MAKALAH LANGKAH-LANGKAH ASUHAN BAYI MUDA DAN BALITA, ANAK, PRASEKOLAH



MAKALAH
LANGKAH-LANGKAH ASUHAN BAYI MUDA DAN BALITA, ANAK, PRASEKOLAH




LOGO Poltekkess.jpg
 















Disusun Oleh :
BHEILA DEPI GYN
WANTI YULIYA






POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN DIII KESEHATAN KEBIDANAN
TAHUN 2015



KATA PENGANTAR



Assalamuallaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian dengan judul “Makalah Tentang TBM DAN MTBS MTBS”. Tugas penulisan ini disusun dalam rangka acuan tugas presentasi DIII Kebidanan
Demikian laporan ini kami susun, penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan

Wassallamuallaikum Wr.Wb



Bandar Lampung, September 2016


Penulis


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang........................................................................................... 1
B.        Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C.        Tujuan Penulisan........................................................................................ 2

  BAB II PEMBAHASAN
A.       MTBM................................................................................................... 3
B.       MTBS .................................................................................................. 16

BAB IV PENUTUP
A.       Kesimpulan1........................................................................................ 21
B.       Saran..................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Dalam perkembangannya mencangkup Manajemen Terpadu Bayi Muda umur kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 tahun tidak termasuk kedalam bayi muda tapi kedalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun. Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak.Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.
Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah sot modul yang menjelaska secara rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif. Sekitar 70% kematian anak dibawah 5 tanhun disebabkan oleh pneumonia, diare, malaria, campak, dan malnutrisi. Di Indonesia, angka kematian bayi (AKB) 50/1000 kelahiran hidup, dan angka kematian anak balita (AKABA) 64/1000 kelahiran hidup (Surkesnas, 2001).
WHO/UNICEF pada tahun 1992 memperkenalkan konsep IMCI/MTBS yang meliputi pedoman pengobatan malaria, pedoman tata laksana ninfeksi saluran pernafasan akut (ISPA), pedoman penangnan diare, pedomanpenanganan demam berdarah dengue (DBD), dan lain-lain yang diterapkan melalui MTBS sehingga penatalaksanaannya lebih komprehensif dan efesien.
Proses manajemen kasus menguraikan cara penanganan anak skit mulai datang untuk berobat sampai konseling bagi ibu. Pelayanan selanjutnya, yaitu memberi pedoman untuk menentukan apakah anak yang sakit perlu dirujuk. Tiga unsur penunjang keberhasilan MTBS :
1.          Membaiknya kemitraan antara fasilitas kesehatan dan masyarakat yang dilayani.
2.          Meningkatnya perawatan, penyediaan pelayanan, dan informasi yang terjangkau dan memadai.
3.          Promosi yang terintegrasi.

B.       Rumusan Masalah
1.          Pengertian MTBM?
2.          Pelatihan MTBM?

C.      Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah:
1.          Memberitahukan tentang MTBM itu apa

















BAB III
PEMBAHASAN


A. MTBM
I.     KONSEP DASAR MTBM
Dalam perkembangannya mencangkup Manajemen Terpadu Bayi Muda umur kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 tahun tidak termasuk kedalam bayi muda tapi kedalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun. Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak.Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan.
Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan didekteksi dini. Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk melakukan asuhan dasar bayi muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera. Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.

II.      PELAKSANAAN MTBM PADA BAYI UMUR KURANG 2 BULAN
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanjut
Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatatan” untuk Bayi Muda dan untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir pencatatan ini mempunyai cara pengisian yang sama
ü  Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik
ü  Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit
ü  Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
ü  Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencangkup bertanya, mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan masalah dan mengecek pemahaman
ü  Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang

Menanyakan kepada ibu mengenai masalah bayi muda. Tentukan pemeriksaan ini merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan bayi muda atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama. Jika merupakan kunjungan ulang akan diberikan pelayanan tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut
a.       Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut :
1)      Periksa bayi muda untuk kemungkinan PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI.Selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang ditemukan
2)      Menanyakan pada ibu apakah bayinya DIARE, jika diare periksa tanda dan gejalanya yang terkait. Klasifikasikan bayi muda untuk DEHIDRASI nya dan klasifikasikan juga untuk diare persisten dan kemungkinan disentri
3)      Periksa semua bayi muda untuk IKTERUS dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada
4)      Periksa bayi untuk kemungkinan BERAT BADAN RENDAH DAN ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI. Selanjutnya klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan
5)      Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di IMUNISASI?. Tentukan status imunisasi bayi muda
6)      Menanyakan status pemberian Vit K1
7)      Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti KELAINAN KONGENITAL, TRAUMA LAHIR, PERDARAHAN TALI PUSAT dan sebagainya.
8)      Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan bayinya.
Jika bayi muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan

III.             PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

A. Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Infeksi pada bayi muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. Infeksi sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan fungsi organ seperti : gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan napas, bayi malas minum, tidak bisa minum atau muntah, diare, demam atau hipotermi
Pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah. Infeksi lokal yang sering terjadi pada bayi muda adalah infeksi pada tali pusat, kulit, mata dan telinga
Memeriksa gejala kejang dapat dilakukan dengan cara (TANYA,DENGAR,
LIHAT, RABA)
1. Kejang
Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat dan merupakan kegawat daruratan. Kejang pada bayi muda umur ≤ 2 hari berhubungan dengan asfiksia, trauma lahir, dan kelainan bawaan dan jika lebih dari 2 hari dikaitkan dengan tetanus neonatorium.
ü  Tanya : adakah riwayat kejang? Tanyakan ke ibu dan gunakan bahasa atau istilah lokal yang mudah dimengerti ibu
ü  Lihat : apakah bayi tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun? Tremor atau gemetar adalah gerakan halus yang konstan, tremor disertai kesadaran menurun, menunjukkan kejang. Kesadaran menurun dapat dinilai dengan melihat respon bayi pada saat baju bayi dibuka akan terbangun.
ü  Lihat : apakah ada gerakan yang tidak terkendali? Dapat berupa gerakan berulang pada mulut, gerakan bola mata cepat, gerakan tangan dan kaki berulang pada satu sisi.
ü  Lihat : apakah mulut bayi mencucu?
ü  Lihat dan raba : apakah bayi kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan. Mulut mencucu seperti mulut ikan merupakan tanda yang cukup khas pada tetanus neonatorum
ü  Dengar : apakah bayi menangis melengking tiba-tiba? Biasanya menunjukkan ada proses tekanan intra kranial atau kerusakan susunan saraf pusat lainnya
2. Bayi tidak bisa minum dan memuntahkannya
Bayi menunjukkan tanda tidak bisa minum atau menyusu jika bayi terlalu lemah untuk minum atau tidak bisa mengisap dan menelan. Bayi mempunyai tanda memuntahkan semua jika bayi sama sekali tidak dapat menelan apapun.
3. Gangguan Napas
Pola napas bayi muda tidak teratur (normal 30-59 kali/menit) jika <30 kali/menit atau ≥ 60 kali/menit menunjukkan ada gangguan napas, biasanya disertai dengan tanda atau gejala bayi biru (sianosis), tarikan dinding dada yang sangat kuat (dalam sangat kuat mudah terlihat dan menetap), pernapasan cuping hidung serta terdengar suara merintih napas pendek menandakan kesulitan bernapas.
4. Hipotermia
Suhu normal 36,5 -37,5 C jika suhu < 35,5C disebut hipotermi berat yang mengidentikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk, suhu 35,5-36,0 C disebut hipotermi sedang dan suhu ≥ 37,5 disebut demam Mengukur suhu menggunakan termometer pada aksiler selama 5 menit. Tidak dianjurkan secara rektal karena dapat mengakibatkan perlukaan rektal.

