MAKALAH ILMU BIOMEDIK DASAR TENTANG SISTEM PENGINDERAAN PENGLIHATAN,PENCIUMAN,PENDENGARAN, PENGECAPAN, DAN PERABAAN



MAKALAH
 ILMU BIOMEDIK DASAR TENTANG SISTEM PENGINDERAAN PENGLIHATAN,PENCIUMAN,PENDENGARAN,
PENGECAPAN, DAN PERABAAN






Disusun Oleh:
Fenti Ariyani                         1614401040
Merry Herlinda                     1614401042
Yulita Pentasari                     1614401044
Luthfiyya Yolanda Putri      1614401046





POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN D III KEPERAWATAN
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb.

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Ridha dan Rahmat-Nya serta nikmat yang begitu besar yang diberiakan kepada kita semua terutama nikmat kesehatan, sehingga Makalah Kami dapat terselesaikan.
            Salam dan salawat kita curahkan kepada baginda Rasulullah SAW, Nabi yang mengantarkan kita dari zaman kejahiliyaan menuju zaman islamiyah. Nabi yang dianggap sebagai Uswatun Hasanah atau suri tauladan yang baik.
            Dalam isi makalah ini membahas tentang Anatomi Fisiologi pada Sistem penginderaan.
Kami menyadari  bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang kita inginkan. Oleh karena itu, kami masih mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sekalian.
            Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen yang telah membimbing kami. Begitu juga kepada semua pihak yang membantu secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan sumbangan peningkatan kemampuan terhadap perawat menjadi perawat yang professional masa depan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan.
                                                                                                                                           
                                                                                                          Penyusun,


                                                                                                          Kelompok X




DAFATR ISI


HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 1

BAB II  PEMBAHASAN
2.1 Sistem Panca Indra ............................................................................... 2

BAB III  PENYAKIT TERHADAP ORGAN MATA ................................... 17

BAB IV  PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 23
4.2 Saran.................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA






















BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

       Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga atau kuping, kulit dan lidah.
       Setiap orang normalnya memiliki lima atau panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indera masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.


1.2 Tujuan
1.      Mengidentifikasi organ-organ sistem panca indera.
2.      Mengidentifikasi fungsi organ-organ sistem panca indera.
3.      Mengidentifikasi kelainan-kelainan pada organ-organ sistem panca indera.
4.      Mengidentifikasi cara pengobatan untuk kelainan yang terjadi pada system panca indera.


BAB II
PEMBAHASAN



2.1 SISTEM PANC INDRA
A.  Pengertian Sistem Panca Indera
Panca Indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensori impression) dari organ indera menuju ke otak perasaan ini ditafsirkan.
Beberapa kesan timbul dari luar seperti sentuhan , pengecapan, penglihatan, penciuman dan suara. Ada kesan yang  timbul dari dalam antara lain, lapar, haus, dan rasa sakit.
Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir khusus mengumpulkan rangsangan yang khas dimana setiap organ berhubungan. Sistem indera memerlukan sistem saraf yang menghubungkan badan indera dengan sistem saraf pusat. Organ indera adalah sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari dalam badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indera menerima stimulus, menghasilkan dan mengirim impuls saraf, interpretasi  dari pada semua organ indera dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, organ indera umum seperti reseptor raba tersebar di seluruh tubuh dan organ indera khusus seperti putting pengecap penyebarannya terbatas pada lidah.

1. INDERA PENGLIHATAN (MATA)
Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ visus)  terdiri dari organ okuli assesoria (alat bantu mata)  dan oculus (bola mata). Saraf indera penglihatan, saraf optikus urat saraf cranial kedua), timbul dari sel-sel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.

a.    Alis
Dua potong kulit tebal yang melengkung ditumbuhhi oleh bulu yang berfungsi sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat tarik dan sebagai alat kecantikan.
b.   Kelopak Mata
Terdiri dari 2 bagian kelopak mata atas dan kelopak mata bawa, fungsinya adalah sebagai pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan membuka  mata).
c. Organ Okuli Assesoria (Alat pembantu mata),
 terdapat disekitar bola mata yang sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari:
1.      Kavum Orbita. Merupakan rongga mata yang bentunya seperti kerucut dengan puncaknya mengarah ke depan dan ke dalam.

Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga etmoidalis dan sebagainya. Rongga bola mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf, pembuluh darah dan apparatus lakrimalis.
2.      Supersilium (alis mata).
Merupakan batas orbita dan potong kulit tebal yang melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik atau alat kecantikan.

3.      Palpebra (kelopak mata).
Merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulti yang terletak didepan bulbus okuli, kelopak mata atas lebih besar dari kelopak mata bawah. Kelopak mata atas lebih mudah digerakkan yang terdiri dari muskulus levator palpebra superior.Pada ujung kelopak mata terdapat silia (bulu mata). Tarsus merupakan bagian dari kelopak yang berlipat-lipat.pada kedua tarsus terdapat beberapa kelenjar, yaitu:
·     Kelenjar tarsalia.
·     Kelenjar sebasea.
·     Kelenjar keringat.
4.      Apartus Lakrimalis (Air mata). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimalis superior dan inferior, melalui duktus eksretorius lakrimalis masuk ke dalamsakus konjungtiva, melalui bagian depan bola mata ke dalam kanalis lakrimalis mengalir ke duktus nasokrimalis terus ke meatus nasalis inferior.
5.      Muskulus okuli (Otot mata). Merupakan otot ekstrinsik mata yang terdiri dari 7 buah otot; 6 buah otot diantaranya melekat dengan os kavum orbitalis, dan 1 buah mengangkat kelopak mata ke atas.
*      Muskulus levator palpebra superior inferior., fungsinya mengangkat kelopak mata.
*      Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menuup mata.
*      Muskulus rektus okuli inferior (otot di sekitar mata), fungsinya untuk menutup mata.
*      Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), fungsinya menggerakkan mata dalam (bola mata).
*      Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke atas, ke bawah dan ke luar.
*      Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas, ke bawah dan ke luar.
Muskulus rektus okuli berorigo pada annulus tendineus komunis, yang merupakan fibrosus yang menyelubungi nervus optikus.
Strabismus (juling) disebabkan tidak seimbangnya atau paralise kelumpuhan fungsi dari salah satu otot mata.
d. Okulus (Mata)
Meliputi bola mata (bulbus okuli). Nervus optikus saraf otak II, merupakan saraf otak yang menghubungkan bulbus okuli dengan otak dan merupakan bagian penting dari organ visus.
*        Tunika okuli, terdiri  dari:
a.    Kornea.
Merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membran  pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sclera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowmen), 3 substansi propia, 4 lamina elastika posterior dan 5 endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah. Peralihan antara kornea ke sclera disebut sclera corneal junction.

b.      Sklera.
Merupakan lapisan fibrous yang elastik yang merupakan bagian dinding luar bola mata dan, bagian depan sclera tertutup oleh kantong konjungtiva.

*        Tunika vaskulosa okuli. Merupakan lapisan tengah dan sangat peka akan pembuluh dara. Lapisan ini menurut letaknya terbagi atas 3 bagian yaitu:
a.    Koroid.
Merupakan selaput yng tipis dan lembab merupakan bagian belakang tunika vaskulosa. Fungsinya memberikan nutrisi pada tunika.
b.    Korpus siliaris.
Merupakan lapisan yang tebal terbentang mulai dari ora serata sampai ke iris. Bentuk keseluruhan seperti cincin, korpus siliaris terdiri dari orbikulus siliaris, korona siliaris dan muskulus siliaris  terdapat pada bagian luar korpus siliaris antara sclera dan korona siliaris.
Fungsinya untuk adanya akomodasi, pada proses melihat muskulus siliaris harus berkontraksi.
c.    Iris.
Merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berwarna karena mengandung pigmen, berbentuk bulat seperti piring dengan penampang 12 mm, tebal ½ mm, di tengah terletak di bagian berlubang yang di sebut pupil. Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk ke mata. Bagian belakang dari ujung iris menempel pada lensa mata, sedangkan ujung pinggirnya melanjut sampai ke korpus siliaris.
Pada iris terdapat 2 buah otot : Muskulus spinter pupila pada pinggir iris dan muskulus dilatator pupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak mengandung pembuluh darah dan sangat mudah terkena radang bisa menjalar ke korpus siliaris.

