“METODE PEMBELAJARAN KLINIK”



“METODE PEMBELAJARAN KLINIK”

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 6

ASDELLA FITRI MASITAH
ELTA DENATA OKTARI
NOVITA SARI
NI KOMANG HINDY.T
SITI SOLEHA



POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG JURUSAN KEBIDANAN TANJUNGKARANG PRODI D IV KEBIDANAN POLTEKKES TANJUNGKARANG
TAHUN 2017/2018





KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk sederhana.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kami memohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenaan dihati pembaca. Serta masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.


Bandar Lampung,  April 2017

Penyusun







DAFTAR ISI
Cover......................................................................................................       
Kata Pengantar......................................................................................       
Daftar Isi................................................................................................       
Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang............................................................................        1
B.     Tujuan..........................................................................................        1
Bab II Tinjauan Pustaka
A.    Konsep Dasar Pembimbing Klinik..............................................        2
B.     Kriteria Seleksi Metode Pengajaran............................................        7
C.     Strategi Implementasi Pengajaran Klinik....................................        8
D.    Jenis Metode Pengajaran Klinik..................................................        9
Bab III Penutup
A.    Kesimpulan..................................................................................        15

Daftar Pustaka










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Metode merupakan salah satu komponen yang sangat berperan bagi keberhasilan suatu kegiatan belajar membimbing sehingga menjadi sangat penting bagi seorang pembimbing untuk memilih metode mana yang efektif untuk digunakan. Pada dasarnya semua metode yang digunakan dalam membimbing adalah baik, namun dalam pelaksanaannya sangat bergantung pada pembimbing yang memilih menggunakan metode mana yang akan digunakan. Metode yang kurang baik jika dipakai oleh pembimbing yang mengetahui teknik pelaksanaannya, maka metode yang digunakan bisa sangat menjadi baik untuk digunakan. Jadi jelas bahwa pembimbing sangat berperan dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang baik.
Salah satu metode pembelajaran yang digunakan adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan metode yang membuat mahasiswa aktif karena semua mahasiswa memperoleh kesempatan berbicara atau berdialog satu sama lain untuk bertukar pikiran dan informasi tentang suatu topik atau masalah, atau mencari kemungkinan fakta dan pembuktian yang dapat digunakan bagi pemecahan suatu masalah. Dengan menggunakan metode diskusi dalam proses belajar membimbing diharapkan agar mahasiswa lebih aktif dalam belajar, sehingga mahasiswa lebih bergairah dan bersemangat dalam belajar serta dapat mengaplikasikan dalam praktik kebidanan.


B.     Tujuan
1.      Mahasiswa mampu memahami tentang metode pembelajaran di klinik.
2.        Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan, kesalahan dan evaluasi dari satu metode.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Konsep Dasar Pembimbing Klinik
Peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki suatu jabatan atau pola tingkah laku yang diharapkan pantas dari seseorang. Kriteria yang harus dipenuhi seorang pembimbing antara lain: (1) memiliki pengetahuan keilmuan yang dalam dan luas serta minimal setara dengan jenjang pendidikan peserta didik, (2) kompeten dalam kemampuan klinik, (3) terampil dalam pengajaran klinik, dan (4) mempunyai komitmen dalam pembelajaran klinik. Salah satu cara meningkatkan kualitas pembimbing adalah dengan mengadakan pelatihan clinical educator (Nursalam, 2007).
Metode pembelajaran yang perlu diterapkan dalam pembelajaran klinik antara lain (1) metode pengalaman dengan penugasan klinik, penugasan tertulis, (2) metode pemecahan masalah, (3) konferensi, (4) observasi, (5) media, (6) metode pengarahan individu, dan (7) metode bimbingan individu. Individu dapat diterapkan dengan empat mode yang ada: observasi, response, tertulis, dan OSCE. Khusus untuk model terakhir tersebut (OSCE), perlu lebih banyak diterapkan dalam menunjang evaluasi klinik bagi mahasiswa.
a.       Konsep dasar peran pembimbing klinik meliputi :
1.      Role Model Profesional
Seorang pengajar klinik yang mempunyai pengetahuan yang kokoh, mempunyai kemampuan kllinik, trampil sebagai pengajar dan mempunyai komitmen sebagai pembimbing klinik, mendemonstrasikan analisisnya dengan menggunakan sebuah strategi dan mengembangkan tanggung jawab pada mahasiswa serta mempunyai latar belakang pendidikan keperawatan yang lebih tinggi dari pendidikan mahasiswa yang diajarnya.