5. Infeksi Bakteri Lokal
Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit, mata dan pusar. Pada kulit apakah ada tanda gejala bercak merah, benjolan berisi nanah dikulit. Pada mata terlihat bernanah, berat ringannya dilihat dari produksi nanah dan mata bengkak. Pusar kemerahan atau bernanah (kemerahan meluas ke kulit daerah perut berbau , bernanah) berarti bayi mengalami infeksi berat.

CARA MENGKLASIFIKASI KEMUNGKINAN PANYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI
Tanda atau Gejala
Klasifikasi
·         Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU
·         Riwayat kejang ATAU
·         Bergerak hanya jika distimulasi ATAU
·         Napas cepat ATAU
·         Napas lambat ATAU
·         Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat ATAU
·         Merintih ATAU
·         (≥ 37,5C) ATAU
·         ( <35,5C) ATAU
·         yang banyak di mata ATAU
·         Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut

PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT
·         Pustul kulit ATAU
·         Mata bernanah ATAU
·         Pusat kemerahan atau bernanah

INFEKSI BAKTERI LOKAL

·         Tidak terdapat salah satu tanda diatas
MUNGKIN BUKAN INFEKSI




B. Menilai Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.

KLASIFIKASI DIARE
Tanda atau Gejala
Klasifikasi
Terdapat 2 atau lebih tanda
berikut :
·         Letargis atau tidak sadar
·         Mata Cekung
·         Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
DIARE DEHIDRASI BERAT
Terdapat 2 atau lebih tanda
berikut :
·         Gelisah atau rewel
·         Mata Cekung
·         Cubitan kulit perut kembali lambat
DIARE DEHIDRASI RINGAN
/SEDANG
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau ringan/sedang

DIARE TANPA DEHIDRASI


C. Ikterus
Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan sebagian besar (80%) akibat penumpukan bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah) sebagian lagi karena ketidak cocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau ada gangguan pengeluaran.
Ikterus dapat berupa fisiologik dan patologik (hiperbilirubin mengakibatkan gangguan saraf pusat.
Sangat penting mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan bagian tubuh mana yang kuning. Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus muncul setelah 14 hari berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran bilirubin pada empedu. Lihat tinja pucat seperti dempul menandakan adanya sumbatan aliran bilirubin pada sistem empedu.
Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode KRAMER
·         Kramer 1 : kuning pada daerah kepala dan leher
·         Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
·         Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
·         Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
·         Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki

KLASIFIKASI IKTERUS
Tanda atau Gejala
Klasifikasi
·         Timbul kuning pada hari pertama(< 24 jam) ATAU
·          ditemukan pada umur lebih dari 14 hari ATAU
·          sampai telapak tangan /telapak kaki ATAU
·         Tinja berwarna pucat
·         Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak tangan/kaki
IKTERUS BERAT
·         Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS
IKTERUS

D. Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau masalah Pemberian ASI
Pemberian ASI merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi 6 bulan pertama kehidupannya, jika ada masalah pemberian ASI maka bayi dapat kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit.
ü  Tanyakan : apakah IMD dilakukan, apakah ada kesulitan menyusui, apakah bayi diberi ASI dan berapa kali dalam 24 jam, apakah bayi diberi selain ASI.
ü  Lihat : apakah ada bercak putih dimulut, adakah celah bibir /dilangit-langit
ü  Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai standar WHO 2005 yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang memiliki BB menurut umur < -3 SD (dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada pita kuning), >-2 SD (tidak ada masalah BB rendah)

Penilaian cara pemberian ASI (jika ada kesulitan pemberian ASI/ diberi ASI kurang dari 8 jam dalam 24 jam, diberi selain ASI, BB rendah menurut umur.
1). Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika TIDAK sarankan ibu
untuk menyusui, jika YA menunggu bayi mau menyusu lagi, amati
pemberian ASI.
2). Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar, melekat dengan baik,
mengisap dengan efektif)

