. Peserta didik termotivasi
oleh kesesuaian kompetensi yang di lakukan melalui partisipasi aktif
pembelajaran klinik; sedangkan, pemikiran, tindakan, dan sikap profesional di
perankan oleh pembimbing klinik (clinical
instruction – CI). Lingkungan klinik merupakan wadah bagi mahasiswa untuk
belajar pemeriksaan fisik, argumentasi klinik, pengambilan keputusan, empati,
serta profesionalisme yang di ajarkan dan di pelajari sebagai satu kesatuan.
2.3.
Tantangan
Pembelajaran Klinik
Tantangan
dari pengajaran klinik adalah sebagai berikut :
§
Di batasi oleh waktu.
§
Berorientasi pada
tuntutan klinik (jumlah klien dan mahasiswa).
§
Meningkatnya jumlah
mahasiswa.
§
Jumlah klien yang
sedikit (hari rawat inapnya pendek, ada klien yang menolak inform consent).
§
Lingkungan klinik
terkadang kurang kondusif bagi pembelajaran (sarana dan prasarana).
§
Reward yang di terima
oleh pembimbing klinik kurang memenuhi standar.
2.4.
Masalah
Pembelajaran Klinik
Masalah utama dalam
pembelajarn klinik adalah sebagai berikut :
§
Belum jelasnya tujuan
yang ingin di capai.
§
Lebih cenderung untuk
fokus pada aspek pengetahuan berdasar fakta daripada pengembangan sikap serta
keterampilan memecahkan masalah.
§
Peserta didik lebih
banyak melakukan observasi pasif di bandingkan partisipasi aktif.
§
Supervisi yang belum
adekuat dan kurangnya masukan dari pembimbing klinik.
§
Kesempatan untuk
berdiskusi masih kurang.
§
Kurangnya penghargaan
terhadap privasi dan harga diri klien.
Berbagai
prinsip mengajar yang baik dapat diintegrasikan ke dalam pengajaran klinik,
salah satu hal penting yang perlu di lakukan adalah perencanaan. Fungsi
perencanaan adalah memberikan panduan pada pembimbing dan mahasiswa dalam
struktur dan konteks seperti kerangka kerja untuk refleksi dan evaluasi.
2.5.
Metode
Pembelajaran Di Klinik
Metode pembelajaran merupakan salah satu metode mendidik
peserta didik di klinik, yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara
mendidik yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik individual peserta didik
berdasarkan kerangka konsep pembelajaran.
Jenis metode pembelajaran klinik/lapangan yang biasanya
digunakan adalah eksperinsial, konferensi, observasi, ronde keperawatan dan bed side teaching.
A. Experensial
v Pengertian Experensial
Suatu metode yang dipergunakan
pembimbing akademik dalam membatu peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan terhadap kasus yang terjadi dengan pasien atau keluarga
pasien.
v Kegunaan dari
metode eksperinsial adalah sebagai berikut :
1. Membantu menganalisis situasi klinik melalui proses identifikasi masalah.
2. Menentukan tindakan yang akan diambil.
3. Mengimplementasikan pengetahuan ke dalam masalah klinik.
4. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar
lalu dan pengalaman terhadap masalalu lalu.
5. Berasal dari teori kognitif yang dipadukan
dengan teori proses informasi dan teori pengambilan keputusan.
6. Kegiatan pada metode ini meliputi :
·
situasi
penyelesaian masalah.
·
membantu
peserta didik meningkatkan sikap professional.
·
mampu menerapkan
masalah konseptual keperawatan dalam kurikulum berdasarkan masalah actual.
7. Menggambarkan secara tertulis kejadian atau
peristiwa dengan tujuan :
·
menanggulangi masalah yang terdapat di klinik ;
·
mengidentifikasi data relevan yang menunjang masalah ;
·
mengajukan hipotesis yang relevan ;
·
merencanakan tindakan keperawatan yang tepat ;
·
menerapkan teori ke dalam praktek.
8. Situasi
pengambilan keputusan.
9. Merupakan situasi
penyelesaian masalah yang memerlukan pengambilan keputusan.
10. Peserta didik
melakukan :
·
Pengujian data yang ada.
·
Pengidentifikasian alternatif tindakan.
·
Penentuan prioritas tindakan.
·
Pembuatan keputusan.
11. Melengkapi situasi
pengambilan keputusan secara indidvidual atau kelompok.
