GAMBARAN KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR BERSIH PADA INSTALASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI YONIF 9 MARINIR BATU MENYAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2020

 

 

 

 

 

GAMBARAN KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR BERSIH PADA INSTALASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI YONIF 9 MARINIR BATU MENYAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2020

 

 

 

 

 

 

 

Oleh

KARINA RIDWAN SYAH PUTRI

NIM : 1713451055

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAPORAN TUGAS AKHIR

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2020

 

 

 

 

GAMBARAN KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR BERSIH PADA INSTALASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI YONIF 9 MARINIR BATU MENYAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2020

 

 

 

LaporanTugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III KesehatanLingkungan

Tanjung Karang

 

 

Oleh

KARINA RIDWAN SYAH PUTRI

NIM : 1713451055

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAPORAN TUGAS AKHIR

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2020

 


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Tugas Akhir

 

Karina Ridwan Syah Putri

 

Gambaran Kualitas Mikrobiologis Air Bersih Pada Instalasi Air Bersih Di

Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2020

 

 

xvii  + 51 halaman, 2 tabel , 3 gambar, 7 lampiran

 

RINGKASAN

 

            Air memiliki peranan di dalam terjadinya penularan penyakit antara lain, sebagai penyebar mikroba patogen, sebagai insekta penyebar penyakit dan air host sementara penyakit. Untuk menjamin kualitas air bersih diperlukan adanya pengawasan, dimana sebagai salah satu parameter adalah syarat mikrobiologi untuk coliform adalah 50 dalam 100 ml air dan coli tinja 0 dalam 100 ml air.   Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran instalasi penyediaan air bersih, tahapan pengolahan, dan kualitas mikrobiologi air bersih. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran instalasi penyediaan air bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2020.

Hasil penelitian tentang gambaran kualitas mikrobiologis air bersih pada instalasi air bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung adalah penyediaan air bersih dengan 1 sumber yaitu air sungai  yang kemudian melalui tahap pemprosesan sehingga didapat untuk bak air bersih 1 telah memenuhi syarat, bak air bersih 2 telah memenuhi persyaratan, reservoar tidak memenuhi syarat, penduduk tidak memenuhi syarat, toilet kantor Yonif 9 Marinir Lampung tidak memenuhi syarat.

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu  menutup celah pada bak resevoar agar tidak terjadi masuknya benda asing yang menyebabkan turunnya kualitas air bersih kemudian tetap memperhatikan kualitas air, agar kualitas air bersih tidak menurun dan  dilakukan pengecekan berkala setiap 1 bulan sekali pada pendistribusian air bersih.

 

 

 

Kata Kunci      : Kualitas Mikrobiologi Air Bersih

Daftar Bacaan : 10 (1990 – 2017)

 

 

POLYTECHNIC OF HEALTH TANJUNGKARANG

DEPARTMENT OF ENVIRONMENTAL HEALTH

Final Task, April 2020

 

Karina Ridwan Syah Putri

 

Overview of Microbiological Quality of Clean Water in Clean Water Installations atInfantry Battalion 9 Batu Menyan Regency Pesawaran Lampung Province in 2020

 

 

xvii + 51 pages, 2 tables, 3 pictures, 7 attachment

 

ABSTRAK

 

Water has a role in the transmission of disease, among others, as a spread of pathogenic microbes, as a disease-spreading insecticide and a temporary host of disease. To guarantee the quality of clean water, there is a need for supervision, which as one of the parameters is the microbiological requirement for coliform is 50 in 100 ml water and stool coli 0 in 100 ml water. The research objective is to find out the description of the installation of clean water supply, the processing stages, and the microbiological quality of clean water. This research is descriptive in nature, which provides an overview of the installation of clean water supply in 9 nd Battalion Batu Menyan, Pesawaran Regency, Lampung Province in 2020.

 

The results of research on the description of the microbiological quality of clean water in clean water installations in Yonif 9 Marines Batu Menyan, Pesawaran Regency, Lampung Province is the supply of clean water with 1 source, namely river water, which then goes through the processing stage so that it is obtained for clean water 1 tubs that meet the requirements, water tubs net 2 has fulfilled the requirements, the reservoir does not meet the requirements, the population does not meet the requirements, the toilet of the Battalion 9 Marine Marines in Lampung does not meet the requirements.

 

The advice that can be given is to close the gap in the basin of resevoar so that there is no entry of foreign objects that cause a decrease in the quality of clean water then continue to pay attention to water quality, so that the quality of clean water does not decrease and is carried out periodically checking once a month on the distribution of clean water.

 

 

 

Keywords       : Clean Water Microbiology Quality

Reading List   : 10 (1990 - 2017)

 

 

 

BIODATA PENULIS

 

 

Nama                                       :  Karina Ridwan Syah Putri

NIM                                        :  1713451055

Tempat / Tanggal Lahir           :  Bandar Lampung, 11 November 1998

Agama                                     :  Islam

Jenis Kelamin                          :  Perempuan

Status Mahasiswa                   :  Umum

Alamat                                    :  JL. Mawar Giri Jaya Kelurahan Sumber Agung

   Kecamatan Kemiling Bandar Lampung

 

 

 

RIWAYAT PENDIDIKAN

 

1. SD (2005-2011)                  : SD Negeri 2 Beringin Raya Bandar Lampung

2. SMP (2011-2014)               : SMP Negeri 13 Bandar Lampung

3. SMA (2014-2017)               : SMA Budaya Bandar Lampung

4. D III (2017-2020)               : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

  Kesehatan Lingkungan

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Allat SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan laporan dengan judul “GAMBARAN KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR BERSIH PADA INSTALASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI YONIF 9 MARINIR BATU MENYAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2020 “ dapat terselesaikan.

            Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1.      Bapak Warjidin Aliyanto, SKM.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Tanjung Karang.

2.      Bapak Ahmad Fikri, ST, M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Tanjung Karang.

3.      Bapak Amrul Hasan, SKM, M.Epid selaku pembimbing utama yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.

4.      Bapak Wibowo Ady Sapta, ST., M.Kes selaku pembimbing pendamping dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

5.      Ibu Suami Indarwati ST, MTA. Selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membantu penulis menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

6.      Kepada Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementrian Tanjung Karang.

7.      Pihak Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung yang telah memberikan bantuan data kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

8.      Seluruh pihak yang membantu penyusunan Laporan Tugas Akhir ini secara langsung maupun tidak langsung.

 

 

 

 

Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan dan memerlukan Pengkajian. Untuk itu penulis memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya Laporan Tugas Akhir ini.

 

 

                                                                                                                                                                                                            Bandar Lampung, April  2020

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

GAMBARAN KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR BERSIH PADA INSTALASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI YONIF 9 MARINIR BATU MENYAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2020

 

Penulis

KARINA RIDWAN SYAH PUTRI /  NIM: 1713451055

 

Telah diperiksa dan disetujui Tim Pembimbing Tugas Akhir Program Diploma III Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Jurusan Kesehatan Lingkungan

 

Bandar Lampung,  April 2020

 

Tim Pembimbing

 

Pembimbing Utama

 

 

 

Amrul Hasan ,SKM,M.Epid

 

 

Pembimbing Pendamping

 

 

 

Wibowo Ady Sapta ,ST.,M.Kes

 

 

 

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir

 

GAMBARAN KUALITAS MIKROBIOLOGI AIR BERSIH PADA INSTALASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI YONIF 9 MARINIR BATU MENYAN KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

Penulis

KARINA RIDWAN SYAH PUTRI/  NIM: 1713451055

 

Diterima dan disyahkan oleh Tim Penguji ujian Laporan Tugas Akhir Program Studi Sanitasi Diploma III  Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III.

 

Tim Penguji

 

 

Suami Indarwati, ST.,MTA

Ketua

 

 

Amrul Hasan, SKM.,M.Epid

Anggota

 

 

Wibowo Ady Sapta, ST.,M.Kes

Anggota

 

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan

Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

 

 

Ahmad Fikri ,ST.M.Si

 

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama                                : Karina Ridwan Syah Putri

NIM                                  : 1713451055

Program Studi/ Jurusan    : D III Kesehatan Lingkungan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Tugas Akhir yang berjudul :

Gambaran Kualitas Mikrobiologi Air Bersih Pada Instalasi Penyediaan Air Bersih Di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2020 “

            Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan .

            Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya.

 

 

Bandar Lampung, April 2020

                                   

 

Karina Ridwan Syah Putri

 

 

 

 

 

MOTTO

 

“JANGAN PERNAH LELAH DENGAN

APA YANG KAMU SEMOGAKAN

YAKINLAH BAHWA

SUATU HARI NANTI PASTI AKAN

DIKABULKAN KARENA

LANGIT TELAH MENJADI SAKSI

BAHWA ALLAH MENDENGAR

SETIAP DOA – DOA BAIKMU”

 

 

 

 

 

 

 

Karina Ridwan Syah Putri

 

 

 

 

 

 

 

 

PERSEMBAHAN

 

 

Alhamdullilah, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas segala petunjuk dan rahmat yang telah memudahkan dan melancarkan dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

 

Telah ku persembahkan Laporan Tugas Akhir ini

Untuk kedua orang tuaku Papa Ridwan dan  Mama Lis Lidya Wati terima kasih banyak atas limpahan kasih sayang yang tiada henti kalian berikan serta selalu mendoakan yang terbaik untuk anak mu ini , memberikan semangat dan mendukung ku baik moral maupun moril untuk dapat menyelesaikan kuliah ini  hingga mendapatkan gelar wisuda. Dan terima kasih untuk saudara kandungku anggriwan yudha tama putra , dinda geby sabatini putri , dhimas kurniawan ramadhan, kakak ipar nova yanti dan ponakan ku gibran alhabsy yang telah mendoakan,membantu dan memberikan semangat demi kelancaran penyusunan Tugas Akhir ini. Kasih sayang kalian tidak akan tergantikan oleh apapun, sehat selalu keluarga ku karina sayang dengan kalian semua.