d.   Tunika nefrosa
Merupakan lapisan terdalam bola mata disebut retina, retina terbagi atas 3 bagian:
·      Pars Optika Retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan khatulistiwa bola mata.
·      Pars Siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.
·      Pars Iridika melapisi bagian permukaan belakang iris.
Retina terdapat di bagian belakang berlanjut sampai  ke nervus optikus, secara histologist retina terdiri dari 10 lapisan, pembagian lapisannya:
-       Lapisan 1 lapisan berpigment
-       Lapisan 2, 4 dan sebagian 5 lapisan fotoreseptika.
-       Lapian 5 (sisa), 6,7,8,9, merupakan lapisan neuron.
-       Lapisan 3 dan 10 sebagai lapisan penunjang.

Pada daerah makula lutea, retina megalami penyederhanaan sesuai dengan fungsinya untuk melihat jelas. Semua akson dari neuron ganglion berkumpul pada bagian belakang dari optik disk (papilla). Optik disk disebut juga titik buta, oleh karena cahaya yang jatuh didaerah ini memberikan kesan dapat melihat.
SISTEM PENGLIHATAN













e.    Fungsi Mata
Sebagai indera penglihatan yang menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otk untuk ditafsirkan.
*      Fungsi refraksi mata
Bila  cahaya yang jatuh di atas mata menimbulkn bayangan yang letaknya difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus dan diubh oleh lensa badan aques dn vitrous, lens membiaskan cahaya dan memfokuskan bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan.
*      Kelenjar air mata
Terdiri dari kelenjar majemuk yang terlihat pada sudut sebelah atas rongga orbita, kelenjar itu mengeluarkan air mata dialirkan ke dalam kantong konjungtiva dari saluran kelenjar lakrimalis, bila bola mata dikedipkan maka air mata akan menggenangi seluruh permukaan bola mata, sebagian besar caira ini menguap sebagian lagi masuk ke hidung melalui saluran lakrimalis.




2. INDERA PENDENGAR (AUDITORY APHARTUS)
Merupakan salah satu alat panca indera untuk mendengar.
Anatomi telinga terdiri dari:
*        Telinga Bagian Luar (Auris Eksterna)
a.         Aurikula (daun telinga), menampung gelombang suara datang dari luar masuk kedalam tellinga.
b.        Meatus Akustikus eksterna (liang telinga).
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani panjangnya 2,5 cm terdiri dari tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan sekret-sekret berbentuk serum.
c.         Membran Timpani.
Antara telinga luar dan telinga tengah terdapat selaput gendang telinga yang disebut membran timpani.
*        Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
a.       Kavum Timpani.
Rongga di dalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes yang melekat pada bagian dalam membran timpani dan bagian dasar tulang stapes membuka pada fenestra ovalis.
b.      Antrum Timpani
Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak dibagian bawah samping dari kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani, rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum didalam tulang temporalis. Dan adanya hubungan ini dapat mengakibatkan menjalarnya proses radang.
c.       Tuba Auditiva Eustaki
Saluran tulang rawan yang panjangnya 3,7 cm berjalan miring kebawah agak kedepan, dilapisi oleh lapisan mukosa

*        Telinga Bagian Dalam (Auris Interna)
Terletak pada bagian tulang keras pilrus temporalis, terdapat reseptor pendengaran dan alat pendengar ini disebut labirin.
a.         Labirintus Osseous
Serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan dinamakan perilimfe.
ü  Vestibulum
Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara kanalis semisirkularis.
ü  Koklea
Koklea berbentuk seperti rimah siput, pada koklea ini ada 3 pintu yang menghubungkan koklea dengan vestibulum, kavum timpani dan dengan kanalis koklearis.
ü  Kanalis semi sirkularis
Merupakan saluran setegah lingkaran yang terdiri dari 3 saluran, yang satu dengan yang lainnya membentuk sudut 90 . Kanalis semi sirkularis superior, kanalis sirkularis posterior, dan kanalis semi sirkularis lateralis.
b.      Labirintus Membranosus
ü  Utrikulus
Bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada tempatnya oleh jaringan ikat, disini terdapat saraf (nervus akustikus) pada bagian depan dan sampingnya ada daerah yang lonjong disebut makula akustika utrikulo.
ü  Sakulus
Bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada bagian depan dan bawah vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat, dimana terdapat nervus akustikus.