2.      Asessor/penilai
Pembimbing yang memiliki kualifikasi, pengetahuan, kompetensi, dan pengalaman melakukan kegiatan penilaian, sesuai dengan keahlian dan profesionalisme yang dimiliki dengan mengacu kepada standar penilaian yang berlaku. Mempersiapkan mahasiswa menerapkan teori ke dalam praktek dan menemukan cara memperolehteori dari praktek, membangun hubungan yang kooperatif dan kolaboratif dengan mahasiswa, merangsang untuk melakukan penyelidikan atau penelitian, mendukung penemuan.
Pembimbing melakukan observasi pelaksanaan secara langsung di laboratorium dan membuat keputusan menurut ekspektasi (dugaan) ekspilisit, standar dan ktiteria, mengenal dengan baik pada kemajuan pengkajian dan penerapan dengan sama pada setiap mahasiswa, menimbulkan kepercayaan, dan keadilan reabilitas peneliti.
Mempersiapkan mahasiswa menerapkan teori ke dalam praktek dan menemukan cara memperoleh teori dari praktek, membangun hubungan yang kooperatif dan kolaboratif dengan mahasiswa, merangsang untuk melakukan penyelidikan/ penelitian, mendukung penemuan.
3.      Coach/Pelatih
Pengajar klinik melakukan pengajaran kepada mahasiswa untuk mencapai kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan pengajaran di klinik dengan melakukan hal sebagai berikut:
a)      Membuka tujuan dan ekspektasi mahasiswa
b)      Mendorong inisiatif mahasiswa
c)      Member penghargaan pelaksanaan
d)     Membantu usaha
e)      Mensimulasi kreativitas