KLASIFIKASI KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN MASALAH PEMBERIAN ASI
Tanda atau Gejala
Klasifikasi
·         Ada kesulitan pemberian ASI
·         Berat badan menurut umur rendah
·         ASI kurang dari 8 kali perhari
·         Mendapat makanan/minuman lain selain ASI
·         Posisi bayi salah
·         Tidak melekat denganmbaik
·         Tidak mengisap dengannefektif
·         Terdapat luka bercak putih
·          terdapat celah bibir/langit-langit
BERAT BADAN RENDAH
MENURUT UMUR DAN
MASALAH PEMBERIAN
ASI
·         Tidak terdapat tanda/gejala diatas
BERAT BADAN TINDAK
RENDAH MENURUT
UMUR DAN TIDAK ADA
MASALAH PEMBERIAN
ASI

E. Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna maka semua bayi yang berisiko untuk mengalami perdarahan (HDN= Haemorrhagic Disease of the Newborn). Perdarahan bisa ringan atau berat berupa perdarahan pada kejadian ikutan pasca imunisasi ataupun perdarahan intrakranial dan untuk mencegah diatas maka semua bayi diberikan suntikan vit K1 setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hb O
F. Memeriksa Status Imunisasi
Penularan Hepatitis pada bayi dapat terjadi secara vertikal (ibu ke bayi pada saat persalinan) dan horizontal (penularan orang lain). Dan untuk mencegah terjadi infeksi vertikal bayi harus diimunisasi HB sedini mungkin. Imunisasi HB 0 diberikan (0-7 hari) di paha kanan selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG di lengan kiri dan polio diberikan 2 tetes oral yang dijadwalnya disesuaikan dengan tempat lahir
G. Memeriksa masalah/keluhan lain
a)      Memeriksa kelainan bawaan/congenital
Adanya kelainan pada bayi baru lahir bukan akibat trauma lahir dan untuk mengenali jenis kelainan lakukan pemeriksaan fisik (anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel dll)
b)      Memeriksa kemungkinan trauma lahir
Merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada proses persalinan (kaput suksedanium, sefal hematome dll)
c)      Memeriksa perdarahan tali pusat
Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat longgar setelah beberapa hari dan bila tidak ditangani dapat syok
H. Memeriksa masalah ibu
Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memanfaatkan kesempatan waktu kontak dengan bayi muda untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu.
Masalah yang mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi
ü  Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misalkan : demam, sakit kepala, pusing, depresi)
ü   Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu istirahat, kebiasaan BAK dan BAB)
ü   Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perineum
ü  Apakah ASI lancer
ü  Apakah ada kesulitan merawat bayi
ü  Apakah ibu minum tablet besi, vit A dan menggunakan alat kontrasepsi

IV.             TINDAKAN DAN PENGOBATAN
Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan yang lebih baik dan sebelum merujuk lakukan pengobatan pra rujukan dan minta Informed Consent. Klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan.

A. Pra Rujukan
Klasifikasi berat (warna merah muda) memerlukan rujukan segera tetap lakukan pemeriksaan dan lakukan penanganan segera sehingga rujukan tidak terlambat
· Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
· Ikterus berat
· Diare dehidrasi berat