 

Untuk Sahabat-sahabat ku oktavia veronica, putri wulandari, dewi yuliyanti, nadya istifadah, muliyasri aminda  terima kasih atas kebersamaan kita 3 tahun ini selalu memberikan dukungan, membantu dalam keadaan apapun, mengerti satu sama lain serta memberikan semangat untuk hal apapun selama 3 tahun ini. Berteman dengan ketulusan serta selalu melibatkan kasih sayang pertemanan.

Sukses selalu buat kita semua dan tidak melupakan satu sama lain.

 

Untuk Abang Adi Putra terima kasih telah bersedia membantu dalam tempat penelitian hingga dapat mengerjakan Laporan Tugas Akhir ini. 

 

Untuk kakak tingkat jauh tiga tahun yang berinisial Kak Bayu Prabowo, Terima kasih yang telah memberikan saran yang membangun, dukungan, nasihat yang berarti serta tanpa lelah menjawab setiap pertanyaan ku dan selalu memberikan semangat serta kekuatan dalam Tugas Akhir ini.

 

Untuk teman SMA ku Ibnu mubaroq, mia hanifah, thalia jasti ayu, rizkiya,caturi  terima kasih telah memberikan dukungan dan doa untuk Tugas Akhir ini.

 

Untuk semua teman Satu angkatan 2017 Kesehatan Lingkungan khususnya reguler 2 atas kebersamaan kita dalam 3 tahun perkuliahan serta saling  memberikan dukungan dan semangat selama ini.

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

Halaman

JUDUL                                                                                                           ii

RINGKASAN                                                                                               iii        

ABSTRACKT                                                                                              iv

BIODATA                                                                                                      v

KATA PENGANTAR                                                                                 vi

LEMBAR PERSETUJUAN                                                                     viii

LEMBAR PENGESAHAN                                                                        ix

LEMBAR PERNYATAAN                                                                         x

MOTTO                                                                                                         xi

PERSEMBAHAN                                                                                       xii

DAFTAR ISI                                                                                              xiii

DAFTAR TABEL                                                                                       xv

DAFTAR GAMBAR                                                                                 xvi

DAFTAR LAMPIRAN                                                                            xvii

 

BAB I             PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang                                                                     1

B.  Rumusan Masalah                                                                4

C.  Tujuan Penelitian                                                                 5

D.  Manfaat Penelitian                                                               5

E.   Ruang Lingkup                                                                     6

 

BAB II           TINJAUAN PUSTAKA

A.     Pengertian Air                                                                    7

B.     Macam Sumber Air Bersih                                                 7

C.     Macam – macam Sarana Penyediaan Air Bersih                8

D.     Proses Pengolahan Air                                                       9

E.      Cara – cara Perbaikan Kualitas Air                                  11

F.      Proses Tahapan Pengolahan Air bersih                            23

G.     Standar Kualitas Air                                                         24

H.     Persyaratan Kualitas Mikrobiologis                                  25

I.        Persyaratan  Dalam Penyediaan Air Bersih                      26

J.       Persyaratan Kualias Air                                                   27

K.     Fakor – faktor yang Mempengaruhi Pencemaran

Distribusi Air Bersih                                                        28

L.      Kerangka Teori                                                                31

M.    Kerangka Konsep                                                            32

N.     Definisi Operasional                                                        33

 

BAB III          METODE PENELITIAN

A.  JenisPenelitian                                                                    34

B.   Tempat Dan WaktuPenelitian                                             34

C.   Populasi dan Sampel                                                          34

D.  Metode Pengumpulan Data                                                35

E.   Pengolahan dan Analisa Data                                             36

 

BAB IV      HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Penelitian                                                                  38        

B.   Pembahasan Penelitian                                                       45

 

BAB V       KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan                                                                        52

B.   Saran                                                                                  53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

                                                                                                 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR TABEL

 

 

Tabel 2.1  Definisi operasional                                                                      33

Tabel 4.1  Hasil pemeriksaan kualitas mikrobiologi air bersih                       44

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

 

 

Gambar 2.1  Kerangka teori                                                                          31

Gambar 2.2  Kerangka Konsep                                                                     32

Gambar 4.1  Skema Sistem Pengolahan Air Bersih                                       40

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

 

Lampiran 1 Pemeriksaan Air Bersih Mikrobiologi

Lampiran 2 Hasil Analisis Pemeriksaan Mikrobiologi

Lampiran 3 Cheklist dan Kuesioner

Lampiran 4  Prosedur Pengoprasian Sistem Pengolahan Air

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 6 Surat Balasan Penelitian dari Yonif  9 Marinir Lampung

Lampiran 7 Dokumentasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Menurut Mentri Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industry Nomor 70/MENKKES/SK/XI/2016 tentang persyaratan dan tata cara penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja dan perkantoran terdapat pengertian air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat di minum apabila dimasak.

Sejak era reformasi, Departemen Kesehatan telah merencanangkan paradigma baru dalam pembangunan kesehatan yaitu paradigma sehat secara umum, paradigma sehat berarti bahwa pembangunan berbagai faktor  harus memberi dampak positif pada lingkungan dan perilaku sehat. Pengertian sehat juga tertuang dalam peraturan perundang-undangan.

Menurut (UU No. 36 Tahun 2009) ”Sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual mau pun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional di laksanakan secara bertahap, berkesinambungan dan ditinjau untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis

Dalam pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan untuk pencapaian keberhasilan berbagai macam program dengan berbagai macam upaya berkesinambungan, terpadu dan lintas sektor. Salah satu upaya pembangunan dibidang kesehatan adalah pengembangan di bidang lingkungan salah satunya pada penyediaan air bersih. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk komsumsi rumah tangga,kebutuhan industri dan tempat umum. Karena pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka adalah hal yang wajar jika sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan berbagai cara disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan, sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan.

Untuk mencegah dan mengurangi jumlah penderita penyakit yang ditularkan melalui air dan air tetap dalam kondisi atau keadaan yang dapat memenuhi standar kualitas air,maka perlu adanya pengawasan yang tujuannya untuk mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan serta meningkatkan kualitas air.

Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit berbasis lingkungan. (Chandra,2007)

 

Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung adalah salah satu tempat atau markas dari TNI Angkatan Laut  yang setiap harinya membutuhkan air bersih dalam melakukan kegiatan- kegiatan rutin. Dalam hal ini adapun kegiatan rutin yang dilakukan setiap harinya seperti Pengamanan Pos Penjagaan, Aktifitas perkantoran, Angkutan kendaraan, latihan tembak di puslatpur, Fasilitas dapur, Fasilitas barak berupa tempat tidur, kasur, ac dan ada juga ruang kreasi yang berisi tv, vcd, tempat karoke yang untuk dipergunakan prajurit bujangan. Adapun kegiatan tambahan lainnya yaitu Lari, Berenang, Berdayung, Sepak Bola, Golf, dan Berkuda.  Air yang dibutuhkan berasal dari air permukaan sungai Batu Menyan yang diolah melalui proses koagulasi, sedimentasi, filtrasi dan reservoar yang langsung dialirkan ke Yonif 9 Marinir  dan ada juga yang dialirkan ke masyarakat sekitar akan tetapi tidak semua masyarakat menggunakan pengolahan air tersebut.

Mengingat kebutuhan air yang harus mencukupi prajurit dan personil TNI Angkatan Laut dengan jumlah Perwira 8 orang , Bintara 60 orang , Tamtama 82 orang serta bujangan yang berpenghuni di Barak berjumlah kurang lebih 70 sampai 75 orang  di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Maka kualitas dan kuantitas air bersih perlu diperhatikan setiap saat agar tidak menjadi sumber penyakit.  Air bersih untuk kebutuhan Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung hendaknya jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mengandung organisme pathogen yang membahayakan kesehatan manusia terkhusus bakteri E.Coli  dan Coli Form, serta tidak mengandung bahan kimia. (Permenkes No 32 Tahun 2017 )

Upaya penyediaan air bersih merupakan salah satu upaya kesehatan yang merupakan usaha pencegahan (preventive) yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditularkan melalui air. Setelah melakukan survey awal diperoleh informasi bahwa Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung dalam penyediaan air bersihnya berasal dari Air Sungai Batu Menyan yang dialirkan ke bak penampunganya yaitu melalui proses koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi yang kemudian dialirkan ke reservoir untuk dipergunakan. Untuk pengawasan kualitas air bersih seperti inspeksi sanitasi belum dilakukan menyeluruh disetiap sumber, reservoir dan distribusinya. Keberadaan bakteri E. Coli  dan Coli Form dikarenakan penyediaan air bersih yang kurang baik atau berkontak langsung dan tercemar dengan kotoran manusia dan hewan.

Berdasarkan uraian data diatas, Sumber  penyediaan air bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung berasal dari Air Sungai Batu Menyan yang memungkinkan airnya tercemar langsung oleh bakteri atau mikroba lingkungan yang mengakibatkan penyakit berbasis lingkungan. Sehingga penulis tertarik untuk mengangkat topik dengan judul Gambaran Kualitas Mikrobiologis Air Bersih pada instalasi penyediaan air bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada maka yang menjadi rumusan masalah adalah Bagaimana Kualitas Mikrobiolgi Air Bersih pada Instalasi Penyediaan Air Bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

 

C.    Tujuan Penelitian

1.      Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui Kualitas Mikrobiologis Air Bersih pada Instalasi Penyediaan Air Bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

2.      Tujuan Khusus

a.    Diketahui gambaran sistem instalasi penyediaan air bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

b.   Diketahui tahapan pengolahan air bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

c.    Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas mikrobiologi air bersih

d.   Diketahui kualitas mikrobiologi air bersih pada tahapan pengolahan air bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

e.    Diketahui kualitas mikrobiologi air bersih pada konsumen di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

D.    Manfaat Penelitian

1.      Bagi Penelitian

Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari perkuliahan dan membandingkan data yang ada serta pengalaman di lapangan.