PENAMPANG TELINGA
















Ø  Proses pendengaran
Ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara dimana kecepatan dan volumenya berbeda-beda.
Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksterna) yang menyebabkan membran timpani bergetar , getar-getaran tersebut diteruskan menuju inkus dan stapes melalui maleus yang terkait pada membran itu.
Karena getaran yang timbul pada setiap tulang itu sendiri maka tulang akan memperbesar getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler menuju perilimfe. Getaran perilimfe dialihkan melalui membran menuju edolimfe dalam saluran koklea dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti selanjutnya dihantarkan menuju otak. Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak, gelombang suara menimbulkan bunyi.
1.    Tingkatan suara biasa 80-90 desible
2.    Tingkatan maksimum kegaduhan 130 desible
Bagi orang secara terus-menerus menghadapi kegaduhan seperti di pabrik diberikan perlengkapan pelindung telinga.

LABIRIN











Ø  Keseimbangan
Nervus yang terbesar dalam kanalis semi sirkularis menghantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi, karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang didorong kesalah satu sisi maka badannya cenderung miring ke arah lain (berlawanan dengan arah badan yang didorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi badan dipetahankan sehingga jatuhnya badan dapat dipertahankan. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semi sirkuler inilah yang merangsang impuls, respon badan berupa gerak reflek, guna memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan.



PENAMPANG TELINGA TENGAH













Ø  Saraf Pendengar
Nervus auditori mengumpulkan sensibiltitas dan bagi vestibuler rongga telinga dalam yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan. Serabut saraf ini bergerak menuju nukleus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata terus bergerak menuju serebelum.
Bagian koklearis pada nervus auditori saraf pendengar yang sebenarnya, serabut saraf dipancarkan kesebuah nukleus khusus yangn berada dibelakang tamalus, dipancarkan menuju korteks otak yang terletak pada bagian temporalis.

SARAF PENDENGARAN TELINGA DALAM





4. INDERA PENCIUM (HIDUNG)
Alat pencium terdapat dalam rongga dari ujung saraf otak nervus olfaktorius, serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung dikenal dengan olfaktori.

*            Proses Penciuman
Bau yang masuk kedalam rongga hidung akan merangsang saraf (nervus olfaktorius) dari bulbus olfaktorius, perasaan bergerak melalui traktus olfaktorius dengan perantaraan stasiun penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat olfaktorius pada lobus temporalis otak dimana perasaan itu ditafsirkan. Rasa pencium dirangsang oleh gas yang dihisap dan kepekaan akan rasa tersebut mudah hilang bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk waktu yang cukup lama. Contoh : orang yang berada dalam suatu ruangan yang sesak dan pengab tidak merasakan bau yang tidak enak sementara dilain pihak bau segera menyerang hidung orang yang baru datang dari lingkungan udara segar.

SARAF PENCIUMAN PADA HIDUNG











*            Kelainan Pada Penciuman
1.         Rasa penciuman akan lemah apabila selaput lendir hidung sangat kering, basah atau membengkak seperti keadaan influenza.
2.         Rasa penciuman akan hilang sama sekali akibat komplikasi dari suatu cedera pada kepala.

*            Konka Kanalis
Terdiri dari lipatan selaput lendir, pada bagian puncaknya terdapat saraf-saraf pembau, kalau kita bernafas lewat hidung dan kita mencium bau sesuatu udara, udara yang kita hisap melalui bagian atas dari rongga hidung.
Pada konka kanalis terdapat 3 pasang karang hidung :
1.    Konka nasalis superior
2.    Konka nasalis media
3.    Konka nasalis anterior
Disekitar rongga hidung terdapat rongga-rongga yang disebut sinus para nasalis yang terdiri dari :
a.         Sinus maksilaris = rongga tulang hidung
b.         Sinus sfenoidalis = rongga tulang baji
c.         Sinus frontalis = rongga nasalis inferior
Sinus ini diliputi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan pada rongga hidung, lendir-lendir dari sinus para nasalis akan keluar, jika tidak dapat mengalir keluar akan menjadi sinusitis.