4.      Kolega/teman
Pembimbing melibatkan, menarik, memberikan feedback yang jujur tapi tidak menjadi over protektif, menerima setiap mahasiswa dan memberikan dorongan untuk mengetahui bahwa keputusan hasil yang akan datang bukan dari suatu penampilan yang jelek tetapi dari seluruh tingkat kemampuan, sikap dan pelaksanaan bagi suatu keutuhan.
1.      Mendemonstrasikan sebuah hubungan kerja yang terbuka dan percaya sehingga pembimbing dan mahasiswa adalah partner
2.      Belajar dari dan dengan setiap orang, mempersiapkan untuk kolaborasi dan kooperasi
5.      Fasilitator
Pengajar klinik sebagai fasilitator dalam pembelajaran klinik adalah kemampuan seseorang yang dibutuhkan untuk memfasilitasi pengembangan pada bab yang telah lalu dan tergantung pada kesuksesan implemantasi lab kampus dan sesi pra klinik atau pengarahan singkat yang masing-masing membutuhkan kemampuan tambahan yang berbeda. Tanya jawab atau sesi post conferens melengkapi siklus pembelajatran klinik yang tergantung pada kemampuan mengajar klinik yang spesifik:
Peran fasilitator mencakup :
a.       Mempersiapkan mahasiswa untuk menguji secara kritis asumsi mereka, pengetahuan dasar dan sikap pada setting klinik
b.      Mempersiapkan tantangan bagi mahasiswa untuk mengetahui apakah mereka akan melihat, melakukan dan mengalami di klinik
6.      Reflektif
Pembimbing yang mampu menyeleksi pengetahuan yang telah diperolehnya dengan memberikan kontribusi dalam perkembangan pribadi dan sosial seseorang melalui pengalaman dan pemecahan masalah dengan menggunakan suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima langkah yaitu :
1.       Mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri sendiri.
2.      Menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya.
3.      Menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
4.      Menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing.
5.       Mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul-tidaknya pemecahan masalah itu. Bilamana pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat, maka akan di cobanya kemungkinan yang lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat
7.      Feedback
Secara profesional pembimbing bertanggung jawab atas keberhasilan para siswanya menuju tujuan yang diharapkan. Seorang pembimbing klinik yang membantu mahasiswa dalam pengajaran dengan membantu mahasiswa mengidentifikasi perhatian mahasiswa, menyediakan cara untuk mengurangi stress, mendorong mahasiswa mengidentifikasi kebutuhan belajar serta mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri.
Membimbing dalam pembelajaran praktikum merupakan hal penting demi terlaksananya pengalaman belajar praktikum bagi peserta didik. Nursalam (2007) menjabarkan proses pembelajaran melalui tahapan berikut ini:
1.      Persiapan rancangan pembelajaran dalam rangka membantu peserta didik melaksanakan tugas belajar. Tahap ini menekankan pada perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, termasuk sumber yang sesuai dengan jumlah peserta didik dan pengajar, mencoba peralatan yang akan digunakan untuk demonstrasi/ redemonstrasi, merancang layout, merencanakan ruang praktikum, pemasangan berbagai diagram/ poster/ grafik, membuat makalah, serta pengaturan tempat duduk. Pada tahap persiapan diperlukan kemampuan mengorganisir fasilitas sesuai tujuan dan tahapan peserta didik.
2.       Penerapan berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menyelesaikan tugas pembelajaran sesuai dengan tujuan yang di inginkan.
Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesional, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang menguasai pengetahuan dan ketrampilan profesional dibidang keperawatan serta memiliki dan menampilkan sikap profesional. Untuk mencapai kemampuan tersebut harus dirancang strategi belajar mengajar dalam bentuk pengalaman belajar praktek laboratorium dan pengalaman belajar praktek klinik keperawatan. Salah satu bentuk pengalaman yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan dan pembinaan pendidikan keperawatan yang merupakan bentuk pengalaman belajar utama dalam melaksanakan adaptasi profesional yaitu pengalaman belajar klinik.
Reilly dan Obermann dalam Nursalam (2003) menyatakan bahwa pengalaman belajar klinik (Rumah sakit dan Puskesmas) merupakan bagian penting dalam proses pendidikan mahasiswa keperawatan, karena memberikan pengalaman yang kaya kepada mahasiswa begaimana cara belajar yang sesungguhnya. Kemudian Reilly menambahkan bahwa masalah nyata yang dihadapi di lahan praktek membuat mahasiswa harus berespon terhadap tantangan dengan mencari pengetahuan dan ketrampilan sebagai alternatif untuk menyelesaikannya. Mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan klinik yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara alamiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam keperawatan. Pengalaman belajar ini juga pada saat yang bersamaan merupakan kesempatan untuk professional adjustment bagi mahasiswa keperawatan atau yang dikenal sebagai sosialisasi profesional.
Metode pengajaran klinik keperawatan merupakan metode mendidik peserta didik yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan obyektif dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran.

B.     Kriteria Seleksi Metode Pengajaran
1)      Diarahkan untuk mencapai tujuan meliputi Entry behavior dan karakteristik peserta didik ( dapat dilihat/ dinilai dari tes potensi akademik dengan niali batas lulus), Kualitas dan ketrampilan pengajar, Rasio pengajar dan peserta didik ( 4 -6 peserta didik dengan 1 pembimbing), Karakteristik dan kekhususan lahan praktek dan keterbatasan dari metode pengajaran.
2)      Mempertimbangkan beberapa aspek meliputi kesesuaian tujuan pengalaman belajar klinik yang terkait dengan metode pengajaran, kesesuaian peserta didik yang terkait dengan kemampuan, pengalaman dan karakteristik lainnya, kesesuaian ketrampilan pengajar dan kerangka konsep proses pembelajaran, ketepatan yang terkait dengan tersedianya sumber-sumber dan kendala di lahan klinik, Sejalan dengan falsafah program pendidikan keperawatan yang terkait dengan keyakinan pengajar tentang proses pembelajaran, dan menyediakan berbagai metode yang terkait dengan berbagai kompetensi yang harus dicapai.
C.     Strategi Implementasi Pengajaran Klinik
1)      Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan dan mengajar pengajaran klinik
2)      Ruangan, peralatan yang tersedia yang akan digunakan untuk mengajar
3)      Biaya yang dikeluarkan yaitu biaya administrasi / pelaksanaan
4)      Jumlah peserta didik yang diijinkan agar pengajaran menjadi efektif.
a. Metode Observasi
Metode yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dengan mengembangkan perilaku baru untuk pembelajaran masa mendatang.
Metode ini meliputi :
1)      Observasi lapangan
2)      Field trip
3)      Ronde keperawatan
4)      Metode demonstrasi
b. Metode bedside teaching
Merupakan metode bimbingan yang dilakukan disamping tempat tidur klien dengan mempelajari klien terhadap asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien.
c. Metode nursing clinic
Metode nursing clinic adalah metode penyajian pasien dengan menggunakan kehadiran seorang pasien yang dipilih sebagai focus diskusi kelompok dengan tujuan dapat memberikan pengalaman langsung dalam pembahasan prinsip - prinsip dan prosedur perawatan dari pasien.
d. Metode penugasan membuat catatan dan laporan tertulis (eksperensial)
Metode yang digunakan dengan memberikan penugasan untuk membuat catatan dan laporan secara tertulis di lahan praktik.
e. Metode Studi Asuhan Keperawatan (Nursing care study)
Studi asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah dimana peserta didik melakukan pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai masalah klinik yang mendasari pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan.

D.    Jenis Metode Pengajaran Klinik
1)      Ekperensial
Memberikan pengalaman langsung tentang suatu kejadian, melalui praktek klinik yang melibatkan interaksi klien aktual / fiktif. Jenisnya meliputi :
a.       Penugasan klinik
-          Membantu peserta didik menggunakan konsep dan teori dalam praktek.
-           Membantu mempelajari hal – hal yang terjadi di lahan klinik
-          Mengembangkan ketrampilan mengatasi pemikiran yang bercabang dan bersosialisasi dengan profesi.
-          Mengembangkan ketrampilan psikomotor, terkait dengan pemberian asuhan keperawatan.
b.      Penugasan tertulis
-          Meningkatkan cara belajar menyelesaikan masalah yang terkait dengan klien.
-          Meningkatkan pemahaman terhadap aspek tertentu dari praktek klinik.
-          Mengembangkan kemampuan berkomunikasi tertulis.
Contoh : studi kasus, pembuatan laporan kunjungan, menulis rencana keperawatan, pembuatan makalah.
c.       Simulasi dan permainan
-          Mempersiapkan peserta didik memperoleh kesempatan mengembangkan dan mengkaji ketrampilan kognitif lingkungan.
-          Dilakukan sebelum peserta didik menghadapi situasi nyata. Menghindari kesalahan yang fatal jika diterapkan pada klien.
-          Dengan menggunakan manikin,boneka untuk tindakan tertentu ( pemberian injeksi, pemasangan kateter, infus dll)

2)      Penyelesaian masalah
a. Membantu mengidentifikasi masalah.
b. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
c. Mengimplementasikan pengetahuan ke dalam masalah klinik.
d. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu terhadap masalah baru.
Jenisnya meliputi :
a)      Situasi penyelesaian masalah
- Menggambarkan secara tertulis peristiwa klinik
- Menanggulangi masalah yang terdapat di klinik
- Mengidentifikasi data relevan yang menunjang masalah.
- Mengajukan hipotesa yang relevan.
- Merencanakan tindakan keperawatan yang tepat.
- Menerapkan teori kedalam praktek.
b)      Situasi pengambilan keputusan
-          Situasi penyelesaian masalah yang memerlukan pengambilan keputusan.
-          Peserta didik melakukan pengujian data yang ada, mengidentifikasi alternatif tindakan, menentukan prioritas tindakan, pembuatan keputusan.
-          Berdiskusi dan menggali proses berpikir dalam menanggapi situasi.
c)      Proses insiden
-          Membantu peserta didik mengembangkan ketrampilan berdasarkan kejadian klinik.
-          Insiden berasal dari pengalaman praktek aktual.
3)      Konferensi
a.       Dirancang melalui diskusi kelompok.
b.      Memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan masalah.
c.       Menerima umpan balik dari kelompok.
d.      Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber.
e.       Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dengan kelompok.
f.       Mengembangkan ketrampilan kepemimpinan.
Jenisnya meliputi :
a)      Pre conference
-          Mendiskusikan tujuan praktik
-          Mendiskusikan rencana belajar mengacu pada kontrak belajar yang telah dibuat peserta didik.
-          Mengkaji kesiapan diri peserta didik untuk melaksanakan praktik seperti pemahaman konsep, sikap dan kondisi psikologis.
-          Mengidentifikasi kasus sesuai kebutuhan belajar dalam kontrak belajar.
b)      Post conference
-          Pembimbing bersama peserta didik mendiskusikan kegiatan belajar yang telah dilakukan. Pembimbing meminta agar setiap mahasiswa menceritakan kegiatan yang telah dilakukan.
-          Memberikan penguat terhadap keberhasilan yang telah diperoleh. Peserta diminta untuk mengevaluasi sendiri proses belajar yang telah dilakukan.
-          Secara bersama sama menilai pencapaian tujuan belajar / kompetensi. Peserta didik diminta menilai sendiri pencapaian tujuan belajar / kompetensinya dan merumuskan tindak lanjut untuk merumuskan kegiatan belajar berikutnya.
-          Instruktur menandatangani pencapaian kompetensi dalam buku pencapaian ketrampilan yang telah menunjukkan kemampuannya dalam pencapaian kompetensi tertentu.
4)      Observasi
a.       Mendapatkan pengalaman nyata.
b.      Mengembangkan perilaku baru untuk pembelajaran masa mendatang. Jenisnya adalah :
a)      Observasi lapangan: Mengamati perilaku orang lain dan menerapkan pada dirinya. Observasi situasi klinik yang jarang ditemui.
b)      Karya wisata: Melakukan observasi di luar tatanan praktek. Mengkaji pengalamn yang tidak terdapat di lahan utama.
c)      Ronde keperawatan
-          Observasi langsung, mengkaji askep dan informasi dari klien.
-          Demonstrasi intervensi keperawatan yang spesifik dan saling berinteraksi.
-          Pengajar memperkenalkan klien, berdiskusi dengan klien.
-          Diskusi hasil observasi terhadap klien dilakukan di luar lingkungan klien.
d)     Demonstrasi
Memperlihatkan cara melakukan, menggunakan alat, berinteraksi dengan klien.
5)      Media
a.       Mempersiapkan pembelajaran multi media
b.      Berkomunikasi melalui berbagai alat ( slide, film, model)
c.       Dapat dilakukan dengan jarak jauh : teleconference
6)      Belajar mandiri
a.       Memerlukan peran serta aktif peserta didik
b.      Menyusun kontrak belajar tentang apa yang akan dicapai dalam belajar mandiri.
c.       Sudah disusun dalam silabus meliputi tujuan, materi, metode.
7)      Preseptorsif
a.       Staf keperawatan / perawat dilahan praktek.
b.      Berperan sebagai role model dan membimbing peserta didik yang memungkinkan peserta didik mengikuti perawat role model nya dari mulai yang sederhana sampai dengan advance. Rasio harus seimbang 1 : 1


8)      Praktek terkonsentrasi
a.       Menfasilitasi masa transisi peserta didik dalam menuju perawat profesional.
b.      Meningkatkan ketrampilan klinik dan kepemimpinan agar rasa percaya diri meningkat. Jenisnya meliput :
a)      Externship Berperan sebagai pendidik dan pegawai sehingga mendapat kredit akademik dan kepegawaian. Berdasarkan perencanaan, pemantauan dan evaluasi dari pendidikan.
b)      Workstudy
-          Memberikan fleksibilitas dimana peserta didik cuti dari akademik untuk melaksWorkstudy
-          Memberikan fleksibilitas dimana peserta didik cuti dari akademik untuk melaksanakan praktek klinik.
-          Peserta didik dianggap sebagai pegawai purna waktu. Pengajar dari pendidikan dianggap sebagai konselor.
c.       Internship
Dirancang oleh institusi pelayanan sebagai program orientasi.Waktu berkisar 2-6 bulan.Merupakn masa adaptasi profesi.
9)      Bed Side Teaching
Mengajar peserta didik disamping tempat tidur tentang kondisi klien dan keperawatan.Memberikan ketrampilan klinik secara langsung seperti pemeriksaan fisik, tindakan keperawatan kepada klien. Prinsip-prinsip:
-          Kesiapan pembimbing klinik, peserta didik, klien
-          Jumlah peserta didik terbatas (kelompok kecil)
-          Diskusi pada awal dan post demonstrasi di hadapan klien dilakukan seminimal mungkin.
-          Diskusikan hal yang bersifat positif pada pasien.
-          Lanjutkan dengan redemonstrasi. Hal yang didemonstrasikan adalah hal yang belum pernah didapatkan peserta didik sebelumnya/ bila menghadapi kesulitan. Langkah – langkah :
-           Pembimbing klinik datang sebelum pengajaran dimulai. Anjurkan peserta didik datang lebih awal
-          Buat satuan pembelajaran
-          Melibatkan klien dalam prosesnya
-          Komunikasikan dengan penanggung jawab ruangan
-          Melibatkan semua peserta didik.
-          Mennunakan format yang telah disepakati
-          Menngunakan pendekatan penyelesaian masalah
-          Melakukan diskusi yang terkait diagnosa dan terapi pasien diruang diskusI






















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Metode pembelajaran yang perlu diterapkan dalam pembelajaran klinik antara lain (1) metode pengalaman dengan penugasan klinik, penugasan tertulis, (2) metode pemecahan masalah, (3) konferensi, (4) observasi, (5) media, (6) metode pengarahan individu, dan (7) metode bimbingan individu. Individu dapat diterapkan dengan empat mode yang ada: observasi, response, tertulis, dan OSCE. Khusus untuk model terakhir tersebut (OSCE), perlu lebih banyak diterapkan dalam menunjang evaluasi klinik bagi mahasiswa.


















DAFTAR PUSTAKA

Bastable, S.B (2002).Perawat sebagai pendidik: prinsip – prinsip pengajaran dan pembelajaran, alih bahasa Gerda W. Jakarta: EGC
Nurachmah, E( 2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan bimbingan klinik FIK – UI.Tidak dipublikasikan.
Relly, D.E & Obermann,M.H (2002). Pengajaran Klinis dalam pendidikan keperawatan, alih bahasa Eni Noviestari. Jakarta: EGC

Waluyo, A.(2005). Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Makalah pelatihan bimbingan klinik FIK – UI.Tidak dipublikasikan.

Komentar

Postingan Populer