 

 

 

2.      Bagi Institusi

Sebagai bahan masukan ataupun dokumentasi tentang kualitas mikrobiologi air bersih pada instalasi penyediaan air bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

3.      Bagi Masyarakat

Untuk meningkatkan mutu kesehatan di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung dan memberi masukan pemecahan masalah yang berkaitan kualitas mikrobiologi air bersih.

E.     Ruang Lingkup

Dalam penulisan ini penulis membatasi masalah yaitu diketahui Gambaran Sistem Instalasi Penyediaan Air Bersih  di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung, diketahui tahapan pengolahan air bersih di Yonif 9  Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung, mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas mikrobiologi air bersih, diketahui kualitas mikrobiologi air pada tahapan pengolahan air bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung, diketahui kualitas mikrobiologi air bersih pada konsumen di Yonif 9  Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

 

 

 

 

 

 

 


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

A.   Pengertian Air

Menurut Permenkes No. 32 tahun 2017 Air merupakan salah satu media lingkungan yang harus ditetapkan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan persyaratan kesehatan. Secara umum air bersih dapat diartikan sebagai semua air yang terdapat dipermukaan bumi yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat diminum setelah dimasak.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 pengelolaan kualitas air upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiah. Secara umum air bersih dapat diartikan sebagai semua air yang terdapat dipermukaan bumi yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat diminum setelah dimasak.

B. Macam dan Sumber Air Bersih

Macam – macam sumber air bersih dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1.      Air permukaan yang merupakan air sungai, dan danau.

2.      Air tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal atau air tanah dalam.

3.      Air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan salju.

Air merupakan adalah bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh manusia sepanjang masa. Sumber air yang banyak dipergunakan pleh masyarakat adalah berasa dari. (Herlina, Lutfi, 2019)

1.      Air Permukaan

Air yang mengalirkan dipermukaan bumi akan membentuk air permukaan air. Air ini umumnya mendapatkan pengotoran selama pengalirannya. Sumber air meliputi antara lain air sungai, danau,telaga,rawa,waduk,air terjun. Dalam keadaan murni sangat bersih terutama air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Sumber air tersebut sudah mengalami pencemaran oleh tanah, sampah dan sebagainya.

2.      Air Tanah

  Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan mengadakan perkolasi atau penyerapan ke dalam tana serta mengalami proses filtrasi secara alamiah. Oleh karena itu, air tanah lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Secara umum air tanah terbagi menjadi: (1) air tanah dangkal yaitu terjadi akibat proses penyerapan air dari permukaan tanah, (2) air tanah dalam terdapat pada lapisan rapat air yang pertama.

3.      Air Atmosfer/ Air Hujan

Air Hujan Merupakan sumber utama air bersih, tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu, dan lain sebagainya. Pada saat proses presipitasi merupakan air yang paling bersih, namun cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer oleh partikel debu, mikroorganisme dan gas, seperti karbondioksida, nitrogen dan amonia.

C.  Macam – Macam Sarana Penyediaan Air Bersih

Adapun macam-macam sarana penyediaan air bersih yang banyak digunakan di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan di Indonesia. (Chandra,B.2007)

 

1.    Sumur Gali (SGL)

Sumur gali adalah sarana air bersih yang mengalami atau memanfaatkan air tanah dengan cara menggali lubang ditanah sampai mendapatkan air. Lubang kemudian diberi dinding, bibir ditutup dan lantai serta SPAL.

2.    Sumur pompa tangan (SPT)

Sumur pompa tangan adalah sarana air bersih yang mengambil atau memanfaatkan air tanah dengan membuat lubang ditanah dengan menggunakan alat bor. Pengeboran dilakukan sampai mencapai air tanah baik dengan alat bor manual maupun mesin.

3.    Penampung air hujan (PAH)

PAH adalah sarana air bersih yang memanfaatkan air hujan untuk pengadaan air rumah tangga. Air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau bangunan lain, melalui saluran atau talang dialirkan dan ditampung didalam PAH.

4.    Perpipaan (PP)

Sarana perpipaan adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagikan air minum untuk masyarakat melalui jaringan perpipaan atau distribusi. Air yang dimanfaatkan adalah air tanah atau air permukaan dengan atau tanpa diolah yang pendistribusiannya dapat dilakukan dengan cara : sambungan rumah kran umum, hidran umum dan terminal air.

D. Proses Pengolahan Air

1.    Pengertian Pengolahan Air

Pengolahan adalah usaha – usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat – sifat suatu zat. Adapun tujuan pengolahan air adalah memperbaiki derajat keasaman, mengurangi bau, menurunkan dan mematikan mikroorganisme, dan mengurangi kadar bahan-bahan terlarut. (Waluyo,L, 2013)

Dalam pengolahan air ini pada lazimnya dikenal dengan dua cara, yakni :

a.       Pengolahan lengkap atau complete treatment process, yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap, baik fisik, kimiawi dan bakteriologik. Pada pengolahan cara ini biasanya dilakukan terhadap air sungai yang kotor /keruh. Pengolahan lengkap ini dibagi dalam tiga tingkatan pengolahan, yaitu :

1)             Pengolahan fisik, yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi/ menghilangkan kotoran – kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat – zat organik yang ada dalam air yang akan diolah.

2)             Pengolahan kimia, yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat – zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya.

3)             Pengolahan bakteriologis, yaitu suatu tingkat pengolahan untuk membunuh/ memusnahkan bakteri – bakteri yang terkandung dalam air minum yakni dengan cara/ jalan membubuhkan kaporit ( zat desinfektant).

b.      Pengolahan  sebagian  atau  Partial  Treatment Process, misalnya diadakan pengolahan kimiawi dan/ atau pengolahan bakteriologi saja. Pengolahan ini pada lazimnya dilakukan untuk  mata air bersih dan air sumur dangkal atau air tanah dalam.

 

 

E. Cara – Cara Perbaikan Kualitas Air

Ruang lingkup perbaikan kualitas air dalam rangka untuk mendapatkan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan adalah perbaikan terhadap airnya sendiri (dengan cara pengolahan), perbaikan sarana air bersih (untuk melindungi pencemaran terhadap airnya), dan  perbaikan lingkungan disekitar sarana air bersih (untuk melindungi pencemaran terhadap air).

Banyak cara dan metode untuk memperbaiki kualitas air bersih, dengan cara pengolahan terhadap airnya sendiri, namun cara-cara atau metode tersebut dapat dikelompokan menjadi:

1.    Netralisasi pH

Netralisasi pH adalah suatu upaya agar pH air menjadi normal. Setelah pH mendekati normal barulah proses pengolahan dapat dilakukan secara efektif. Fungsi dari pengaturan pH dalam instalasi air minum bertujuan untuk mengendalikan korosif perpipaan dalam sistim distribusi. Korosif membentuk racun bila pH kurang dari 6,5 atau lebih dari 9,5. Proses dan perhitungan netralisasi pH adalah sebagai berikut:

a.     pH air secara alami berkisar antara 4-9, tetapi secara teoritis pHnya 0-14. Dimana pH = 0 dinamakan sangat asam, dan pH = 14 disebut sangat basa, sedangkan pH = 7 menunjukan netral pada suhu 25oC.

b.    Ketidak normalan pH air dapat disebabkan oleh pemasukkan asam atau basa.

c.      pH  yang lebih kecil dari 6,5 dan lebih besar dari 9.2 dapat menyebabkan senyawa kimia berubah menjadi racunnyang dapat mengganggu kesehatan.

d.   Pengendapan semua logam akan terjadi pada pH > 8,3; dengan rincian Fe pada pH 8-9, dan pada pH 11.

e.     Pada pH 7,0 – 8,5 klorin akan bereaksi efektif (80%), sedangkan pada pH < 6 atau > 8,5 hanya bereaksi < 40%.

f.     Penggunaan alum sebagai koagulan efektif pada pH > 6.

g.    Untuk menurunkan pH dilakukan dengan penambahan tawas.

2.    Sedimentasi dan Koagulasi (Flokulasi)

a.    Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalm cairan atau zat karena pengaruh gravitasi (gaya berat) secara alami. Dalam proses pengendapan cara gravitasi (gaya berat secara alami). Dalam proses pengendapan cara gravitasi untuk mengendapkan partikel-partikel tersuspensi yang lebih berat daripada air. Hal ini paling sering digunakan dalam pengolahan air. Kegunaan dari sedimentasi adalah mereduksi bahan-bahan tersuspensi (kekeruhan) dari dalam air dan dapat berfungsi untuk mereduksi kandungan organisme (patogen) tertentu dalam air.

Proses sedimentasi dengan cara pengendapan dimana maing – masing partikel tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan selama prose pengendapan berlangsung. Partikel-partikel padat akan mengendap bila gaya gravitasi lebih besar daripada kekentalan dan gaya kelembanan (enersia) dalam cairan.

b.    Koagulasi/ Flokulasi

Koagulasi atau flokulasi adalah proses pengumpulan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara gravitasi, mejandi partikel yang lebih besar sehingga dapat dengan menambah bahan koagulan. Partikel-partikel terebut kemudian dihilangkan melalui proses sedimentasi dan filtrasi. Kegunaan koagulasi atau flokulasi yakni memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang tidak dapat mengendap secara gravitasi dan sangat lembut (seperti koloida) di dalam air menjadi partikel-partikel yang dapat mengendap. Hal ini karena partikel tersebut lebih berat dan lebih besar melalui proses fisika-kimia dengan penambahan koagulan, sehingga dengan proses sedimentasi dan filtrasi. Partikel – partikel yang termasuk partikel yang tidak dapat mengendap adalah bakteri.

Proses koagulasi atau flokulasi adalah penambahan koagulan akan mengakibatkan partikel – partikel tidak mengendap saling mengendap saling mendekan dan membentuk flok-flok mikro. Ikatan partikel-partikel ini sangat lemah dan tidak nampak dengan mata biasa serta tetap tidak dapat mengendap. Pengadukan pelan – pelan akan menyebabkan flok – flok mikro mengumpul dan membentuk flok yang lebih besar dan relatif lebih berat yang akhirnya dapat dengan mudah diendapkan atau disaring.

