ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020
LAPORAN TUGAS
AKHIR
ASUHAN
KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT
INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020
SUNARYO
NIM :
1914401176
POLTEKKES
TANJUNGKARANG
JURUSAN
KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI
DIII KEPERAWATAN
TANJUNGKARANG
TAHUN 2020
LAPORAN TUGAS
AKHIR
ASUHAN
KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT
INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020
Laporan Tugas
Akhir Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan pada
Program Diploma III Keperawatan
Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang
SUNARYO
NIM :
1914401176
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020
Jurusan Keperawatan
Laporan Tugas Akhir, Juni 2020
SUNARYO
ASUHAN
KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA
PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG
KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020
xiv + 73 halaman, 8 tabel, 1 lampiran
ABSTRAK
Berdasarkan data WHO (World Healt Organisation) Demam tifoid
merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica
reservoar typhi, umumnya disebut Salmonella typhi (S.typhi). Jumlah kasus demam
thypoid di seluruh
dunia diperkirakan terdapat 21 juta kasus dengan 128.000 sampai 161.000
kematian setiap tahun, kasus terbanyak terdapat di Asia Selatan dan Asia
Tenggara (WHO, 2018).
Tujuan penulisan ini adalah melakukan asuhan keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam
thypoid di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran. Metode
penulisan ini adalah deskriptif dengan fokus asuhan keperawatan. Subjek asuhan
ini adalah pasien thypoid usia dewasa, yang dilakukan pada bulan April 2020.
Metode laporan kasus yang dilakukan dengan pendekatan asuhan keperawatan yang
meliputi, pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi yang dilakukan pada tanggal 23-25 April 2020.
Hasil asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam
thypoid. UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng, didapatkan perkembangan pasien,
selera makan pasien meningkat, mual dan muntah tidak ada, pasien bersedia
menghabiskan 1 porsi makanan
yang disajikan, meskipun pasien masih mengeluh lemas. Berdasarkan hasil asuhan
keperawatan penulis mengharapkan perawat UPTD Rawat Inap Puskesmas Tegineneng
dapat memberikan asuhan keperawatan terutama pada pasien demam thypoid asuhan
keperawatan kebutuhan nutrisi.
Kesimpulan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3
hari, masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh terhadap pasien demam thypoid dapat teratasi.
Saran : bagi Perawat UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng, yaitu pentingnya
memberikan pemahaman kepada keluarga pasien tentang nutrisi yang tepat pada pasien thypoid, mengajarkan
beberapa intervensi yang bisa dilakukan di rumah, agar dapat di aplikasikan
oleh keluarga pasien secara mandiri di rumah.
Kata kunci : Nutrisi, Asuhan Keperawatan
Daftar bacaan :
Tahun 2008 s/d Tahun 2016
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Laporan Tugas Akhir, Juny 2020
SUNARYO
NURSING CARE INTERFERENCE WITH FULL NEEDS OF NUTRITION FROM BODY NEEDS FOR THYPOID FEVER PATIENTS IN UPTD BANGSAL ROOM. CENTRAL HEALTH CARE CENTER TEGINENENG DISTRICT, PESAWARAN DISTRICT, 2020
xiv + 73 pages, 8
tables, 1 attachment
ABSTRAK
Based on WHO data (World Healt Organization) Typhoid fever is an acute infection caused by the bacterium Salmonella enterica reservoir typhi, commonly called Salmonella typhi (S.typhi). The number of typhoid fever cases worldwide is estimated at 21 million cases with 128,000 to 161,000 deaths each year, the most cases being in South and Southeast Asia (WHO, 2018).
The purpose of this paper is to perform nursing care disorders that meet the nutritional needs of less than the body's needs in typhoid fever patients at UPTD Puskesmas Tegineneng Inpatient Pesawaran District. This writing method is descriptive with a focus on nursing care. The subjects of this care are adult typhoid patients, which were conducted in April 2020. The case report method is carried out with a nursing care approach which includes, assessment, nursing diagnoses, interventions, implementation and evaluation conducted on April 23-25, 2020.
The results of nursing care with nursing problems impaired fulfillment of nutritional needs is less than the body's needs in typhoid fever patients. Tegineneng Inpatient Health Center UPTD, obtained patient development, increased patient appetite, nausea and vomiting did not exist, the patient was willing to spend 1 serving of food served, even though the patient still complained of weakness. Based on the results of nursing care, the writer hopes that the UPTD Inpatient nurses at Tegineneng Health Center can provide nursing care, especially for typhoid fever patients, nursing care of nutritional needs.
Conclusion : after doing nursing actions for 3 days, the problem of nutritional needs less than the body's needs of typhoid fever patients can be resolved.
Suggestion : for UPTD Nurses at Tegineneng Inpatient Health Center, namely the importance of providing understanding to the patient's family about proper nutrition to typhoid patients, teaching several interventions that can be done at home, so that it can be applied by the patient's family independently at home.
Keywords : Nutrition, Nursing Care
Reading list :
Tahun 2008 s/d Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Teriring
syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020” tepat pada waktunya, sholawat beserta salam senantiasa tercurah
kepada Rasululloh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan
para sahabatnya. Penulis menyadari pada penulisan dan penyusunan Laporan Tugas
Akhir initidak lepas dari beberapa pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1.
Bapak Warjidin
Aliyanto, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Tanjungkarang.
2.
Bapak Gustop Amatiria, Skp.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang.
3.
Ibu Ns. Musiana,
S.Kp. M.Kes, selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan.
4.
Ibu DR. Anita Bustami, M.Kep. Sp. Mat, selaku Dosen pembimbing utama Materi Laporan Tugas Akhir yang
telah memberikan bimbingan, pemikiran, waktu dan saran hingga terselesaikan
lampiran tugas akhir ini.
5.
Ibu Ns. Sunarsih, S.Kep.MM, selaku Ketua
Penguji Sidang Laporan Tugas Akhir D III Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang.
6.
Ibu Purwati, S.Pd.
MAP, selaku Dosen Pembimbing pendamping Materi Laporan Tugas Akhir yang telah
memberikan bimbingan, pemikiran, waktu dan saran hingga terselesaikan lampiran
tugas akhir ini.
7.
Istri tercinta
Fatlis Setyo Hernoningsih yang selalu mensuport dan mendo’akan.
8.
Anak-anak
tersayang Sang Aji Cahyo Hermawanto, S.Kep, Yolanda Utami Tarriesy, S.S.T, Anggra Dwi
Cahyo Putra, S.Farm, Bagus Danang Try Cahyo, Anugerah Cahyo Wahyu Agung dan Esa
Mulia Kirana Putri Cahyo yang selalu memberikan Do’a, kasih sayang, serta
dukungan dan semangat kepada penulis.
9.
Pihak-pihak
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah berkontribusi dalam
penyusunan penulisan laporan Tugas Akhir ini.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari bahwa
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca semua, khususnya bagi para Mahasiswa Keperawatan Poltekes
Komenkes Tanjungkarang. Ammiinn.
Bandar Lampung, April
2020
Penulis
SUNARYO
BIODATA
PENULIS
Nama : SUNARYO
NIM : 1914401176
Tempat/Tanggal
Lahir : Tanjungkarang, 21 Juni 1971
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status
Mahasiswa : Tugas
Belajar
Alamat :
Dusun Tempulingan Desa Sukamandi
Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran
Riwayat
Pendidikan :
1.
SD : SD Cisaat
Natar (Tahun 1978 – 1983)
2.
SMP : SMPN 1 Natar
(Tahun 1983 – 1987)
3.
SPK : SPK. Dep-Kes
Metro (Tahun 1987 – 1990)
4.
D III :
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
(Tahun 2019/2020)
LEMBAR
PERSETUJUAN
Laporan Tugas
Akhir
ASUHAN
KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT
INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020
Penulis
SUNARYO / RPL 1914401176
Telah di
Periksa dan di Setujui Oleh Pembimbing Laporan Tugas Akhir Program Studi
Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Bandar Lampung,
Juni
2020
Pembimbing Utama
DR. ANITA
BUSTAMI, M.Kep. Sp. Mat
NIP. 19690210
199212 2 001
Pembimbing
Pendamping
PURWATI, S.Pd.
MAP
NIP. 19630427
198502 2 001
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan Tugas
Akhir
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN
DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG KABUPATEN
PESAWARAN TAHUN 2020
Penulis
SUNARYO / RPL 1914401176
Diterima dan
disahkan oleh Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Prodi DIII Keperawatan Tanjungkarang
Tahun Akademik 2019/2020
Tim Penguji Ketua Ns.
SUNARSIH, S.Kep. MM NIP. 19680827
198711 2 001 |
|
Anggota I PURWATI,
S.Pd. MAP NIP. 19630427
198502 2 001 |
Anggota II DR.
Anita Bustami, M.Kep. Sp. Mat NIP. 19690210
199212 2 001 |
Ketua Jurusan
Keperawatan Tanjungkarang Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang Gustop
Amatiria, Skp., M.Kes NIP. 19700807
199303 1 002 |
Saya yang
bertanda tangan dibawah ini :
Nama : SUNARYO
NIM : RPL 1914401176
Jurusan : D III Keperawatan Tanjungkarang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Tugas Akhir saya yang berjudul “Asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam thypoid di ruang bangsal UPTD.
Puskesmas rawat inap tegineneng kabupaten pesawaran tahun 2020” adalah benar-benar merupakan
hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri,
Apabila
dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan tugas akhir ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan tersebut.
Bandar
Lampung, Juni 2020 Pembuat
Pernyataan SUNARYO NIM
: RPL 1914401176 |
|
Mengetahui, |
|
Pembimbing
Utama DR.
Anita Bustami, M.Kep. Sp. Mat NIP. 19690210
199212 2 001 |
Pembimbing
Pendamping PURWATI,
S.Pd. MAP NIP. 19630427
198502 2 001 |
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL LUAR .......................................................................
LEMBAR JUDUL DALAM ................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................ ii
KATA
PENGANTAR ............................................................................ iv
LEMBAR BIODATA ............................................................................. vi
LEMBAR PERSTUJUAN ...................................................................... vii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
TULISAN ........................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................... 3
C. Manfaat .................................................................................. 4
D. Ruang Lingkup ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar ...................................... 5
1. Definisi ........................................................................... 5
B. Konsep Kebutuhan Nutrisi .................................................... 10
1. Definisi Nutrisi ............................................................... 10
2. Jenis-jenis Nutrisi ............................................................ 10
3. Fungsi Nutrisi ................................................................. 12
4. Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi ............................... 13
5. Masalah Nutrisi ............................................................... 14
6. Diit Makanan .................................................................. 17
7. Tanda-tanda Gangguan Nutrisi ...................................... 18
C.
Tinjauan AsuhaN
Keperawatan ............................................. 19
1. Pengkajian keperawatan ................................................. 19
D. Tinjauan Konsep Dasar Penyakit Demam Thypoid ............... 31
1. Definisi Demam Thypoid ............................................... 31
2. Etiologi Demam Thypoid................................................ 31
3. Penyebaran Kuman Thypoid ......................................... 32
4. Patofisiologi Demam Thypoid ........................................ 32
5. Phatway .......................................................................... 34
6. Manifestasi Klinis ........................................................... 35
7. Komplikasi ...................................................................... 36
8. Pemeriksaan Penunjang .................................................. 37
9. Penatalaksanaan .............................................................. 39
A. Fokus Asuhan Keperawatan .................................................. 40
B. Subjek Asuhan ....................................................................... 40
C. Lokasi dan Waktu .................................................................. 40
D. Pengumpulan Data ................................................................. 41
E. Penyajian Data ....................................................................... 43
F. Prinsip Etik ............................................................................ 43
BAB IV HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
A. Hasil
1. Pengkajian ....................................................................... 46
2. Analisa Data ................................................................... 50
3. Masalah Keperawatan ..................................................... 52
4. Rencana Asuhan Keperawatan ....................................... 53
5. Catatan Perkembangan .................................................. 56
B. Pembahasan
1. Pengkajian ....................................................................... 64
2. Masalah Keperawatan ..................................................... 65
3. Rencana Keperawatan .................................................... 66
4. Implementasi ................................................................... 67
5. Evaluasi ........................................................................... 68
6. Jurnal ............................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 70
B. Saran ...................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar Bahan Makanan Untuk Diet TKTP ..................................... 17
Tabel 1.1. Rencana Asuhan Keperawatan Gangguan Nutrisi .......................... 28
Tabel 1.2. Periode Infeksi Demam Tifoid, Gejala dan
Tanda ......................... 36
Tabel 2.1. Analisa Data .................................................................................... 50
Tabel 2.2. Rencana Asuhan Keperawatan ....................................................... 53
Tabel 2.3. Catatan Perkembangan I ................................................................. 56
Tabel 2.4. Catatan Perkembangan II ............................................................... 60
Tabel 2.5. Catatan Perkembangan III .............................................................. 63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Phatway .......................................................................................... 34
Gambar 2. Genogram ........................................................................................ 47
Lampiran 1 Pengajuan Judul Laporan Tugas Akhir
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Bimbingan Laporan Tugas
Akhir
Lampiran 3 Lembar Masukan dan Perbaikan
Lampiran 4 Lembar Penjelasan Sebelum
Prosedur (PSP)
Lampiran 5 Lembar Informed
Consent
Lampiran 6 Lembar Format Asuhan
Keperawatan
Lampiran 7 Lembar Skala Braden Untuk
Prediksi Resiko Luka Tekan
Lampiran 8 Lembar Format Analisis
Data
Lampiran 9 Lembar Daftar Prioritas
Diagnosa Keperawatan
Lampiran 10 Lembar Format Rencana
Tindakan Keperawatan
Lampiran 11 Lembar Format Catatan
Perkembangan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar
manusia merupakan kebutuhan yang harus diperlukan untuk meningkatkan derajat
kebutuhan manusia. Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan
dasar yang dikenal dengan “Hierarki Maslow” lima kebutuhan dasar Maslow disusun
berdasarkan yang paling penting hingga yang tidak terlalu penting, adapun
kebutuhan yang dimaksud meliputi : kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan dan
keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan
aktualisasi diri (Andarmoyo, 2012).
Kebutuhan
fisiologi, salah satunya kebutuhan nutrisi. Nutrisi merupakan proses pemasukan
dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan
dalam aktivitas tubuh. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi terdapat sistem tubuh
yang berperan adalah sistem pencernaan yang terdiri dari saluran perncernaan
dan organ aksesoris. Salah satu saluran pencernaan yang penting dalam proses
penyerapan sari makanan adalah intestinal (usus). Pasien dengan demam thypoid
dapat menyebabkan Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan memudahkan timbulnya
komplikasi (Hidayat, 2008).
Salah satu
penyakit demam thypoid menimbulkan gangguan kebutuhan nutrisi karena terjadi
peradangan pada usus halus dan penyerapan sari makanan terganggu. Demam thypoid
banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita, baik di perkotaan maupun
dipedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang
kurang, hygiene pribadi serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk
hidup sehat (Purba, 2016).
Berdasarkan
data WHO (World Healt Organisation) Demam tifoid merupakan infeksi akut
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica reservoar typhi, umumnya disebut
Salmonella typhi (S.typhi). Jumlah kasus demam tifoid
di seluruh dunia diperkirakan terdapat
21 juta kasus dengan
128.000 sampai 161.000 kematian setiap tahun,
kasus terbanyak terdapat
di Asia Selatan dan Asia Tenggara (WHO, 2018). Sementara penyakit thypoid di provinsi Lampung pada
tahun 2019 berada diurutan ke 2 setelah penyakit diare.
Pada tahun 2015
kasus Demam thypoid pada pasien. Puskesmas Rawat Jalan di Kabupaten Pesawaran
yaitu sebesar 4.227, merupakan kejadian paling banyak dibandingkan dua tahun
terakhir yakni pada tahun 2017 sebanyak 2.285 kasus dan tahun 2018 sebanyak
3.379. (Dinas Kesehatan Pesawaran, 2018).
Sedangkan kasus
Demam Thypoid di Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kecamatan Tegineneng periode 1 Januari 2019 sampai
dengan 31 Desember 2019 sejumlah 67 kasus, masuk sepuluh besar dalam tindakan
medis. Komplikasi demam Thypoid yaitu kemungkinan pada usus halus
antara lain, perdarahan usus, masalah keperawatan pada pasien demam Thypoid
antara lain tidak nafsu makan, mual, muntah, kembung, diare, konstipasi.
Berdasarkan
uraian dan keterangan diatas penulis tertarik mengambil kasus dengan pasien
demam thypoid untuk lebih memahami bagaimana proses keperawatan yang dilakukan
kepada pasien dengan demam thypoid, sehingga penulis mengambil judul kasus
“Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk melakukan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam thypoid di
ruang bangsal UPTD puskesmas rawat inap tegineneng kabupaten pesawaran tahun
2020.
2. Tujuan Khusus
Tujuan melaksanakan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam thypoid di
ruang bangsal UPTD puskesmas rawat inap tegineneng kabupaten pesawaran tahun
2020, yang terdiri dari :
a. Melakukan Pengkajian keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan
thypoid di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten
Pesawaran.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan
thypoid di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten
Pesawaran.
c. Membuat rencana asuhan keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan
thypoid di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten
Pesawaran.
d. Melakukan tindakan keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan
thypoid di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten
Pesawaran.
e. Melakukan evaluasi keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan
thypoid di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten
Pesawaran.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Asuhan Keperawatan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan
berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan yang telah ada tentang demam
thypoid sehingga dapat mencegah angka kesakitan dan kematian.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa dapat mengetahui kajian asuhan keperawatan
gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan masalah demam
thypoid dan dapat menambah ilmu pengetahuan serta menjadi pengalaman yang
berharga.
b. Asuhan Keperawatan Laporan Tugas Akhir ini
nantinya dapat dijadikan masukan dalam proses pembelajaran serta dijadikan
bahan bacaan di Poltekkes Tanjungkarang.
c. Asuhan Keperawatan Laporan Tugas Akhir ini
nantinya dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan bahan masukan serta
pertimbangan dalam proses asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan dengan masalah demam thypoid.
D. Ruang Lingkup
Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh penulis adalah asuhan keperawatan
pada pasien thypoid dengan gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh. Penulisan asuhan keperawatan meliputi pengkajian sampai dengan evaluasi
keperawatan pasien thypoid Di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap
Tegineneng Kabupaten Pesawaran yang dilakukan pada 23-25 April 2020.
BAB II
A. Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar
Dasar kebutuhan manusia adalah terpenuhi
tingkat kepuasan agar manusia dapat mempertahankan hidupnya, peran perawat yang
pertama adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia dan tercapainya suatu kepuasan
bagi diri sendiri serta Pasiennya, meskipun dalam kenyataannya dapat memenuhi
salah satu dari kebutuhan membawa dampak terhadap perubahan system dalam
individu (biologis, intelektual, emosional, sosial, spiritual,ekonomi,
lingkungan, patologi dan psikopatologi).
Hal ini menggambarkan suatu bagian di mana
penerapan proses keperawatan selalu difokuskan pada kebutuhan individu yang
unik dan sebagai suatu bagian integral dari keluarga dan masyarakat.
Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi tanggungjawab perawat untuk
membantu memenuhi kebutuhan dasar Pasien. Peran tersebut dapat dilaksanakan
secara optimal melalui pendekatan proses keperawatan.
Berikut adalah 3 teori hierarki menurut Rina
Dwiarti :
1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Maslow’s
Need Hierarchy Theory atau A Theory of Human Motivation,
dikemukakan oleh Abraham Maslow tahun 1943 menyatakan bahwa kebutuhan
dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu meliputi kebutuhan biologis
dan psikologis berupa materiil
dan non materiil. (Hasibuan, H. Malayu S.P., 2007: 104). Dalam teori kebutuhan
Maslow, ketika kebutuhan dasar sudah terpenuhi maka kebutuhan berikutnya menjadi dominan.
Dari sudut motivasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan
yang benar-benar dipenuhi,
sebuah kebutuhan yang
pada dasarnya telah dipenuhi tidak lagi memotivasi.
(Robbins dan Timoty, 2009: 224).
a. Hierarki kebutuhan manusia menurut
Maslow adalah sebagai berikut
(Sunyoto, Danang, 2013: 2-3): Kebutuhan fisiologis
(phisiological needs) Kebutuhan fisiologis merupakan hierarki kebutuhan manusia
yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup meliputi sandang,
pangan, papan seperti makan,
minum, perumahan, tidur, dan lain sebagainya.
b. Kebutuhan rasa aman (safety needs) Kebutuhan akan
rasa aman ini meliputi keamanan secara fisik
dan psikologis. Keamanan dalam arti fisik mencakup keamanan
di tempat pekerjaan dan
keamanan dari dan
ketempat pekerjaan. Keamanan fisik ini seperti keamanan
dan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja dengan memberikan asuransi
dan penerapan prosedur K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), serta penyediaan transportasi bagi karyawan.
Sedangkan keamanan yang
bersifat psikologis juga
penting mendapat perhatian.
Keamanan dari segi psikologis ini seperti perlakuan
yang manusiawi dan adil, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya,
jaminan akan hari tuanya
pada saat mereka tidak ada lagi, dls. (Siagian,
Sondang P., 2012: 150-151)
c. Kebutuhan sosial (social needs) Meliputi
kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi (hubungan antar pribadi yang ramah dan
akrab), dan interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan
berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi
yang baik, rekreasi bersama.
d.
e. Kebutuhan aktualisasi diri
(self actualization needs) Aktualisasi diri merupakan hierarki kebutuhan dari
Maslow yang paling tinggi. Aktualiasasi diri berkaitan dengan
proses pengembangan akan potensi
yang sesungguhnya dari seseorang.
(Sunyoto, Danang, 2013: 3). Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan
oleh para pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan, memberikan otonomi untuk berkreasi,
memberikan pekerjaan yang
menantang, dan lain sebagainya.
2. Revisi Teori
Maslow
3. Kebaikan dan Kelemahan Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori hierarki kebutuhan
Maslow ini mempunyai kebaikan
dan kelemahan sebagai berikut
(Hasibuan, Malayu, S. P., 2007: 107):
Kebaikannya :
a.
Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak
(materiil dan nonateriil) dan bobotnya bertingkat-tingkat
pula.
b.
Manajer mengetahui seseorang berperilaku/bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
(materiil dan non-materiil) yang akan memberikan kepuasan baginya.
c.
Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya.
Seseorang yang berkedudukan rendah
(sosial ekonominya lemah)
cenderung dimotivasi oleh
materiil, sedang orang yang berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi
oleh nonmateriil.
d.
Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi
yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelemahannya :
a.
Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau hierarki,
tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkannya tercapai sekaligus
dan kebutuhan manusia itu merupakan siklus,
seperti lapar-makan-lapar lagi makan lagi
dan seterusnya.
b.
B. Konsep Kebutuhan Nutrisi
1. Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi terdapat sistem tubuh yang berperan adalah sistem
pencernaan yang terdiri dari saluran pencernaan dan organ aksesoris. Saluran
pencernaan dimulai dari oris, esofagus, gaster, duodenum, jejunum, ileum,
intestinum mayor, sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolom desendens,
kolon sigmoid, rektum, anus, bagian distal dan organ aksesoris terdiri dari
hati, kandung empedu, dan pankreas (Atoilah dan Kusnadi, 2013).
2. Jenis-jenis Nutrisi
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Tubuh mengubah gula
sederhana dan pati kompleks menjadi glukosa sehingga memberi energi lebih
terhadap sel tubuh. Kelebihan kabohidrat akan menaikan berat badan karena
karbohidrat berlebihan disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak. Setiap 1 gram
karbohidrat dapat menghasilkan energi sebanyak 4 kilo kalori. Kekurangan
karbohidrat akan menyebabkan badan lemah, kurus, semangat kerja/sekolah
menurun, dan daya tahan tubuh terhadap penyakit berkurang.
b. Protein
c. Lemak
Sumber lemak dapat berasal dari hewan disebut lemak hewani, misalnya lemak
daging, susu, mentega, ikan basar, telur dan minyak ikan. Sumber lemak yang
berasal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya adalah kelapa, kemiri,
kacang-kacangan dan alpukat. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan
pelarut vitamin A, D, E, dan K. Lama disimpan dalam jaringan bawah kulit.
Setiap 1 gram lemak dapat menghasilkan energi sekitar 9 kilo kalori. Lemak
merupakan sumber energi yang di padatkan oleh lemak dan minyak terdiri atas
gabungan yang diserap oleh asam lemak. Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan
energi total. Fungsi lemak antara lain sebagai berikut :
1) Sebagai sumber energi yang dipadatkan dengan
memberikan 9 kalori per jam
2) Ikut serta membangun jaringan tubuh
3) Perlindungan
4) Penyekatan isolasi, lemak akan mencegah
kehilangan panas dari tubuh
5) Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu
pengosongan lambung dan mencegah timbuk rasa lapar kembali segera setelah makan
d. Vitamin
e. Mineral dan Air
Garam mineral dibutuhkan sendiri maupun kelompok. Masing-masing mempunyai
peranan tertentu dalam tubuh sebagai contoh kalsium, sumbernya berasal dari
susu, daging, sayur-sayuran berfungsi pembentukkan darah, kontraksi otot,
pembentukkan tulang, gigi dan sebagainya.
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagai nezim dan
sangat penting dalam sistem pengendalian tubuh, mineral merupakan konstituen
esensial pada jaringan lunak, cairan mensintesis sehingga harus di sediakan
oleh makanan.
3. Fungsi Nutrisi
Menurut Jauhari dan Nasution (2012) fungsi nutrisi bagi tubuh adalah :
tubuh kita terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh karena itu
memerlukan masukan makanan untuk memperoleh zat-zat yang diperlukan oleh tubuh,
zat-zat tersebut yang berfungsi membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
memperoleh tenaga, mengatur pekerjaan didalam tubuh, dan melindungi tubuh
terhadap penyakit. Dengan demikian fungsi utama nutrisi adalah memberikan
energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh
serta mengatur berbagai proses kimiawi tubuh.
Untuk pertumbuhan tubuh diperlukan zat yang disebut protein mineral dan
juga air. Tenaga yang diperlukan untuk bekerja dan menjalankan aktivitas
didalam tubuh yaitu pencernaan makanan, pernapasan dan peredaran darah
diperoleh dari zat hidrat arang, lemak, protein. Protein digunakan untuk
menghasilkan tenaga terutama bila jumlah hidrat arang dan lemak sudah cukup.
Zat-zat yang berfungsi memelihara mengatur kerja didalam tubuh dan melindungi
diri kita terhadap serangan penyakit adalah mineral dan vitamin.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi
Menurut Jauhari dan Nasution (2012) faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi seseorang dan status gizi adalah :
a. Usia dan tahapan perkembangan
Periode waktu dalam hidup seseorang ketika bertumbuh begitu cepat dan
membutuhkan tingkat energi yang dikeluarkan lebih tinggi dan asupan nutrien
lebih tinggi. Dua masa tersebut adalah pada permulaan kehidupan dan selama masa
remaja ketika ada dorongan pertumbuhan kemampuan baik untuk memenuhi kebutuhan
energi menjadi berlipat karena faktanya ia mempunyai saluran pencernaan belum
sempurna. Dengan demikian, bentuk makanan yang digunakan, untuk memenuhi
kebutuhan bayi harus diindifikasi untuk menyesuaikan level fungsional saluran
pencernaan. Selama masa remaja, tantangannya untuk memastikan bahwa nutri yang
tepatlah yang dikonsumsi. Remaja sangat aktif dn senang bepergian. Mereka
mempunyai tingkat kemandirian lebih tinggi dan lebih senang memilih makanan cepat
saji yang tinggi kalori dan lemak yang mudah dimakan dijalan.
b. Gaya hidup dan budaya
1. Kedua orang tua yang bekerja di luar rumah
dapat mempengaruhi tipe makanan yang dimakan (misalnya makanan cepat saji,
makanan kotak, menu seimbang termasuk pemilihan masing-masing kelompok makanan)
2. Pendapatan (makan di restoran kemampuan untuk
membeli beragam makanan)
3. Kapan dan dimana makanan di makan (misal
dimeja makan, dalam keluarga, sendiri, di depan tv, pada waktu akan berbeda,
makan sepanjang hari)
4. Keyakinan (misal keyakinan agama, keyakinan
bahwa makanan apa saja akan membuat sehat, tidak toleransi terhadap “makanan
sampah” menggunakan makanan sebagai penghargaan, apa dan bagaimana pria vs wanita harus makan
(makan benda non makanan)
5. Tingkat aktivitas (mempengaruhi jumlah kalori
yang dibutuhkan)
6. Konsumsi obat alkohol dan obat terlarang
5. Masalah Nutrisi
Menurut Wahyudi dan Wahid (2016) masalah yang muncul pada kebutuhan nutrisi
yaitu :
a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang
dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan
berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
1) Berat badan 10-20% dibawah normal
2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit trisep lengan kurang dari 60%
4) Adanya nyeri tekan pada otot
5)
6) Adanya penurunan tranferin
Kemungkinan penyebab
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan
dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi kanker
2) Disvagia karena adanya kelainan pernafasan
3) Penurunan absorbnutrisi akibat penyakit CROHN
atau intoleransi laktosa
4) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.
Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2) Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 16 mm pada
pria dan 25 mm pada wanita
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas
menurun ataupun monoton
Adanya penyebab kemungkinan :
1) Tanda perubahan pola makanan
2) Penurunan fungsi pengecap dan pencium
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan yang mencapai berat badan lebih dari
20% bb normal. Status nutrisinya adalah melebihi asupan kalori dan penurunan
dalam penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau bisa dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup
atau asupan kekurangan dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan
penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
e. Diabetes militus
Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi di tandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
maslah pemenuhan berbagai nutrisi, seperti adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung coroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering digunakan
oleh adanya peningkatan darah dan perokok. Saat ini penyakit jantung koroner di
alami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan
lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisin yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
i.
Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
perpanjangan di tandai dengan kontisipasi, pembengkakkan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, alergi, dan kelebihan energi.
6. TKTP
Sumber :(Sumber : Penuntun Diet. Almasier Sunita. 2015)
Menurut Ngastiah (2005) diit makanan yang dianjurkan pada masalah thypoid
yaitu :
Makanan yang dianjurkan antara lain :
1. Sumber karbohidrat : beras di bubur/tim, roti
bakar, kentang rebus, tepung-tepungan di bubur atau dibuat puding.
2. Sumber protein hewani : daging empuk, ayam,
hati, ikan direbus, di tim, di ceplok air, di dadar, di campur dalam makanan
dan minuman, susu maksimal dua gelas sehari.
3. Sumber protein nabati : tahu, tempe di tim, di
rebus, di tumis, susu kedelai.
4. Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang
seperti kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel di
rebus, di kukus, di tumis.
5. Buah-buahan : semua sari buah, buah segar dan
matang (tanpa kulit dan biji dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya,
pisang, jeruk, alpukat).
6. Lemak nabati : margarin mentega, dan minyak
dalam jumlah terbatas untuk menumis, mengoles dan setup.
7. Minuman : teh encer, sirup.
8. Bumbu : garam, vetsin, gula, salam, laos,
kunyit dalam jumlah terbatas.
7. Tanda-tanda Gangguan Nutrisi
Menurut Jauhari dan Nasution (2012) tanda-tanda gangguan gizi pada masalah
Thypoid yaitu :
a) Berat badan (berat bdan kurang, signifikan)
b) Keluhan kelelahan atau kelemahan
c) Tampilan lemah dan lesu
d) Konstipasi atau diare
e) Kulit rentang atau penyembuhan terlambat
f) Konjungtiva pucat
g)
h) Kuku rapuh atau perubahan bentuk kuku
i)
Kerusakan gigi dan sakit gusi
j)
Penyimpangan skeletal (kaki bengkak, kaki melengkung, fraktur)
k) Status gangguan mental (lekas marah, lesu,
bingung)
l)
Taki kardi (detak jantung tidak teratur)
m) Tekanan darah tinggi atau rendah
C. Tinjauan Asuhan Keperawatan Pada Paien Dengan
Gangguan Pemulihan Kebutuhan Nutrisi
1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas pasien
Umur : demam thypoid sering ditemukan pada usia di atas 1 tahun
jenis kelamin :
jenis kelamin tidak mempengaruhi penyakit
demam thypoid
pekerjaan
: pekerjaan serta suku bangsa perlu dikaji untuk mengetahui adanya
pemaparan penyakit
b. Keluhan utama
Keluhan utama demam thypoid adalah panas atau demam yang tidak turun-turun,
nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan
kesadaran
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Penyakit dahulu
Kaji tentang penyakit yang pernah dialami oleh Pasien, baik yang ada
hubungannya dengan saluran cerna atau tidak. Kemudian kaji tentang obat-obatan
yang biasa di konsumsi oleh Pasien, dan juga kaji mengenai riwayat alergi pada
Pasien, apakan alergi terhadap obat-obatan atau makanan.
2) Riwayat Penyakit sekarang
Kaji mengenai keluhan yang dirasakan oleh Pasien, misalnya nyeri pada
epigastrium, mual, muntah, peningkatan suhu tubuh, sakit kepala atau pusing,
letih atau lesu.
Yang menggunakan PQRST : P =
Provokatif / Paliatif, Q = Qualitas / Quantitas, R = Region / Radiasi, S = Skala Seviritas, T = Timing.
3) Riwayat Penyakit keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
atau penyakit gastrointestinal lainnya.
d. Pengkajian sistem
1) Pola nutrisi dan metabolisme
Pada pasien demam thypoid akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual
dan muntah saat makan sehingga makanan hanya sedikit bahkan tidak makan sama
sekali.
Pemeriksaan fisik Pasien dengan gangguan oemenuhan nutrisi dilakukan dengan
cara :
a) Inspeksi
1) Penampilan umum : lesu, apatis
2) Rambut : rambut berserabut, kusam, kusut,
kering, tipis, dan kasar, helai rambut mulai lepas
3) Bibir : penampilan kering, bersisik, bengkk,
kemerahan
4) Mata : membran mata pucat, konjungtiva pucat
5) Gusi : gusi bengkak, mudah berdarah, margin
kemerahan
6) Leher : pembesaran tiroid
7) Kulit : membran mukosa lembut, bengkak
b) Palapasi
c) Auskultasi
1) Fungsi kordiovaskuler : laju denyut cepat,
irama tidak normal, tekanan darah meningkat
2) Fungsi gastrointestinal : anoreksia, diare,
pembesaran hati atau limfa
2) Pola Eliminasi
Pada pasien dengan demam thypoid dapat mengalami konstipasi oleh karena
tirah baring lama. Sedangkan eliminasi urin tidak mengalami gangguan, hanya
warna urin menjadi kuning kecoklatan.
Pasien dengan demam thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat
keringat mudah keluar dan merasa haus sehingg dapat meningkatkan cairan
kebutuhan tubuh.
3) Pola Aktivitas dan Latihan
Aktivitas Pasien akan terganggu karna harus tirah baring total, agar tidak
terjadi komplikasi maka segala kebutuhan pasien di bantu.
4) Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan peningkatan suhu
tubuh.
5) Pola persepsi dan konsep diri
Pada Pasien dengan demam thypoid biasanya terjadi kecemasan dan rasa
khawatir terhadap penyakitnya.
6) Pola sensori dan kognitif
Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan umumnya
tidka mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu waham pada Pasien.
7) Pola hubungan dan peran
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan Pasien dirawat dirumah sakit dan Pasien harus bedrest total.
8)
Dengan adanya proses pengobatan yang lama maka akan mengakibatkan stres
pada penderita yang bisa mengakibatkan penolakan terhadap pengobatan.
9) Pola keyakinan – nilai
Kedekatan Pasien pada sesuatu yang diyakininya di dunia dipercaya dapat
meningkatkan kekuatan jiwa pasien. Keyakinan Pasien terhadap tuhan dan
mendekatkan diri kepadanya merupakan metode penanggulangan stres yang
konstruktif.
e. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Pada Pasien dengan demam thypoid didapatkan, Pasien tampak lemah, suhu
tubuh meningkat 38-410C, muka kemerahan.
2) Tingkat kesadaran
Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis).
3) Sistem repirasi
Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan gambaran
seperti bronchitis.
4) Sistem kardiovaskuler
Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin rendah.
5) Sistem integumen
Kulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pucat, rambur agak kusam.
6) Sistem muskuloskeletal
Pasien lemah, terasa lebih tapi tidak didapatkan adanya kelainan.
7) Sistem pencernaan
a) Inspeksi
(1)
(2) Besar dan bentuk abdomen : rata, menonjol,
atau scaphoid (cekung).
(3) Simetrisitas : perhatikan adanya benjolan
lokal (hernia, hepatomegali, splenomegali, kista ovari, hidronefrosis).
Gerakkan dinding abdomen pada peritonitis terbatas.
(4) Pembesaran organ atau tumor.
(5) Peristaltik : gerakan peristaltik usus
meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dinding abdomen dan bentuk usus
juga tampak (darm-contour)
(6) Palpasi : pembesaran ventrikel kanan dan
aneurisma aorta sering memberikan gambaran pulsasi di daerah epigastrium dan
umbilikal.
b) Auskultasi
Kegunaan auskultasi ialah :
(1) Mendengarkan suara peristaltik usus. Frekuensi
normal berkisar 5 – 34 kali permenit
(2) Bila terdapat obstruksi usus, peristaltik
meningkat disertai rasa sakit (borborigmi)
(3) Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak
membesar dan tegang. Peristaltik lebih tinggi seperti dentingan keping uang
logam
(4) Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus
akan melemah, frekuensi lambat, bahkan sampai hilang
(5) Hipoaktif/sangat lambat (misalnya sekali dalam
1 menit)
c) Palpasi
(1)
(2) Setiap ada perabaan massa dicari
ukuran/besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya, tepinya, permukaannya,
fiksasi atau mobilitasnya, nyeri spontan/tekan, dan warna kulit diatasnya.
Palpasi hati : dilakukan dengan 1 tangan atau bimanual pada kuadran kanan
atas dilakukan palpasi dari bawah ke atas pada garis pertengahan antara mide
line pasien diminta untuk menarik nafas dalam sehingga hati dapat teraba.
Pembesaran hati dinyatakan dengan berapa centimeter dibawah lengkung kosta dan
berapa centimeter dibawah prosesus xiphoideus.
d) Perkusi
f. Pemeriksaan diagnostik
Menurut Muttaqin (2012) pengkajian diagnostik yang diperlukan adalah
pemeriksaan laboratorium dan radiografi, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Pemeriksaan darah
Untuk mengidentifikasi adanya anemia karena asupan makanan terbatas
malabsorbsi hambatan pembentukan darah dalam sum-sum dan penghancuran sel darah
merah dalam peredaran darah. Leukopenia dengan jumlah leukosit antara 3000-4000
mm ditemukan pada fase demam. Hal ini diakibatkan oleh penghancuran leukosit
oleh endotoksin. Aneosinofidian yaitu hilangnya eosinofil dari darah tepi.
Trombosit openia terjadi pada stadium panas yaitu pada minggu pertama
limfositosis.
Pada umumnya jumlah limfosit meningkat akibat rangsangan endotoksin, laju
endap darah meningkat.
2) Pemeriksaan urine
Didapatkan proteinuria ringan (<2 gr/liter) juga di dapatkan peningkatan
leukosit dalam urine.
3) Pemeriksaan feses
Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya perdarahan usus
dan perforasi.
4) Pemeriksaan bakteriologis
Untuk identifikasi adanya bakteri salmonella pada biakan darah tinja,
urine, cairan empedu, atau sumsum tulang.
5)
Untuk mengevaluasi reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody
(aglutinin), respon antibody yang dihasilkan tunuh akibat reaksi kuman
salmonella adalah antobody O dan H. Apabila titer antibody O adalah 1 : 20 atau
lebih pada minggu pertama atau terjadi peningkatan liter antibody yang
progresif (lebih dari 4 kali). Pada pemeriksaan ulangan 1 atau 2 minggu
kemudian menunjukkan diagnosis positif dan infeksi salmonella thyposa.
6) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau komplikasi akibat
demam thypoid.
7) Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.
Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.
8) Pemeriksaan Uji Widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri
salmonella44 thypi. Uji widal dimaksdukan untuk menentukan adanya agglutinin
dalam serum penderita demam tifoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella thypi
makan penderita membuat antibody (agglutinin).
g. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
penderita demam thypoid anatara lain :
1) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia, atau output yang berlebih akibat
diare. Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik.
2) Defisit volume cairan dan elektrolit
berhubungan dengan pemasukan yang kurang, pengeluaran yang berlebihan, diare,
panas tubuh.
Definisi : penurunan cairan intravakskuler, interstinal atau
intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan.
Batasan karakteristik : perubahan status mental, penurunan tekanan
darah, penurunan tekanan nadi, penurunan turgor kulit, penurunan turgor lidah,
penurunan hauaran urine, membran mukosa kering, kulit kering, peningkatan suhu
tubuh, haus, kelemahan.
3) Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi,
respon sistemik dari imflamasi gastrointestinal
Definisi : suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh.
Batasan karakteristik : kulit kemerehan, peningkatan suhu tubuh diatas
kisaran normal, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa hangat.
h. Rencana Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan
Nutrisi
Tabel 1.1
No |
Diagnosa |
Tujuan |
Intervensi |
Rasional |
1 |
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat |
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan dapat memperbaiki
kebutuhan nutrisi pasien dengan kriteria hasil : 1. Pasien dapat menghabiskan porsi yang
sediakan 2. Mual dan muntah dapat teratasi 3. Nafsu makan pasien ada |
-
Mengkaji adanya alergi makanan -
Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan
kualitas intake nutrisi. Seperti buah, sayuran, daging dll -
Ijinkan pasien untuk memakan makanan yang disukai -
Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dengan teknik sedikit tapi
sering -
-
Mempertahankan kebersihan mulut pasien -
Kolaborasi dengan memberikan makanan melalui parenteral jika pemberian
makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien |
-
Mengetahui apakah pasien memiliki alergi terhadap makanan yang
menyebabkan pasien tidak nafsu makan selama sakit -
Untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera pasien meningkat -
Porsi yang kecil tapi sering membantu dalam memenuhi nutrisi, mengurangi
mual, supaya pasien mengetahui pentingnya nutrisi bagi tubuh untuk melawan
penyakit -
Untuk melindungi penyakit melalui mulut -
Untuk menjaga kebutuhan nutrisi tetap adekuat |
2 |
Resiko kekurangan volume cairan |
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan dapat memperbaiki Resiko kekurangan volume cairan dengan kriteria hasil: 1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam
batas normal |
-
Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit 4 jam sekali -
-
Mempertahankan intake output yang adekuat -
Mencatat berat badan dalam waktu dan skala yang sama -
Kolaborasi pemberian cairan IV |
-
Pemantauan yang teratur dapat menentukan perkembangan -
Untuk mengetahui keadaan cairan dalam tubuh pasien -
Agar intake output tetap terjaga -
Untuk mengetahui penurunan atau berat badan pasien -
Menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang |
3 |
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan dapat memperbaiki dengan
kriteria hasil: |
-
Observasi suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan pernafasan -
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh - Berikan minum yang cukup - Pemberian cairan parenteral (IV) yang adekuat - Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat -
|
-
Untuk mengetahui keadaan pasien -
Mempertahankan suhu tubuh -
Menjaga
intake tubuh -
Membantu
menurunkan panas -
Menjaga
suhu tubuh -
Membantu
menurunkan panas |
Sumber : https://ppni-inna.org/index.php/public_eng/information/news-detail/599 Pada tanggal 29 Desember 2016
D.
Tinjauan Konsep Dasar Penyakit Demam Thypoid
1.
Definisi Demam Thypoid
Demam tifoid atau
typhoid fever adalah suatu sindrom sistemik berat
yang secara klasik disebabkan
oleh Salmonella Typhi. Salmonella Typhi termasuk dalam
genus Salmonella (Garna,2012). Sumber : http://eprints.ums.ac.id/34514/6/BAB%20I.pdf
Demam tifoid adalah infeksi akut saluran cerna
yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi demam tifoid antara lain
: usia, status gizi, dan jenis kelamin.
Patogenesis demam tifoid melalui kuman
Salmonella typhi masuk kedalam tubuh melalui makanan
yang terkontaminasi. Kuman dapat menyebar keseluruh tubuh
dan berkolonisasi di hati, limpa, dan sumsum tulang
(Nelwan, 2012).
Sumber : http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1005/4/4.Chapter2.pdf
2.
Etiologi Demam Thypoid
thypoid
kelk akan menjadi karier sementara, sedangkan 2% yang lain akan menjadi karier
menahun (Muttaqin, 2013).
3.
Penyebaran Kuman Thypoid
Demam
thypoid adalah penyakit yang penyebarannya melalui saluran cerna, makanan,
minuman, sayuran, maupun buah-buahan segar. Saat kuman masuk kesaluran
pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian akan
masuk ke usus halus. Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke
kelenjar getah bening, ke pembuluh darah, dan keseluruh tubuh. Sekali bakteria
salmonella thypi dimakan atau di kinum, ia akan masuk ke dalam saluran darah
dan tubuh akan merespon dengan menunjukkan beberapa gejala seperti demam.
4.
Patofisiologi Demam Thypoid
Infeksi
masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, infeksi terjadi pada
saluran pencernaan. Basil di usus halus melalui pembuluh limfe masuk ke dalam
peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfa sebagian membesar
dan disertai nyeri. Basil masuk kembali kedalam darah (bakteremia) dan menyebar
keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus dan menimbulkan
tukak berbentuk lonjong ada mukosa usus. Tukak dapat menyebabkan pendarahan dan
perforasi usus. Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan terbentuk zat
kekebalan atau antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman thyus akan mati dan
penderita berangsur-angsur sembuh.
fokal
intestinal terjadi dengan tanda-tanda suhu tubuh masih tetap tinggi, tetapi
nilainya lebih rendah dari fase bakteremia dan berlangsung terus-menerus (
demam kontinu), lidah kotor, tepi lidah hiperemis, penurunan peristaltik,
gangguan digesti dan absorpsi sehingga akan terjadi distensi, diare, dan pasien
merasa tidak nyaman. Pada masa ini dapat terjadi pendarahan usus, perforasi,
dan peritonitis dengan tanda distensi abdomen berat, peristaltik menurun bahkan
hilang, melena, syok dan penurunan kesadaran (Muttaqin, 2013)
5.
Phatway
Kuman Salmonella typhi yang masu ke saluran
gastrointestinal Lolos dari asam lambung
Bakteri masuk usus halus Inflamasi Melaise, perasaan tidakenak badan, nyeri abdomen Pembuluh limfe Komplikasi intestina : perdarahan Peredaran Darah (Bakteremia primer) Inflamasi pada hati dan linfa Hepatomegali Nyeri tekan Nyeri akut Lase plak peyer Erosi Perdarahan masif Komplikasi perforasi dan perdarahan usus Masuk retikulo endothelial (RES) terutama hati dan
limfa Empedu Rongga usus pada kel. Limfoid halus Pembersih limfa Splenomegali Penurunan mobilitas usus Penurunan peristaltic usus Konstipasi Resiko kekurangan volume cairan Nyeri Endotoksin Masuk ke aliran darah (bakteremia sekunder) Terjadi kerusakan sel Merangsang melepas zat epirogen oleh leuosit Mempengaruhi pusat thermoregulator dihipotalamus Ketidakefektifan termoregulasi Peningkatan asam lambung Anoreksia mual muntah Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Sumber : Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC, 2015
6.
Manifestasi
Klinis
Sumber : Martha Ardiaria (StafPengajar
Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro)
Penyakit Typhoid Fever (TF) atau masyarakat awam mengenalnya dengan
tifusialah penyakit demam karena adanya infeksi bakteri Salmonella typhi yang
menyebar keseluruh tubuh. Salmonella
typhi (S. typhi) merupakan kuman
pathogen penyebab demam tifoid,
yaitu suatu penyakit infeksi sistemik dengan gambaran demam
yang berlangsung lama, adanya bacteremia disertai inflamasi
yang dapat merusak usus
dan organ-organ hati. Gejala penyakit ini berkembang selama satu sampai dua minggu setelah seorang pasien terinfeksi
oleh bakteri tersebut.
Gejala umum yang
terjadi pada penyakit tifoid adalah Demam
naik secara bertangga pada
minggu pertama lalu demam menetap
(kontinyu) atau remiten pada
minggu kedua. Demam terutama
sore/malam hari, sakit kepala,
nyeriotot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare.
Demam merupakan keluhan
dan gejala klinis terpenting
yang timbul pada semua penderita demam tifoid.
Demam dapat muncul secara tiba-tiba,
dalam 1-2 hari menjadi parah dengan gejala
yang menyerupai septisemia oleh
karena Streptococcus atau Pneumococcus daripada S. typhi. Sakit kepala hebat
yang menyertai demam tinggi dapat menyerupai gejala meningitis, disisi
lain S. Typhi juga dapat menembus saluran darah otak dan
menyebabkan meningitis. Manifestasi gejala
mental kadang mendominasi gambaran klinis,
yaitu konfusi,
stupor, psikotik atau koma.
Nyeri perut kadang tak dapat dibedakan dengan apendisitis.
Pada tahap lanjut dapat muncul gambaran
peritonitis akibat perforasi usus.
Periode infeksi demam tifoid, gejala dan tanda:
Tabel 1.2
Keluhan
dan gelaja demam tifoid |
|||
Minggu |
Keluhan |
Gejala |
Patologi |
Minggu
pertama |
Panas
berlangsung insidious, tinggi panas stepladder yang mencapai 39-400c,
menggigil, nyeri kepala |
Gangguan
saluran cerna |
Bakteremia |
Minggu
kedua |
Rash,
nyeri abdomen, diare atau konstipasi, delirium |
Rose
sport, splenomegali, hepatomegali |
Vaskulitis,
hiperplasi pasa peyer’s patches, nodul Tifoid
pada limpa dan hati |
Minggu
ketiga |
Komplikasi:
perdarahan saluran cerna, perforasi, syok |
Melena,
ilius, ketegangan abdomen, koma |
Ulserasi
pada payer’s patches, nodul tifoid pada limpa dan hati |
Minggu
keempat, dst |
Keluhan
menurun, relaps, penurunan BB |
Tampak
sakit berat, kakeksia |
Kolelitiasi,
carrier kronik |
Sumber : penyakit infeksi di Indonesia hal 197 Sulianti saroso
7.
Komplikasi
Komplikasi
demam thypoid dapat dibagi atas dua bagian:
a.
Komplikasi
intestinal
1)
Perdarahan
usus
2)
Perforasi
usus
Komplikasi
ini dapat terjadi pada minggu ketiga ketika suhu sudah turun. Gejala perforasi
usus adalah pasien mengeluh sakit perut hebat dan akan lebih nyeri lagi jika
ditekan, perut tegang/ kembung. Pasien menjadi pucat, dapat juga keringat
dingin, nadi lembut, pasien dapat syok.
b.
Komplikasi
ekstraintestinal
1)
Komplikasi
kardiovaskuler: kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis,
trombososit, tromboplebitis.
2)
Komplikasi
darah: anemia hemolitk, trombositopenia, dasyndroma uremia heolitik.
3)
Komplikasi
paru: pneumonia, empiema, dan pleuritis
4)
Komplikasi
pada hepar dan kandung empedu: hepatitis, kolesistisis
5)
Komplikasi
ginjal: glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.
6)
Komplikasi
pada tulang: osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis.
7)
Komplikasi
neuropsikiatrik: delirium, meningismus, meningitis, polineuritis perifer.
(Tarwoto, 2011)
8.
Pemeriksaan
Penunjang
a.
Hematologi
a)
Kader
hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus atau
perforasi
b)
Hitung
leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi
c)
d)
LED
(Laju Endap Darah ): meningkat
e)
Jumlah
trombosit normal atau menurun (trombositopenia)
b.
Urinalis
a)
Protein:
bervariasi dari negatif sampai positif (akibat demam)
b)
Leukosit
dan eritrosit normal, bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit
c.
Kimia
Klinik
Enzim
hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran peradangan sampai hepatitis
akut
d.
Imunologi
a)
Widal
Pemeriksaan
ini ditunjukkan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap
antigen kuman salmonella thypi/ parathypi (Reagen). Uji ini merupakan test kuno
yang masih amat popular dan paling sering diminta terutama di negara dimana
penyakit ini edemis seperti di Indonesia. Sebagai uji cepat (rapit test)
hasilnya dapat segera diketahui.
Hasil
positif dinyatakan dengan adanya anglutinasi. Karena itu antibody jenis ini
dikenal sebagai febrile angglutinin. Hasl uji ini dipengaruhi oleh banyak
faktor sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu. Hasil
positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah
mendapatkan vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain, reaksi anamnestik
(pernah sakit), dan adanya faktor reumathoid. Hasil negatif palsu dapat
disebabkan oleh penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu
pengambilan darah yang kurag dari 1 minggu sakit, keadaan pasien yang buruk dan
adanya penyakit imunologik lain.
b)
Elisa
Salmonella thypi/parathypi lgG dan IgM
Pemeriksaan
ini merupakan uji imunologik yang lebih baru, yang dianggap lebih sensitif dan
spesifik dibandingkan uji widal. Sebagai tes cepat (Rapid Test) hasilnya juga
dapat segera diketahui. Diagnosis demam thypoid/ parathypoid dinyatakan 1. Bila
IgM positif menandakan infeksi akut, 2. Jika IgM positif menandakan pernah
kontak atau pernah terinfeksi, reainfeksi, daerah endemik.
9.
Penatalaksanaan
1)
Non
farmakologi
-
Bed
rest
-
Diet,
diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan
tingkat kesembuhan pasien. Diet berupa makanan rendah serta.
2)
Farmakologi
-
Kloramfenikol,
dosis 50mg/ kgBB / hari terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral atau IV selama
14 hari.
-
Bila
ada kontraindikasi kloramfenikol diberikan ampisilin dengan sosis 200 mg/kgBB/
hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian, intravena saat belum dapat minum obat,
selama 21 hari, atau
amoksiilin dengan dosis 100 mg/kgBB/ hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian,
oral/intravena selama 21 hari kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 8mg/kgBB/hari
terbagi dalam 2-3 kali pemberian, oral, selama 14 hari.
-
Pada
kasus berat, dapat diberikan seftriakson dengan dosis 50 mg/kgBB/kali dan
diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kgBB/hari, sekali sehari, intravena, selama
5-7 hari.
-
Pada
kasus yang diduga mengalami kasus MDR, maka pilihan antibiotic adalah
meropenem, azhitrimosin dan fluoroquinolon.
BAB III
A.
Fokus Asuhan Keperawatan
Pada
laporan tugas akhir ini penulis menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang
berfokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan demam thypoid di ruang bangsal UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran.
B.
Subjek Asuhan
Subjek
asuhan adalah subyek yang dituju untuk Asuhan Keperawatan adalah subjek yang
menjadi pusat perhatian atau sasaran asuhan pasien dengan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam thypoid, dengan kriteria sebagai berikut:
1.
Kriteria
inklusi
a)
Pasien
yang terdiagnosis demam thypoid yang dirawat di ruang Bangsal UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran
b)
Pasien
yang memiliki keluhan tidak nafsu makan
c)
Pasien
dewasa
2.
Kriteria
ekslusi
1.
Pasien
yang memiliki komplikasi penyakit lain
2.
Pasien
dengan penurunan kesadaran
3.
Pasien
wanita hamil namun sedang terdiagnosis penyakit thypoid
C.
Lokasi dan Waktu
1.
Lokasi
Asuhan Keperawatan
Laporan Tugas Akhir ini
dilakukan di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten
Pesawaran
2.
Waktu
Asuhan Keperawatan
Waktu penulisan dilakukan selama 3 hari tanggal 23 s.d
25
April 2020
D. Pengumpulan
Data
1.
Tekhnik
pengumpulan data
Ada tiga metode yang digunakan dalam pengumpulan data yang akan
dilakukan penulis dan termasuk dalam tahap pengkajian menurut Setiadi (2020),
yaitu wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik:
a.
Wawancara
Bercakap
dengan pasien mengenai biodata pasien kemudian biodata orang tua/ wali,
mengatakan alasan kunjungan, menanyakan keluhan utama yang dirasakan pada
pasien demam thypoid, menanyakan riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
keluarga, garis keturunan/ genogram, riwayat sosial, kebutuhan dasar: nutrisi,
aktivitas/istirahat, personal hygine, eliminasi, keadaan kesehatan saat ini, dan
pengkajian fisik, tekhnik yang digunakan penulis dalam anamnesis sebagai
berikut:
1)
Memperhatikan
pesan yang disampaikan oleh pasien
2)
Mengurangi
hambatan-hambatan seperti suara gaduh, kurangnya privasi, adanya interupsi dari
perawat lain, perasaan terburu-buru.
3)
Posisi
duduk sebaiknya berhadapan dan dengan jarak yang sesuai mendengarkan dengan
penuh perasaan terhadap setiap yang dikatakan.
b.
Pengamatan
(observasi)
1)
Pengamatan
terlibat (observasi partisipasif)
Pengamat
benar-benar mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan dengan kata lain
pengamat ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas yang telah di selidiki,
misalnya memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi antara lain, berat badan, pemeriksaan antopometri,
memberikan tindakan keperawatan yang dibutuhkan Pasien.
2)
Pengamatan
sistematis
Pengamatan
yang mempunyai kerangka atau struktur yang jelas. Kerangka tersebut memuat
beberapa hal, pada masalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi hal-hal yang
perlu diperhatikan antara lain, pada keluhan utama, pemeriksaan fisik terutama
pada pemeriksaan abdomen, pemeriksaan intgument, pemeriksaan antopometri, pola
eliminasi, status nutrisi, dan status hidrasi,
c.
Pemeriksaan
fisik
Pengkajian
fisik perlu dilakukan penulis untuk data penunjang yang akan menemukan
kebutuhan pasien. Pengkajian ini dipergunakan untuk memperoleh data objektif
dari riwayat keperawatan pasien. Menurut (Mubarak, 2008) ada empat proses
fundamental dalam pemeriksaan fisik yaitu:
1)
Inspeksi
Bentuk
perut datar, tidak ada lesi, tidak ada bekas luka operasi
2)
Palpasi
Yaitu
menyentuh atau merasakan dengan tangan. Meraba struktur tubuh pasien, baik pada
permukaan maupun dalam rongga tubuh, akan memberikan informasi mengenai posisi,
ukuran, bentuk konsistensi dan mobilitas/gerakan komponen-komponen anatomi yang
normal.
3)
Perkusi
Perkusi
merupakan langkah ketiga yang digunakan penulis dalam pemeriksaan pasien dimana
perkusi adalah menepuk permukaan tubuh secara ringan dan tajam, untuk
menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur atau cerita atau udara di
bawahnya.
4)
Auskultasi
Selanjutnya
penulis menggunakan auskultasi untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru,
jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen pada pasien.
2.
Alat
Pengumpul Data
Pengumpulan data pada laporan tugas akhir ini dengan menggunakan
alat pemeriksaan fisik dan formal pengkajian, alat pemeriksaan fisik yang digunakan penulis antara lain:
tanda –tanda vital menggunakan stetoskop, spignomanometer, thermometer, jam
tangan dan timbangan berat badan. Dan kemudian hasil pengukuran di tulis di
lembar observasi atau formal pengkajian.
E.
Penyajian
Data
Pada
penyajian data dalam laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan yaitu:
1.
Narasi
Penulis
akan menggunakan penyajian secara narasi yaitu penyajian data hasil laporan
tugas akhir akan di tulis dalam bentuk kalimat. Misalnya, menjelaskan hasil
pengkajian pasien menuliskan hasil asuhan keperawatan dalam bentuk kalimat,
penyajian dalam bentuk teks hanya digunakan penulis untuk memberi informasi
melalui kalimat agar mudah dipahami pembaca.
2.
Tabel
Penulis
menggunakan tabel untuk menjelaskan hasil menggunakan angka-angka yang akan
dimasukkan ke dalam tabel salah satu contoh yang digunakan penulis adalah untuk
pengkajian pada pasien penulis tentunya akan mengkaji pasien, masalah
keperawatan yang ditemukan pada pasien serta intervens dan implementasi pada
pasien.
F.
Prinsip Etik
Prinsip
etika menurut Perry dan Potter (2005) yang digunakan penulis dalam membuat
laporan tugas akhir ini adalah prinsip etika keperawatan.
Dalam
memberikan layanan keperawatan kepala individu, kelompok/keluarga dan
masyarakat, yaitu:
1.
Otonomi
(Autonomi)
Prinsip
otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individ mampu befikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Maka penulis menggunakan prinsip ini untuk
memberikan hak kepada pasien dalam memberikan keputusan sendiri untuk ikut
serta sebagai sasaran asuhan penulis.
2.
Beneficience
(Berbuat baik)
Prinsip
ini menurut penulis untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat mencegah
kesalahan atau kejahatan. Penulis menggunakan prinsip ini sebagai perawat untuk
memberikan tindakan dalam asuhan keperawatan kepada pasien dengan baik.
3.
Justice
(Keadilan)
Nilai
ini direfleksikan dalam praktik profesonal ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan, maka penulis akan menuliskan hasil
didalam dokumentasi asuhan keperawatan sesuai dengan hukum dan standar parktik
keperawatan.
4.
Nonmalefinance
( Tidak merugikan)
Prinsip
ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada Pasien.
Penulis akan sangat memperhatikan kondisi agar tidak menimbulkan bahaya atau
cidera fisik pada saat dilakukan tindakan keperawatan.
5.
Veracity
(Kejujuran )
Nilai
ini bukan Cuma dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien untuk
meyakinkan agar pasien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif dan objektif. Penulis akan menggunakan kebenaran yang merupakan
dasar membina hubungan
Saling
percaya. Pasien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi
yang ingin tahu dari penulis.
6.
Fidelity
(Menepati janji)
Tanggung
jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu penulis
harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmen.
7.
Confidentialy
(Kerahasiaan)
Penulis
akan menjaga informasi tentang pasien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan
hanya bisa di baca guna keperluan pengobatan dan peningkatan. Diskusi tentang
pasien diluar area pelayanan harus dihindari.
BAB IV
Pada bab ini menguraikan hasil pengumpulan data pada
pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan
maslah Thypoid di ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten
Pesawaran. Berdasarkan
pada data yang di peroleh pada tanggal 23 April
sampai dengan 25 April 2020 didapatkan pasien yang mendapatkan asuhan keperawatan demam
thypoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Asuhan keperawatan ini
sendiri dilakukan selama 3 hari berturut -
turut dengan pelaksanaan sesuai dengan proses keperawatan mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi. Hasil pengumpulan data dapat di uraikan
sebagai berikut :
A.
HASIL
1.
Pengkajian
a.
DATA UMUM
Nama : Ny. S
Umur : 40 Tahun
Jenis
Kelamin : Perempuan
Tgl
masuk : 23 April 2020
Jam : 08.00 WIB
Tgl
pengkajian : 23 April 2020
Dx
medis : Demam Thypoid
No.
Register : 98.935
Alamat
dan telepon : Bumi Agung, Tegineneng, Kab. Pesawaran
b.
RIWAYAT KESEHATAN
Pasien
datang melalui IGD Puskesmas Rawat Inap UPTD Tegineneng Kabupaten Pesawaran
pada tanggal 23 April 2020 jam 04.00 WIB. Saat dilakukan
pengkajian Pasien selalu mengatakan mual dan rasanya seperti ingin muntah,
sudah 4 hari ini Pasien tidak nafsu makan hanya mampu makan 2 – 3 sendok per
porsi dalam seharim Pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur.
Pasien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu, demam turun naik, demam tinggi
saat malam hari dan turun saat pagi hari. TD :
110/80 mmHg, nadi : 88 x / menit, RR : 20 x / menit,
suhu 38,50C
1.
Keluhan
Utama Saat Pengkajian
Mual
dan muntah
2.
Riwayat
Penyakit
Sekarang
P = Pasien merasakan mual-mual dan
muntah, Q = muntah 1 hari lebih dari 3
kali, R = perut terasa keram, perih, tenggorokan sakit,nyeri tekan pada daerah
epigastrium dan perut bagian sebelah kanan atas, S = GCS E4 V5 M6 Komposmenpis,
T = setengah jam sampai 1 jam muntah.
Didapatkan hasil saat pengkajian TD : 110/70 mmHg,
N : 78x/menit, RR : 20x menit, S : 37,50C,
TB : 155 cm, Kesadaran Composmentis,
GCS : E = 4, M = 5, V = 6BB sakit : 50
kg dan BB sehat : 54 kg, turun 4 kg.
3.
Riwayat
Alergi (Obat Makanan, dll)
Pasien
mengatakan tidak ada pantangan / alergi terhadap obat dan makanan.
4.
Riwayat
Penyakit Keluarga
Pasien
mengatakan di dalam keluarga Pasien tidak ada yang memiliki penyakit menular
atau penyakit keturunan seperti Diabetes Militus, Hipertensi, dan Jantung.
5.
= Laki –
laki / Perempuan = Pasien = Garis Pernikahan = Garis Keturunan = Tinggal bersama
c.
ANAMNESIS POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL
1.
Pola
Manajemen Kesehatan Persepsi Kesehatan
a)
Kondisi
kesehatan umum Pasien
Pasien
tampak sakit berat, Pasien hanya berbaring di tempat tidur dan tampak lemah
b)
Riwayat
medis & pembedahan
Pasien
sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah
sakit, dan belum pernah menjalani opersi apapun.
2.
Pola
Metabolik – Nutrisi
a) Pola makan – minum 3 hari terakhir Sudah 3 hari Pasien tidak nafsu
makan, saat dilakukan pengkajian Pasien saat ini makan bubur biasa, Pasien
makan sendiri dengan cara oral, Pasien makan 3 kali sehari kurang dari setengah
porsi yang disediakan dan tidak mengahabiskannya karena maual. Klien minum3 – 4
gelas sehari dengan jumlah 720 ml air (menggunakan aqua gelas). Infus terpasang
dengan jumlah 1000 ml per 24 jam.
b) Masalah yang berhubungan dengan pola konsumsi makanan
Pasien
mengatakan mual dan muntah, Pasien mengatakan tidak nafsu makan, Pasien merasakan tidak
nyaman pada abdomen.
c) Persepsi Pasien
tentang BB nya
Pasien mengatakan BB menurun, biasanya Pasien
timbang BB di BPS 54 kg saat ini BB Pasien hanya 50 kg
3. Pola eliminasi
Pasien tidak terpasang kateter, Pasien tidak
merasakan nyeri saat BAK, dengan jumlah urine 600 ml per 24 jam.
d.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg, nadi : 88
x/menit, RR : 20 x/menit, suhu 38,5 C. Irama nafas normal dan teratur.
Status mental : composmentis.
a.
Kepala : tidak ada lesi, rambut hitam tdak
berketombe, tidak ada nyeri tekan, konjungtiva ananemis.
b.
Leher : tidak ada pembesaran vena jugolaris,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, terlihat menggunakan otot bantu nafas
c.
Thorax
1)
Inspeksi : bentuk dada simetris, gerakan dinding
dada simetris, tidak ada retraksi dada, tidak terdapat cuping hidung.
2)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa,
taktil fremitus sama antara kanan dan kiri teraba lemah.
3)
Perkursi : terdengar sonor di kedua paru-paru.
4)
Auskultasi : terdengar suara vasikuler di kedua
paru-paru.
d.
Abdomen
1)
Inspeksi : perut datar, tidak ada lesi
2)
Auskultasi : bising usus 12 x/menit
3)
Palpasi : ada nyeri tekan di perut bagian atas,
tidak ada pembesaran hepar.
4)
Perkusi : bunyi timpani
e. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pegambilan sampel darah di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten
Pesawaran untuk dikirim ke laboratorium UPTD Puskesmas Branti. Dengan hasil :
f.
DAFTAR TERAPI (OBAT, CAIRAN, dll)
a.
IVFD RL 20 tpm
b.
Ranitidin 150 mg IV 2x1
c.
Paracetamol 500 mg tab 3x1
d.
Domperidon 10 mg tab 3x1
e.
Vitamin B6 tab 3x1
f.
Ondansteron IV / 12 Jam
2.
Analisis Data
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, berikut
ini adalah analisa data yang didapat pada subjek asuhan keperawatan :
Tabel 2.1
No |
Data |
Masalah Keperawatan |
Etiologi |
1 |
DS : -
Pasien mengatakan mual dan untah sejak 4 hari
yang lalu -
Pasien mengatakan tidak nafsu makan DO : -
Pasien hanya makan 3 sendok perposi 3x makan -
Pasien tampak lemah dan hanya berbaring di
tempat tidur -
Bb sehat : 54 kg -
Bb sakit : 50 kg -
Tb : 153 cm |
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade
kuat |
Intake yang tidak ade kuat |
2 |
DS : -
Pasien mengatakan jika makan akan merasakan
mual -
Pasien mengatakan tidak nafsu makan -
Pasien mengatakan bak sebanyak 3 – 4 /24 jam -
Pasien mengatakan minum sebanyak 3 – 4 gelas /24 jam dengan ukuran volume
240 ml (menggunakan aqua gelas) DO : -
Pasien muntah 3x sehari sebanyak 100 cc -
Pasien tampak lemah -
TD : 110/70 mmHg -
N : 80 x/menit -
RR : 20 x/ menit -
Suhu : 38,50c -
Turgor kulit teraba hangat -
Infus RL 20 tpm -
Pasien minum sebanyak 4 – 5 gelas perhari -
Urine 600 cc/24 jam -
Flat 1.000 cc/24 jam -
Minum : 720 ml/24 jam |
Resiko kekurangan volume cairan |
|
3 |
DS : -
Pasien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu -
Pasien mengatakan demam naik saat malam dan
turun saat pagi hari DO : -
Pasien tampak menggigil -
Suhu : 38,50C -
Hb : 12,0 gr/dl -
Hematokrit : 41,9% -
Eritrosit : 5,28 -
Trombosit : 189.000 sel -
Leukosit : 2.130 sel -
WIDAL titter H dan titter o -
Salmonella thypy 1/640 dan 1/320 -
Sal. Parathypy A 1/320 dan 1/160 -
Sal. Parathypy B 1/40 dan 1/320 -
Sal. Parathypy C 1/80 dan 1/160 |
Ketidak efektifan termoregulasi |
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman
salmonela typhi |
3.
Masalah Keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan maka
didapatkan masalah keperawatan antara lain :
1.
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat
2.
Resiko kekurangan volume cairan
3.
4.
Rencana Asuhan Keperawatan
Tabel 2.2
No |
Diagnosa |
Tujuan |
Intervensi |
Rasional |
1 |
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat |
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
3xshift jaga diharapkan dapat memperbaikikebutuhan nutrisi pasiendengan
kriteria hasil : 1. Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan 2. Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan 3. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi 4. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi 5. |
-
Kaji adanya alergi makanan -
Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningatkan
kualitas intake nutrisi. Seperti buah, sayuran, daging dll. -
Ijinkan pasien untuk memakan makanan yang disukai -
Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan dengan teknik sedikit tapi
sering -
Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan
penyakit -
Pertahankan kebersihan mulut pasien -
Kolaborasi dengan memberikan makanan melalui parenteral jika pemberian
makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien -
Memberikan obat sesuai terapi dokter Vitamin B6 3x1 oral dan Ranitidin
2x1 -
Cefrotaksim 500 mg 2x1 oral |
-
Mengetahui apakah Pasien alergi terhadap makanan tersebut sehingga
tidak nafsu makan saat sakit -
Untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi -
Untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera pasien meningkat -
Porsi yang kecil tapi sering membantu dalam memenuhi nutrisi,
mengurangi mual -
Supaya pasien mengetahui pentingnya nutrisi bagi tubuh untuk melawan
penyakit -
Untuk melindugi penyakit melalui mulut -
Untuk menjaga kebutuhan nutrisi tetap adekuat |
2 |
Resiko kekurangan volume
cairan |
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
3xshift jaga diharapkan dapat memperbaiki volume cairan pasien dengan
kriteria hasil : 1. Mempertahankan urine output
sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal 2. Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas normal 3. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik. |
-
Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit 4 jam
sekali -
Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor kulit tidak
elastis, ubun-ubun cekung, produksi urine menurun, membran mukosa kering -
Mempertahankan intake output yang adekuat -
Mencatat berat badan dalam waktu dan skala yang sama -
Kolaborasi pemberian cairan IV |
-
Pemantauan yang teratur dapat menentukan perkembangan -
Untuk mengetahui keadaan cairan dalam tubuh Pasien -
Agar intake output tetap terjaga -
Untuk mengetahui penurunan atau berat badan pasien -
Menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang |
3 |
Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan
dengan penyakit |
1. Keseimbangan antara produksi
panas, panas yang diterima, dan kehilangan panas 2. Temperature stabil: 36,5-370c 3. Tidak ada perubahan warna
kulit |
-
Observasi suhu tubuh, nadi tekanan darah dan pernafasan -
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehilangan tubuh -
Berikan minum yang cukup -
Pemberian cairan parenteral (IV) yang adekuat -
Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat -
Berikan obat antipireksia dengan cara oral dosis dewasa untuk paracetamol
sebesar 325-650 mg, 3 – 4 kali sehari -
Memberikan paracetamol 500 mg tab 3x1 oral |
-
Untuk mengetahui keadaan Pasien -
Mempertahankan suhu tubuh -
Menjaga intake tubuh -
Membantu menurunkan panas -
Menjaga suhu tubuh -
Membantu menurunkan panas |
5.
Catatan Perkembangan
Catatan Perkembangan
1 Tanggal 23 April 2020
Tabel 2.3
Tanggal |
No. Diagnosa |
Implementasi |
Paraf |
Evaluasi (SOAP) |
Paraf |
23-04-2020 Jam 08.00 Jam 08.30 Jam 08.15 Jam 09.30 Jam 11.00 Jam 12.05 Jam 14.00 Jam 16.00 |
dx. 1 – 3 |
-
Memberikan obat
cefrotaxim 500 mg 2x1 oral -
Vitamin B6 1 tab
3x1 oral -
Ranitidin 1 tab
3x1 oral -
Mengkaji adanya
alergi terhadap makanan -
Mengkaji kemampuan
pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan -
Mengijinkan pasien
untuk makan-makanan yang disukai -
Menganjurkan
keluarga untuk makan sedikit tapi sering (setengah porsi makan setiap waktu
makan) -
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori yang di butuhkan pasien -
Memberikan Vitamin
B6 1 tab oral -
Monitoring mual
dan muntah -
Memberikan
informasi penting tentang intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan
penyakit -
Memberitahu kepada
pasien tentang pentingnya kebersihan mulut -
-
|
|
23-04-2020 16.00 WIB S : -
Pasien mengatakan
mual dan muntah -
Pasien mengatakan
tidak nafsu makan -
Pasien mengatakan
hanya menghabiskan 3 sendok dari porsi yang disediakan -
Pasien mengatakan
jika makanan merasakan mual -
Pasien mengatakan
tidak nafsu makan -
Pasien mengatakan demam -
Pasien mengatakan demam meningkat saat malam dan menurun saat
pagi hari O : -
Pasien tampak
lemah -
Pasien hanya
berbaring di tempat tidur -
TTV : TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit N : 76 x/menit S : 38,50c -
1200-1500 kkal -
Pasin muntah -
Pasien tampak
lemah -
TD : 110/70 mmHg -
N : 80 x/menit -
RR : 20 x/menit -
Suhu : 38,50c -
IVFD RL 20 tpm -
BB sebelum sakit
54 kg, BB sekarang 50 kg -
Pasien minum
sebanyak 2-4 gelas per hari dengan ukuran 240 ml -
Infus : 2 plabot =
1000 ml/24 jam -
Minum : 240 x 3 =
720 ml -
Muntah : 100 cc -
Intake : 1.720
ml/24 jam -
Output muntah 100
cc, urine 600 ml -
Balance cairan : -
1.720-700 = 1.020
ml/24 jam - Pasien
tampak menggigil -
Suhu : 38,50c -
IUFD RL 20 tpm A : Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade
kuat Resiko kekurangan
volume cairan Ketidak efektifan termoregulasi
berhubungan dengan penyakit P : -
Monitor mual dan
muntah -
Mengkaji
tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali -
Mengkaji pola
makanan Pasien -
Beri makanan
selagi hangat -
Motivasi pasien
untuk makan yang tidak merangsang mual (pedas, asam) -
Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi untuk mengatasi mual -
Memonitor turgor
kulit -
Memonitor masukan
cairan IV -
Observasi tanda-tanda
vital/4 jam - Observasi
tanda-tanda vital (suhu) -
Observasi pemberian cairan IV -
Berikann obat antipireksia |
|
23-04 2020 Jam 08.45 Jam 09.15 Jam 10.15 Jam 13.00 |
|
-
Mengobservasi
tanda-tanda vital (suhu tubuh) -
Monitor turgor
kulit -
Mempertahankan
intake output yang adekuat -
Mencatat berat
badan dalam waktu yang sama secara berkala -
Memonitor cairan
infus dan pemasukan cairan oral |
|
|
|
23-04-2020 Jam 11.00 Jam 11.35 Jam 12.05 Jam 12.10 |
|
-
Menyelimuti Pasien untuk mencegah hilangnya -
Mengobservasi pemberian cairan IV -
Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat -
-
Memberikan cefotaxim 500 mg 2x1 sesuai intruksi dokter |
|
|
|
Catatan
perkembangan II tanggal 24 April 2020
Tabel. 2.4
Tanggal |
No. Diagnosa |
Implementasi |
Paraf |
Evaluasi
(SOAP) |
Paraf |
24-04-2020 Jam 08.00 Jam 08.15 Jam 08.30 Jam 08.45 |
dx.1-3 |
- Memberikan obat cefrotaxim 500mg 2x1 oral - Vitamin B6 1 tab 3x1 oral - Ranitidin 1 tab 3x1 oral - Berkolaborasi dengan ahli gizi - Menyarankan pasien untuk makan sedikit tapi sering. - Monitor mual dan muntah |
|
24-04-2020 16.00 WIB S: - Pasien mengatakan mual dan muntah berkurang - Pasien mengatakan nafsu makan sedikit - Pasien mengatakan menghabiskan setengah porsi makan - Pasien mengatakan nafsu makan kembali sedikit normal - Pasien mengatakan demam berkurang - Pasien mengatakan sudah tidak menggigil O: - Pasien tampak masih lemah - Pasien dapat beraktifitas seperti makan sendiri |
|
Jam 11.00 Jam 12.05 Jam 14.00 Jam 16.00 |
|
- Mengukur tanda-tanda vital - Memonitor mual dan muntah - Mengkaji pola makan Pasien - Memberikan Vitamin B6 1 tab oral - Memberikan cefrotaxim 500 mg 1 tab oral - |
|
- TTV: TD: 110/70 mmHh RR: 21 x/ menit N: 80 x/menit S: 37,50c - Kulit teraba hangat dan kering - Muntah berkurang - TD: 110/ mmHg - N:80x/menit - Suhu : 37,20c - IVFD RL 20 tpm - Pasien minum 3-4 gelas per hari - Pasien tampak tidak kedinginan lagi - Suhu : 37,50c - IUFD RL 20 tpm A: Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade
kuat Resiko kekurangan
volume cairan Ketidak efektifan
termoregulasi berhubungan dengan penyakit P: - Motivasi Pasien agar dapat menghabiskan porsi makanannya - Monitor mual dan muntah - Mengkaji tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali. - Monitoring pola makan Pasien - Observasi TTV - Memonitor masukan cairan IV - Berikan penyuluhan tentang diit makanan pasien tifoid yaitu yang
mengandung kalori dan protein yangCukup. Dan menghindari sayuran berserat - Observasi tanda-tanda vital (suhu) |
|
Catatan perkembangan ke
III tanggal 25 April 2020
Tabel.
2.5
Tanggal |
No. Diagnosa |
Implementasi |
Paraf |
Evaluasi
(SOAP) |
Paraf |
25-04-2020 Jam 08.00 Jam 08.10 Jam 08.15 Jam 08.20 Jam 08.45 Jam 09.00 |
dx.1 – 3 |
- Motivasi Pasien agar dapat menghabiskan porsi makanannya - Monitor mual dan muntah - Mengkaji tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali. - Memberikan penyuluhan tentang gejala penyakit berulang - - Memberikan informasi kepada keluarga dan pasien tentang makanan
yang boleh di konsumsi seperti nasi lunak, telur setengah matang, sayuran dan
buah dan yang tidak boleh di konsumsi seperti makanan pedas dan asam - |
|
25-04-2020 09.00 WIB S: - Pasien mengatakan mual dan muntah hilang - Pasien mengatakan nafsu makan
- Pasien mengatakan menghabiskan porsi makannya - Pasien mengatakan nafsu makan normal - Pasien tidak demam lagi - Kulit teraba dingin O : - Pasien menghabiskan makanan yang disediakan Puskesmas - TTV: TD: 110/70 mmHg RR: 20 x/menit N: 76 x/ menit S: 36,80c -
Pasien tidak
muntah -
TD: 110/70
menit -
RR: 21 x/
menit -
Suhu: 36, 80c -
Pasien sudah
tidak terpasang infus -
Balance
cairan Intake : Minum: 10x 24 gelas aqua= 2.400 cc Output: 720 cc IWL:15 cc x 50 kg BB/24= 31,25 - Intake-output 2.400cc-720cc=1.680cc -
Suhu: 36,80c -
Pada pukul
10.00 pasien di ijinkan pulang oleh dokter A: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat terpenuhi dan
teratasi P: Perawatan dilanjutkan dirumah dan kontrol di Puskesmas |
|
B.
Pembahasan
1.
Pengkajian
Berdasarkan
data tersebut dikaitkan dengan teori yang ada secara umum, gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan nutrisi.
Kekurangan
nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
(normal) atau risiko penurunan berat badan akibat tidak kecukupan asupan
nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Gejala
klinis:
1)
Berat
badan 10-20% dibawah normal
2)
Tinggi
badan dibawah ideal
3)
Lingkar
kulit trisep lengan kuran dari 60% ukuran standar
4)
Adanya
kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5)
Adanya
penurunan transfering yang keinginan menyebabkan nafsu makan menurun.
Berdasarkan
keluhan dan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa Pasien mengalami kekurangan
nutrisi dan juga mengalami anoreksia karena mual dan muntah yang mengakibatkan
terjadinya penurunan berat badan.
2.
Masalah Keperawatan
Berdasarkan
asuhan keperawatan yang dilakukan pada Pasien yaitu dengan keluhan mual dan
muntah, demam dan tidak nafsu makan yang mengakibatkan berat badan Pasien
menurun, sehingga masalah keperawatan yang muncul adalah :
1.
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat
2.
Resiko kekurangan volume cairan
3.
Ketidak efektifan termoregulasi berhubungan
dengan penyakit
3.
Rencana Keperawatan
Berdasarkan
masalah keperawatan yang didapatkan dari pasien makan penulis membuat rencana
keperawatan yang akan diberikan kepada pasien menurut NANDA NIC NOC jilid I dan
SDKI dan SIKI PPNI :
Nutrisi
manajemen
a.
Kaji
adanya alergi makanan
b.
Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
c.
Anjurkan
pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
d.
Berikan
makanan yang terpilih
e.
Ajarkan
pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
f.
Berikan
makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas
intake nutrisi. Seperti buah, sayuran, daging dll.
g.
Mempertahankan
kebersihan mulut pasien
h.
BB
pasien dalam batas normal
i.
Monitor
adanya penurunan berat badan
j.
Monitor
tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
k.
Monitor
lingkungan selama makan
l.
Monitor
kulit kering dan perubahan pigmentasi
m.
Monitor
turgor kulit
n.
Monitor
kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
o.
Monitor
mual dan muntah
p.
Monitor
kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht
q.
Monitor
pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva
r.
Monitor
kalori dan intake nutrisi
s.
Catat
jika lidah berwarna magenta, scarlet
Dari
beberapa tindakan tersebut penulis hanya memilih beberapa tindakan yang akan
diberikan tersebut pasien asuhan keperawatan yaitu:
a.
Kaji
adanya alergi makanan
b.
Berikan
makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas
intake nutrisi. Seperti buah, sayuran, daging dll
c.
Beri
makan lunak selagi hangat
d.
Motivasi
pasien untuk makan yang tidak merangsang mual dan muntah (pedas dan asam)
e.
Ijinkan
pasien untuk memakan makanan yang disukai
f.
Menganjurkan
keluarga untuk memberikan makanan dengan teknik sedikit tapi sering
g.
Menjelaskan
pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit.
h.
Mempertahankan
kebersihan mulut pasien
i.
Kolaborasi
dengan memberikan makanan melalui parenteral jika pemberian makanan melalui
oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien.
Dengan kriteria hasil yang diharapkan penulis dari referensi buku NANDA NIC
NOC, 2013, SIKI dan SDKI PPNI adalah adanya peningkatan berat badan sesuai
dengan tujuan, mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, tidak ada tanda-tanda
malnutrisi, menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan.
4.
Implementasi
5.
Evaluasi
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari tanggal 23
April s.d 25 April 2020 didapatkan hasil asuhan pada hari ketiga pasien Ny.S
yaitu data subjektif : pasien
mengatakan mual muntah sudah berkurang, nafsu makan bertambah, pasien mampu
menghabiskan semua porsi makan yang disediakan. Sedangkan pada data objektif:
Pasien menghabiskan makanan yang disediakan Puskesmas, TTV: TD: 110/70 mmHg, RR:20
x/menit, N: 80 x/ menit, S: 36,80c, BB naik: 50,4 kg.
Hasil
ini sesuai dengan perencanaan dan tujuan dari asuhan keperawatan dengan masalah
keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
dimana
menurut NANDA NIC NOC, 2013, dengan intervensi kaji adanya alergi makanan,
berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi. Seperti buah, sayuran, daging dll,
ijinkan, ijinkan pasien untuk memakan makanan yang disukai, menganjurkan keluarga
untuk memberikan makanan dengan teknik sedikit tapi sering, menjelaskan
pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit,
mempertahankan kebersihan mulut pasien, kolaborasi dengan memberikan makanan
melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien. Intervensi ini dilakukan
selama tiga hari berturut-turut dengan tujuan nutrisi dapat terpenuhi dengan
berkurangnya mual dan muntah serta meningkatkan nafsu makan.
6.
Jurnal
Hasil
Penelitian. Setelah penerapan asuhan keperawatan pada masalah Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,
dengan tindakan keperawatan yang dilakukan
yaitu mengkaji pola makan, mengobservasi adanya
kembung, mula dan muntah, melakukan pengukuran tandatanda vital, mengukur
indeks massa tubuh pasien, menganjurkan makan sedikit tapi sering, menimbang BB
pasien,
menganjurkan tirah baring, menjelaskan
pentingnya nutrisi yang adekuat, penatalaksanaan pemberian diet dan terapi,
diperoleh hasil yaitu pasien mengatakan perut tidak terasa kembung, tidak
merasa mual, makanan mulai terasa enak di mulut sehingga pasien dapat menghabiskan 1 porsi
makan,
Kesimpulan. setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, masalah kebutuhan nutrisi terhadap
pasien dapat teratasi.
Saran. Saran bagi perawat rumah sakit, yaitu
pentingnya memberikan pemahaman kepada keluarga pasien tentang nutrisi yang
tepat pada
pasien thypoid, mengajarkan beberapa intervensi
yang bisa dilakukan di rumah, agar dapat di aplikasikan oleh keluarga pasien
secara mandiri di rumah.