12. Berdiskusi dan
menggali proses berpikir dalam menanggapi situasi.
v Proses
Insiden
Keguanaan dari
proses insiden adalah sebagai berikut :
a. Membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan reflektif berdasarkan
kejadian klinik/insiden.
b. Insiden berasal dari pengalaman praktik aktual
atau dikembangkan secara hipotetikan.
c. Bisa dalam bentuk insiden terkait klien, staf
atau tatanan praktik.
B. Konferensi
Keguanaan dari
metode konferensi adalah sebagai berikut :
1.
Dirancang
melalui diskusi kelompok
2.
Meningkatkan
pembelajaran penyelesaian masalah dalam kelompok, melalui analisis kritikal,
pemilihan alternatif pemecahan masalah, dan pendekatan kreaktif.
3.
Memberikan
kesempatan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan masalah.
4.
Menerima
umpan balik dari kelompok atau pengajar.
5.
Memberi
kesempatan terjadi peer review, diskusi
kepedulian, issue, dan penyelesaian
masalah oleh disiplin lain.
6.
Berinteraksi
dan menggunakan orang lain sebagai narasumber.
7.
Meningkatkan
kemampuaan memformulasikan idea.
8.
Adanya
kemampuan konstribusi peserta didik.
9.
Meningkatkan
percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok.
10.
Kemampuan
menggali perasaan, sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi praktik.
11.
Mengembangkan
keterampilan beragumentasi.
12.
Mengembangkan
keterampilan kepemimpinan.
Jenis konferensi adalah sebagai berikut :
·
pre dan
post konferensi,
·
peer review,
·
issue dan
·
multidisiplin.
C. Observasi
(Ronde Keperawatan)
Manfaat dari
observasi adalah sebagai berikut ;
·
Mendapatkan pengalaman atau contohnya.
·
Mengembangkan perilaku baru untuk pembelajaran masa
mendatang.
·
Kegiatannya meliputi ; observasi lapangan, fieldrip, demonstrasi dan ronde
keperawatan.
v Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu metode
pembelajaran klinik yang memungkinkan peserta didik menstranfer dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis kedalam praktik keperawatan langsung.
1. Tujuan
a.
Menumbuhkan cara berpikir kritis.
b.
Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan
berasal dari masalah klien.
c.
Meningkatkan pola pikir sistematis.
d.
Meningkatkan validitas data klien.
e.
Menilai kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
f.
Meningkatkan kemampuan membuat jastifikasi, menilai
hasil kerja, dan memodifikasi Renpra.
2. Karakteristik
a.
Klien
dilibatkan langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik
c. Peserta
didik dan pembimbing melakukan diskusi
d. Pembimbing memfasilitasi kreaktifitas pesrta
didik adanya ide-ide baru.
e. Pembimbing klinik membantu mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
3. Kelemahan
Klien dan keluarga merasa kurang nyaman dan privacy
terganggu
4. Tujuan Ronde Keperawatan
a.
Menumbuhkan
cara berpikir kritis
b.
Menumbuhkan
pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien.
c.
Meningkatkan
pola pikir sistematis
d.
Meningkatkan
validitas data klien
e.
Menilai
kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
f.
Menilai
kemampuan membuat justifikasi
g.
Menilai
kemampuan menilai hasil kerja
h.
Menilai
kemampuan memodifikasi rencana keperawatan.
5. Peran/tugas Peserta Didik
a.
Menjelaskan
data demografi
b.
Menjelaskan
masalah keperawatan utama
c.
Menjelaskan
intervensi yang dilakukan
d.
Menjelaskan
hasil yang didapat
e.
Menentukan
tindakan selanjutnya
f.
Menjelaskan
alasan ilmiah tindakan yang diambil
6. Peran Pembimbing
a.
Membantu
peserta didik untuk belajar.
b.
Mendukung
dalam proses pembelajaran
c.
Memberikan
justifikasi
d.
Memberikan
Reinforcement
e.
Menilai
kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan.
f.
Mengarahkan
dan mengoreksi.
g.
Mengintegrasikan
teori, dan konsep yang telah dipelajari.
7. Masalah
a.
Berorientasi
pada prosedur keperawata
b.
Persiapan
sebelum praktik kurang memadai
c.
Belum ada
keseragaman tentang hasil ronde keperawatan.
d.
Belum ada kesepakatan tentang rmodel ronde
keperawartan.
D.
Bed
Side Teaching
1. Pengertian
Bed
Side Teaching merupakan metode
mengajar pada peserta didik, dilakukan disamping tempat tidur klien meliputi
kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh
klien.
2. Manfaat
Agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan
mendidik peserta didik untuk menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan
sikap profesional, mempelajari perkembangan biologis/fisik, melakukan
komunikasi melalui pengamatan langsung.
3. Prinsip
a.
Sikap
fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta didik dan klien.
b.
Jumlah
peserta didik dibatasi (ideal 5-6 orang)
c.
Diskusi
pada awal dan paska demonstrasi didepan klien dilakukan seminimal mungkin.
d.
Lanjutkan
dengan redemonstrasi
e.
Kaji pemahaman
peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang didapatnya saat itu.
f.
Kegiatan
yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh peserta didik
sebelumnya, atau apabila peserta didik menghadapi kesulitan menerapkan.
4. Persiapan
a.
Mendapatkan
kasus yang sesuai yang dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
menerapkan keterampilan teknik prosedural dan interpersonal.
b.
Koordinasi
dengan staff diklinik agar tidak mengganggu jalannya rutinitas perawatan klien.
c.
Melengkapi
peralatan atau fasilitas yang akan digunakan.
2.6.
Evaluasi
Praktik Keperawatan
Evaluasi
adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan
penafsiran
informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam
merancang
suatu sistem pembelajaran.
Evaluasi
belajar mengajar merupakan bagian integral dalam proses
pendidikan.
Karena itu harus dilakukan oleh setiap pendidik sebagai bagian
dari
tugasnya dalam merancang sistem pembelajaran. Setiap merancang sistem
pembelajaran,
sebaiknya telah ditetapkan terlebih dahulu tujuan-tujuan yang
ingin
dicapai yang akan dituangkan dalam rumusan rencana evaluasi. Evaluasi 10
atau
penilaian tidak hanya dilakukan terhadap hasil belajar tetapi juga
dilakukan
terhadap proses pengajaran itu sendiri.
Banyak
keuntungan yang didapat apabila evaluasi telah direncanakan
sebelumnya
dan dikelola dengan baik. Keuntungan-keuntungan itu antara lain:
· Memberikan
kemudahan dalam mengkaji ulang model atau rancangan pembelajaran yang telah
disusun.
· Membantu
dalam mengumpulkan informasi tentang pemahaman peserta didik terhadap suatu
materi dan memberikan waktu yang cukup untuk merancang tes sehingga tes yang
dilakukan tidak terkesan asal-asalan.
Pengelolaan
evaluasi pembelajaran klinik adalah pelaksanaan evaluasi terhadap pembelajaran
di klinik. Pembelajaran di klinik tidak sama dengan pembelajaran di kelas atau
pun di laboratorium. Mahasiswa yang melaksanakan praktik biasanya terbagi
menjadi kelompok-kelompok kecil dengan jumlah 8-12 mahasiswa untuk setiap
bagian. Masing-masing bagian melaksanakan praktik klinik selama tiga sampai
dengan empat minggu, tergantung kompetensi yang harus dicapai mahasiswa dan
bobot SKS yang harus ditempuh pada setiap bagian. Pelaksanaan evaluasi
pembelajaran klinik ada kecenderungan dilaksanakan pada minggu terakhir di setiap
siklusnya.
Pengelolaan
evaluasi pada setiap bagian bisa saja berbeda, akan tetapi prinsip, syarat,
alat dan model evaluasi sebaiknya dipahami instruktur klinik. Sehingga evaluasi
yang dilaksanakan benar-benar mampu menilai pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Hasil evaluasi bukan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif atau
keberuntungan. Baik buruknya hasil evaluasi akan menjadi indikator suatu
institusi, bahkan turut menentukan apakah suatu program masih layak
dipertahankan seandainya berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan adalah
kurang memuaskan. Oleh karena itu baik tidaknya pengeloaan evaluasi ikut
menentukan penguasaan mahasiswa terhadap kompetensi yang harus dicapainya dan
berdampak pada mutu suatu institusi.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Pengalaman
belajar klinik dan lapangan merupakan proses pembelajaran yang penting
diberikan kepada peserta didik untuk mempersiapkan mereka menjadi perawat
profesional pemula. Melalui pengalaman belajar klinik dan lapangan diharapkan
dapat membentuk kemampuan akademik dan profesional, mampu mengembangkan
ketrampilan dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan profesional,
serta dapat berorientasi dengan peran profesionalnya.
Untuk
mencapai tujuan dari BK atau PBL, secara efektif, diperlukan berbagai metode
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan fasilitas belajar serta
komunikasi profesional yang kondusif, baik di rumah sakit pendidikan maupun
dikomunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara : Jakarta
Nursalam.
2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi
Dalam Keperawatan Profesional. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam,
2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam
Keperawatan Profesional. Edisi ke-2. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam
& Ferry E. 2008. Pendidikan Dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Komentar
Posting Komentar