Bahan-bahan koagulan untuk proses koagulasi adalah sebagai berikut:

1)   Proses koagulasi. Tawas (Al2(SO4)3

Senyawa ini merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan. Tawas banyak digunakan dengan alasan paling ekonomis, murah, mudah didapatkan di pasararan, serta mudah penyimpanan. Selain itu bahan ini cukup efektif untuk menurunkan kadar karbonat.

 

 

 

2)   Feri Sulfat dan danferi klorida

Bahan ini bersifat korosi, tidak tahan simpan, dan mempunyai sifat asam. Endapan Fe (OH)3 efektif terbentuk pada pH 5,5. Untuk pengaturan pH biasanya ditambahkan larutan kapur.

3)   Fero sulfat atau fero klorida

Flokulasi dengan fero ini biasanya akan lebih baik bila ditambah larutan kapur sebagai pengatur kondisi flokulasi.

4)   Natrium Aluminat

Bahan ini masih kurang populer. Berbeda dengan alum, natrium aluminat menyebabkan naiknya pH dan bereaksi dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO3.

5)   Kapur

Penambahan kapur akan berpengaruh, akan menaikkan pHdan bereaksi dengan bikarbonat membentuk endapan  CaCO3.

6)   Coagulantaid

Untuk mendapatkan air yang lebih jernih dan mempercepat proses pengendapan biasanya ditambahkan coagulantaid, yang berfungsi untuk membantu atau memacu.

3.    Aerasi

a.    Pengertian dan fungsi

Aerasi merupakan proses pengolahan air dengan cara mengontakkan ke udara. Pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi proses (penyerapan gas) dan desorbsi (pelepasan gas). Sedangkan fungsi dari aerasi adalah:

1)   Penambahan jumlah oksigen

2)   Penurunan jumlah karbon dioksida

3)    Menghilangkan hidrogen sulfida (H2S), metana (CH4), dan berbagai senyawa organik yang bersiat volatil (menguap) yang berkaitan dengan rasa dan bau.

4)        Proses ini telah digunakan secara luas untuk pengolahan air yang mempunyai kandungan jumlah besidan mangan terlalu tinggi (mengurangin kndungan zat terlarut). Zat-zat tersebut memberikan rasa pahit dalam air, menghitamkan pemasakan beras, dan memberikan noda hitam kecoklat-coklatan pada pakaian yang di cuci.

b.    Proses aerasi

Oksigen yang ada di udara, melalui proses aerasi akan bereaksi dengan senyawa ferrous dan manganous merubahnya menjadi feri (Fe) dan manganic oxide hydrates yang tidak bisa larut. Selain itu dilanjutkan dengan pengendapan (sedimentasi atau penyaringan (filtrasi). Oksidasi terhadap senyawa besi  dan mangan di dalam air tidak selalu terjadi dalam waktu cepat. Bila air mengandung at organik, pembentukan endapan besi dan mangan melalui proses aerasi terlihat sangat tidak efektif.

4.    Filtrasi

a.    Pengertian

Filtarsi adalah proses penyaringan untuk menghilangkan zat padat teruspensi (yang diukur dengan kekeruhan) dari airnmelalui medi berpori. Zat padat tersuspensi dihilangkan pada waktu air melalui suatu lapisan materi berbentuk butiran yang dinamakan media filter. Media ini biasanya berupa pasir atau kombinasi pasir, antrasit, gamet, ilmenite, polisteren dan beads. Dengan memakai filter antrasit, kecepatan filtrasi dapat diperbesar mejadi 1,5 – 2 kali saringan pasir. Oleh karena itu, sudah banyak orang mencampur pasir dan antrasit. Pasir yang paling baik dipakai untuk saringan bila pasir tersebut mengandung kwarsa (SiO2) lebih besar atau sama dengan 90,0%.

Penghilangan zat padat tersuspensi dengan penyaringan memainkan peranan penting, baik dalam pemurnian alami air tanah maupun dalam pemurnian buatan dalam instalansi pengolahan air. Filtrasi alami terjadi pada waktu air bergerak melalui lapisan tanah yang berpori. Proses alami ini dinamakan perkolasi. Zat padat tersuspensi mencakup tanah, logam-logam teroksidasi, dan mikroorganisme.

b.    Proses filtrasi

Filtrasi adalah proses penyaringan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi dari air melalui media berpori. Kemampuan dan kegunaan filtrasi ditentukan oleh kecepatan filtrasi, jenis media, dan cara kerjanya. Secara garis besar kegunaan filtrasi dapat dibedakan sebagai berikut :

1)   Slow Sand Filter ( Saringan Pasir Lambat)

Slow sand filter  terutama berguna untuk menghilangkan organisme patogen dari bahan baku, yakni bakteri dan virus yang ditularkan melalui air. Melalui proses absorpsi dan proses lain bakteri dihilangkan dari air dan ditahan pada permukaan butiran pasir, yakni kira-kira 85 - 99% total bakteri dan menghasilkan air memenuhi persyaratan bakteriologik yakni tidak mengandung bakteri Escherichia Coli. Slow sand filter dipakai untuk proses purifikasi air dalam skala kecil ( Waluyo,L, 2013).

Saringan pasir lambat sesuai dengan namanya hanya mempunyai kemampuan menyaring relatif kecil, yakni 0,1 – 0,3 m3/jam atau 2 – 7 m3/hari. Komponen – komponen di dalam metode slow sand filter, antara lain :

2)   Supernatant water

Supernatant water adalah air baku yang ditampung diatas lapisan pasir dengan ketinggian bervariasi antara 1 sampai 1,5 m. Ketinggian permukaan air ini harus dipertahankan tetap dalam keadaan konstan agar tekanan yang ada dapat membuat air meresap di sela – sela lapisan pasir dan air yang akan diolah tetap tinggal selama 3 sampai 12 jam untuk menjalani proses purifikasi parsial berupa sedimentasi dan oksidasi sehingga partikel – partikel padat dalam air akan mengendap dan berkumpul menjadi satu.

3)   Sand Bed

Sand bed adalah bagian terpenting dari proses purifikasi dan berfungsi sebagai filter. Tebal lapisan pasir kira-kira 1,2 meter. Pasir yang digunakan dipilih secara selektif dengan ukuran diameter antara 0,15 - 0,35 mm dan harus bersih dari lumpur dan benda-benda organik. Di bawah lapisan pasir terdapat lapisan batu koral yang berfungsi sebagai penyanggah lapisan pasir di atasnya. Pada sand bed yang baru dipakai hanya terjadi proses filtrasi secara mekanis dan belum terjadi proses filtrasi secara biologis.

4)   Under drainage system

Di bagian bawah filter box terdapat under drainage sistem yang terdiri atas pipa-pipa berlubang yang berfungsi sebagai saluran keluar (outlet) air yang telah mengalami proses filtrasi.

Adapun keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode slow sand filter antara lain :

a)    Mudah dibuat dan dioperasikan

b)   Biaya pembuatannya lebih murah dibandingkan biaya pembuatan rapid sand filter

c)    Proses filtrasi baik fisik, kimiawi, maupun biologis yang terjadi cukup tinggi pengurangan jumlah bakteri setelah proses filtrasi mencapai 99,9 – 99,999 % khusus E.Coli mencapai 99 – 99,9 %.

5)   Rapid sand Filter ( Saringan Pasir Cepat)

Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi. Pada dasarnya tahapan purifikasi dengan menggunakan metode rapid sand filter yaitu sama terhadap pengolahan air secara umum, yang terdiri dari proses koagulasi, pencampuran, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi.

5.    Desinfeksi

Proses pengolahan air yang terpenting adalah mematikan bakteri(desinfeksi).Desinfeksi digunakan untuk menghancurkan semua kuman penyakit dan jasad renik dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1.          Masak

Cara memasak air untuk air minum adalah cara yang muah dan sederhana,dengan memasak air sampai mendidih sudah cukup untuk membunuh kuman-kuman yang tidak dapat membentuk sporamkista seperti E,histolytica baru dapat mati pada suhu 120°C-125°C selama 15 menit(yaitu pemanasan selinder bertekanan atau autoclave)

2.          Sinar Ultraviolet

Telah diketahui bahwa sinar ultraviolet mempunyai daya membunuh kuman dan sporanya.Kuman dalam air dapat dimatikan oleh sinar ultraviolet,asalkan diketrahui bahwa sinar bekerja sampai lebih kurang 30cm kedalam air lebih dalam lagi tidak mampu membunuh kuman-kuman.

3.          Pembunuhan dengan kapur

Yang dimaksud dengan kapur disini adalah kapur yang telah dipadamkan dari kapur yang telah dipadsamkan dibuatlah susu kapur yang dapat digunakan sebagai desinfektan.

4.          Zat Chlor

Desinfeksi air dengan menggunakan zat chlor banyak dgunakan karena bahannya murah dan dapat membunuh jasad pathogen termasuk bakteri E.coli.chlor yang sering digunakan sebgai desinfeksi adalah kaporit.kaporit yang ada dipasaran mengandung chloraktif antaara 30-35%

5.          Ozon

Terbunuhnya bakteri disebabkan karena ozon mudah melepaskan atom zat asam.Ozon mempunyai daya bunuh yang sangaty kuat,sehingga bukan saja bakteri dan sporanya tetapi semua mikroba juga mati.

a.    Aspek-aspek disinfeksi : Kecepatan dan keampuhan Disinfektan

Kecepatan dan  keampuhan disinfektan tergantung dari beberapa faktor, yakni :

1)   Keadaan Mikroorganisme

a)        Jenis Mikroorganisme

Jenis mikroorganisme dapat meliputi bakteri, virus atau parasit mempunyai kepekaan tertentu terhadap disinfektan yang berlainan.

b)        Jumlah Mikroorganisme

Jumlah mikroorganisme yang besar, terutama mikroba patogen akan memerlukan dosis disinfektan yang lebih besar.

c)        Umur Mikroorganisme

Umur mikroorganisme akan mempengaruhi pula efektifitas disinfektan.

d)       Penyebaran Mikroorganisme

Mikroorganisme yang menyebar, akan mudah ditembus oleh disinfektan. Sebaliknya kumpulan bakteri akan lebih sulit ditembus oleh disinfektan.