Kata
kunci :
Asuhan Keperawatan nutrisi, pemenuhan kebutuhan nutrisi, typhoid
BAB V
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pengumpulan data dapat disimpulkan secara umum yaitu:
1.
Pengkajian
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan didapatkan hasil pengkajian pada Ny.S yaitu Pasien mengatakan mual dan rasanya
seperti ingin muntah, sudah 4 hari ini Pasien tidak nafsu makan hanya mampu
makan 2-3 sendok per porsi dalam sehari, Pasien tampak lemah dan hanya
berbaring di tempat tidur. Pasien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu,
demam naik turun, demam tinggi saat malam hari dan turun saat pagi hari.
Didapatkan hasil saat pengkajian TD: 110/70 mmHg, N :
78x/menit, RR : 20x/menit,
S : 38,50C, TB :
155 cm, BB Sakit : 50 Kg dan BB
sehat : 54.
2.
Masalah
Keperawatan
Setelah
dilakukan pengkajian didapatkan masalah keperawatan pada Ny.S yaitu gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3.
Intervensi
Intervensi
keperawatan pada pasien Ny.S dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu:
kaji adanya alergi makanan, berikan makanan yang disertai dengan suplemen
nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. Seperti. Seperti buah apel,
anggur dan alpukat, sayuran bayam, wortel, kentang, daging dicincang, makan
nasi lunak, telur ayam rebus setengah matang, ijinkan pasein untuk memakan
makanan yang di sukai, menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dengan
teknik sedikit tapi sering, menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat
untuk penyembuhan penyakit, mempertahankan kebersihan mulut pasien, kolaborasi
dengan memberikan makanan melalui parenteral jika pemberian makanan melalui
oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien. Intervensi ini dilakukan selama tiga
hari berturut-turut dengan tujuan nutrisi dapat terpenuhi dengan berkurangnya
mual dan muntah serta meningkatkan nafsu makan.
4.
Implementasi
Implementasi
dilakukan selama 3 hari sesuai dengan intervensi yang dibuat oleh penulis,
yaitu : mengkaji
adanya alergi makanan, memberikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi
untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi, seperti buah, sayuran, daging dll,
menyarankan pasein untuk memakan dengan teknik sedikit tapi sering, menjelaskan
pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit,
mempertahankan kebersihan mulut pasien, kolaborasi dengan memberikan makanan
melalui parenteral jika pemberian makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan
gizi pasien.
5.
Evaluasi
Keperawatan
pada subjek Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat
Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran pada Ny. S dengan demam thypoid berhasil
diatasi dengan kerjasama tim dokter, ahli gizi dan tim perawat yang ada di
klinik dalam pelaksanaanya serta peran keluarga yang juga membantu dan turut
berperan aktif dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal
UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran diatas dapat terpenuhi
dan teratasi dengan baik, evaluasi yang digunakan menggunakan SOAP.
B.
Saran
Beberapa
rekomendasi dari hasil pengumpulan data ini diuraikan sebagai berikut :
1.
Bagi UPTD Puskesmas
Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran
Pada kasus demam thypoid Ny. S diharapkan diperhatikan
dengan benar intake maupun output serta tanda-tanda vital pada Ny. S dan
pelaksanaan yang utama yaitu penanganan kebutuhan nutrisi dengan cepat dan
tepat. Perawat agar lebih memperhatikan dalam menegakan diagnosa keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan mempertahankan agar intervensi berjalan
secara optimal sesuai dengan Asuhan Keperawatan penyakit demam thypoid
dan untuk pelayanan laboratorium diadakan penambahan pemeriksaan widal agar
dapat segera melengkapi sarana dan prasarana nya.
2.
Bagi Prodi D III
Khususnya Untuk Program RPL
Diharapkan untuk lebih dilatih dan dipertajam pengetahuan
mahasiswanya dalam asuhan keperawatan terutama mengenai pemenuhan kebutuhan
nutrisi sehingga kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan akan
lebih baik dan berkompeten.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham H. Maslow (2010). Konsep Kebutuhan Dasar
Manusia
http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow. Pada tanggal 13 mei 2019
Andarmoyo , Sulistyo. (2012)
Keperawatan Keluarga Konsep teori, Proses
Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Antoilah , Kusnadi.
(2013). Askep Pada Klien dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Garut: In Media
Brunner & Suddart, (2013). Buku
Ajar Keperawatan, Edisi 8, Jakarta: EGC
Departemen kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2013. Survey Demam Thypoid Indonesia.
Dari http://www.depkes.go.id.
Pada
tanggal 13 Mei 2019
Dinas kesehatan Pesawaran. (2018). Kasus Demam Thypoid Di Puskesmas Pesawaran. Pesawaran
Doengoes, M. & Moorhouse, M F & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual: Planning,
Individualizing and Documenting Client Care.
Philadelpia:
F.A. Davis Cimpany.
Hidayat . (2008). Riset Keperawatan dan teknik Penulisan
Ilmiah. Jakarta:
Salemba
medika.
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika.
North American Nursing Diagnosis Association, NANDA NIC-NOC (2015).
Panduan
Penyusunan Asuhan keperawatan
Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan
Keperawatan.
Yogyakarta:
Graha Ilmu
Sudoyo Aru, dkk. (2009). Buku
Ajar Asuhan Keperawatan, Aplikasi NANDA,NIC dan NOC, edisi I, Jarta: EGS
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016). Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia:
definisi dan indikator
diagnostik edisi I. Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI
WHO, The Diagnosis, Treatment
and Prevention of Thypoid Fever. (2003),
POLTEKKES TANJUNGKARANG PRODI D III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG |
Kode |
|
|
Tanggal |
|
||
Lembar Konsultasi Bimbingan Laporan Tugas Akhir |
Revisi |
|
|
Halaman |
|
PERSETUJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH / TUGAS AKHIR
Nama Mahasiswa :
SUNARYO
NIM :
1914401176
Judul yang diajukan :
1.
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD.
Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020
2.
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa
Nyaman Nyeri Pada Pasien Gastritis Akut Di Bagsal UPTD. Puskesmas Rawat Inap
Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020
Judul yang disetujui :
1.
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD.
Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020
Bandar
Lampung, 22 April 2020
Pembimbing Utama Pembimbing
Pendamping
DR. ANITA BUSTAMI, M.Kep. Sp. Mat PURWATI, S.Pd. MAP
NIP. 19690210 199212 2 001 NIP.
19630427 198502 2 001
POLTEKKES TANJUNGKARANG PRODI D III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG |
Kode |
|
|
Tanggal |
|
||
Lembar Konsultasi Bimbingan Laporan Tugas Akhir |
Revisi |
|
|
Halaman |
|
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH / LAPORAN TUGAS AKHIR
PEMBIMBING UTAMA
Nama Mahasiswa :
SUNARYO
NIM :
1914401176
Pembimbing Utama :
DR. ANITA BUSTAMI, M.Kep. Sp. Mat
Judul Tugas Akhir :
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di
Ruang Bangsal UPTD. Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun
2020
No |
Hari/Tanggal |
Catatan Pembimbing |
Paraf Mhs |
Paraf Pembimbing |
1 |
25 April 2020 |
Lanjutkan
membuat Bab 1-3 |
|
|
2 |
27 April 2020 |
Perbaiki, Lanjut Pengambilan Data |
|
|
3 |
01 Mei 2020 |
ACC Bab I – III, Lanjutkan Bab IV
– V, Judul dll pada halaman sampul satu spasi |
|
|
4 |
4 Juni 2020 |
PPT Berisi Poin Penting Saja Bukan Uraian Narasi |
|
|
5 |
5 Juni 2020 |
PPTnya Singkat Saja Misal Latar Belakang Tampilkan data Berupa
Angka-angka saja. Waktu Presentasi Hanya 10 – 15 Menit saja |
|
|
6 |
|
|
|
|
7 |
|
|
|
|
8 |
|
|
|
|
9 |
|
|
|
|
10 |
|
|
|
|
11 |
|
|
|
|
12 |
|
|
|
|
Bandar
Lampung, 22 April 2020
Pembimbing
Utama
DR.
ANITA BUSTAMI, M.Kep. Sp. Mat
NIP.
19630427 198502 2 001
POLTEKKES TANJUNGKARANG PRODI D III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG |
Kode |
|
|
Tanggal |
|
||
Lembar Konsultasi Bimbingan Laporan Tugas Akhir |
Revisi |
|
|
Halaman |
|
LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH / LAPORAN TUGAS AKHIR
PEMBIMBING PENDAMPING
Nama Mahasiswa :
SUNARYO
NIM :
1914401176
Pembimbing Pendamping :
PURWATI, S.Pd.MAP
Judul Tugas Akhir :
Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD. Puskesmas Rawat Inap
Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020
No |
Hari/Tanggal |
Catatan Pembimbing |
|
|
1 |
25 April 2020 |
ACC Judul |
|
|
2 |
10 Mei 2020 |
Perbaiki Judul Tabel Jarak 1 Spasi untuk Penulisan 1,5 Spasinya Kecuali
yang didalam Kolom |
|
|
3 |
10 Mei 2020 |
Gambar Juga harus ada judul Misal Gambar 1 dibawahnya ditulis Patway
Tentang apa ? |
|
|
4 |
10 Mei 2020 |
Daftar Pustaka dibuat ya |
|
|
5 |
3 Juni 2020 |
PPT di BAB 5 Isinya Kesimpulan bukan Evaluasi ya |
|
|
6 |
3 Juni 2020 |
Ok. Sarannya waktu Bapak Penyajian disampaikan ya |
|
|
7 |
|
|
|
|
8 |
|
|
|
|
9 |
|
|
|
|
10 |
|
|
|
|
Bandar
Lampung, 22 April 2020
Pembimbing
Pendamping
PURWATI,
S.Pd. MAP
NIP.
19630427 198502 2 001
POLTEKKES TANJUNGKARANG PRODI D III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG |
Kode |
|
|
Tanggal |
|
||
Lembar Konsultasi Bimbingan Laporan Tugas Akhir |
Revisi |
|
|
Halaman |
|
LEMBAR MASUKAN DAN PERBAIKAN
Nama Mahasiswa : SUNARYO
NIM :
1914401176
Tanggal :
Bandar
Lampung, .......................................
Ns. SUNARSIH,
S.Kep.MM PURWATI, S.Pd.
Map Dr. ANITA, M.Kep.SP. Mat
NIP. 19680827
198711 2 001NIP. 19630427 198402 2 001NIP. 19690210 199212 2 001
PENJELASAN SEBELUM PROSEDUR (PSP)
1.
Saya adalah Sunaryo mahasiswa Politehnik Kesehatan
Tanjungkarang Jurusan Keperawatan Program Studi D III Keperawatan Tahun 2020
dengan ini menerima anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam pengumpulan
data dari tugas akhir yang berjudul Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri Pada Pasien Gastritis Akut Di Klinik Griya Husada
Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2020
2.
Tujuan dari penulisan ini adalah menggambarkan Asuhan
Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri Pada Pasien
Gastritis Akut Di Klinik Griya Husada Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2020 yang dapat memberi manfaat untuk mendapatkan Asuhan Keperawatan Gangguan
Pemenuhan kebutuhan nutrisi serta meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat
pasien.
3.
Prosedur pengumpulan data dengan cara pemberian asuhan
keperawatan selama 3 hari, dan apabila sebelum 3 hari ada sudah diperbolehkan
pulang kerumah maka pemberian asuhan keperawatan akan di lanjutkan ke rumah
anda dengan metode homecare.
4.
Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda adalah
anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan keperawatan yang
diberikan.
5.
Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang
anda sampaikan akan tetap di rahasiakan.
6.
Jika anda membutuhkan informasi sehubungan dengan
penelitian ini silahkan menghubungi nomor Hp : 0857 6894 8648
DINAS
KESEHATAN
UPT
PUSKESMAS TEGINENENG
Jl. Lintas Sumatera No. 70 Desa Bumi Agung Kec Tegineneng Kab. Pesawaran
Kode Post 35363 email : pkm.tegineneng@gmail.com
LEMBAR PERSETUJUAN MEDIK
INFORMED CONSENT
Saya
yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah diberikan penjelasan oleh dokter tentang
tindakan Medik / Persalinan / ....................................... dan telah
dijelaskan pula kemungkinan timbulnya akibat-akibat dan resiko mulai dari yang
ringan, sedang, berat atau kecacatan dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Maka dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya
SETUJU / TIDAK SETUJU memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan
............................................. terhadap saya / istri /
suami / anak / saudara :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran atas
segala resiko tindakan yang diberikan.
Tegineneng,
........................
Yang Memberikan Pelayanan Yang Membuat Pernyataan
......................................................
.............................................
Saksi :
.............................................................
Saksi : .............................................................
Komentar
Posting Komentar