PENAMPANG RONGGA HIDUNG












3.  INDERA PENGECAP (LIDAH)
Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap, lidah terdiri dari 2 kelompok :
*        Otot intrinsik melakukan gerak halus
*        Otot ekstrinsik melaksanakan gerakan-gerakan kasar pada waktu mengunyah dan menelan.
Lidah terletak pada dasar mulut, ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi, terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir yang dapat digerakkan kesemua jurusan.
RONGGA MULUT














a. Bagian-bagian Dari Lidah :
1.    Radiks lingua : pangkal lidah
2.    Dorsum lingua : punggung lidah
3.    Apeks lingua : ujung lidah
Ada 8 hingga 12 buah yang terletak pada pangkal lidah atau dasar lidah, jenis papila yang terbesar tersusun seperti huruf V.
a.     Papila fungiformis
Menyebar pada permukaan ujung sisi lidah dan berbentuk jamur.
b.    Papila filiformis
Merupakan  papila terbanyak dan menyebar di seluruh permukaan lidah, organ ujung untuk pengecap adalah puting pengecap yang sangat banyak terdapat didalam dinding papila sirkumvalate dan filiformis.
Papila filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuhan dari rasa pengecapan yang sebenarnya. Selaput  papila langit-langit dan faring juga bermuatan puting-puting pengecap.

Macam pengecapan terbagi atas 4 bagian :
1.    Rasa pahit terdapat pada pangkal lidah.
2.    Rasa manis terdapat pada ujung lidah.
3.    Rasa asin terdapat pada ujung, samping kiri dan kanan lidah.
4.    Rasa asam terletak pada samping kiri dan kanan lidah.
Ø  Fungsi Alat Pengecap
1.    Untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak
2.    Sebagai alat reflek, dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan sebagainya, maka getah cerna akan keluar.
Ø  Susunan Saliva (kelenjar ludah)
a.    Air 70-99%.
b.    Gliko protein yang dihasilkan sublingualis.
c.    Enzim pencernaan yang disebut   papila yang hanya dapat bekerja dalam suasana asam.
d.   Garam alkali (sifatnya basa).
e.    Lain-lainnya, sel-sel epitel yang terlepas, sel kelenjar leukosit, gas( ) dan bakteri.
Ø  Fungsi Saliva
a.     Fungsi mekanis
Mencampur ludah dengan makanan sehingga menjadi lunak setengah cair dan mudah ditelan.
b.    Fungsi khemis
Enzim  papila mengubah hidrat arang menjadi maltose, enzim maltose menjadi  papila.
c.     Membasahi lidah, pipi dan langit-langit (palatum) yang penting dalam proses berbicara.
d.    Melarutkan makanan yang kering hingga dapat dirasakan. Misalnya ; gula dan garam.
e.     Mencegah gigi menjadi karies, mengubah suasana asam yang ditimbulkan oleh bakteri pembusuk.
Ø  Sensasi Haus
Rasa sensasi haus diproyeksikan pada faring, reseptornya tidak diketahui dengan pasti sedangkan serabut eferentnya melalui nervus glossofaringeus saraf ke IX. Pusatnya tidak diketahui, sensasi haus merupakan pelindung untuk segera minum.
Ø  Sensasi Lapar
Rasa sensasi lapar diproyeksikan pada lambung biasanya bersamaan dengan kontraksi ritmis yang kuat dari otot-otot lambung yang timbul papila tiap 30-60 menit sekali.
Reseptor lapar terletak diantara otot-otot lambung serabut papila melalui nervus vagus dan pusat lapar yang tidak diketahui jelas.
PENAMPANG LIDAH













PUTING PENGECAP










5. SISTEM PERABA
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulti yang didalamnya terdaapat ujung saraf peraba mempunyai banyak fungsi, antara lain membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan ekskretori, sekretori, dan absorpsi.
Kulit dibagi menjadi dua lapisan:
1. Epidermis atau kutikula.
2. Dermis atau korium.
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak: selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis.
Ada beberapa kelenjar keringat yang berubah sifat yang dapat dijumpai di kulit sebelah dalam telinga yaitu kelenjar serumen.
Kelenjar sebaseus adalah kelenjar kantong di dalam kulit bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam folikel rambut. Kelenjar ini paling banyak terdapat dikepala dan wajah yaitu sekitar hidung, mulut, dan telinga, dan sama sekali tak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki. Kelenjarnya dan salurannya dilapisi sel epitel. Perubahan di dalam sel ini berakibat sekresi berlemak yang disebut sebum.
Pelengkap kulit terdiri dari rambut, kuku dan kelenjar sebaseus yang dianggap sebagai tambahan pada kulit. Rambut dan kuku adalah sel epidermis yang berubah. Rambut tubuh dari folikel rambut merupakan lekukan jeluk didalam epidermis.
Folikel rambut dibatasi sel epidermis dan diatas dasarnya terdapat papil tempat awal rambut tumbuh. Dalam keadaan sehat bila sehelai rambut rontok maka akan diganti sehelai lain yang tumbuh dari papil yang sama. Akar rambut berada didalam folikel. Pada ujung paling dalam, rambut sedikit lebih tebal dan ujungnya bulat. Bagian pangkal yang bulat ini menjepit sebuah papil pembuluh darah, dan pertumbuhan rambut berasal dari sel lunak yang terdapat didaerah ini. Bagian yang keluar dari permukaan adalah batang rambut. Warna rambut disebabkan jumlah pigmen didalam epidermis. Berhubungan dengan folikel rambut terdapat otot polos kecil, yaitu erektor pilorum atau penegak rambut, terdapat juga kelenjar sebaseus yang mengeluarkan sekret yang disebut sebum. Sebum ini memelihara kulit supaya empuk dan halus, dan rambut mengilat.
Kuku adalah kulit yang telah berubah. Kuku tertanam didalam palung kuku. Dermisnya memuat garis-garis lekukan dan bukan papil-papil seperti pada kulit. Palung kuku mendapat pelayanan persarafan berlimpah dan mengandung banyak pembuluh darah. Bagian proksimal kuku terletak di dalam lipatan kulit yang merupakan bagian paling tipis dalam daerah ini.
Bagian putih yang disebut lunula karena bentuknya seperti setengah bulan merupakan awal kuku tumbuh maju. Badan kuku adalah bagian yang tak ditutupi dan yang dengan kuat terikat dalam palung kuku. Ujung distal bebas dan di setiap sisi dibatasi lipatan kulit.
FUNGSI KULIT
1.      Kulit sebagai organ pengatur panas
Suhu normal tubuh, yaitu suhu visera dan otak adalah 36  sampai 37,5  C. Panas dilepas oleh kulit dengan berbagai cara:
a)      Dengan penguapan
b)      Dengan pemancaran
c)      Dengan konduksi
d)     Dengan konveksi (pengaliran)
Keringat adalah sekresi aktif dari kelenjar keringat dibawah pengendalian saraf simpatis.
Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh.


2.      Kulit sebagai indera peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan rangsangan pada ujung saraf didalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Didalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa sensitif dalam (peka) terhadap dingin, beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit.
3.      Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air; jaringan adiposa dibawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.
4.      Beberapa kemampuan melindungi dari kulit .



\


BAB III
PENYAKIT TERHADAP ORGAN MATA


*        MATA
·           Ablasio
Ablasio adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina (RIDE). keadaan ini merupakan masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada usia berapapun, walaupun biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua.
 Penyebab
Sebagian besar ablasio retina terjadi akibat adanya satu atau lebih robekan-robekan atau lubang-lubang di retina, dikenal sebagai ablasio retina regmatogen (Rhegmatogenous Retinal Detachment).
 Pencegahan
  • Gunakan kaca mata pelindung untuk mencegah terjadinya trauma pada mata.
  • Penderita diabetes sebaiknya mengontrol kadar gula darahnya secara seksama.
  • Jika anda memiliki risiko menderita ablasio retina, periksakan mata minimal setahun sekali