2)        Jenis dan konsentrasi disinfektan

Konsentrasi disinfektan berkaitan dengan waktu kontak.

3)   Waktu kontak

Disinfektan agar dapat berfungsi dengan optimal harus mempunyai waktu kontak yang cukup dengan air yang diproses. Efektifitas disinfektan dapat ditunjukkan dengan suatu konstanta yang merupakan hasil kali konsentrasi dengan waktu kontak.

4)   Faktor lingkungan

a)    Suhu

Makin tinggi suhu air, makin tinggi pula efektifitas disinfektan.

 

b)   pH

Setiap disinfektan akan berfungsi dengan optimal pada pH tertentu, sedangkan pada klorin daya basminya semakin menurun bila pH nya makin bertambah.

c)    Kualitas air

Air yang mengandung zat organik dan unsur lainnya, akan mempengaruhi besarnya clorine demand sehingga diperlukan konsentrasi klorin yang makin tinggi.

d)   Pengolahan air

Proses pendahuluan yang dilakukan disinfeksi, misalnya pengendapan dan filtrasi akan mempengaruhi hasil akhir yang akan dicapai. Selain itu, saat yang tepat bagi penambahan klorin yang akan mempengaruhi pula hasil akhir yang akan dicapai ( Waluyo, L, 2013).

6.    Klorinasi

Klorinasi adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani proses filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air.

a.    Kegunaan klorin

Beberapa kegunaan klorin antara lain :

1)   Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal.

2)   Dapat mengoksidasi zat besi, mangan, dan hidrogen sulfida.

3)   Dapat menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air.

4)   Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang dapat mengubah bau dan rasa pada air.

5)   Dapat membantu proses koagulasi.

b.    Prinsip proses klorinasi

Dalam melakukan proses klorinasi terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu :

1)             Air harus jernih dan tidak keruh karena kekeruhan pada air akan menghambat proses klorinasi.

2)             Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat dengan efektif  mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman patogen dan meninggalkan sisa klorin bebas dalam air.

3)             Tujuan klorinasi pada air adalah untuk mempertahankan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l di dalam air. Nilai tersebut merupakan margin of safety ( nilai batas keamanan) pada air untuk membunuh kuman patogen yang mengontaminasi pada saat penyimpanan dan pendistribusian air.

4)             Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat dipakai untuk membunuh kuman patogen serta untuk mengoksidasi bahan organik dan untuk meninggalkan sisa klorin bebas sebesar 0,2 mg/l dalam air.

(Sumantri,A,  2013 : 46).

c.    Metode Klorinasi

Pemberian klorin pada desinfeksi air dapat dilakukan melalui beberapa cara  yaitu dengan pemberian :

1)             Gas klorin

Gas klorin merupakan pilihan  utma karena harganya murah, kerjanya cepat, efisien, dan mudah digunakan. Gas klorin harus digunakan secara hati-hati karena gas ini beracun dan dapat menimbulkan iritasi pada mata. Alat klorinasi berbahan gas klorin ini disebut sebagai chlorinating equipments. Alat yang sering dipakai adalah Paterson’s Chloronome yang berfungsi untuk mengukur dan mengatur pemberian gas klorin pada persediaan air.

2)             Kloramin

Kloramin dapat juga dipakai dan merupakan persenyawaan lemah dari klorin dan amonia. Zat ini kurang memberikan rasa klorin pada air dan sisa klorin bebas di dalam air lebih persisten walau kerjanya lambat dan tidak sesuai untuk klorinasi dalam skala besar.

3)             Perkloron

Perkloron sering juga disebut sebagai High Test Hypochlorite. Zat ini merupakan persenyawaan antara kalsium dan 65–75% klorin yang dilepaskan di dalam air. (Chandra, B, 2012)

F.     Proses Tahapan Pengolahan Air Bersih

1.      Penyaringan dan Pengendapan

Proses yang bertujuan untuk memisahkan air baku dari zat-zat, seperti: sampah, daun, rumput, pasir dan lain-lain berdasarkan berat jenis zat.

2.      Koagulasi

            Proses pembubuhan bahan kimia Al2(SO4)3 (tawas) atau PAC (Poly Alumunium Chloride) kedalam air lalu dilakukan pengadukan cepat, agar kotoran dalam air yang berupa padatan resuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap.

3.      Flokulasi

            Proses pengadukan lambat agar campuran koagulan dan air baku yang telah merata membentuk gumpalan atau flok dan dapat mengendap dengan cepat.

 

4.      Sedimentasi

Setelah proses koagulasi dan flokulasi, air tersebut di diamkan sampai gumpalan kotoran yang terjadi mengendap semua. Setelah kotoran mengendap air akan tampak lebih jernih.

5.      Filtrasi

Pada proses pengendapan tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua, sehingga harus dilakukan proses penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring berisi media berbutir yang terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda.

6.      Resevoir

Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah disaring melalui filter, air ini sudah menjadi airyang bersih yang siap digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu untuk kemudian dapat dijadikan air minum.

G. Standar Kualitas Air

Standar  kualitas air yang bersifat nasional hanya berlaku bagi suatu negara yang menetapkan standar tersebut, sedangkan yang bersifat internasional berlaku pada berbagai negara yang belum memiliki atau menetapkan standar kualitas secara tersendiri, di Indonesia terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

 

 

H.  Persyaratan Kualitas Mikrobiologis

Air untuk minum idealnya tidak mengandung bakteri pathogen. Kontaminasi air minum oleh sampah kotoran yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat, oleh karenanya pengujian Mikrobiologis merupakan tindakan yang paling tepat untuk mendeteksi pencemaran tersebut. Berdasarkan PERMENKES  RI Nomor 32 Tahun 2017 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas Mikrobiologis air bersih adalah sebagai berikut :

1.    Persyaratan Kualitas Mikrobiologis Air Bersih Perpipaan

a.    Coli tinja

Kadar maksimum diperbolehkan adalah 0/100 ml air.

b.    Total coliform

Kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 50/100 ml air.

2.    Persyaratan kualitas bakteriologis air minum baik perpipaan maupun bukan perpipaan adalah:

a.    Coli tinja

Kadar maksimum diperbolehkan adalah 0/100 ml air.

b.    Total coliform

Kadar maksimum diperbolehkan adalah 0/100 ml air.

3.    Persyaratan Kesehatan Sarana Air Bersih

a.    Sumber Air/ Air Baku

Air baku harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sampah memenuhi persyaratan air minum sebelum di distribusikan.

 

 

b.    Perpipaan

Pipa yang digunakan tidak larut atau mengandung bahan kimia yang membahayakan kesehatan tidak ada kebocoran, jaringan tidak boleh terendam air kotor.

c.    Kran Air

Tinggi kran air minimal 50-70 cm dari lantai, tidak terkontaminasi dengan benda-benda kotor, lantai harus kedap air.

I.     Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih

Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyarakat utama. Persyarakat tersebut meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas.

1.    Persyaratan Kualitatif.

Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan biologis.

 Syarat-syarat tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

a.    Syarat-syarat fisik.

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 25°C, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25°C ± 30oC.

b.    Syarat-syarat Kimia.

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH, total solid, zat organik, CO2agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat.

c.    Syarat-syarat bakteriologis dan mikrobiologis.

Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E. coli atau coli form dalam air.

I. Persyaratan Kualitas Air Bersih

 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Parameter yang dinilai meliputi parameter fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif, yang disebutkan secara rinci sebagai berikut :

1.         Persyaratan kualitas fisik

a.         Bau

b.        Jumlah zat padat terlarut

c.         Kekeruhan

d.        Suhu

e.         rasa

f.         warna

2.        Persyaratan kimia

a.         Organik : air raksa, arsen, chlorida, kesadahan, mangan, natrium, nitrit, nitrat, pH, seng.

b.         Anorganik :detergen, DDT, benzene, aldrin

3.         Persyaratan mikrobiologis

a.         Air minum

Kadar maksimum coli tinja adalah 0 dalam 100 ml air, sementara untuk coliform adalah 0 dalam 100 ml air.

b.      Air bersih

Kadar maksimum yang diperbolehkan untuk coliform adalah 50 dalam 100 ml air, sementara untuk coli tinja adalah 10 dalam 100 ml air.

4.    Persyaratan radioaktif

a.    Sinar alfa maksimum yang diperbolehkan 0,1 Bg/L

b.    Sinar beta maksimum yang diperbolehkan 1,0 Bg/L

J.        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencemaran Distribusi Air Bersih

1.    Sumber air

Sumber air yang berbeda-beda seperti air hujan, air laut, air permukaan dan air tanah mengandung mikroorganisme dalam jumlah dan jenis yang berbeda pula. Air permukaan yang tercemar oleh kotoran hewan dan manusia akan mengandung bakteri Eschericia coli.

2.    Sumber pencemar

Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain kedalam air, sehingga air tidak sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran dapat terjadi karena berubahnya kualitas air karena kegiatan manusia dan proses alam (wikipedia.com)

Menurut indan entjang dalam bukunya yang berjudul ilmu kesehatan masyarakat (2000). Zat-zat yang dapat menjadi sumber pencemaran terhadap air yang bersal dari kegiatan manusia dibagi menjadi empat macam, yaitu faces dan urina, air limbah, refuse, serta bahan-bahan yang dihasilkan oleh proses industri.