TINDAKAN/PENGOBATAN PRA RUJUKAN
a. Kejang
§  Bebaskan jalan nafas dan memberi oksigen
§  Menangani kejang dengan obat anti kejang (pilihan 1 fenobarbital 30 mg = 0,6 ml IM, pilihan 2 diazepam 0.25 ml dengan berat <2500 gr dan 0,5 ml dengan berat ≥ 2500 gr per rektal)
§   memberi minum pada saat kejang akan terjadi aspirasi
§  Menghangatkan tubuh bayi (metode kangguru selama perjalanan ke tempat rujukan
§  Jika curiga Tetanus Neonatorum beri obat Diazepam bukan Fenobarbital
§  Beri dosis pertama antibiotika PP
b.      Gangguan napas pada penyakit sanagt berat atau infeksi bakteri berat
§  Posisikan kepala bayi setengah menengadah jika perlu bahu diganjal dengan gulungan kain
§  Bersihkan jalan nafas dan beri oksigen 2 l per menit
§  Jika apnoe lakukan resusitasi
c.       Hipotermi
§  Menghangatkan tubuh bayi
§  Cegah penurunan gula darah (berikan ASI bila bayi masih bias menyusu dan beri ASI perah atau air gula menggunakan pipet bila bayi tidak bisa menyusu). Hipotermi dapat menyebabkan kerusakan otak
§  Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan
§  Rujuk segerta
d.      Ikterus
§  Cegah turnnya gula darah
§  nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat
§  Rujuk segera
e.       Gangguan saluran cerna
§  Jangan berikan makanan /minuman apapun peroral
§  Cegah turunnya gula darah dengan infuse
§  Jaga kehangatan bayi
§  Rujuk segera
f.       Diare
§  Rehidrasi (RL atau NaCl 100 ml/kg BB 30 ml/kg BB selama 1 jam
70 ml/ kg BB selama 5 jam
Jika memungkinkan beri oralit 5 ml/kg BB/jam
§  Rehidrasi melalui pipa nasogastrik 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (120 ml/kg BB)
§  Sesudah 6 jam periksa kembali derajat dehidrasi
g.      Berat tubuh rendah dan atau gangguan pemberian ASI
§  Cegah penurunan gula darah dengan pemberian infuse
§  Jaga kehangatan bayi
§  Rujuk segera

B. Tidak memerlukan rujukan
Klasifikasi yang berwarna Kuning dan Hijau
ü  Infeksi bakteri lokal, mungkin bukan infeksi, Diare dehidrasi ringan/sedang, diare tanpa dehidrasi, ikterus, berat badan rendah menurut umur dan atau masalah pemberian ASI, berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI

Dibawah ini beberapa tindakan /pengobatan pada bayi muda yang tidak memerlukan rujukan :
§  Menghangatkan tubuh bayi segera
§  Mencegah gula darah tidak turun
§  Memberi antibiotik per oral yang sesuai
§  Mengobati infeksi bakteri local
§  Melakukan rehidrasi oral baik diklinik maupun dirumah
§  Mengobati luka atau bercak putih di mulut
§  Melakukan asuhan dasar bayi muda (mencegah infeksi, menjaga bayi tetap hangat, memberi ASI sesering mungkin, imunisasi)



V. KONSELING BAGI IBU
Konseling diberikan pada bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau
ü  Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat, dosis, cara pemberian )
ü  Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata /salep tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan bahan penyerap, luka dimulut dengan gentian violet)
ü  Mengajari pemberian oralit
ü  Menasehati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI eksklusif, cara meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar saat meneteki, cara menyimpan ASI
ü  Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal pemberian imunisasi
ü  Menasehati ibu kapan harus segera membawa bayi kepetugas kesehatan dan kapan kunjungan ulang
ü  Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya

VI. KUNJUNGAN ULANG UNTUK PELAYANAN TINDAK LANJUT
Pada kunjungan ulang petugas dapat menilai apakah anak membaik setelah diberi obat atau tindakan lainnya. Apabila anak mempunyai masalah lain gunakan penilaian awal lengkap pada kunjungan awal.
Kunjungan ulang
a. Dua hari
- Infeksi bakteri lokal
- Gangguan pemberian ASI
- Luka atau bercak putih di mulut
- Hipotermi sedang
- Diare dengan dehidrasi ringan /sedang
b. Tujuh hari
- Ikterus fisiologik jika tetap kuning
- Bayi berat rendah

B. MTBS
A.      Pengertian
Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah  modul yang menjelaskan secara rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif. Sekitar 70% kematian anak dibawah 5 tanhun disebabkan oleh pneumonia, diare, malaria, campak, dan malnutrisi. Di Indonesia, angka kematian bayi (AKB) 50/1000 kelahiran hidup, dan angka kematian anak balita (AKABA) 64/1000 kelahiran hidup (Surkesnas, 2001).

Praktek MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan yaitu:
a.    Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana balita sakit (petugas kesehatan non-dokter yang telah terlatih MTBS dapat memeriksa dan menangani pasien balita)
b.    Memperbaiki sistem kesehatan (banyak program kesehatan terintegrasi didalam pendekatan MTBS)
c.    Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan balita sakit (berdampak meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan)

B.       MTBS dengan Anak Diare
1.      Pemeriksaan palpasi dan inspeksi
a.      Lihat keadaan umum anak:
Apakah anak:
1)      Letargis atau tidak sadar?
2)      Gelisah atau rewel/mudah marah?
b.      Lihat apakah matanya cekung
c.      Beri anak minum, apakah anak:
1)      Tidak bias minum atau malas minum?
2)      Ataukah haus, minum dengan lahap
d.     Cubit perut untuk mengetahui turgor apakah kembalinya sangat lambat (lebih dari 2 detik) atau lambat.
2.      Diare dengan dehidrasi berat
a.      Tanda-tandanya :
1)     Letargis atau tidak sadar
2)     Mata cekung
3)     Tidak bias minum atau malas minum
4)     Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
b.      Cara mengatasi di rumah:
1)     Beri cairan  untuk dehidrasi berat (rencana terapi)
2)     Jika tidak ada perubahan segera rujuk, dan selama dalam perjalanan ibu di minta terus member larutan oralit sedikit demi sedikit.
3)     Anjurkan ibu agar tetap member ASI
3.      Anak dengan dehidrasi ringan
a.      Tanda-tandanya:
1)     Letargis atau tidak sadar
2)     Mata cekung
3)     Haus, minum dengan lahap
4)     Cubitan kulit perut kembalinya lambat
b.      Cara mengatasi:
1)     Beri cairan dan makanan yang sesuai
2)     Jika tidak ada perubahan segera rujuk ke Rumah Sakit, dan selama dalam perjalanan ibu di minta terus member larutan oralit sedikit demi sedikit.
3)     Anjurkan ibu untuk tetap member ASI
4)     Nasehati ibu kapan harus kembali segera
5)     Kunjungan ulang selama 5hari jika tidak ada perbaikan

C.       Proses manajemen kasus
Disusun dalam beberapa langkah sebagai berikut :
1.      Menilai anak usia 2-5 bulan atau bayi muda usia 1 minggu sampai 2 bulan dan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2.      Membuat klasifikasi kategori untuk melaksanakan tindakan.
3.      Mengobati dengan memberikan resep, cara memberi obat dan tindakan lain yang perlu dilakuakn.
4.      Memberi konseling bagi ibu.
5.      Memberi pelayanan tidak lanjut.
Memilih bagan manajemen kasus harus tepat, yaitu setiap fasilitas kesehatan mempunyai prosedur penerimaan rawat jalan, gawat darurat/tindakan, KB/KIA atau imunisasiyang setiap fasilitas kesehatan mempunyai prosedur pendaftaran pasien. Jika belum ada tentukan dulu kelompok usia anak.

D.       Bagaimana cara menatalaksana balita sakit dengan pendekatan MTBS?
Seorang balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh Petugas kesehatan yang telah dilatih. Petugas memakai tool yang disebut Algoritma MTBS untuk melakukan penilaian/pemeriksaan dengan cara menanyakan kepada orang tua/wali, apa saja keluhan-keluhan/masalah anak kemudian memeriksa dengan cara 'lihat dan dengar' atau 'lihat dan raba'. Setelah itu petugas akan mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasil tanya-jawab dan pemeriksaan. Berdasarkan hasil klasifikasi penyakit, petugas akan menentukan tindakan/pengobatan, misalnya anak dengan klasifikasi Pneumonia Berat atau Penyakit Sangat Berat akan dirujuk ke dokter Puskesmas.
Contoh begitu sistematis dan terintegrasinya pendekatan MTBS, ketika anak sakit datang berobat, petugas kesehatan akan menanyakan kepada orang tua/wali secara berurutan, dimulai dengan memeriksa tanda-tanda bahaya umum seperti:
a.    Apakah anak bisa minum/menyusu?
b.    Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
c.    Apakah anak menderita kejang ?
Kemudian petugas akan melihat/memeriksa apakah anak tampak letargis/tidak sadar?
Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan utama lain:
a.    Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
b.    Apakah anak menderita diare?
c.    Apakah anak demam?
d.   Apakah anak mempunyai masalah telinga?
e.    Memeriksa status gizi
f.     Memeriksa anemia
g.    Memeriksa status imunisasi
h.    Memeriksa status pemberian vitamin A
i.      Menilai masalah/keluhan-keluhan lain

Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut di atas, petugas akan mengklasifikasi keluhan/penyakit anak, setelah itu petugas melakukan langkah-langkah tindakan/pengobatan yang telah ditetapkan dalam penilaian/klasifikasi. Tindakan yang dilakukan dapat berupa:
a.    Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah
b.    Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
c.    Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di rumah, misal aturan penanganan diare di rumah
d.   Memberikan konseling bagi ibu, misal: anjuran pemberian makanan selama anak sakit maupun dalam keadaan sehat
e.    Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan
f.     dan lain-lain

Perlu diketahui, untuk bayi yang berusia s/d 2 bulan, dipakai penilaian dan klasifikasi bagi Bayi Muda (0-2 bulan) memakai Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) yang merupakan bagian dari MTBS. Penilaian dan klasifikasi bayi
Pemeriksaan dan tindakan secara lengkap tentunya tidak akan diuraikan disini karena terlalu panjang. Sebagai gambaran, untuk penilaian dan tindakan/pengobatan bagi setiap balita sakit, pendekatan MTBS memakai 1 set Bagan Dinding yang ditempelkan di tembok ruang pemeriksaan dan dapat memenuhi hampir semua sisi tembok ruang pemeriksaan MTBS di Puskesmas dan formulir pencatatan baik bagi bayi muda (0-2 bulan) maupun balita umur 2 bulan-5 tahun. Sedangkan untuk pelatihan petugas, diperlukan 1 paket buku yang terdiri dari 7 buku Modul, 1 buku Foto, 1 buku Bagan, 1 set bagan dinding serta 1 set  buku Pedoman Fasilitator dengan lama pelatihan selama 6 hari ditambah pelajaran pada sesi malam.
Dinas Kesehatan perlu memonitor secara berkala apakah Puskesmas di wilayah kerjanya menerapkan MTBS? Bila belum menerapkan, mungkin Tenaga Kesehatan yang bertugas disana perlu dilatih. Untuk itu perlu merencanakan kegiatan pelatihan MTBS dengan jadwal penuh seperti yang dipersyaratkan.


BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah sot modul yang menjelaskan secara rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif. Sekitar 70% kematian anak dibawah 5 tanhun disebabkan oleh pneumonia, diare, malaria, campak, dan malnutrisi. Di Indonesia, angka kematian bayi (AKB) 50/1000 kelahiran hidup, dan angka kematian anak balita (AKABA) 64/1000 kelahiran hidup (Surkesnas, 2001).

B.       Saran
Dengan mengetahui manajemen terpadu balita sakit/MTBS bias melaksanakan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke fasilitas rawat jalan. Keterpaduan pelayanan tidak hanya kuratif, tapi promotif dan preventif.



DAFTAR PUSTAKA


MTBS modul-4, Bakti Husada/Indonesia Sehat 2010, Departemen Kes RI & World Health Organization 2002.
Buku bagan MTBS, Bakti Husada/Ind

Departemen Kesehatan RI, 2008, Modul MTBS Revisi tahun 2008.
Direktorat Bina Kesehatan Anak, Depkes, salah satu materi yang disampaikan pada Pertemuan Nasional Program Kesehatan Anak, 2009, Manajemen Terpadu Balita Sakit. 

Komentar

Postingan Populer