·      Dakriosistitis

Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau saluran air mata yang berada di dekat hidung. Infeksi ini menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada kelopak mata bawah, serta terjadinya pengeluaran air mata berlebihan (epifora). Radang ini sering disebabkan obstruksi nasolakirmalis oleh bakteri S. aureus, S. pneumoniae, Pseudomonas.
·       Glaukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
*             TELINGA
Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan ketulian total. Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat mengakibatkan gangguan pada keseimbangan.
Othematoma
         Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir. (encharta ensiklopedi)
·           Kepala Pusing Berputar ( Vertigo )
Keadaan ini umumnya terjadi secara tiba-tiba. Keadaan yang dirasakan seperti adanya rasa goyang, rasa goyang setelah gerakan kepala, pusing berputar, mumet/pening dan rasa seperti melayang (istilah medis : Vertigo), keadaan ini dapat juga disertai rasa mual dan sampai muntah.
Dimana gangguan keseimbanga ini 80% diakibatkan adanya gangguan pada alat keseimbangan di telinga dalam, sisanya dapat terjadi di sentral (otak).
Sistem keseimbangan kita sangat dipengaruhi oleh penglihatan, sistem keseimbangan di telinga dalam dan sistem otot rangka tubuh (untuk
mempertahankan gravitasi tubuh).
Gejala akibat gangguan keseimbangan pada telinga umumnya : vertigo yang cukup berat, sangat berpengaruh akibat gerakan kepala, buka mata biasanya menjadi lebih ringan, kadang disertai gangguan pendengaran, rasa mual yang berat dan disertai muntah. keluhan pusing dan berputar jika terjadi lagi.


*        HIDUNG
       Penyakit hidung membutuhkan perawatan yang cepat dikarenakan berhubungan dengan sistem pernapasan. Hidung seperti kita ketahui adalah jalan masuk utama oksigen dan keluarnya karbondioksida.
SALESMA(COLD) DAN INFLUENZA(FLU)
Salesma dan infuenza merupakan infeksi pada alat pernapasan yang disebabkan oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian. Gejala yang mengiringi diantaranya mencret ringan, terutama pada anak kecil.
HIDUNG YANG TERSUMBAT DAN PILEK
Hidung yang tersumbat atau pilek dapat terjadi karena salesma atau alergi. Banyak lendir dalam hidung menyebabkan infeksi telinga pada anak-anak atau gangguan sinus (peradangan gawat dan berlangsung lama pada rongga tulang yang berhubungan dengan rongga hidung) pada orang dewasa.
GANGGUAN SINUS (SINUSITIS)
Sinusitis merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalam waktu menahun (kronis).



*             KULIT
Kulit dan apendicesnya merupakan struktur kompleks yang membentuk jaringan tubuh yang kuat dan keras. Fungsinya dapat dipengaruhi oleh kerusakan terhadap struktur demikia juga oleh penyakit
Kulit terdiri dari 2 lapisan 
epidermis atau lapisan luar, dan dermis atau kulit sebenarnya. Terdapat juga apendices pada kulit yang termasuk rambut dan kuku.

Epidermis
Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan lemak yang menjadikan kulit kedap air. Sel superfisial dari stratum ini secara kostan dilepaskan dan diganti. Sel lain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih pada kulit. Lapisan keempat mengandung sel yang memproduksi melamin, suatu bahan yang bertindak sebagai perlindungan terhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang interselular.

Dermis
Dermis terdiri dari jaringan fibrosa yang lebih padat pada bagian superficial dibandingkan bagian dalamnya. Dapat diidentifikasi 2 lapisan : yang pertama mengandung akhiran saraf sensorik, pembuluh darah dan limfatika ; yang kedua mengandung serat kolagen, serat elastik, glandula sebasea, glandula sudorifera, folikel rambut dan muskulus arrektor pilli.
Hipodermis
Ini merupakan zona transisional diantara kulit dan jaringan adiposa di bawahnya. Mengandung sel lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning, kumparan dari sejumlah glandula sebasea dan radiks dari sejumlah rambut.
Pemberian zat makanan dermis atau porium tergantung pada vena dan limfatika. Baik saraf bermielin maupun tidak bermielin ditemukan dalam kulit yang berisi organ akhir dan banyak serat saraf. Organ ini memberikan respon sensasi panas, dingin, nyeri, gatal, dan raba ringan.
Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat terdiri dari glomerolus atau bagian sekresi dan duktus. Secara relatif terdapat catu darah yang kaya dan menskresi keringat yang agak keruh, hampir tidak berbau, hampir mengandung 99% air, dan sejumlah kecil khlorida, urea, amonium, asam urat dan kreatinin. Berbagai tipe kelenjar keringat ditemukan pada area seperti genetalia, anus, aksila dan puting susu dan masing-masing juga mempunyai bau yang khas.
Appendises
Appendises termasuk rambut dan kuku. Rambut berasal epitel dan terbentuk dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang timbul dalam struktur yang kompleks, yaitu folikel yang terletak dalam lapisan dermis yang lebih dalam. Pada saat rambut melintasi lapisan permukaan dari dermis maka rambut dilapisi oleh sebum yang merupakan eksresi dari glandula kecil yang terletak berdekatan dengan batang rambut. Fungsinya adalah melumasi kulit dan menjaga kulit tetap lentur, bertindak sebagai penolak air dan melindungi kulit dari udara yang kering.
Kuku terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan kuat. Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit. Dasar kuku terdiri dari sel prickle yang mengalami modifikasi pada mana kuku melekat dengan kuat.
PENYAKIT KULIT
EKSEMA INFANTIL dan MASA KANAK-KANAK
Eksema merupakan istilah yang menguraikan setiap dematosis inflamatoar yang khas dengan adanya eritema, papula, vesikula, cairan, krusta dan skuama pada berbagai fase resolusi. Keadaan ini melibatkan epidermis dan lapisan vaskuler kulit.
Inflamasi disebabkan oleh beberapa iritan dalam tubuh yang menimbulkan erupsi. Ini berasal dari kapiler. Kasus yang ringan hanya terdapat eritema dan skuama tetepi seringkali terdapat vesikula dan keadaan basah (weeping wells).
Impetigo
Impetigo merupakan infeksi stafilokokus, mulai sebagai lepuh kecil yang mengering dengan cepat untuk membentuk suatu skab dengan sebaran tepi yang mertah basah. Pada neonatus ditemukan sebagai pemfigus neonatorum yang nyata bulosa. Pemfigus neonatorum merupakan penyakit yang harus dilaporkan di Inggris.
PSORIASIS
Diagnosis dengan inspeksi tidak sukar. Keadaan ini merupakan penyakit fungsional yang cenderung diwariskan.
Masing-masing lesi berbatas jelas. Berwarna merah salmon dipengaruhi oleh tumpukan sisik keperakan. Terutama mengenai siku-siku, lutut dan kulit kepala, tetapi dapat terjadi dimanapun. Kondisi ini dapat dicetuskan oleh infeksi seperti tonsilitis ; stres emosi tampaknya juga terdari sebagai faktor predisposisi.











LIDAH
Oral candidosis.  Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans.. gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.

Atropic glossitis. Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.

Geografic tongue. Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
...
Warna Lidah:
-Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju kehijauan adanya infeksi bakteri akut
-Merah menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti adanya panas pd jantung,jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya ganguan ginjal dan kandung empedu
-Ungu berarti adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan
-Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah
Bentuk Lidah:
-Tipis ,jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi (kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah gangguan hati
-Tebal ,sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan limpa
-Kaku ,menandakan masuk angin
-panjang,adanya akivitas panas pada jantung
-Retak,adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung






































BAB IV
PENUTUP


4.1 Kesimpulan
Panca indera adalah organ-organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory impression) dari organ indera menuju otak,  tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya timbul dari dalam antara lain lapar, haus dan rasa sakit.
Dalam segala hal, serabut saraf sensorik dilengkapi dengan ujung-akhir-khusus guna mengumpulkan rangsangan dan perasaan yang khas itu sampai saat setiap orang berhubungan.
Tampaknya kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf pada lidah, mendengar dengan saraf dalam telinga, dan seterusnya. Tetapi sesungguhnya otaklah yang menilai semua perasaan itu.

4.2 SARAN
Dari makalah yang telah kami buat dan kami telaah secara menyeluruh, kami menyarankan  kepada pembaca untuk mengetahui apa saja organ-organ, fungsi, dan kelainan-kelainan pada sistem panca indera agar dapat menambah wawasan para pembaca.



















DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn C. 2010. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
Syaifuddin.1994. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta : EGC.



Komentar

Postingan Populer