Zat-zat pencemar tersebut jika masuk kedalam air baik sengaja maupun tidak sengaja maka akan menimbulkan pencemaran terhadap air. Kualitas air menjadi berubah dengan masuknya zat pencemar tersebut. Sehingga keberadaan air tidak sesuai sebagaimana mestinya.

3.    Suhu

Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba. Eschericia coli merupakan mikroba yang tahan hidup pada suhu tinggi (mikroba termofi). Kelompok ini mempunyai suhu minimum 40 0C, optimum pada suhu 55-60 0C dan suhu maksimum untuk pertumbuhannya 75 0C (sanropie, 1984).

4.    pH

Mikroba umumnya menyukai pH antara 5-9. Tidak menyukai pH terlalu asam, ataupun sebaliknya dengan Ph yang terlalu basa. Namun ada organisme yang memiliki sifat acidophil atau alkaophili (sanropie, 1984).

 

 

 

5.    Kerusakan atau kebocoran pipa

Adanya kerusakan atau kebocoran pipa dapat menyebabkan masuknya air tanah ke dalam sistem distribusi terutama bila tekanan airnya rendah dan lebih kecil dari tekanan air tanah. Dengan masuknya air tanah ke dalam sistem distribusi akan menyebabkan pencemaran baik secara kimiawi maupun pencemaran bakteriologis.


 

K. Kerangka Teori

 

Sumber Air Bersih :

1. Air Permukaan

2. Air Tanah

3. Air Angkasa

Sarana Air Bersih :

1. Pengolahan Air

2. Perpipaan

           

 

 

 

 

 

Konsumen

 

Kualitas air bersih meliputi :

(kualitas fisik, kimia, mikrobiologi, radioaktif).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 2.1  Kerangka teori

 

 

 

 

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

 

 

 

 

 

 

L.     Kerangka Konsep

 

 

 

Sumber Air :

·         Sungai Batu Menyan

 (Air Permukaan)

Proses Pengolahan:

·         Koagulasi

·         Sedimentasi

·         Filtrasi

·         Reservoar

Perpipaan :

·         Konsumen

Kualitas Air Mikrobiologi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 2.2 Kerangka Konsep

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

M.   Definisi operasional

 

 

Tabel 2.1

Definisi operasional

No

Nama variabel

Definisi operasional

Cara ukur

Alat ukur

Hasil ukur

Skala ukur

1.

Sumber air permukaan (sungai batu menyan)

Sumber air yang digunakan untuk kebutuhan di Yonif  9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

   Observasi

Checklis

-       Sumber air

 1. Sungai Batu Menyan

   2. Bor

Ordinal

2.

Proses pengolahan

 

Proses pengolahan air dari sumber sampai dapat digunakan sesuai kualitas melalui proses koagulasi, sedimentasi, filtrasi, reservoar

 

Observasi

&

Wawancara

Checklis

&

Kuesioner

1.   Memenuhi syarat, jika semua poin terpenuhi

2.   Tidak memenuhi syarat, jika salah satu poin tidak terpenuhi

Ordinal

3.

Perpipaan 

Jaringan distribusi air dari sumber ke konsumen

Wawancara

Kuesioner

1.   Memenuhi syarat, jika semua poin terpenuhi

2.   Tidak memenuhi syarat, jika salah satu poin tidak terpenuhi

 

 

4.

Kualitas mikrobiologi air bersih 

Kondisi atau mutu air yang dilihat dari kandungan mikroba coliform dan colitinja.

 

Pemeriksaan Laboratorium

Metode Tabung Ganda

 

1.    Memenuhi   syarat,

jika Coliform < 50 mpn/ 100 ml

dan Colitinja <0 mpn/ 100 ml.

 

2.    Tidak memenuhi syarat,

jika Coliform > 50 mpn/ 100 ml

dan Colitinja >0 mpn/ 100 ml.

 

Ordinal

 

 


BAB III

METODE PENELITIAN

 

A.  Jenis Penelitian

     Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu dengan bertujuan Untuk Mengetahui Gambaran Kualitas MikrobiologiAir BersihPada Instalasi Penyediaan Air Bersih di Yonif  9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung tahun 2020. (Notoatmodjo, 2010)

B.  Tempat dan Waktu Penelitian

1.    Tempat Penelitian

a. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Yonif  9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Tahun 2020

C.  Populasi dan Sampel

1.    Populasi

Populasi adalah air pada jaringan perpipaan di Yonif 9 Marinir . Dimana yang menjadi populasi dalam penelitian ini ialah sumber air baku, reservoir, pompa dan pendistribusian jaringan konsumen air bersih di Yonif 9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

2.    Sampel

Sampel adalah air yang dialirkan dalam proses resevoir, pompa, konsumen dan pada titik adanya kebocoran.. Pengambilan sampel dilakukan secara random karena anggota populasi bersifat homogen atau mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.  Dimana sampel dalam penelitian ini ialah air bersih yang diambil pada titik sampling sebagai berikut :

a.    Proses setelah pengolahan

Proses tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia maupun mikrobiologi. Pada proses ini diambil 2 sampel. Yaitu sampel 1 pada bak air bersih 1 dan sampel 2 pada bak air bersih 2.

b.    Reservoar

Pengambilan sampel air bersih pada reservoar diambil pada 1 titik penampungaan air bersih.

c.    Konsumen

Air  yang dipakai pada konsumen berasal dari 1 sumber dan 1 reservoar  yang kemudian didistribusikan dan pengambilan sampel di lakukan pada 2 titik  pengambilan, yaitu :

1)   Satu sampel pada  Toilet Yonif  9 Marinir Kabupaten Pesawaran  Lampung.

2)   Satu sampel pada Masyarakat Sekitar Yonif 9 Marinir Kabupaten Pesawaran Lampung.

D. Metode Pengumpulan Data

1.    Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui ;

a.    Pengamatan (observasi) terhadap tempat pengolahan air  bersih berupa Water Treatment Plan (WTP), dan pendistribusi air bersih ke konsumen.

b.    Wawancara (interview) kepada petugas yang bertanggung jawab di tempat pengolahan air bersih.

Pemeriksaan kualitas mikrobiologi air bersih di laboratoarium dimana sampel pertama air bersih didapatkan dari hasil pengolahan air bersih yang bersumber dari Sungai Sabu, sampel air bersih kedua diambil dari reservoar, dan sampel air bersih ketiga diambil dari konsumen pada sistem penyediaan air bersih di  Yonif  9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

2.         Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak Yonif  9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung berupa gambaran umum dan skema sistem pengolahan air bersih di Yonif 9 Marinir Lampung.

E. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Menyunting Data (Editing)

     Proses pengecekan isisan kuesioner, apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas dan relevan.

b. Memberi Kode Data (Coding)

     Kegiatan untuk merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan.

 

c. Tabulasi (Tabulating)

     Data-data yang diperoleh akan dikelompokan dalam bentuk tabel dan diuraikan dalam bentuk narasi.

2.  Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan pemeriksaan laboratorium terkait gambaran kualitas mikrobiologi air bersih di  Yonif  9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung kemudian dianalisis dengan membandingkan antara hasil pemeriksaan kualitas mikrobiologi air bersih di  Yonif  9 Marinir Batu Menyan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

A.    Hasil Penelitian

1.     Gambaran Wilayah Umum Yonif  9 Marinir Lampung

  Markas Batalyon Infantri 9 Marinir yang biasa dikenal dengan sebutan Yonif 9 Marinir lampung merupakan sebuah pasukan Marinir Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) yang merupakan bagian dari Brigade Infanteri 3/Marinir. Pembentukan Yonif-9 Mar ini seiring dengan kebijakan pimpinan TNI AL yang tertuang dalam Postur TNI AL yang besar, kuat dan profesional. Oleh karena itu Korps Marinir TNI AL sendiri terus melakukan perubahan dan pengembangan baik struktur organisasi, personil, material dan kesatrian sejak dicanangkannya Blue Print TNI AL 2013. Pembentukan Yonif-9 Mar merupakan tonggak sejarah sekaligus momentum penting dari perjalanan Korps Marinir karena sebelumnya kesatuan Korps Marinir hanya terpusat di Jakarta dan Surabaya. Sehingga dengan berdirinya kesatrian Marinir di Lampung ini diharapkan mampu mengcover Pulau Sumatera dan sekitarnya, Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran, Lampung.  Jarak  tempuh  menuju Yonif 9 Marinir Lampung yang berlokasi di Kabupaten Pesawaran Kecamatan Batu Menyan ini dari Ibukota Bandar Lampung berjarak 3 km atau memakan waktu 2 jam perjalanan.  Pembagian tugas yang dijalankan oleh personel Yonif 9 Marinir Lampung terbagi atas 8 orang Perwira, 60 orang Bintara, 82 orang Tamtama, dengan masing-masing memiliki bagian tersendiri , dan 75 orang Bujangan berpenghuni barak yang semua berjumlah 225 orang.

Tugas utama Yonif 9 Marinir Lampung yaitu sebagai pasukan pendarat, pasukan yang menyerang dari laut ke darat dengan dibekali beberapa pelatihan militer lintas matra untu menunjang penugaan khusus seperti :

a.    Menyelenggarakan dukungan logistik & administrasi unsur TNI Angkatan Laut.

b.    Pembinaan teritorial matra laut.

c.    Pembinaan potensi maritim menjadi kekuatan pertahanan keamanan negara di laut.

d.   Operasi keamanan di laut.

Sarana yang berada di Yonif 9 Marinir Lampung meliputi fasilitas dapur  umum ,fasilitas barak untuk para anggota bujangan di Yonif 9 Marinir Lampung, fasilitas kantor Yonif 9 Marinir Lampung, fasilitas  gedung  olahraga  untuk  para personel Yonif 9 Marini Lampung, fasilitas dermaga, fasilitas angkutan dan fasilitas puslapur untuk semua personel Yonif 9 Marinir Lampung.

Sarana kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari nya oleh seluruh prajurit TNI di Yonif 9 Marinir Lampung seperti Pengamanan Pos Penjagaan, Aktifitas perkantoran, Angkutan kendaraan, latihan tembak di puslatpur, Fasilitas barak berupa tempat tidur,kasur, dapur, ac dan ada juga ruang kreasi yang berisi tv, vcd, tempat karoke yang untuk dipergunakan prajurit bujangan. Adapun kegiatan tambahan lainnya yaitu Lari, Berenang, Berdayung, Sepak Bola, Golf, dan Berkuda.

 

           


2.    Sistem Pengolahan Air Bersih di Yonif  9 Marinir Lampung

Tangki bahan kimia

Ta-was

ka -porit

 

                                                                                                    

Tanki filtrasi

                                                                                                                                                                                         

Katup penutup / pembuka

 


                                                                                                                                                      Pompa

                                                              Pompa                                         

Katup penguras

Bak sedimentasi

                                                                                                                    mixer  ......  ......

Sumber air

Sungai Batu Menyan

                                                                                                                                   

                                                                                                        Tangki bahan kimia

Ka-porit

Ta -was

 

Bak penampung

Air bersih 1

Bak

pengendap 2

                                                                                                                                                                                           

Tanki filtrasi

                                                                                                                                                                                                          

                                                                                                                                                                                                                                                        

Pompa

Bak

pengendap 1

                                           

Bak penampung

Air bersih 2

mixer

                                                                                                                                        

Gambar 4.1  Skema Sistem Pengolahan Air Bersih

 

Katup penutup / pembuka

Bak sedimentasi

Katup penguras

                                                                                                                                   


Berdasarkan pengamatan gambar diatas pada sistem pengolahan air bersih yang diterapkan di Yonif 9 Marinir Lampung adalah  sistem pengolahan air secara tetutup, yaitu menggunakan 2 bak penampung tertutup, 2 tangki sedimentasi, 3 tangki filtrasi, dan sistem distribusi menggunakan sistem perpipaan. Pengolahan air bersih yang ada di Yonif 9 Marinir Lampung dimulai dari proses penampungan pada bak 1, bak 2, tahap pengendapan tangki 1, tahap pengendap tangki 2, dan tahap fitrasi pada tangki 1, tangki 2,tangki 3.

Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih            di Yonif 9 Marinir Lampung adalah air Sungai Batu Menyan. Air Sungai  tersebut dipompa kemudian masuk pada bak penampung  yang mempunyai kapasitas menampung air sungai sebanyak 10.000 liter. Proses pengolahan dibutuhkan kapasitas 2400 liter yang dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari  jam 06.00 – 09.00 wib dan pada waktu sore hari jam 15.00 – 18.00 wib.

Air baku yang berasal dari sumber dipompa menuju bak pengendapan 1 dan kemudian di endapkan selama 10 – 12 jam, setelah diendapkan dipompa ke bak penampung 2. Setelah air berada bak penampung 2 kemudian dipompa menuju ke bak sedimentasi, pada jalur air baku menuju bak sedimentasi terdapat    2 tangki yang berisi bahan kimia yaitu 1 tangki berisi kaporit dan 1 tangki berisi tawas yang sudah dicampur dengan air bersih agar bahan kimia tersebut cair dan dapat mengalir bersaamaan menuju bak sedimentasi. Pada bak sedimentasi terjadi pengendapan lalu air meluap dan tertampung kemudian air yang meluap tersebut dipompa ke tahap filtrasi yang menggunakan 3 tangki filter melalui tangki fiter 1, tangki filter 2 dan tangki filter 3 dengan menggunakan pasir silika dan kemudian dialirkan ke bak penampung air bersih lalu dipompa menuju reservoir. Untuk periode pengurasan masing – masing bak sudah dilakukan secara rutin.

3.    Gambaran pengolahan Air Bersih di Yonif  9 Marinir Lampung

Air yang diolah pada Water Treatment Plan (WTP) Yonif 9 Marinir berasal dari air permukaan yaitu menggunakan air Sungai Batu Menyan. Air sungai tersebut kemudian di bendung agar dapat menampung air sungai yang mencukupi agar dapat dipompa ke WTP Yonif 9 Marinir. Air sungai yang telah dipompa kemudian masuk pada bak penampung untuk didiamkan selama 10 – 12 jam untuk diendapkan. Pada proses pengolahan perbandingan kaporit 4 sendok makan penuh untuk 1200 liter air baku dan tawas 1 sendok makan untuk 1200 yang di proses selama 4 jam dan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari jam 06.00 – 09.00 wib dan pada waktu sore hari jam 15.00 – 18.00 wib, lalu kemudian melalui proses penjernihan, yaitu :

a.    Ada dua unit WTP 1 dan WTP 2 yang bisa beroprasi secara bersamaan dan juga beroprasi satu unit saja.

b.    Untuk mengoprasikan WTP 1.

c.    Buka katup air baku yang akan mengalir ke bak sedimentasi bersamaan dengan katup tangki bahan kimia.

d.   Hidupkan dosing (alat pengaduk bahan kimia dengan air bersih) kemudian hidupkan pompa transver menuju bak pengendap.

e.    Setelah air meluap melalui overflow buka katup pompa filter dari bak sedimentasi menuju tangki filter pasir.

f.     kemudian atur kapasitas dengan mengatur katup pompa filter.

g.    lalu air yang di pompa masuk ke tangki filter pasir trhee way valve pada posisi operasi atau ada posisi mesin menyala.

h.    kemudian air yang sudah terolah dipompa masuk ke tangki air bersih yang kemudian dapat dialirkan ke reservoar.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan diketahui bahwa WTP di Yonif 9 Marinir Lampung memiliki petugas khusus untuk mengontrol unit pengolahan dan bergantian setiap harinya, untuk jenis koagulan yang digunakan pada unit pengolahan yaitu menggunakan tawas dengan perbandingan 4 sendok makan penuh untuk 1200 liter dengan PPM 50 dan tawas dengan perbandingan 1 sendok makan penuh untuk 1200 liter air baku dengan PPM 12,5. Pada pembubuhan koagulan dilakukan 2 kali, yaitu pada pagi dan sore hari kemudian bahan koagulan juga disimpan di gudang dan mempunyai bahan persediaan koagulan. Pada unit pengolahan dilakukan pengurasan periodik pada bak penampung dan bak air baku dilakukan 1 bulan 1 kali dan pada tangki air bersih dilakukan pengurasan dalam 1 minggu 1 kali.

Jenis media saring yang digunakan pada WTP Yonif 9 Marinir Lampung   yaitu pasir silika sebagai media penyaring yang selalu dibersihkan dengan metode backwash setelah media penyaring digunakan selama 30 jam. Pada reservoar dilakukan pengurasan secara periodik yaitu setiap satu minggu sekali.

 

 

 

 

 

4.    Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Air Bersih di Yonif 9 Marinir Lampung

Berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi air bersih di Laborat orium Alam Lestari, didapatkan hasil sebagai berikut:

 

Tabel 4.1

Hasil pemeriksaan kualitas mikrobiologi air bersih

 

NO

Kode Sampel

E.Coli

Coliform

5 ml

1 ml

0,1 ml

MPN

5 ml

1 ml

0,1 ml

MPN

1.

Bak I

0

0

0

0

3

1

1

16

2.

Bak II

0

0

0

0

2

1

1

10

3.

Reservoar

0

0

0

0

3

0

0

9

4.

Penduduk

1

1

1

7

5

1

0

265

5.

Toilet

0

0

0

0

5

0

1

84

Keterangan tabel mengikuti formula Thomas Tabel MPN 511

Sumber: Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Air Bersih di Lab. Alam Lestari, 2020

Berdasarkan hasil pemeriksaan peneliti dapat dilihat bahwa kualitas mikrobiologi air bersih berdasarkan standar maksimum Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 pada  sistem perpipaan adalah 50 MPN/100 ml Coliform dan 0 MPN/100 ml E.Coli. Pada bak air bersih 1 telah memenuhi persyaratan yaitu 16 MPN/100 ml Coliform dan 0 MPN/100 ml E.Coli , untuk bak air bersih 2 telah  memenuhi persyaratan yaitu 10 MPN/100 ml Coliform dan 0 MPN/100 ml E.Coli, untuk reservoar telah memenuhi persyaratan yaitu 9 MPN/100 ml Coliform dan 0 MPN/100 ml E.Coli, untuk penduduk tidak memenuhi persyaratan yaitu 265 MPN/100 ml Coliform dan 7 MPN/100 ml E.Coli, untuk toilet Angkutan Kendaraan Yonif 9 Marinir Lampung tidak memenuhi persyaratan yaitu 84 MPN/100ml Coliform dan 0 MPN/100 ml E.Coli.

5.    Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Mikrobiologi Air Bersih.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap faktor yang dapat mempengaruhi kualitas mikrobilogi air bersih pada instalasi pengolahan air bersih di               WTP Yonif 9 Marinir Lampung yaitu jalur aliran perpipaan untuk penduduk itu melewati selokan, kebocoran pada pipa, kegiatan manusia seperti pada saat penyedotan air langsung ke bak penampungan air bersih tanpa melalui katup pembuka/penutup bak penampungan air bersih, kemudian dari proses alam seperti dedaunan yang tertiup angin atau benda asing yang masuk melalui celah pada penutup bak penampung air bersih.

B.  Pembahasan Penelitian

1.    Sistem Pengolahan Air Bersih di Yonif  9 Marinir Lampung

Sistem pengolahan air bersih yang diterapkan di Yonif 9 Marinir  Lampung adalah sistem pengolahan air secara terutup, yaitu menggunakan 2 bak penampung tertutup, 2 tangki sedimentasi, 3 tangki filtrasi, dan sistem distribusi menggunakan sistem perpipaan. Pengolahan air bersih yang ada di Yonif 9 Marinir Lampung dimulai dari  proses penampungan pada bak 1, bak 2, tahap pengendapan tangki 1, tahap pengendap tangki 2, dan tahap fitrasi pada tangki 1, tangki 2, tangki 3.

Air baku yang sudah dibendung kemudian ditampung pada                     bak penampung 1 kemudian didiamkan selama 12 jam, lalu masuk pada             bak panampung 2 kemudian dipompa menuju bak sedimentasi. Saat menuju       bak sedimentasi, terdapat 2 tangki berisi bahan kimia yaitu 1 tangki untuk kaporit dan 1 tangki untuk bahan kimia tawas yang sudah dilarutkan menggunakan air bersih. Air baku yang menuju pada tangki sedimentasi mengalir bersamaan dengan bahan kimia yang sudah larut menuju  tangki sedimentasi, setelah melewati tahap sedimentasi kemudian dialirkan menuju tangki filtrasi dengan penyaring menggunakan pasir silika, setelah melewati proses filtrasi lalu dipompa menuju 2 bak penampung air bersih. Pada bak penampung air bersih 1 penutup pada bak masih terdapat rongga yang memungkinkan dapat masuknya benda benda asing yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas mikrobiologi pada air bersih. Seharusnya pada bak penampung air bersih harus tertutup rapat sehingga untuk tidak ada kemungkinan masuknya benda asing yag dapat mempengaruhi kualitas air bersih.

2.    Gambaran Pengolahan Air Bersih di Yonif  9 Marinir Lampung

Menurut teori Marthea Kencanawati, 2017 dalam penelitian tentang proses pengolahan air bersih pada WTP menghilangkan partikel-partikel padat tersuspensi  dan koloid yang terkandung memiliki tahapan proses pengolahan air bersih.

a.    Tahap Desinfeksi dan Koagulasi.

a. Koagulasi

Koagulasi,  proses  destabilisasi  koloid dengan  penambahan koagulan melalui pengadukan  cepat  hingga  terbentuk mikroflok. Parameter yang mempengaruhi proses koagulasi ialah:

1. Kandungan partikel koloidal dalam air terutama  partikel  yang  berasal  dari tumbuh-tumbuhan.

2. Zat-zat organik dalam air.

3. pH air 

4. Intensitas pengadukan

5. Karakteristik  koagulan,  dosis  dan konsentrasi  pada  unit  proses ini diperlukan pengadukan dengan putaran tinggi  untuk  menyatukan  koagulan secara merata didalam air baku.

 

Pengadukan  dapat  dilakukan  secara hidrolis,  mekanis  maupun  pneumatis.

Secara umum koagulasi berfungsi untuk :

1. Mengurangi  kekeruhan  akibat  adanya partikel  koloid  anorganik   maupun organik.

2. Mengurangi warna akibat oleh partikel koloid di dalam air.

     3. Mengurangi  bakteri-bakteri  patogen, alga dan organisme plankton yang lain.

     4. Mengurangi  rasa  dan  bau  akibat partikel koloid dalam air. Dosis bahan kimia ditentukan pada saat proses awal dan  selanjutnya  diatur  selama

pengoperasian  IPA  merupakan penyesuaian dari hasil jart-test air baku.

 

 

 

 

 

 

b.      Tahap Sedimentasi

              Proses pengendapan  dan  penjernihan. Pengendapan  adalah  pemisahan antara air  dan  floc  yang  telah  terbentuk sebelumnya.  Perpindahan aliran  air antara  daerah  flokulasi dengan  daerah pengendapan

                            Dalam  proses  pengendapan  partikel dianggap berlangsung secara ideal dengan pengertian:

                             1. arus mempunyai kecepatan yang sama diseluruh  bagian  bak  pengendapan, sehingga  partikel  mempunyai  waktu

pengendapan yang sama.

                             2. partikel dianggap merata (homogen).

                             3. sesudah  mencapai  dasar  bak,  partikel tidak bergerak.

 

c.   Tahap Filtrasi

Filtrasi dimaksudkan untuk menyaring zat padat  tersuspensi  yang  tertinggal  dalam air  jernih  (Clarified  water). Penyaringan dilakukanpada tangki vertikal bertekanan yang  berisi  media  penyaring  yang  di tempatkan  di  atas  lantai  penyaring  yang telah  dilengkapi  dengan  susunan  lubang Nozzle.  

  Kombinasi  pencucian  dengan  air  dan udara memberikan keuntungan :

1. Pembersihan  media  penyaring  yang menyeluruh  dan  mengurangi risiko clogging yang terlalu dalam.

2. Waktu  pencucian  yang  singkat  (kira-kira 20 menit). 

3. Tidak  memerlukan  tangki  dan  pompa air pembersih secara khusus. 

 

Debit  air  yang  digunakan  untuk  proses pencucian  filter  disarankan  relatif  kecil dengan tujuan:

1. Pengoprasian yang relatif lebih mudah.

2. Pengoperasian yang relatif lebih aman.

3. Air  pencucian  yang  terbuang  tidak banyak.

4. Air  bersih  yang  diperlukan  untuk pencucian  tidak terlalu banyak.

 

3.    Kualitas Mikrobiologi Air  di Yonif  9 Marinir Lampung

Pada pemeriksaan bak air bersih 1 dengan jumlah Coliform yaitu 16  MPN/100 ml dan jumlah E.Coli 0 MPN/100 ml telah memenuhi persyaratan,  untuk bak air bersih 2 telah memenuhi persyaratan dengan jumlah Coliform 10 MPN/100 ml dan E.Coli 0 MPN/100 ml, untuk pemeriksaan reservoar telah memenuhi persyaratan dengan jumlah coliform 9 MPN/100 ml dan E.Coli 0 MPN/100 ml.

Hasil pada pemeriksaan Toilet Yonif 9 Marinir Lampung tidak memenuhi persyaratan dengan jumlah coliform 84 MPN/100 ml dan E.Coli 0 MPN/100 ml, sedangkan untuk penduduk sekitar sangat tidak memenuhi persyaratan dengan jumlah coliform 265 MPN/100 ml dan E.Coli 7 MPN/100 ml. Dikarenakan alur jaringan perpipaan melewati selokan atau kemungkinan terjadinya perkembang biakan bakteri pada saat mengalirnya air bersih ke Toilet Yonif 9 Marinir Lampung dan penduduk sekitar, sebaiknya dilakukan pengecekan di setiap jalur air bersih yang menuju ke konsumen dan dilakukan pengecekan berkala pada distribusi air bersih yang paling jauh dari reservoar agar dapat terkontrol kualitas mikrobiologinya.

4.    Faktor faktor yang Dapat Mempengaruhi Kualitas Mikrobiologi Air Bersih.

Berdasarkan hasil penelitian, telah dilakukan pengamatan terhadap faktor yang dapat mempengaruhi kualitas mikrobilogi air bersih pada instalasi pengolahan air bersih di WTP Yonif 9 Marinir Lampung diantaranya adalah  jalur aliran perpipaan untuk penduduk itu melewati selokan, kebocoran pada pipa, kegiatan manusia seperti pada saat penyedotan air langsung ke bak penampungan air bersih tanpa melalui katup pembuka/penutup bak penampungan air bersih kemudian dari proses alam seperti dedaunan yang tertiup angin atau benda asing yang masuk melalui celah pada penutup bak penampung air bersih.

Menurut Teori Novi Handayani, 2009 dalam penelitiannya tentang sistem penyediaan air bersih di Desa Karangduwur Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Menjelaskan bahwa faktor yang berpotensi sebagai penyebab tingginya angka kuman coliform antara lain adalah pipa transmisi yang bocor, pipa saluran kerumah yang bocor, bak penampungan yang tidak pernah dicuci.

Tingginya angka coliform dari hasil pemeriksaan laboratorium dimana bakteri tersebut menjadi indikator bakteri patogen yang dapat mencemari air bersih secara mikrobiologi. Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain di dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun sampai ke titik tertentu yang menyebabkan tidak lagi berfungsi sesuai dengan peruntukannya. 

Dari definisi tersebut, dapat dicatat beberapa hal penting terkait dengan pencemaran air, yaitu:

(1)  Kegiatan manusia merupakan penyebab dari pencemaran air.

 (2)  Pencemaran air ditunjukkan oleh menurunnya kualitas air.

(3) Baku mutu dan fungsi peruntukan air menjadi dasar dalam penentuan tingkat pencemaran air. Penentuan tingkat pencemaran air didasarkan pada baku mutu air sesuai dengan peruntukannya.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Dari uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1.         Sistem pengolahan air bersih yang dilakukan di Yonif 9 Marinir Lampung adalah sistem pengolahan tertutup tetapi masih ada celah pada bak penampung air bersih.

2.         Tahapan pengolahan air bersih di Yonif 9 Marinir Lampung sistem pengolahan air secara terutup, yaitu menggunakan 2 bak penampung tertutup, 2 tangki sedimentasi, 3 tangki filtrasi, dan sistem distribusi menggunakan sistem perpipaan dengan keadaan yang baik, namun masih terdapat celah pada bak penampung air bersih.

3.         Kualitas mikrobiologi air bersih di Yonif 9 Marinir Lampung ada yang telah memenuhi syarat memenuhi syarat berdasarkan PERMENKES No 32 Tahun 2017 seperti pada bak air bersih 1, pada bak air bersih 2, dan pada bak air baku resevoar. Sedangkan yang tidak memenuhi syarat PERMENKES No 32 Tahun 2017 yaitu toilet kantor Yonif 9 Marinir Lampung, penduduk sekitar.

 

 

 

 

 

 

B.  Saran

1.         Untuk tetap melakukan pemantauan rutin pada setiap instalasi perpipaan ke setiap konsumen agar tidak terjadi adanya kebocoran.

2.         Untuk menghindari timbulnya penyakit sebaiknya dilakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kualitas mikrobiologi air bersih pada instalasi pengolahan air bersih

3.         Untuk menjaga kualitas mikrobiologi air bersih yang memenuhi syarat kesehatan diperlukan perbaikan dengan penambahan penutup pada celah disetiap sistem pengolahannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer