ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020

 

LAPORAN TUGAS AKHIR

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020

 

 

 

 

 

 

SUNARYO

NIM : 1914401176

 

 

 

 

 

 

POLTEKKES TANJUNGKARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TANJUNGKARANG

TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020

 

 

 

 

Laporan Tugas Akhir Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III Keperawatan

Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

 

 

 

 

SUNARYO

NIM : 1914401176

 

 

 

 

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2020


Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Jurusan Keperawatan

 

Laporan Tugas Akhir,       Juni 2020

SUNARYO

 

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020

 

xiv + 73 halaman, 8 tabel, 1 lampiran

 

ABSTRAK

 

Berdasarkan data WHO (World Healt Organisation) Demam tifoid merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica reservoar typhi, umumnya disebut Salmonella typhi (S.typhi). Jumlah kasus demam thypoid di seluruh dunia diperkirakan terdapat 21 juta kasus dengan 128.000 sampai 161.000 kematian setiap tahun, kasus terbanyak terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara (WHO, 2018).

Tujuan penulisan ini adalah melakukan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam thypoid di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran. Metode penulisan ini adalah deskriptif dengan fokus asuhan keperawatan. Subjek asuhan ini adalah pasien thypoid usia dewasa, yang dilakukan pada bulan April 2020. Metode laporan kasus yang dilakukan dengan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi, pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi yang dilakukan pada tanggal 23-25 April 2020.

Hasil asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam thypoid. UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng, didapatkan perkembangan pasien, selera makan pasien meningkat, mual dan muntah tidak ada, pasien bersedia menghabiskan 1 porsi makanan yang disajikan, meskipun pasien masih mengeluh lemas. Berdasarkan hasil asuhan keperawatan penulis mengharapkan perawat UPTD Rawat Inap Puskesmas Tegineneng dapat memberikan asuhan keperawatan terutama pada pasien demam thypoid asuhan keperawatan kebutuhan nutrisi.

Kesimpulan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh terhadap pasien demam thypoid dapat teratasi.

Saran : bagi Perawat UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng, yaitu pentingnya memberikan pemahaman kepada keluarga pasien tentang nutrisi yang tepat pada pasien thypoid, mengajarkan beberapa intervensi yang bisa dilakukan di rumah, agar dapat di aplikasikan oleh keluarga pasien secara mandiri di rumah.

Kata kunci                   : Nutrisi, Asuhan Keperawatan

Daftar bacaan              : Tahun 2008 s/d Tahun 2016

Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Jurusan Keperawatan

 

Laporan Tugas Akhir,      Juny 2020

SUNARYO

 

NURSING CARE INTERFERENCE WITH FULL NEEDS OF NUTRITION FROM BODY NEEDS FOR THYPOID FEVER PATIENTS IN UPTD BANGSAL ROOM. CENTRAL HEALTH CARE CENTER TEGINENENG DISTRICT, PESAWARAN DISTRICT, 2020

 

xiv + 73 pages, 8 tables, 1 attachment

 

 

ABSTRAK

 

Based on WHO data (World Healt Organization) Typhoid fever is an acute infection caused by the bacterium Salmonella enterica reservoir typhi, commonly called Salmonella typhi (S.typhi). The number of typhoid fever cases worldwide is estimated at 21 million cases with 128,000 to 161,000 deaths each year, the most cases being in South and Southeast Asia (WHO, 2018).
The purpose of this paper is to perform nursing care disorders that meet the nutritional needs of less than the body's needs in typhoid fever patients at UPTD Puskesmas Tegineneng Inpatient Pesawaran District. This writing method is descriptive with a focus on nursing care. The subjects of this care are adult typhoid patients, which were conducted in April 2020. The case report method is carried out with a nursing care approach which includes, assessment, nursing diagnoses, interventions, implementation and evaluation conducted on April 23-25, 2020.
The results of nursing care with nursing problems impaired fulfillment of nutritional needs is less than the body's needs in typhoid fever patients. Tegineneng Inpatient Health Center UPTD, obtained patient development, increased patient appetite, nausea and vomiting did not exist, the patient was willing to spend 1 serving of food served, even though the patient still complained of weakness. Based on the results of nursing care, the writer hopes that the UPTD Inpatient nurses at Tegineneng Health Center can provide nursing care, especially for typhoid fever patients, nursing care of nutritional needs.
Conclusion : after doing nursing actions for 3 days, the problem of nutritional needs less than the body's needs of typhoid fever patients can be resolved.
Suggestion : for UPTD Nurses at Tegineneng Inpatient Health Center, namely the importance of providing understanding to the patient's family about proper nutrition to typhoid patients, teaching several interventions that can be done at home, so that it can be applied by the patient's family independently at home.
 
Keywords                    : Nutrition, Nursing Care

Reading list                 : Tahun 2008 s/d Tahun 2016


 

KATA PENGANTAR

 

 


            Teriring syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020” tepat pada waktunya, sholawat beserta salam senantiasa tercurah kepada Rasululloh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya. Penulis menyadari pada penulisan dan penyusunan Laporan Tugas Akhir initidak lepas dari beberapa pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1.      Bapak Warjidin Aliyanto, SKM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjungkarang.

2.      Bapak Gustop Amatiria, Skp.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang.

3.      Ibu Ns. Musiana, S.Kp. M.Kes, selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan.

4.      Ibu DR. Anita Bustami, M.Kep. Sp. Mat, selaku Dosen pembimbing utama Materi Laporan Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan, pemikiran, waktu dan saran hingga terselesaikan lampiran tugas akhir ini.

5.      Ibu Ns. Sunarsih, S.Kep.MM, selaku Ketua Penguji Sidang Laporan Tugas Akhir D III Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang.

6.      Ibu Purwati, S.Pd. MAP, selaku Dosen Pembimbing pendamping Materi Laporan Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan, pemikiran, waktu dan saran hingga terselesaikan lampiran tugas akhir ini.

7.      Istri tercinta Fatlis Setyo Hernoningsih yang selalu mensuport dan mendo’akan.

8.      Anak-anak tersayang Sang Aji Cahyo Hermawanto, S.Kep, Yolanda Utami Tarriesy, S.S.T, Anggra Dwi Cahyo Putra, S.Farm, Bagus Danang Try Cahyo, Anugerah Cahyo Wahyu Agung dan Esa Mulia Kirana Putri Cahyo yang selalu memberikan Do’a, kasih sayang, serta dukungan dan semangat kepada penulis.

9.      Pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah berkontribusi dalam penyusunan penulisan laporan Tugas Akhir ini.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca semua, khususnya bagi para Mahasiswa Keperawatan Poltekes Komenkes Tanjungkarang. Ammiinn.

 

Bandar Lampung,       April 2020

Penulis

 

 

 

SUNARYO

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BIODATA PENULIS

 

Nama                                       : SUNARYO

NIM                                        : 1914401176

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjungkarang, 21 Juni 1971

Agama                                     : Islam

Jenis Kelamin                          : Laki-laki

Status Mahasiswa                   : Tugas Belajar

Alamat                                                : Dusun Tempulingan Desa Sukamandi

                                                  Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran

Riwayat Pendidikan :

1.      SD                                    : SD Cisaat Natar (Tahun 1978 – 1983)

2.      SMP                                 : SMPN 1 Natar (Tahun 1983 – 1987)

3.      SPK                                  : SPK. Dep-Kes Metro (Tahun 1987 – 1990)

4.      D III                                 : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

 (Tahun 2019/2020)


LEMBAR PERSETUJUAN

 

 


Laporan Tugas Akhir

 

 

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020

 

 

 

Penulis

SUNARYO / RPL 1914401176

 

 

 

Telah di Periksa dan di Setujui Oleh Pembimbing Laporan Tugas Akhir Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

 

 

 

 

Bandar Lampung,      Juni 2020

 

 

Pembimbing Utama

 

 

 

 

DR. ANITA BUSTAMI, M.Kep. Sp. Mat

NIP. 19690210 199212 2 001

 

 

 

Pembimbing Pendamping

 

 

 

 

PURWATI, S.Pd. MAP

NIP. 19630427 198502 2 001


LEMBAR PENGESAHAN

 

 


Laporan Tugas Akhir

 

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020

 

 

 

Penulis

SUNARYO / RPL 1914401176

 

 

 

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Prodi DIII Keperawatan Tanjungkarang Tahun Akademik 2019/2020

 

 

 

Tim Penguji

Ketua

 

 

 

Ns. SUNARSIH, S.Kep. MM

NIP. 19680827 198711 2 001

 

 

Anggota I

 

 

 

PURWATI, S.Pd. MAP

NIP. 19630427 198502 2 001

 

 

 

Anggota II

 

 

 

DR. Anita Bustami, M.Kep. Sp. Mat

NIP. 19690210 199212 2 001

 

 

 

Ketua Jurusan Keperawatan Tanjungkarang

Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

 

 

 

Gustop Amatiria, Skp., M.Kes

NIP. 19700807 199303 1 002

 


 

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

 

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama               : SUNARYO

NIM                : RPL 1914401176

Jurusan            : D III Keperawatan Tanjungkarang

 

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Tugas Akhir saya yang berjudulAsuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam thypoid di ruang bangsal UPTD. Puskesmas rawat inap tegineneng kabupaten pesawaran tahun 2020” adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambilan alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri,

 

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan tugas akhir ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan tersebut.

 

 

Bandar Lampung,     Juni 2020

Pembuat Pernyataan

 

 

 

SUNARYO

NIM : RPL 1914401176

 

 

Mengetahui,

Pembimbing Utama

 

 

 

 

DR. Anita Bustami, M.Kep. Sp. Mat

NIP. 19690210 199212 2 001

Pembimbing Pendamping

 

 

 

 

PURWATI, S.Pd. MAP

NIP. 19630427 198502 2 001

 

 


DAFTAR ISI

 


LEMBAR JUDUL LUAR .......................................................................     

LEMBAR JUDUL DALAM ...................................................................      i

ABSTRAK ................................................................................................      ii

KATA  PENGANTAR ............................................................................      iv

LEMBAR BIODATA  .............................................................................      vi

LEMBAR PERSTUJUAN ......................................................................      vii

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................      viii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...........................      ix

DAFTAR ISI .............................................................................................      x

DAFTAR TABEL ....................................................................................      xii

DAFTAR GAMBAR  ..............................................................................      xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................      xiv                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        

 

BAB I   PENDAHULUAN 

A.    Latar Belakang .......................................................................      1

B.     Tujuan Penulisan ....................................................................      3

C.     Manfaat ..................................................................................      4

D.    Ruang Lingkup ......................................................................      4

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 

A.    Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar  ......................................      5

1.      Definisi ...........................................................................      5

 

B.     Konsep Kebutuhan Nutrisi ....................................................      10

1.      Definisi Nutrisi ...............................................................      10

2.      Jenis-jenis Nutrisi ............................................................      10

3.      Fungsi Nutrisi .................................................................      12

4.      Faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi ...............................      13

5.      Masalah Nutrisi ...............................................................      14

6.      Diit Makanan ..................................................................      17

7.      Tanda-tanda Gangguan Nutrisi ......................................      18

 

C.     Tinjauan AsuhaN Keperawatan .............................................      19

1.      Pengkajian keperawatan .................................................      19

 

D.    Tinjauan Konsep Dasar Penyakit Demam Thypoid ...............      31

1.      Definisi Demam Thypoid ...............................................      31

2.      Etiologi Demam Thypoid................................................      31

3.      Penyebaran Kuman Thypoid  .........................................      32

4.      Patofisiologi Demam Thypoid ........................................      32

5.      Phatway ..........................................................................      34

6.      Manifestasi Klinis ...........................................................      35

7.      Komplikasi ......................................................................      36

8.      Pemeriksaan Penunjang ..................................................      37

9.      Penatalaksanaan ..............................................................      39

BAB III METODE PENULISAN

A.    Fokus Asuhan Keperawatan ..................................................      40

B.     Subjek Asuhan .......................................................................      40

C.     Lokasi dan Waktu ..................................................................      40

D.    Pengumpulan Data .................................................................      41

E.     Penyajian Data .......................................................................      43

F.      Prinsip Etik ............................................................................      43

 

BAB IV HASIL ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Hasil

1.      Pengkajian .......................................................................      46

2.      Analisa Data ...................................................................      50

3.      Masalah Keperawatan .....................................................      52

4.      Rencana Asuhan Keperawatan .......................................      53

5.      Catatan Perkembangan  ..................................................      56

 

B.     Pembahasan

1.      Pengkajian .......................................................................      64

2.      Masalah Keperawatan .....................................................      65

3.      Rencana Keperawatan ....................................................      66

4.      Implementasi ...................................................................      67

5.      Evaluasi ...........................................................................      68

6.      Jurnal ...............................................................................      68

 

BAB V  PENUTUP

A.    Kesimpulan ............................................................................      70

B.     Saran ......................................................................................      72

 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


DAFTAR TABEL

 


Halaman

Tabel 1.      Daftar Bahan Makanan Untuk Diet TKTP ..................................... 17

Tabel 1.1.   Rencana Asuhan Keperawatan Gangguan Nutrisi .......................... 28

Tabel 1.2.   Periode Infeksi Demam Tifoid, Gejala dan Tanda ......................... 36

Tabel 2.1.   Analisa Data .................................................................................... 50

Tabel 2.2.   Rencana Asuhan Keperawatan ....................................................... 53

Tabel 2.3.   Catatan Perkembangan I ................................................................. 56

Tabel 2.4.   Catatan Perkembangan II ............................................................... 60

Tabel 2.5.   Catatan Perkembangan III .............................................................. 63


DAFTAR GAMBAR

                                                                                         

Halaman

Gambar 1.  Phatway .......................................................................................... 34

Gambar 2.  Genogram ........................................................................................ 47


 

DAFTAR LAMPIRAN

 

Lampiran 1   Pengajuan Judul Laporan Tugas Akhir

Lampiran 2   Lembar Konsultasi Bimbingan Laporan Tugas Akhir

Lampiran 3   Lembar Masukan dan Perbaikan

Lampiran 4   Lembar Penjelasan Sebelum Prosedur (PSP)

Lampiran 5   Lembar Informed Consent

Lampiran 6   Lembar Format Asuhan Keperawatan

Lampiran 7   Lembar Skala Braden Untuk Prediksi Resiko Luka Tekan

Lampiran 8   Lembar Format Analisis Data

Lampiran 9   Lembar Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan

Lampiran 10 Lembar Format Rencana Tindakan Keperawatan

Lampiran 11 Lembar Format Catatan Perkembangan

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan kebutuhan yang harus diperlukan untuk meningkatkan derajat kebutuhan manusia. Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan dasar yang dikenal dengan “Hierarki Maslow” lima kebutuhan dasar Maslow disusun berdasarkan yang paling penting hingga yang tidak terlalu penting, adapun kebutuhan yang dimaksud meliputi : kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (Andarmoyo, 2012).

 

Kebutuhan fisiologi, salah satunya kebutuhan nutrisi. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi terdapat sistem tubuh yang berperan adalah sistem pencernaan yang terdiri dari saluran perncernaan dan organ aksesoris. Salah satu saluran pencernaan yang penting dalam proses penyerapan sari makanan adalah intestinal (usus). Pasien dengan demam thypoid dapat menyebabkan Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan memudahkan timbulnya komplikasi (Hidayat, 2008).

 

Salah satu penyakit demam thypoid menimbulkan gangguan kebutuhan nutrisi karena terjadi peradangan pada usus halus dan penyerapan sari makanan terganggu. Demam thypoid banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita, baik di perkotaan maupun dipedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang, hygiene pribadi serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat (Purba, 2016).

 

Berdasarkan data WHO (World Healt Organisation) Demam tifoid merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica reservoar typhi, umumnya disebut Salmonella typhi (S.typhi). Jumlah kasus demam tifoid di seluruh dunia diperkirakan terdapat 21 juta kasus dengan 128.000 sampai 161.000 kematian setiap tahun, kasus terbanyak terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara (WHO, 2018). Sementara penyakit thypoid di provinsi Lampung pada tahun 2019 berada diurutan ke 2 setelah penyakit diare.

 

Pada tahun 2015 kasus Demam thypoid pada pasien. Puskesmas Rawat Jalan di Kabupaten Pesawaran yaitu sebesar 4.227, merupakan kejadian paling banyak dibandingkan dua tahun terakhir yakni pada tahun 2017 sebanyak 2.285 kasus dan tahun 2018 sebanyak 3.379. (Dinas Kesehatan Pesawaran, 2018).

 

Sedangkan kasus Demam Thypoid di Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kecamatan  Tegineneng periode 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019 sejumlah 67 kasus, masuk sepuluh besar dalam tindakan medis. Komplikasi demam Thypoid yaitu kemungkinan pada usus halus antara lain, perdarahan usus, masalah keperawatan pada pasien demam Thypoid antara lain tidak nafsu makan, mual, muntah, kembung, diare, konstipasi.

 

Berdasarkan uraian dan keterangan diatas penulis tertarik mengambil kasus dengan pasien demam thypoid untuk lebih memahami bagaimana proses keperawatan yang dilakukan kepada pasien dengan demam thypoid, sehingga penulis mengambil judul kasus “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020”.

 


 


B.     Tujuan Penulisan

1.    Tujuan Umum

Untuk melakukan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam thypoid di ruang bangsal UPTD puskesmas rawat inap tegineneng kabupaten pesawaran tahun 2020.

2.    Tujuan Khusus

Tujuan melaksanakan asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam thypoid di ruang bangsal UPTD puskesmas rawat inap tegineneng kabupaten pesawaran tahun 2020, yang terdiri dari :

a.       Melakukan Pengkajian keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan thypoid di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

b.      Merumuskan diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan thypoid di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

c.       Membuat rencana asuhan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan thypoid di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

d.      Melakukan tindakan keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan thypoid di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

e.       Melakukan evaluasi keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan thypoid di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

 


C.    Manfaat

1.    Manfaat Teoritis

Asuhan Keperawatan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan yang telah ada tentang demam thypoid sehingga dapat mencegah angka kesakitan dan kematian.

 

2.    Manfaat Praktis

a.       Mahasiswa dapat mengetahui kajian asuhan keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan masalah demam thypoid dan dapat menambah ilmu pengetahuan serta menjadi pengalaman yang berharga.

b.      Asuhan Keperawatan Laporan Tugas Akhir ini nantinya dapat dijadikan masukan dalam proses pembelajaran serta dijadikan bahan bacaan di Poltekkes Tanjungkarang.

c.       Asuhan Keperawatan Laporan Tugas Akhir ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan bahan masukan serta pertimbangan dalam proses asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan dengan masalah demam thypoid.

 

D.    Ruang Lingkup

Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh penulis adalah asuhan keperawatan pada pasien thypoid dengan gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Penulisan asuhan keperawatan meliputi pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan pasien thypoid Di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran yang dilakukan pada 23-25 April 2020.


BAB II

TINJAUAN TEORI

 


A.      Tinjauan Konsep Kebutuhan Dasar

Dasar kebutuhan manusia adalah terpenuhi tingkat kepuasan agar manusia dapat mempertahankan hidupnya, peran perawat yang pertama adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta Pasiennya, meskipun dalam kenyataannya dapat memenuhi salah satu dari kebutuhan membawa dampak terhadap perubahan system dalam individu (biologis, intelektual, emosional, sosial, spiritual,ekonomi, lingkungan, patologi dan psikopatologi).

 

Hal ini menggambarkan suatu bagian di mana penerapan proses keperawatan selalu difokuskan pada kebutuhan individu yang unik dan sebagai suatu bagian integral dari keluarga dan masyarakat. Keseimbangan antar kebutuhan tersebut menjadi tanggungjawab perawat untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar Pasien. Peran tersebut dapat dilaksanakan secara optimal melalui pendekatan proses keperawatan.

 

Berikut adalah 3 teori hierarki menurut Rina Dwiarti :

1.      Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Maslow’s

Need Hierarchy Theory atau A Theory of Human Motivation, dikemukakan oleh Abraham Maslow tahun 1943 menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu meliputi kebutuhan biologis dan psikologis berupa materiil dan non materiil. (Hasibuan, H. Malayu S.P., 2007: 104). Dalam teori kebutuhan Maslow, ketika kebutuhan dasar sudah terpenuhi maka kebutuhan berikutnya menjadi dominan. Dari sudut motivasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan yang benar-benar dipenuhi, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah dipenuhi tidak lagi memotivasi. (Robbins dan Timoty, 2009: 224).

a.       Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebagai berikut (Sunyoto, Danang, 2013: 2-3): Kebutuhan fisiologis (phisiological needs) Kebutuhan fisiologis merupakan hierarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup meliputi sandang, pangan, papan seperti makan, minum, perumahan, tidur, dan lain sebagainya.

b.      Kebutuhan rasa aman (safety needs) Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan secara fisik dan psikologis. Keamanan dalam arti fisik mencakup keamanan di tempat pekerjaan dan keamanan dari dan ketempat pekerjaan. Keamanan fisik ini seperti keamanan dan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja dengan memberikan asuransi dan penerapan prosedur K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), serta penyediaan transportasi bagi karyawan. Sedangkan keamanan yang bersifat psikologis juga penting mendapat perhatian. Keamanan dari segi psikologis ini seperti perlakuan yang manusiawi dan adil, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya, jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak ada lagi, dls. (Siagian, Sondang P., 2012: 150-151)

c.       Kebutuhan sosial (social needs) Meliputi kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi (hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab), dan interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama.

d.      Kebutuhan penghargaan (esteem needs) Kebutuhan ini meliputi kebutuhan dan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas faktor kemampuan dan keahlian seseorang serta efektivitas kerja seseorang. (Sunyoto, Danang, 2013: 3) Maslow membagi kebutuhan akan rasa harga diri/penghargaan kedalam dua sub, yakni penghormatan dari diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Sub pertama mencakup hasrat dari individu untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Kesemuanya mengimplikasikan bahwa individu ingin dan perlu mengetahui bahwa dirinya mampu menyelesaikan segenap tugas atau tantangan dalam hidupnya. Sub yang kedua mencakup antara lain prestasi. Dalam hal ini individu butuh penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya. Penghargaan ini dapat berupa pujian, pengakuan, piagam, tanda jasa, hadiah, kompensasi, insentif, prestise (wibawa), status, reputasi, dls. (Koeswara, E., 1995: 228-229).

e.       Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) Aktualisasi diri merupakan hierarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualiasasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. (Sunyoto, Danang, 2013: 3). Pemenuhan kebutuhan ini dapat dilakukan oleh para pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, memberikan otonomi untuk berkreasi, memberikan pekerjaan yang menantang, dan lain sebagainya.

 

2.      Revisi Teori Maslow

Hierarki kebutuhan Maslow telah mengalami revisi yaitu pada tahun 1970 dan 1971. Pada tahun 1970, Maslow memisahkan kecenderungan tingkah laku yang ada dalam aktualisasi diri menjadi kebutuhan kognitif dan kebutuhan estetika. Tahun 1791 Maslow menemukan beberapa orang bisa mengaktualisasikan dirinya melalui kemampuan diri dan pengalaman sendiri. Oleh Maslow, kemampuan seperti itu disebut sebagai kemampuan akan transendensi. Akan tetapi Maslow tidak pernah memasukkan self transcendence kedalam hierarki kebutuhannya. Tapi peneliti penerus Maslow seperti Henry Gleitman Alan Fridlund, dan Daniel Reisberg mamasukkannya sebagai hierarki paling tinggi yaitu hierarki kedelapan. Menurut versi yang paling baru, hierarki kebutuhan manusia terdiri dari delapan level, yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan kognitif, kebutuhan estetika, kebutuhan aktualisasi diri, dan kebutuhan transendensi. (Nisa, Valina Khiarin, 2014, “Sejarah Psikologi Humanistik”, Blogger Unair, Universitas Airlangga, valinanisa 327-fpsi11.web.unair.ac.id/artikel_detail-93076- Umum- Sejarah % 20 Psikologi % 20 Humanistik.html, diakses pada tanggal 16 November 2014 pukul 20.45 WIB).

 

3.      Kebaikan dan Kelemahan Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Teori hierarki kebutuhan Maslow ini mempunyai kebaikan dan kelemahan sebagai berikut (Hasibuan, Malayu, S. P., 2007: 107):

Kebaikannya :

a.       Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (materiil dan nonateriil) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.

b.      Manajer mengetahui seseorang berperilaku/bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (materiil dan non-materiil) yang akan memberikan kepuasan baginya.

c.       Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah (sosial ekonominya lemah) cenderung dimotivasi oleh materiil, sedang orang yang berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmateriil.

d.      Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.

 

Kelemahannya :

a.       Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau hierarki, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkannya tercapai sekaligus dan kebutuhan manusia itu merupakan siklus, seperti lapar-makan-lapar lagi makan lagi dan seterusnya.

b.      Walaupun teori ini sangat populer, tetapi belum pernah dicoba kebenarannya, karena Maslow mengembangkannya hanya atas dasar  pengamatan saja. Hofstede (dalam Stoner dan Freeman, 1994, dalam buku Edy Sutrisno, 2010), mampu menentukan sejauh mana teori Maslow dapat diterapkan di negara-negara lain untuk membantu manajemen memotivasi karyawannya. Ia menemukan terdapat banyak perbedaan diantara berbagai kebudayaan dan juga perbedaan dalam motivasi karyawan, gaya manajemen. Hofstede menyimpulkan bahwa teori motivasi seperti hierarki kebutuhan dari Maslow sama sekali bukan gambaran dari proses motivasi manusia universal. Sebaliknya, bahwa itu merupakan gambaran dari sistem nilai, yakni sistem nilai masyarakat kelas menengah Amerika Serikat yang mana Maslow masuk di dalamnya. Negara-negara yang mengembangkan sistem nilai lain bisa jadi menganggap kebutuhan akan rasa aman melampaui kebutuhan sosial atau penghargaan diri. Contoh, di Swedia, yang cukup berhasil menerapkan gaya manajemen partisipatif, kebutuhan sosial bernilai lebih dari kebutuhan akan penghargaan. Di Jerman, Jepang, Swiss, Italia, dan Austria, kebutuhan akan rasa aman pada umumnya dinilai lebih dari pada kebutuhan akan penghargaan. Di Kanada, India, dan Inggris seperti juga di Amerika Serikat, pada umumnya prinsip teori Maslow diterapkan relatif baik (Sutrisno, Edy, 2010: 127-128). Bagaimanapun juga teori kebutuhan Maslow juga telah menerima pengakuan luas diantara anajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahakan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat. (id.m.wikepedia.org/wiki/ Motivasi, diaksestanggal 3 November 2014 pukul 20.19 WIB). Terlepas dari itu semua, teori Maslow telah banyak digunakan secara luas dalam dunia industri untuk menunjukkan adanya hubungan antara pekerja dengan performansi kerja (Robert, Thomas B., 1972).

 


 


B.       Konsep Kebutuhan Nutrisi

1.      Definisi Nutrisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi terdapat sistem tubuh yang berperan adalah sistem pencernaan yang terdiri dari saluran pencernaan dan organ aksesoris. Saluran pencernaan dimulai dari oris, esofagus, gaster, duodenum, jejunum, ileum, intestinum mayor, sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolom desendens, kolon sigmoid, rektum, anus, bagian distal dan organ aksesoris terdiri dari hati, kandung empedu, dan pankreas (Atoilah dan Kusnadi, 2013).

 

2.      Jenis-jenis Nutrisi

a.       Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Tubuh mengubah gula sederhana dan pati kompleks menjadi glukosa sehingga memberi energi lebih terhadap sel tubuh. Kelebihan kabohidrat akan menaikan berat badan karena karbohidrat berlebihan disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak. Setiap 1 gram karbohidrat dapat menghasilkan energi sebanyak 4 kilo kalori. Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan badan lemah, kurus, semangat kerja/sekolah menurun, dan daya tahan tubuh terhadap penyakit berkurang.

 

b.      Protein

Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Beberapa sumber protein berkualitas tinggi : ayam, ikan, daging, domba, kalkun dan hati. Beberapa sumber protein nabati : kelompok kacang polong (misalnya buncis dan kedelai) kacang-kacangan dan biji-bijian. Protein akan di hidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik untuk melepaskan adam amino yang kemudian akan diserap oleh usus. Selama proses pencernaan protein akan di ubah menjadi pepton dengan bantuan enzim pepsin didalam lambung, kemudian pepton akan diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim triptie didalam usus halus.

 

c.       Lemak

Sumber lemak dapat berasal dari hewan disebut lemak hewani, misalnya lemak daging, susu, mentega, ikan basar, telur dan minyak ikan. Sumber lemak yang berasal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya adalah kelapa, kemiri, kacang-kacangan dan alpukat. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K. Lama disimpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap 1 gram lemak dapat menghasilkan energi sekitar 9 kilo kalori. Lemak merupakan sumber energi yang di padatkan oleh lemak dan minyak terdiri atas gabungan yang diserap oleh asam lemak. Kebutuhan lemak 10-25% dari kebutuhan energi total. Fungsi lemak antara lain sebagai berikut :

1)      Sebagai sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan 9 kalori per jam

2)      Ikut serta membangun jaringan tubuh

3)      Perlindungan

4)      Penyekatan isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh

5)      Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbuk rasa lapar kembali segera setelah makan

 

d.      Vitamin

Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisitor metabolisme tubuh. Vitamin dapat dibagi dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (vitamin BI, BII, B6 dan B12) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K). Vitamin berfungsi sebagai komponen organik enzim yang disebut Co-enzim. Terdapat dua kelompok vitamin yang larut dalam lemak dan air, vitamin larut dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan lama. Bila jumlah yang tersedia lebih banyak yang diperlukan tubuh maka akan disimpan dalam tubuh dalam waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan vitamin yang larut dalam air, bila jumlahnya melebihi yang diperlukan oleh tubuh, kelebihan akan dibuang melalui urin.

 

e.       Mineral dan Air

Garam mineral dibutuhkan sendiri maupun kelompok. Masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam tubuh sebagai contoh kalsium, sumbernya berasal dari susu, daging, sayur-sayuran berfungsi pembentukkan darah, kontraksi otot, pembentukkan tulang, gigi dan sebagainya.

Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagai nezim dan sangat penting dalam sistem pengendalian tubuh, mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan mensintesis sehingga harus di sediakan oleh makanan.

 

3.      Fungsi Nutrisi

Menurut Jauhari dan Nasution (2012) fungsi nutrisi bagi tubuh adalah : tubuh kita terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh karena itu memerlukan masukan makanan untuk memperoleh zat-zat yang diperlukan oleh tubuh, zat-zat tersebut yang berfungsi membentuk dan memelihara jaringan tubuh, memperoleh tenaga, mengatur pekerjaan didalam tubuh, dan melindungi tubuh terhadap penyakit. Dengan demikian fungsi utama nutrisi adalah memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh serta mengatur berbagai proses kimiawi tubuh.

 


 


Untuk pertumbuhan tubuh diperlukan zat yang disebut protein mineral dan juga air. Tenaga yang diperlukan untuk bekerja dan menjalankan aktivitas didalam tubuh yaitu pencernaan makanan, pernapasan dan peredaran darah diperoleh dari zat hidrat arang, lemak, protein. Protein digunakan untuk menghasilkan tenaga terutama bila jumlah hidrat arang dan lemak sudah cukup. Zat-zat yang berfungsi memelihara mengatur kerja didalam tubuh dan melindungi diri kita terhadap serangan penyakit adalah mineral dan vitamin.

 

4.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nutrisi

Menurut Jauhari dan Nasution (2012) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi seseorang dan status gizi adalah :

a.       Usia dan tahapan perkembangan

Periode waktu dalam hidup seseorang ketika bertumbuh begitu cepat dan membutuhkan tingkat energi yang dikeluarkan lebih tinggi dan asupan nutrien lebih tinggi. Dua masa tersebut adalah pada permulaan kehidupan dan selama masa remaja ketika ada dorongan pertumbuhan kemampuan baik untuk memenuhi kebutuhan energi menjadi berlipat karena faktanya ia mempunyai saluran pencernaan belum sempurna. Dengan demikian, bentuk makanan yang digunakan, untuk memenuhi kebutuhan bayi harus diindifikasi untuk menyesuaikan level fungsional saluran pencernaan. Selama masa remaja, tantangannya untuk memastikan bahwa nutri yang tepatlah yang dikonsumsi. Remaja sangat aktif dn senang bepergian. Mereka mempunyai tingkat kemandirian lebih tinggi dan lebih senang memilih makanan cepat saji yang tinggi kalori dan lemak yang mudah dimakan dijalan.

b.      Gaya hidup dan budaya

Gaya hidup seseorang atau keluarganya juga mempunyai pengaruh terhadap kebiasaan makan. Contoh variabel gaya hidup dan mempengaruhi kebiasaan makan diantaranya :

1.      Kedua orang tua yang bekerja di luar rumah dapat mempengaruhi tipe makanan yang dimakan (misalnya makanan cepat saji, makanan kotak, menu seimbang termasuk pemilihan masing-masing kelompok makanan)

2.      Pendapatan (makan di restoran kemampuan untuk membeli beragam makanan)

3.      Kapan dan dimana makanan di makan (misal dimeja makan, dalam keluarga, sendiri, di depan tv, pada waktu akan berbeda, makan sepanjang hari)

4.      Keyakinan (misal keyakinan agama, keyakinan bahwa makanan apa saja akan membuat sehat, tidak toleransi terhadap “makanan sampah” menggunakan makanan sebagai penghargaan, apa  dan bagaimana pria vs wanita harus makan (makan benda non makanan)

5.      Tingkat aktivitas (mempengaruhi jumlah kalori yang dibutuhkan)

6.      Konsumsi obat alkohol dan obat terlarang

 

5.      Masalah Nutrisi

Menurut Wahyudi dan Wahid (2016) masalah yang muncul pada kebutuhan nutrisi yaitu :

a.       Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda klinis :

1)      Berat badan 10-20% dibawah normal

2)      Tinggi badan dibawah ideal

3)      Lingkar kulit trisep lengan kurang dari 60%

4)      Adanya nyeri tekan pada otot

5)      Adanya penurunan albumin serum

6)      Adanya penurunan tranferin

 

Kemungkinan penyebab

1)      Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi kanker

2)      Disvagia karena adanya kelainan pernafasan

3)      Penurunan absorbnutrisi akibat penyakit CROHN atau intoleransi laktosa

4)      Nafsu makan menurun

 

b.      Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.

Tanda klinis :

1)      Berat badan lebih dari 10% berat ideal

2)      Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)

3)      Lipatan kulit trisep lebih dari 16 mm pada pria dan 25 mm pada wanita

4)      Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun ataupun monoton

 

Adanya penyebab kemungkinan :

1)      Tanda perubahan pola makanan

2)      Penurunan fungsi pengecap dan pencium

 

c.       Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan yang mencapai berat badan lebih dari 20% bb normal. Status nutrisinya adalah melebihi asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

 


 


d.      Malnutrisi

Malnutrisi masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau bisa dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kekurangan dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.

 

e.       Diabetes militus

Diabetes militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi di tandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

 

f.       Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai maslah pemenuhan berbagai nutrisi, seperti adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

 

g.      Penyakit jantung coroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering digunakan oleh adanya peningkatan darah dan perokok. Saat ini penyakit jantung koroner di alami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.

 

h.      Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisin yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.

 


 


i.        Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan perpanjangan di tandai dengan kontisipasi, pembengkakkan badan, nyeri abdomen, kedinginan, alergi, dan kelebihan energi.

 

6.     

TKTP

Diit Makanan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber :(Sumber : Penuntun Diet. Almasier Sunita. 2015)

 

Menurut Ngastiah (2005) diit makanan yang dianjurkan pada masalah thypoid yaitu :

Makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat, tinggi protein, dan tidak menimbulkan gas serta pemberiannya harus melihat keadaan pasien. Jika keadaan pasien masih baik, berikan makanan lunak dengan lauk pauk dicincang (hati, daging), sayuran labu siam dan wortel yang dimasak lunak sekali. Boleh juga diberi tahu, telur setengah matang atau matang direbus. Susu diberikan 2x1 gelas per hari, jika makanan tidak habis diberikan ekstrak susu.

Makanan yang dianjurkan antara lain :

1.      Sumber karbohidrat : beras di bubur/tim, roti bakar, kentang rebus, tepung-tepungan di bubur atau dibuat puding.

2.      Sumber protein hewani : daging empuk, ayam, hati, ikan direbus, di tim, di ceplok air, di dadar, di campur dalam makanan dan minuman, susu maksimal dua gelas sehari.

3.      Sumber protein nabati : tahu, tempe di tim, di rebus, di tumis, susu kedelai.

4.      Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel di rebus, di kukus, di tumis.

5.      Buah-buahan : semua sari buah, buah segar dan matang (tanpa kulit dan biji dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya, pisang, jeruk, alpukat).

6.      Lemak nabati : margarin mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis, mengoles dan setup.

7.      Minuman : teh encer, sirup.

8.      Bumbu : garam, vetsin, gula, salam, laos, kunyit dalam jumlah terbatas.

 

7.      Tanda-tanda Gangguan Nutrisi

Menurut Jauhari dan Nasution (2012) tanda-tanda gangguan gizi pada masalah Thypoid yaitu :

a)      Berat badan (berat bdan kurang, signifikan)

b)      Keluhan kelelahan atau kelemahan

c)      Tampilan lemah dan lesu

d)     Konstipasi atau diare

e)      Kulit rentang atau penyembuhan terlambat

f)       Konjungtiva pucat

g)      Rambut rontok

h)      Kuku rapuh atau perubahan bentuk kuku

i)        Kerusakan gigi dan sakit gusi

j)        Penyimpangan skeletal (kaki bengkak, kaki melengkung, fraktur)

k)      Status gangguan mental (lekas marah, lesu, bingung)

l)        Taki kardi (detak jantung tidak teratur)

m)    Tekanan darah tinggi atau rendah

 

C.    Tinjauan Asuhan Keperawatan Pada Paien Dengan Gangguan Pemulihan Kebutuhan Nutrisi

1.      Pengkajian keperawatan

a.       Identitas pasien

Umur : demam thypoid sering ditemukan pada usia di atas 1 tahun

jenis kelamin   : jenis kelamin tidak mempengaruhi penyakit demam thypoid

pekerjaan         : pekerjaan serta suku bangsa perlu dikaji untuk mengetahui adanya pemaparan penyakit

 

b.      Keluhan utama

Keluhan utama demam thypoid adalah panas atau demam yang tidak turun-turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran

 

c.       Riwayat kesehatan

1)      Riwayat Penyakit dahulu

Kaji tentang penyakit yang pernah dialami oleh Pasien, baik yang ada hubungannya dengan saluran cerna atau tidak. Kemudian kaji tentang obat-obatan yang biasa di konsumsi oleh Pasien, dan juga kaji mengenai riwayat alergi pada Pasien, apakan alergi terhadap obat-obatan atau makanan.


 


2)      Riwayat Penyakit sekarang

Kaji mengenai keluhan yang dirasakan oleh Pasien, misalnya nyeri pada epigastrium, mual, muntah, peningkatan suhu tubuh, sakit kepala atau pusing, letih atau lesu.

Yang menggunakan PQRST : P = Provokatif / Paliatif,  Q = Qualitas / Quantitas, R = Region / Radiasi, S = Skala Seviritas, T = Timing.

 

3)      Riwayat Penyakit keluarga

Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien atau penyakit gastrointestinal lainnya.

 

d.      Pengkajian sistem

1)      Pola nutrisi dan metabolisme

Pada pasien demam thypoid akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat makan sehingga makanan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.

Pemeriksaan fisik Pasien dengan gangguan oemenuhan nutrisi dilakukan dengan cara :

a)      Inspeksi

1)      Penampilan umum : lesu, apatis

2)      Rambut : rambut berserabut, kusam, kusut, kering, tipis, dan kasar, helai rambut mulai lepas

3)      Bibir : penampilan kering, bersisik, bengkk, kemerahan

4)      Mata : membran mata pucat, konjungtiva pucat

5)      Gusi : gusi bengkak, mudah berdarah, margin kemerahan

6)      Leher : pembesaran tiroid

7)      Kulit : membran mukosa lembut, bengkak

 

b)      Palapasi

Kaki tungkai : adema, nyeri betis, kesemutan, lemah

c)      Auskultasi

1)      Fungsi kordiovaskuler : laju denyut cepat, irama tidak normal, tekanan darah meningkat

2)      Fungsi gastrointestinal : anoreksia, diare, pembesaran hati atau limfa

 

2)      Pola Eliminasi

Pada pasien dengan demam thypoid dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi urin tidak mengalami gangguan, hanya warna urin menjadi kuning kecoklatan.

Pasien dengan demam thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat mudah keluar dan merasa haus sehingg dapat meningkatkan cairan kebutuhan tubuh.

3)      Pola Aktivitas dan Latihan

Aktivitas Pasien akan terganggu karna harus tirah baring total, agar tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan pasien di bantu.

4)      Pola tidur dan istirahat

Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan peningkatan suhu tubuh.

5)      Pola persepsi dan konsep diri

Pada Pasien dengan demam thypoid biasanya terjadi kecemasan dan rasa khawatir terhadap penyakitnya.

6)      Pola sensori dan kognitif

Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan umumnya tidka mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu waham pada Pasien.

7)      Pola hubungan dan peran

Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan Pasien dirawat  dirumah sakit dan Pasien harus bedrest total.

8)      Pola penanggulangan stres

Dengan adanya proses pengobatan yang lama maka akan mengakibatkan stres pada penderita yang bisa mengakibatkan penolakan terhadap pengobatan.

9)      Pola keyakinan – nilai

Kedekatan Pasien pada sesuatu yang diyakininya di dunia dipercaya dapat meningkatkan kekuatan jiwa pasien. Keyakinan Pasien terhadap tuhan dan mendekatkan diri kepadanya merupakan metode penanggulangan stres yang konstruktif.

 

e.       Pemeriksaan fisik

1)      Keadaan umum

Pada Pasien dengan demam thypoid didapatkan, Pasien tampak lemah, suhu tubuh meningkat 38-410C, muka kemerahan.

2)      Tingkat kesadaran

Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis).

3)      Sistem repirasi

Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan gambaran seperti bronchitis.

4)      Sistem kardiovaskuler

Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin rendah.

5)      Sistem integumen

Kulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pucat, rambur agak kusam.

6)      Sistem muskuloskeletal

Pasien lemah, terasa lebih tapi tidak didapatkan adanya kelainan.

7)      Sistem pencernaan

a)      Inspeksi

(1)   Keadaan kulit : warnanya (ikterus, pucat, coklat, kehitaman), elastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites), dan adanya bekas-bekas garukan (penyakit ginjal kronik, ikterus obstruktif), jaringan parut (tentukan lokasinya), striae (gravidarum/cushing syndrome), pelebaran pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal).

(2)   Besar dan bentuk abdomen : rata, menonjol, atau scaphoid (cekung).

(3)   Simetrisitas : perhatikan adanya benjolan lokal (hernia, hepatomegali, splenomegali, kista ovari, hidronefrosis). Gerakkan dinding abdomen pada peritonitis terbatas.

(4)   Pembesaran organ atau tumor.

(5)   Peristaltik : gerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour)

(6)   Palpasi : pembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan gambaran pulsasi di daerah epigastrium dan umbilikal.

 

b)      Auskultasi

Kegunaan auskultasi ialah :

(1)   Mendengarkan suara peristaltik usus. Frekuensi normal berkisar 5 – 34 kali permenit

(2)   Bila terdapat obstruksi usus, peristaltik meningkat disertai rasa sakit (borborigmi)

(3)   Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang. Peristaltik lebih tinggi seperti dentingan keping uang logam

(4)   Bila terjadi peritonitis, peristaltik usus akan melemah, frekuensi lambat, bahkan sampai hilang

(5)   Hipoaktif/sangat lambat (misalnya sekali dalam 1 menit)

 


c)      Palpasi

(1)   Pemeriksaan ballottement : cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites. Caranya dengan melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen & dengan cepat tangan ditarik kembali. Cairan asites akan berpindah untuk sementara, sehingga organ atau massa tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat teraba saat memantul.

(2)   Setiap ada perabaan massa dicari ukuran/besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya, tepinya, permukaannya, fiksasi atau mobilitasnya, nyeri spontan/tekan, dan warna kulit diatasnya.

Palpasi hati : dilakukan dengan 1 tangan atau bimanual pada kuadran kanan atas dilakukan palpasi dari bawah ke atas pada garis pertengahan antara mide line pasien diminta untuk menarik nafas dalam sehingga hati dapat teraba. Pembesaran hati dinyatakan dengan berapa centimeter dibawah lengkung kosta dan berapa centimeter dibawah prosesus xiphoideus.

 

d)     Perkusi

Perkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan, menentukan besarnya hati, limfa, ada tidaknya asites, adanya masa berisi cairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam lambung dan usus serta adanya udara bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah timfani (organ rongga yang berisi udara), kecuali di daerah hati (redup pada organ yang padat). Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis untuk mengetahui distribusi daerah timfani dan daerah redup (dullness). Pada perforasi usus cairan bebas dalam rongga abdomen adanya cairan bebas dalam rongga abdomen (asites) akan menimbulkan suara perkusi timpani di bagian atas dan dullness damping atau suara dullness dominan. Karena cairan itu bebas dalam rongga abdomen, maka bila pasien di miringkan akan terjadi perpindahan cairan ke sisi terendah (Atohilah dan Kusnadi, 2013)

 

f.       Pemeriksaan diagnostik

Menurut Muttaqin (2012) pengkajian diagnostik yang diperlukan adalah pemeriksaan laboratorium dan radiografi, meliputi hal-hal sebagai berikut :

1)      Pemeriksaan darah

Untuk mengidentifikasi adanya anemia karena asupan makanan terbatas malabsorbsi hambatan pembentukan darah dalam sum-sum dan penghancuran sel darah merah dalam peredaran darah. Leukopenia dengan jumlah leukosit antara 3000-4000 mm ditemukan pada fase demam. Hal ini diakibatkan oleh penghancuran leukosit oleh endotoksin. Aneosinofidian yaitu hilangnya eosinofil dari darah tepi. Trombosit openia terjadi pada stadium panas yaitu pada minggu pertama limfositosis.

Pada umumnya jumlah limfosit meningkat akibat rangsangan endotoksin, laju endap darah meningkat.

2)      Pemeriksaan urine

Didapatkan proteinuria ringan (<2 gr/liter) juga di dapatkan peningkatan leukosit dalam urine.

3)      Pemeriksaan feses

Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya perdarahan usus dan perforasi.

4)      Pemeriksaan bakteriologis

Untuk identifikasi adanya bakteri salmonella pada biakan darah tinja, urine, cairan empedu, atau sumsum tulang.

5)      Pemeriksaan serologis

Untuk mengevaluasi reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody (aglutinin), respon antibody yang dihasilkan tunuh akibat reaksi kuman salmonella adalah antobody O dan H. Apabila titer antibody O adalah 1 : 20 atau lebih pada minggu pertama atau terjadi peningkatan liter antibody yang progresif (lebih dari 4 kali). Pada pemeriksaan ulangan 1 atau 2 minggu kemudian menunjukkan diagnosis positif dan infeksi salmonella thyposa.

6)      Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau komplikasi akibat demam thypoid.

7)      Pemeriksaan SGOT dan SGPT

SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus.

8)      Pemeriksaan Uji Widal

Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri salmonella44 thypi. Uji widal dimaksdukan untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum penderita demam tifoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella thypi makan penderita membuat antibody (agglutinin).

 

g.      Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penderita demam thypoid anatara lain :

1)      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia, atau output yang berlebih akibat diare. Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

Batasan karakteristik : kram abdomen nyeri abdomen, menghindari makanan, berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal, diare, kehilangan rambut berlebihan, bising usus hiperatif, kurang informasi, kurang minta pada makanan, membran mukosa pucat, ketidak mampuan menelan makanan, tonus otot menurun, mengeluh gangguan sensasi rasa, cepat kenyang setelah makan, kelemahan otot pengunyah.

2)      Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan pemasukan yang kurang, pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh.

Definisi : penurunan cairan intravakskuler, interstinal atau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan.

Batasan karakteristik : perubahan status mental, penurunan tekanan darah, penurunan tekanan nadi, penurunan turgor kulit, penurunan turgor lidah, penurunan hauaran urine, membran mukosa kering, kulit kering, peningkatan suhu tubuh, haus, kelemahan.

3)      Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi, respon sistemik dari imflamasi gastrointestinal

Definisi : suhu tubuh meningkat diatas rentang normal tubuh.

Batasan karakteristik : kulit kemerehan, peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa hangat.


 


h.      Rencana Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi

Tabel 1.1

No

Diagnosa

Tujuan

Intervensi

Rasional

1

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan dapat memperbaiki kebutuhan nutrisi pasien dengan kriteria hasil :

1.      Pasien dapat menghabiskan porsi yang sediakan

2.      Mual dan muntah dapat teratasi

3.      Nafsu makan pasien ada

-        Mengkaji adanya alergi makanan

-        Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. Seperti buah, sayuran, daging dll

-        Ijinkan pasien untuk memakan makanan yang disukai

-        Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dengan teknik sedikit tapi sering

-        Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit

-        Mempertahankan kebersihan mulut pasien

-        Kolaborasi dengan memberikan makanan melalui parenteral jika pemberian makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien

-        Mengetahui apakah pasien memiliki alergi terhadap makanan yang menyebabkan pasien tidak nafsu makan selama sakit

-        Untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera pasien meningkat

-        Porsi yang kecil tapi sering membantu dalam memenuhi nutrisi, mengurangi mual, supaya pasien mengetahui pentingnya nutrisi bagi tubuh untuk melawan penyakit

-        Untuk melindungi penyakit melalui mulut

-        Untuk menjaga kebutuhan nutrisi tetap adekuat

2

Resiko kekurangan volume cairan

 

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan dapat memperbaiki Resiko kekurangan volume cairan

dengan kriteria hasil:

1.      Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

2.      Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas  normal

-     Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit 4 jam sekali

-     Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor kulit tidak elastis, ubun-ubun cekung, produksi urine menurun, membran mukosa kering

-     Mempertahankan intake output yang adekuat

-     Mencatat berat badan dalam waktu dan skala yang sama

-     Kolaborasi pemberian cairan IV

-          Pemantauan yang teratur dapat menentukan perkembangan

-          Untuk mengetahui keadaan cairan dalam tubuh pasien

-          Agar intake output tetap terjaga

-          Untuk mengetahui penurunan atau berat badan pasien

-          Menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang

3

Ketidak efektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit

 

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan dapat memperbaiki Ketidak efektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit

dengan kriteria hasil:

Suhu tubuh dalam batas normal

-     Observasi suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan pernafasan

-     Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh

-     Berikan minum yang cukup

-     Pemberian cairan parenteral (IV) yang adekuat

-     Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat

-     Berikan obat antipireksia dengan cara oral. Dosis dewasa untuk paracetamol sebesar 325-650 mg, 3-4 kali sehari. Anak-anak dosisnya 10-15 mg/kg berat badan, 3-4 kali sehari.

-        Untuk mengetahui keadaan pasien

-        Mempertahankan suhu tubuh

-        Menjaga intake tubuh

-        Membantu menurunkan panas

-        Menjaga suhu tubuh

-        Membantu menurunkan panas

Sumber : https://ppni-inna.org/index.php/public_eng/information/news-detail/599 Pada tanggal 29 Desember 2016

 

D.      Tinjauan Konsep Dasar Penyakit Demam Thypoid

1.      Definisi Demam Thypoid

Demam tifoid atau typhoid fever adalah suatu sindrom sistemik berat yang secara klasik disebabkan oleh Salmonella Typhi. Salmonella Typhi termasuk dalam genus Salmonella (Garna,2012). Sumber : http://eprints.ums.ac.id/34514/6/BAB%20I.pdf

Demam tifoid adalah infeksi akut saluran cerna yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi demam tifoid antara lain : usia, status gizi, dan jenis kelamin. Patogenesis demam tifoid melalui kuman Salmonella typhi masuk kedalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi. Kuman dapat menyebar keseluruh tubuh dan berkolonisasi di hati, limpa, dan sumsum tulang (Nelwan, 2012).

Sumber : http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1005/4/4.Chapter2.pdf

 

2.      Etiologi Demam Thypoid

Demam thypoid muncul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan salmonella yang memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Sumber utama yang terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan mikroorganisme penyebab penyakit, baik ketika ia sedang sakit atau sedang dalam keadaan penyembuhan. Pada masa penyembuhan, penderita masih mengandung salmonella thypi didalam kandung empedu atau didalam ginjal. Sebanyak 5% penderita demam

thypoid kelk akan menjadi karier sementara, sedangkan 2% yang lain akan menjadi karier menahun (Muttaqin, 2013).

 

3.      Penyebaran Kuman Thypoid

Demam thypoid adalah penyakit yang penyebarannya melalui saluran cerna, makanan, minuman, sayuran, maupun buah-buahan segar. Saat kuman masuk kesaluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian akan masuk ke usus halus. Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke kelenjar getah bening, ke pembuluh darah, dan keseluruh tubuh. Sekali bakteria salmonella thypi dimakan atau di kinum, ia akan masuk ke dalam saluran darah dan tubuh akan merespon dengan menunjukkan beberapa gejala seperti demam.

 

4.      Patofisiologi Demam Thypoid

Infeksi masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil di usus halus melalui pembuluh limfe masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfa sebagian membesar dan disertai nyeri. Basil masuk kembali kedalam darah (bakteremia) dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam kelenjar limfoid usus halus dan menimbulkan tukak berbentuk lonjong ada mukosa usus. Tukak dapat menyebabkan pendarahan dan perforasi usus. Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan terbentuk zat kekebalan atau antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman thyus akan mati dan penderita berangsur-angsur sembuh.

Masuknya kuman kedalam intestinal terjadi pada minggu pertama dengan tanda dan gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu akan naik pada malam hari dan akan menurun menjelang pagi hari. Demam yang terjadi pada masa ini disebut demam inteniten (suhu yang tinggi, naik turun, dan suhunya akan mencapai normal). Di samping peningkatan suhu tubuh, juga akan terjadi obstipasi sebagai akibat penurunan motilitas suhu. Pada minggu selanjutya dimana infeksi

fokal intestinal terjadi dengan tanda-tanda suhu tubuh masih tetap tinggi, tetapi nilainya lebih rendah dari fase bakteremia dan berlangsung terus-menerus ( demam kontinu), lidah kotor, tepi lidah hiperemis, penurunan peristaltik, gangguan digesti dan absorpsi sehingga akan terjadi distensi, diare, dan pasien merasa tidak nyaman. Pada masa ini dapat terjadi pendarahan usus, perforasi, dan peritonitis dengan tanda distensi abdomen berat, peristaltik menurun bahkan hilang, melena, syok dan penurunan kesadaran (Muttaqin, 2013)


 


5.      Phatway

Kuman Salmonella typhi yang masu ke saluran gastrointestinal

Lolos dari asam lambung

Gambar 1. Demam Thypoid

Bakteri masuk usus halus

Inflamasi

Melaise, perasaan tidakenak badan, nyeri abdomen

Pembuluh limfe

Komplikasi intestina : perdarahan

Peredaran Darah (Bakteremia primer)

Inflamasi pada hati dan linfa

Hepatomegali

Nyeri tekan Nyeri akut

Lase plak peyer

Erosi

Perdarahan masif

Komplikasi perforasi dan perdarahan usus

Masuk retikulo endothelial (RES) terutama hati dan limfa

Empedu

Rongga usus pada kel. Limfoid halus

Pembersih limfa

Splenomegali

Penurunan mobilitas usus

Penurunan peristaltic usus

Konstipasi

Resiko kekurangan volume cairan

Nyeri

Endotoksin

Masuk ke aliran darah (bakteremia sekunder)

Terjadi kerusakan sel

Merangsang melepas zat epirogen oleh leuosit

Mempengaruhi pusat thermoregulator dihipotalamus

Ketidakefektifan termoregulasi

Peningkatan asam lambung

Anoreksia mual muntah

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sumber : Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC, 2015

Jilid 1 (Demam TYPOID)

6.      Manifestasi Klinis

Sumber : Martha Ardiaria (StafPengajar Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro)

Penyakit Typhoid Fever (TF) atau masyarakat awam mengenalnya dengan tifusialah penyakit demam karena adanya infeksi bakteri Salmonella typhi yang menyebar keseluruh tubuh. Salmonella typhi (S. typhi) merupakan kuman pathogen penyebab demam tifoid, yaitu suatu penyakit infeksi sistemik dengan gambaran demam yang berlangsung lama, adanya bacteremia disertai inflamasi yang dapat merusak usus dan organ-organ hati. Gejala penyakit ini berkembang selama satu sampai dua minggu setelah seorang pasien terinfeksi oleh bakteri tersebut. Gejala umum yang terjadi pada penyakit tifoid adalah Demam naik secara bertangga pada minggu pertama lalu demam menetap (kontinyu) atau remiten pada minggu kedua. Demam terutama sore/malam hari, sakit kepala, nyeriotot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare. Demam merupakan keluhan dan gejala klinis terpenting yang timbul pada semua penderita demam tifoid. Demam dapat muncul secara tiba-tiba, dalam 1-2 hari menjadi parah dengan gejala yang menyerupai septisemia oleh karena Streptococcus atau Pneumococcus daripada S. typhi. Sakit kepala hebat yang menyertai demam tinggi dapat menyerupai gejala meningitis, disisi lain S. Typhi juga dapat menembus saluran darah otak dan menyebabkan meningitis. Manifestasi gejala mental kadang mendominasi gambaran klinis, yaitu konfusi, stupor, psikotik atau koma. Nyeri perut kadang tak dapat dibedakan dengan apendisitis. Pada tahap lanjut dapat muncul gambaran peritonitis akibat perforasi usus.

 


 


Periode infeksi demam tifoid, gejala dan tanda:

Tabel 1.2

Keluhan dan gelaja demam tifoid

Minggu

Keluhan

Gejala

Patologi

Minggu pertama

Panas berlangsung insidious, tinggi panas stepladder yang mencapai 39-400c, menggigil, nyeri kepala

Gangguan saluran cerna

Bakteremia

Minggu kedua

Rash, nyeri abdomen, diare atau konstipasi, delirium

Rose sport, splenomegali, hepatomegali

Vaskulitis, hiperplasi pasa peyer’s patches, nodul Tifoid pada limpa dan hati

Minggu ketiga

Komplikasi: perdarahan saluran cerna, perforasi, syok

Melena, ilius, ketegangan abdomen, koma

Ulserasi pada payer’s patches, nodul tifoid pada limpa dan hati

Minggu keempat, dst

Keluhan menurun, relaps, penurunan BB

Tampak sakit berat, kakeksia

Kolelitiasi, carrier kronik

Sumber : penyakit infeksi di Indonesia hal 197 Sulianti saroso

 

7.      Komplikasi

Komplikasi demam thypoid dapat dibagi atas dua bagian:

a.       Komplikasi intestinal

1)      Perdarahan usus

Dapat terjadi saat demam masih tinggi, ditandai dengan suhu mendadak turun, nadi meningkat/cepat dan kecil, tekanan darah menurun. Jika perdarahan ringan mungkin gejalanya tidak terlihat jelas, karena darah dalam feses hanya dapat dibuktikan dengan tes benzidin. Jika perdarahan berat ditemukan melena.

2)      Perforasi usus

Komplikasi ini dapat terjadi pada minggu ketiga ketika suhu sudah turun. Gejala perforasi usus adalah pasien mengeluh sakit perut hebat dan akan lebih nyeri lagi jika ditekan, perut tegang/ kembung. Pasien menjadi pucat, dapat juga keringat dingin, nadi lembut, pasien dapat syok.

 

b.      Komplikasi ekstraintestinal

1)      Komplikasi kardiovaskuler: kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis), miokarditis, trombososit, tromboplebitis.

2)      Komplikasi darah: anemia hemolitk, trombositopenia, dasyndroma uremia heolitik.

3)      Komplikasi paru: pneumonia, empiema, dan pleuritis

4)      Komplikasi pada hepar dan kandung empedu: hepatitis, kolesistisis

5)      Komplikasi ginjal: glomerulus nefritis, pyelonepritis dan perinepritis.

6)      Komplikasi pada tulang: osteomyolitis, osteoporosis, spondilitis dan arthritis.

7)      Komplikasi neuropsikiatrik: delirium, meningismus, meningitis, polineuritis perifer. (Tarwoto, 2011)

 

8.      Pemeriksaan Penunjang

a.       Hematologi

a)      Kader hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus atau perforasi

b)      Hitung leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi

c)      Hitung jenis leukosit: sering neutropenia dengan limfositosis relatif

d)     LED (Laju Endap Darah ): meningkat

e)      Jumlah trombosit normal atau menurun (trombositopenia)

 

b.      Urinalis

a)      Protein: bervariasi dari negatif sampai positif (akibat demam)

b)      Leukosit dan eritrosit normal, bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit

 

c.       Kimia Klinik

Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran peradangan sampai hepatitis akut

 

d.      Imunologi

a)      Widal

Pemeriksaan ini ditunjukkan untuk mendeteksi adanya antibodi (didalam darah) terhadap antigen kuman salmonella thypi/ parathypi (Reagen). Uji ini merupakan test kuno yang masih amat popular dan paling sering diminta terutama di negara dimana penyakit ini edemis seperti di Indonesia. Sebagai uji cepat (rapit test) hasilnya dapat segera diketahui.

Hasil positif dinyatakan dengan adanya anglutinasi. Karena itu antibody jenis ini dikenal sebagai febrile angglutinin. Hasl uji ini dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu. Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan vaksinasi, reaksi silang dengan spesies lain, reaksi anamnestik (pernah sakit), dan adanya faktor reumathoid. Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah yang kurag dari 1 minggu sakit, keadaan pasien yang buruk dan adanya penyakit imunologik lain. 


 


b)      Elisa Salmonella thypi/parathypi lgG dan IgM

Pemeriksaan ini merupakan uji imunologik yang lebih baru, yang dianggap lebih sensitif dan spesifik dibandingkan uji widal. Sebagai tes cepat (Rapid Test) hasilnya juga dapat segera diketahui. Diagnosis demam thypoid/ parathypoid dinyatakan 1. Bila IgM positif menandakan infeksi akut, 2. Jika IgM positif menandakan pernah kontak atau pernah terinfeksi, reainfeksi, daerah endemik.

 

9.      Penatalaksanaan

1)      Non farmakologi

-          Bed rest

-          Diet, diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Diet berupa makanan rendah serta.

2)      Farmakologi

-          Kloramfenikol, dosis 50mg/ kgBB / hari terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral atau IV selama 14 hari.

-          Bila ada kontraindikasi kloramfenikol diberikan ampisilin dengan sosis 200 mg/kgBB/ hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian, intravena saat belum dapat minum obat, selama 21 hari, atau amoksiilin dengan dosis 100 mg/kgBB/ hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian, oral/intravena selama 21 hari kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 8mg/kgBB/hari terbagi dalam 2-3 kali pemberian, oral, selama 14 hari.

-          Pada kasus berat, dapat diberikan seftriakson dengan dosis 50 mg/kgBB/kali dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kgBB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hari.

-          Pada kasus yang diduga mengalami kasus MDR, maka pilihan antibiotic adalah meropenem, azhitrimosin dan fluoroquinolon.

 

 


BAB III

METODE

 


A.      Fokus Asuhan Keperawatan

Pada laporan tugas akhir ini penulis menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien dengan demam thypoid di ruang bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

 

B.      Subjek Asuhan

Subjek asuhan adalah subyek yang dituju untuk Asuhan Keperawatan adalah subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran asuhan pasien dengan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien demam thypoid, dengan kriteria sebagai berikut:

1.      Kriteria inklusi

a)        Pasien yang terdiagnosis demam thypoid yang dirawat di ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran

b)        Pasien yang memiliki keluhan tidak nafsu makan

c)        Pasien dewasa

2.      Kriteria ekslusi

1.      Pasien yang memiliki komplikasi penyakit lain

2.      Pasien dengan penurunan kesadaran

3.      Pasien wanita hamil namun sedang terdiagnosis penyakit thypoid

 

C.      Lokasi dan Waktu

1.      Lokasi Asuhan Keperawatan

Laporan Tugas Akhir ini dilakukan di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran

2.      Waktu Asuhan Keperawatan

Waktu penulisan dilakukan selama 3 hari tanggal 23 s.d 25 April 2020


D.  Pengumpulan Data

1.      Tekhnik pengumpulan data

Ada tiga metode yang digunakan dalam pengumpulan data yang akan dilakukan penulis dan termasuk dalam tahap pengkajian menurut Setiadi (2020), yaitu wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik:

a.       Wawancara

Bercakap dengan pasien mengenai biodata pasien kemudian biodata orang tua/ wali, mengatakan alasan kunjungan, menanyakan keluhan utama yang dirasakan pada pasien demam thypoid, menanyakan riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, garis keturunan/ genogram, riwayat sosial, kebutuhan dasar: nutrisi, aktivitas/istirahat, personal hygine, eliminasi, keadaan kesehatan saat ini, dan pengkajian fisik, tekhnik yang digunakan penulis dalam anamnesis sebagai berikut:

1)        Memperhatikan pesan yang disampaikan oleh pasien

2)        Mengurangi hambatan-hambatan seperti suara gaduh, kurangnya privasi, adanya interupsi dari perawat lain, perasaan terburu-buru.

3)        Posisi duduk sebaiknya berhadapan dan dengan jarak yang sesuai mendengarkan dengan penuh perasaan terhadap setiap yang dikatakan.

 

b.      Pengamatan (observasi)

1)        Pengamatan terlibat (observasi partisipasif)

Pengamat benar-benar mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan dengan kata lain pengamat ikut aktif berpartisipasi pada aktivitas yang telah di selidiki, misalnya memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi antara lain, berat badan, pemeriksaan antopometri, memberikan tindakan keperawatan yang dibutuhkan Pasien.


 


2)        Pengamatan sistematis

Pengamatan yang mempunyai kerangka atau struktur yang jelas. Kerangka tersebut memuat beberapa hal, pada masalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain, pada keluhan utama, pemeriksaan fisik terutama pada pemeriksaan abdomen, pemeriksaan intgument, pemeriksaan antopometri, pola eliminasi, status nutrisi, dan status hidrasi,

 

c.       Pemeriksaan fisik

Pengkajian fisik perlu dilakukan penulis untuk data penunjang yang akan menemukan kebutuhan pasien. Pengkajian ini dipergunakan untuk memperoleh data objektif dari riwayat keperawatan pasien. Menurut (Mubarak, 2008) ada empat proses fundamental dalam pemeriksaan fisik yaitu:

1)        Inspeksi

Bentuk perut datar, tidak ada lesi, tidak ada bekas luka operasi

2)        Palpasi

Yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan. Meraba struktur tubuh pasien, baik pada permukaan maupun dalam rongga tubuh, akan memberikan informasi mengenai posisi, ukuran, bentuk konsistensi dan mobilitas/gerakan komponen-komponen anatomi yang normal.

3)        Perkusi

Perkusi merupakan langkah ketiga yang digunakan penulis dalam pemeriksaan pasien dimana perkusi adalah menepuk permukaan tubuh secara ringan dan tajam, untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur atau cerita atau udara di bawahnya.

4)        Auskultasi

Selanjutnya penulis menggunakan auskultasi untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen pada pasien.


 


2.      Alat Pengumpul Data

Pengumpulan data pada laporan tugas akhir ini dengan menggunakan alat pemeriksaan fisik dan formal pengkajian, alat pemeriksaan  fisik yang digunakan penulis antara lain: tanda –tanda vital menggunakan stetoskop, spignomanometer, thermometer, jam tangan dan timbangan berat badan. Dan kemudian hasil pengukuran di tulis di lembar observasi atau formal pengkajian.

 

E.       Penyajian Data

Pada penyajian data dalam laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan yaitu:

1.      Narasi

Penulis akan menggunakan penyajian secara narasi yaitu penyajian data hasil laporan tugas akhir akan di tulis dalam bentuk kalimat. Misalnya, menjelaskan hasil pengkajian pasien menuliskan hasil asuhan keperawatan dalam bentuk kalimat, penyajian dalam bentuk teks hanya digunakan penulis untuk memberi informasi melalui kalimat agar mudah dipahami pembaca.

2.      Tabel

Penulis menggunakan tabel untuk menjelaskan hasil menggunakan angka-angka yang akan dimasukkan ke dalam tabel salah satu contoh yang digunakan penulis adalah untuk pengkajian pada pasien penulis tentunya akan mengkaji pasien, masalah keperawatan yang ditemukan pada pasien serta intervens dan implementasi pada pasien.

 

F.        Prinsip Etik

Prinsip etika menurut Perry dan Potter (2005) yang digunakan penulis dalam membuat laporan tugas akhir ini adalah prinsip etika keperawatan.

Dalam memberikan layanan keperawatan kepala individu, kelompok/keluarga dan masyarakat, yaitu:


 


1.      Otonomi (Autonomi)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individ mampu befikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Maka penulis menggunakan prinsip ini untuk memberikan hak kepada pasien dalam memberikan keputusan sendiri untuk ikut serta sebagai sasaran asuhan penulis.

2.      Beneficience (Berbuat baik)

Prinsip ini menurut penulis untuk melakukan hal yang baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan. Penulis menggunakan prinsip ini sebagai perawat untuk memberikan tindakan dalam asuhan keperawatan kepada pasien dengan baik.

3.      Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesonal ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan, maka penulis akan menuliskan hasil didalam dokumentasi asuhan keperawatan sesuai dengan hukum dan standar parktik keperawatan.

4.      Nonmalefinance ( Tidak merugikan)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada Pasien. Penulis akan sangat memperhatikan kondisi agar tidak menimbulkan bahaya atau cidera fisik pada saat dilakukan tindakan keperawatan.

5.      Veracity (Kejujuran )

Nilai ini bukan Cuma dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien untuk meyakinkan agar pasien mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif dan objektif. Penulis akan menggunakan kebenaran yang merupakan dasar membina hubungan

Saling percaya. Pasien memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ingin tahu dari penulis.


 


6.      Fidelity (Menepati janji)

Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu penulis harus memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmen.

7.      Confidentialy (Kerahasiaan)

Penulis akan menjaga informasi tentang pasien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan hanya bisa di baca guna keperluan pengobatan dan peningkatan. Diskusi tentang pasien diluar area pelayanan harus dihindari.

 


BAB IV

HASIL ASUHAN PEMBAHASAN

 


Pada bab ini menguraikan hasil pengumpulan data pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan maslah Thypoid di ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan pada data yang di peroleh pada tanggal 23 April sampai dengan 25 April 2020 didapatkan pasien yang mendapatkan asuhan keperawatan demam thypoid dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Asuhan keperawatan ini sendiri dilakukan selama 3 hari berturut -  turut dengan pelaksanaan sesuai dengan proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Hasil pengumpulan data dapat di uraikan sebagai berikut  :

A.    HASIL

1.      Pengkajian

a.      DATA UMUM

Nama                              : Ny. S

Umur                               : 40 Tahun

Jenis Kelamin                  : Perempuan

Tgl masuk                       : 23 April 2020

Jam                                  : 08.00 WIB

Tgl pengkajian                : 23 April 2020

Dx medis                                    : Demam Thypoid

No. Register                    : 98.935

Alamat dan telepon        : Bumi Agung, Tegineneng, Kab. Pesawaran

 

b.      RIWAYAT KESEHATAN

Pasien datang melalui IGD Puskesmas Rawat Inap UPTD Tegineneng Kabupaten Pesawaran pada tanggal 23 April 2020 jam 04.00 WIB. Saat dilakukan pengkajian Pasien selalu mengatakan mual dan rasanya seperti ingin muntah, sudah 4 hari ini Pasien tidak nafsu makan hanya mampu makan 2 – 3 sendok per porsi dalam seharim Pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur. Pasien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu, demam turun naik, demam tinggi saat malam hari dan turun saat pagi hari. TD : 110/80 mmHg, nadi : 88 x / menit, RR : 20 x / menit, suhu 38,50C

1.      Keluhan Utama Saat Pengkajian

Mual dan muntah

2.      Riwayat Penyakit Sekarang

P = Pasien merasakan mual-mual dan muntah,  Q = muntah 1 hari lebih dari 3 kali, R = perut terasa keram, perih, tenggorokan sakit,nyeri tekan pada daerah epigastrium dan perut bagian sebelah kanan atas, S = GCS E4 V5 M6 Komposmenpis, T = setengah jam sampai 1 jam muntah. Didapatkan hasil saat pengkajian TD : 110/70 mmHg, N : 78x/menit,  RR : 20x menit, S : 37,50C, TB : 155 cm, Kesadaran Composmentis, GCS : E = 4, M = 5, V = 6BB sakit  : 50 kg dan BB sehat : 54 kg, turun  4 kg.

3.      Riwayat Alergi (Obat Makanan, dll)

Pasien mengatakan tidak ada pantangan / alergi terhadap obat dan makanan.

4.      Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan di dalam keluarga Pasien tidak ada yang memiliki penyakit menular atau penyakit keturunan seperti Diabetes Militus, Hipertensi, dan Jantung.

5.     

                = Laki – laki / Perempuan

                = Pasien

                = Garis Pernikahan

                = Garis Keturunan

                = Tinggal bersama

 

Genogram gambar 2.                                     Keterangan

 

 

 

 

 

 


 


c.       ANAMNESIS POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL

1.      Pola Manajemen Kesehatan Persepsi Kesehatan

a)      Kondisi kesehatan umum Pasien

Pasien tampak sakit berat, Pasien hanya berbaring di tempat tidur dan tampak lemah

b)      Riwayat medis & pembedahan

Pasien sebelumnya  tidak pernah dirawat di rumah sakit, dan belum pernah menjalani opersi apapun.

 

2.      Pola Metabolik – Nutrisi   

a)      Pola makan – minum 3 hari terakhir Sudah 3 hari Pasien tidak nafsu makan, saat dilakukan pengkajian Pasien saat ini makan bubur biasa, Pasien makan sendiri dengan cara oral, Pasien makan 3 kali sehari kurang dari setengah porsi yang disediakan dan tidak mengahabiskannya karena maual. Klien minum3 – 4 gelas sehari dengan jumlah 720 ml air (menggunakan aqua gelas). Infus terpasang dengan jumlah 1000 ml per 24 jam.

b)      Masalah yang berhubungan dengan pola konsumsi makanan

Pasien mengatakan mual dan muntah, Pasien mengatakan tidak nafsu makan, Pasien merasakan tidak nyaman pada abdomen.

c)      Persepsi Pasien tentang BB nya

Pasien mengatakan BB menurun, biasanya Pasien timbang BB di BPS 54 kg saat ini BB Pasien hanya 50 kg

 

3.      Pola eliminasi

Pasien tidak terpasang kateter, Pasien tidak merasakan nyeri saat BAK, dengan jumlah urine 600 ml per 24 jam.


 


d.      PEMERIKSAAN FISIK

Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg, nadi : 88 x/menit, RR : 20 x/menit, suhu 38,5 C. Irama nafas normal dan teratur.

Status mental : composmentis.

a.       Kepala : tidak ada lesi, rambut hitam tdak berketombe, tidak ada nyeri tekan, konjungtiva ananemis.

b.      Leher : tidak ada pembesaran vena jugolaris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, terlihat menggunakan otot bantu nafas

c.       Thorax

1)      Inspeksi : bentuk dada simetris, gerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi dada, tidak terdapat cuping hidung.

2)      Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa, taktil fremitus sama antara kanan dan kiri teraba lemah.

3)      Perkursi : terdengar sonor di kedua paru-paru.

4)      Auskultasi : terdengar suara vasikuler di kedua paru-paru.

d.      Abdomen

1)      Inspeksi : perut datar, tidak ada lesi

2)      Auskultasi : bising usus 12 x/menit

3)      Palpasi : ada nyeri tekan di perut bagian atas, tidak ada pembesaran hepar.

4)      Perkusi : bunyi timpani

 

e.       PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pegambilan sampel darah di UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran untuk dikirim ke laboratorium UPTD Puskesmas Branti. Dengan hasil :

Hb : 12,0 gr/dl, hematokrit : 41,9 %, eritrosit : 5,28, trombosit : 189.000 sel, leukosit : 2.130 sel, WIDAL titter H dan titter o, Salmonella thypy 1/640 dan 1/320, Sal. Parathypy A 1/320 dan 1/160, Sal. Parathypy B 1/40 dan 1/320, Sal. Parathypy C 1/80 dan 1/60.

 

f.       DAFTAR TERAPI (OBAT, CAIRAN, dll)

a.       IVFD RL 20 tpm

b.      Ranitidin 150 mg IV 2x1

c.       Paracetamol 500 mg tab 3x1

d.      Domperidon 10 mg tab 3x1

e.       Vitamin B6 tab 3x1

f.       Ondansteron IV / 12 Jam

 

2.      Analisis Data

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, berikut ini adalah analisa data yang didapat pada subjek asuhan keperawatan :

Tabel 2.1

No

Data

Masalah Keperawatan

Etiologi

1

DS :

-        Pasien mengatakan mual dan untah sejak 4 hari yang lalu

-        Pasien mengatakan tidak nafsu makan

DO :

-        Pasien hanya makan 3 sendok perposi 3x makan

-        Pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur

-        Bb sehat : 54 kg

-        Bb sakit : 50 kg

-        Tb : 153 cm

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat

 

Intake yang tidak ade kuat

2

DS :

-        Pasien mengatakan jika makan akan merasakan mual

-        Pasien mengatakan tidak nafsu makan

-        Pasien mengatakan bak sebanyak 3 – 4 /24 jam

-        Pasien mengatakan minum sebanyak  3 – 4 gelas /24 jam dengan ukuran volume 240 ml (menggunakan aqua gelas)

DO :

-        Pasien muntah 3x sehari sebanyak 100 cc

-        Pasien tampak lemah

-        TD : 110/70 mmHg

-        N : 80 x/menit

-        RR : 20 x/ menit

-        Suhu : 38,50c

-        Turgor kulit teraba hangat

-        Infus RL 20 tpm

-        Pasien minum sebanyak 4 – 5 gelas perhari

-        Urine 600 cc/24 jam

-        Flat 1.000 cc/24 jam

-        Minum : 720 ml/24 jam

Resiko kekurangan volume cairan

 

3

DS :

-        Pasien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu

-        Pasien mengatakan demam naik saat malam dan turun saat pagi hari

DO :

-        Pasien tampak menggigil

-        Suhu : 38,50C

-        Hb : 12,0 gr/dl

-        Hematokrit : 41,9%

-        Eritrosit : 5,28

-        Trombosit : 189.000 sel

-        Leukosit : 2.130 sel

-        WIDAL titter H dan titter o

-        Salmonella thypy 1/640 dan 1/320

-        Sal. Parathypy A 1/320 dan 1/160

-        Sal. Parathypy B 1/40 dan 1/320

-        Sal. Parathypy C 1/80 dan 1/160

Ketidak efektifan termoregulasi

Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonela typhi

 

3.      Masalah Keperawatan

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan maka didapatkan masalah keperawatan antara lain :

1.      Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat

2.      Resiko kekurangan volume cairan

3.      Ketidak efektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit


4.      Rencana Asuhan Keperawatan

Tabel 2.2

No

Diagnosa

Tujuan

Intervensi

Rasional

1

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat

 

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3xshift jaga diharapkan dapat memperbaikikebutuhan nutrisi pasiendengan kriteria hasil :

1.      Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

2.      Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

3.      Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

4.      Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

5.      Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan menelan

-        Kaji adanya alergi makanan

-        Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningatkan kualitas intake nutrisi. Seperti buah, sayuran, daging dll.

-        Ijinkan pasien untuk memakan makanan yang disukai

-        Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan dengan teknik sedikit tapi sering

-        Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit

-        Pertahankan kebersihan mulut pasien

-        Kolaborasi dengan memberikan makanan melalui parenteral jika pemberian makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien

-        Memberikan obat sesuai terapi dokter Vitamin B6 3x1 oral dan Ranitidin 2x1

-        Cefrotaksim 500 mg 2x1 oral

-        Mengetahui apakah Pasien alergi terhadap makanan tersebut sehingga tidak nafsu makan saat sakit

-        Untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi

-        Untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera pasien meningkat

-        Porsi yang kecil tapi sering membantu dalam memenuhi nutrisi, mengurangi mual

-        Supaya pasien mengetahui pentingnya nutrisi bagi tubuh untuk melawan penyakit

-        Untuk melindugi penyakit melalui mulut

-        Untuk menjaga kebutuhan nutrisi tetap adekuat

2

Resiko kekurangan volume cairan

 

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3xshift jaga diharapkan dapat memperbaiki volume cairan pasien dengan kriteria hasil :

1.      Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal

2.      Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

3.      Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik.

 

-        Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit 4 jam sekali

-        Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor kulit tidak elastis, ubun-ubun cekung, produksi urine menurun, membran mukosa kering

-        Mempertahankan intake output yang adekuat

-        Mencatat berat badan dalam waktu dan skala yang sama

-        Kolaborasi pemberian cairan IV

-        Pemantauan yang teratur dapat menentukan perkembangan

-        Untuk mengetahui keadaan cairan dalam tubuh Pasien

-        Agar intake output tetap terjaga

-        Untuk mengetahui penurunan atau berat badan pasien

-        Menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang

3

Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3xshift jaga diharapkan dapat memperbaiki suhu pasien kembali normal dengan kriteria hasil :

1.      Keseimbangan antara produksi panas, panas yang diterima, dan kehilangan panas

2.      Temperature stabil: 36,5-370c

3.      Tidak ada perubahan warna kulit

 

-        Observasi suhu tubuh, nadi tekanan darah dan pernafasan

-        Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehilangan tubuh

-        Berikan minum yang cukup

-        Pemberian cairan parenteral (IV) yang adekuat

-        Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat

-        Berikan obat antipireksia dengan cara oral dosis dewasa untuk paracetamol sebesar 325-650 mg, 3 – 4 kali sehari

-        Memberikan paracetamol 500 mg tab 3x1 oral

-        Untuk mengetahui keadaan Pasien

-        Mempertahankan suhu tubuh

-        Menjaga intake tubuh

-        Membantu menurunkan panas

-        Menjaga suhu tubuh

-        Membantu menurunkan panas


5.      Catatan Perkembangan

Catatan Perkembangan 1 Tanggal 23 April 2020

Tabel 2.3

Tanggal

No. Diagnosa

Implementasi

Paraf

Evaluasi (SOAP)

Paraf

23-04-2020

Jam 08.00

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jam 08.30

 

 

Jam 08.15

 

 

 

Jam 09.30

 

 

 

 

 

 

 

Jam 11.00

 

 

 

 

Jam 12.05

 

 

 

 

Jam 14.00

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jam 16.00

dx. 1 – 3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

-      Memberikan obat cefrotaxim 500 mg 2x1 oral

-      Vitamin B6 1 tab 3x1 oral

-      Ranitidin 1 tab 3x1 oral

-      Mengkaji adanya alergi terhadap makanan

-      Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

-      Mengijinkan pasien untuk makan-makanan yang disukai

-      Menganjurkan keluarga untuk makan sedikit tapi sering (setengah porsi makan setiap waktu makan)

-      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori yang di butuhkan pasien

-      Memberikan Vitamin B6 1 tab oral

-      Monitoring mual dan muntah

-      Memberikan informasi penting tentang intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit

-      Memberitahu kepada pasien tentang pentingnya kebersihan mulut

-      Memberikan cefrotaxim 500 mg 1 tab oral

-      Ranitidin 1 tab oral

23-04-2020     16.00 WIB

 

S :

-      Pasien mengatakan mual dan muntah

-      Pasien mengatakan tidak nafsu makan

-      Pasien mengatakan hanya menghabiskan 3 sendok dari porsi yang disediakan

 

-      Pasien mengatakan jika makanan merasakan mual

-      Pasien mengatakan tidak nafsu makan

 

-      Pasien mengatakan demam

-      Pasien mengatakan demam meningkat saat malam dan menurun saat pagi hari

 

 

O :

-      Pasien tampak lemah

-      Pasien hanya berbaring di tempat tidur

-      TTV :

TD : 110/70 mmHg

RR : 20 x/menit

N : 76 x/menit

S : 38,50c

-      1200-1500 kkal

 

-      Pasin muntah

-      Pasien tampak lemah

-      TD : 110/70 mmHg

-      N : 80 x/menit

-      RR : 20 x/menit

-      Suhu : 38,50c

-      IVFD RL 20 tpm

-      BB sebelum sakit 54 kg, BB sekarang 50 kg

-      Pasien minum sebanyak 2-4 gelas per hari dengan ukuran 240 ml

-      Infus : 2 plabot = 1000 ml/24 jam

-      Minum : 240 x 3 = 720 ml

-      Muntah : 100 cc

-      Intake : 1.720 ml/24 jam

-      Output muntah 100 cc, urine 600 ml

-      Balance cairan :

-      1.720-700 = 1.020 ml/24 jam

 

-      Pasien tampak menggigil

-      Suhu : 38,50c

-      IUFD RL 20 tpm

 

 

A :

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat

 

Resiko kekurangan volume cairan

 


Ketidak efektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit

 

P :

-      Monitor mual dan muntah

-      Mengkaji tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali

-      Mengkaji pola makanan Pasien

-      Beri makanan selagi hangat

-      Motivasi pasien untuk makan yang tidak merangsang mual (pedas, asam)

-      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi untuk mengatasi mual

 

-      Memonitor turgor kulit

-      Memonitor masukan cairan IV

-      Observasi tanda-tanda vital/4 jam

 

-      Observasi tanda-tanda vital (suhu)

-      Observasi pemberian cairan IV

-      Berikann obat antipireksia

23-04 2020

Jam 08.45

 

 

Jam 09.15

 

 

 

Jam 10.15

 

 

Jam 13.00

 

 

-      Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh)

-      Monitor turgor kulit

-      Mempertahankan intake output yang adekuat

-      Mencatat berat badan dalam waktu yang sama secara berkala

-      Memonitor cairan infus dan pemasukan cairan oral

 

 

23-04-2020

Jam 11.00

 

 

Jam 11.35

 

Jam  12.05

 

 

 

Jam 12.10

 

 

-     Menyelimuti Pasien untuk mencegah hilangnya

-     Mengobservasi pemberian cairan IV

-     Menganjurkan pasien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

-     Menganjurkan keluarga dan pasien untuk kompres air hangat sesering mungkin, terutama pada bagian ketiak

-     Memberikan cefotaxim 500 mg 2x1 sesuai intruksi dokter

 

 

 


 


Catatan perkembangan II tanggal 24 April 2020

Tabel. 2.4

Tanggal

No. Diagnosa

Implementasi

Paraf

Evaluasi (SOAP)

Paraf

24-04-2020

Jam 08.00

 

 

 

 

 

 

Jam 08.15

 

Jam 08.30

 

 

 

Jam  08.45

dx.1-3

 

-       Memberikan obat cefrotaxim 500mg 2x1 oral

-       Vitamin B6 1 tab 3x1 oral

-       Ranitidin 1 tab 3x1 oral

-       Berkolaborasi dengan ahli gizi

-       Menyarankan pasien untuk makan sedikit tapi sering.

-       Monitor mual dan muntah

24-04-2020     16.00 WIB

 

S:

-    Pasien mengatakan mual dan muntah berkurang

-    Pasien mengatakan nafsu makan sedikit

-    Pasien mengatakan menghabiskan setengah porsi makan

 

-   Pasien mengatakan nafsu makan kembali sedikit normal

 

-   Pasien mengatakan demam berkurang

-    Pasien mengatakan sudah tidak menggigil

 

O:

-    Pasien tampak masih lemah

-    Pasien dapat beraktifitas seperti makan sendiri

 

Jam 11.00

 

Jam 12.05

 

 

 

Jam 14.00

 

 

Jam 16.00

 

 

-       Mengukur tanda-tanda vital

-       Memonitor mual dan muntah

-       Mengkaji pola makan Pasien

-       Memberikan Vitamin B6 1 tab oral

-       Memberikan cefrotaxim 500 mg 1 tab oral

-       Ranitidin 1 tab oral

 

-    TTV:

TD: 110/70 mmHh

RR: 21 x/ menit

N: 80 x/menit

S: 37,50c

 

-   Kulit teraba hangat dan kering

-   Muntah berkurang

-   TD: 110/ mmHg

-   N:80x/menit

-   Suhu : 37,20c

-   IVFD RL 20 tpm

-   Pasien minum 3-4 gelas per hari

 

-    Pasien tampak tidak kedinginan lagi 

-    Suhu : 37,50c

-    IUFD RL 20 tpm

 

A:

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat

 

Resiko kekurangan volume cairan

 


Ketidak efektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit

 

P:

-    Motivasi Pasien agar dapat menghabiskan porsi makanannya

-    Monitor mual dan muntah

-    Mengkaji tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali.

-    Monitoring pola makan Pasien

 

-   Observasi TTV

-   Memonitor masukan cairan IV

-    Berikan penyuluhan tentang diit makanan pasien tifoid yaitu yang mengandung kalori dan protein yangCukup. Dan menghindari sayuran berserat

 

-    Observasi tanda-tanda vital (suhu)

 


Catatan perkembangan ke III tanggal 25 April 2020

Tabel. 2.5

Tanggal

No. Diagnosa

Implementasi

Paraf

Evaluasi (SOAP)

Paraf

25-04-2020

Jam 08.00

 

 

 

Jam 08.10

 

Jam 08.15

 

 

Jam 08.20

 

 

 

Jam  08.45

 

Jam 09.00

dx.1 – 3

 

-       Motivasi Pasien agar dapat menghabiskan porsi makanannya

-       Monitor mual dan muntah

-       Mengkaji tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali.

-       Memberikan penyuluhan tentang gejala penyakit berulang

-       Monitoring pola makan pasien

-       Memberikan informasi kepada keluarga dan pasien tentang makanan yang boleh di konsumsi seperti nasi lunak, telur setengah matang, sayuran dan buah dan yang tidak boleh di konsumsi seperti makanan pedas dan asam

 

-       Mengajukan pasien untuk membtasi aktivitas seperti kerja keras, dan istirahat yang cukup

25-04-2020     09.00 WIB

S:

-    Pasien mengatakan mual dan muntah hilang

-    Pasien mengatakan nafsu makan 

-    Pasien mengatakan menghabiskan porsi makannya

 

-    Pasien mengatakan nafsu makan normal

 

-    Pasien tidak demam lagi

-    Kulit teraba dingin

 

O :

-    Pasien menghabiskan makanan yang disediakan Puskesmas

-    TTV:

TD: 110/70 mmHg

RR: 20 x/menit

N: 76 x/ menit

S: 36,80c

 

-       Pasien tidak muntah

-       TD: 110/70 menit

-       RR: 21 x/ menit

-       Suhu: 36, 80c

-       Pasien sudah tidak terpasang infus

-       Balance cairan Intake : Minum: 10x 24 gelas aqua= 2.400 cc

Output: 720 cc

IWL:15 cc x 50 kg

BB/24= 31,25

-       Intake-output 2.400cc-720cc=1.680cc

 

-        Suhu: 36,80c

-        Pada pukul 10.00 pasien di ijinkan pulang oleh dokter

 

A:

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat terpenuhi dan teratasi

 

P:

Perawatan dilanjutkan dirumah dan kontrol di Puskesmas

 

B.       Pembahasan

1.    Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama 3 hari terhadap pasien dengan gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh didapatkan hasil pengkajian sebagai berikut, usia Ny.S adalah 40 Tahun, keluhan utama pada Ny.S adalah Pasien mengeluh mual dan muntah, sejak 4 hari yang lalu Pasien tidak nafsu makan, Pasien hanya mampu makan 2-3 sendok per porsi dalam sehari, Pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur. Pasien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu, demam naik turun, demam tinggi saat malam hari dan turun saat pagi hari. Didapatkan hasil saat pengkajian TD: 110/70 mmHg, N: 78x/ menit, RR: 20x/ menit, S:38,50C, TB: 155 cm, Kesadaran Composmentis, GCS : E = 4, M = 5, V = 6 dan BB:50 kg.

Berdasarkan data tersebut dikaitkan dengan teori yang ada secara umum, gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan nutrisi.

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko penurunan berat badan akibat tidak kecukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Gejala klinis:

1)      Berat badan 10-20% dibawah normal

2)      Tinggi badan dibawah ideal

3)      Lingkar kulit trisep lengan kuran dari 60% ukuran standar

4)      Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

5)      Adanya penurunan transfering yang keinginan menyebabkan nafsu makan menurun.

Berdasarkan keluhan dan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa Pasien mengalami kekurangan nutrisi dan juga mengalami anoreksia karena mual dan muntah yang mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan. 

 

2.    Masalah Keperawatan

Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Pasien yaitu dengan keluhan mual dan muntah, demam dan tidak nafsu makan yang mengakibatkan berat badan Pasien menurun, sehingga masalah keperawatan yang muncul adalah :

1.      Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak ade kuat

2.      Resiko kekurangan volume cairan

3.      Ketidak efektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit

 

Data ini sesuai dengan teori menurut buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia ( SDKI edisi I ) dan NANDA NIC NOC jilid I. Sehingga didapatkan masalah keperawatan yaitu: gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi  kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien thypoid di Puskesmas Rawat Inap UPTD tegineneng Kabupaten Pesawaran.

 

3.    Rencana Keperawatan

Berdasarkan masalah keperawatan yang didapatkan dari pasien makan penulis membuat rencana keperawatan yang akan diberikan kepada pasien menurut NANDA NIC NOC jilid I dan SDKI dan SIKI PPNI :

Nutrisi manajemen

a.       Kaji adanya alergi makanan

b.      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

c.       Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

d.      Berikan makanan yang terpilih

e.       Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian

f.       Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. Seperti buah, sayuran, daging dll.

g.      Mempertahankan kebersihan mulut pasien

h.      BB pasien dalam batas normal

i.        Monitor adanya penurunan berat badan

j.        Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan

k.      Monitor lingkungan selama makan

l.        Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

m.    Monitor turgor kulit

n.      Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah

o.      Monitor mual dan muntah

p.      Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht

q.      Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan konjungtiva

r.        Monitor kalori dan intake nutrisi

s.       Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

 


 


Dari beberapa tindakan tersebut penulis hanya memilih beberapa tindakan yang akan diberikan tersebut pasien asuhan keperawatan yaitu:

a.       Kaji adanya alergi makanan

b.      Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. Seperti buah, sayuran, daging dll

c.       Beri makan lunak selagi hangat

d.      Motivasi pasien untuk makan yang tidak merangsang mual dan muntah (pedas dan asam)

e.       Ijinkan pasien untuk memakan makanan yang disukai

f.       Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dengan teknik sedikit tapi sering

g.      Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit.

h.      Mempertahankan kebersihan mulut pasien

i.        Kolaborasi dengan memberikan makanan melalui parenteral jika pemberian makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien.

 

Dengan kriteria hasil yang diharapkan penulis dari referensi buku NANDA NIC NOC, 2013, SIKI dan SDKI PPNI adalah adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan.

 

4.    Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan penulis terhadap pasien asuhan keperawatan dengan melakukan intervensi, mengkaji adanya alergi makanan, mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi, berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. Seperti buah apel, anggur dan alpukat, sayuran bayam, wortel, kentang, daging dicincang, makan nasi lunak, telur ayam rebus setengah matang ijinkan pasien untuk memakan makanan yang di sukai, menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dengan teknik  sedikit tapi sering, mempertahankan kebersihan mulut pasien.

 

5.    Evaluasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari tanggal 23 April s.d 25 April 2020 didapatkan hasil asuhan pada hari ketiga pasien Ny.S yaitu data subjektif : pasien mengatakan mual muntah sudah berkurang, nafsu makan bertambah, pasien mampu menghabiskan semua porsi makan yang disediakan. Sedangkan pada data objektif: Pasien menghabiskan makanan yang disediakan Puskesmas, TTV: TD: 110/70 mmHg, RR:20 x/menit, N: 80 x/ menit, S: 36,80c, BB naik: 50,4 kg.

Hasil ini sesuai dengan perencanaan dan tujuan dari asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dimana menurut NANDA NIC NOC, 2013, dengan intervensi kaji adanya alergi makanan, berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. Seperti buah, sayuran, daging dll, ijinkan, ijinkan pasien untuk memakan makanan yang disukai, menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dengan teknik sedikit tapi sering, menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit, mempertahankan kebersihan mulut pasien, kolaborasi dengan memberikan makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien. Intervensi ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut dengan tujuan nutrisi dapat terpenuhi dengan berkurangnya mual dan muntah serta meningkatkan nafsu makan.

 

6.      Jurnal

Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar 01-2010
Hasil Penelitian. Setelah penerapan asuhan keperawatan pada masalah Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, dengan tindakan keperawatan yang dilakukan
yaitu mengkaji pola makan, mengobservasi adanya kembung, mula dan muntah, melakukan pengukuran tandatanda vital, mengukur indeks massa tubuh pasien, menganjurkan makan sedikit tapi sering, menimbang BB pasien,
menganjurkan tirah baring, menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, penatalaksanaan pemberian diet dan
terapi, diperoleh hasil yaitu pasien mengatakan perut tidak terasa kembung, tidak merasa mual, makanan mulai terasa enak di mulut sehingga pasien dapat menghabiskan 1 porsi makan,

Kesimpulan. setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 4 hari, masalah kebutuhan nutrisi terhadap pasien dapat teratasi.

Saran. Saran bagi perawat rumah sakit, yaitu pentingnya memberikan pemahaman kepada keluarga pasien tentang nutrisi yang tepat pada
pasien thypoid, mengajarkan beberapa intervensi yang bisa dilakukan di rumah, agar dapat di aplikasikan oleh keluarga pasien secara mandiri di rumah.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan nutrisi, pemenuhan kebutuhan nutrisi, typhoid

 


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 


A.      Kesimpulan

Berdasarkan pengumpulan data dapat disimpulkan secara umum yaitu:

1.      Pengkajian

Setelah dilakukan asuhan keperawatan didapatkan hasil pengkajian pada Ny.S  yaitu Pasien mengatakan mual dan rasanya seperti ingin muntah, sudah 4 hari ini Pasien tidak nafsu makan hanya mampu makan 2-3 sendok per porsi dalam sehari, Pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur. Pasien mengatakan demam sejak 4 hari yang lalu, demam naik turun, demam tinggi saat malam hari dan turun saat pagi hari. Didapatkan hasil saat pengkajian TD: 110/70 mmHg, N : 78x/menit, RR : 20x/menit, S : 38,50C, TB : 155 cm, BB Sakit : 50 Kg dan BB sehat : 54.

 

2.      Masalah Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian didapatkan masalah keperawatan pada Ny.S yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

 

3.      Intervensi

Intervensi keperawatan pada pasien Ny.S dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu: kaji adanya alergi makanan, berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. Seperti. Seperti buah apel, anggur dan alpukat, sayuran bayam, wortel, kentang, daging dicincang, makan nasi lunak, telur ayam rebus setengah matang, ijinkan pasein untuk memakan makanan yang di sukai, menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dengan teknik sedikit tapi sering, menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit, mempertahankan kebersihan mulut pasien, kolaborasi dengan memberikan makanan melalui parenteral jika pemberian makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien. Intervensi ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut dengan tujuan nutrisi dapat terpenuhi dengan berkurangnya mual dan muntah serta meningkatkan nafsu makan.

 

4.      Implementasi

Implementasi dilakukan selama 3 hari sesuai dengan intervensi yang dibuat oleh penulis, yaitu : mengkaji adanya alergi makanan, memberikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi, seperti buah, sayuran, daging dll, menyarankan pasein untuk memakan dengan teknik sedikit tapi sering, menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit, mempertahankan kebersihan mulut pasien, kolaborasi dengan memberikan makanan melalui parenteral jika pemberian makanan melalui oral tidak memenuhi kebutuhan gizi pasien.

 

5.      Evaluasi

Keperawatan pada subjek Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran pada Ny. S dengan demam thypoid berhasil diatasi dengan kerjasama tim dokter, ahli gizi dan tim perawat yang ada di klinik dalam pelaksanaanya serta peran keluarga yang juga membantu dan turut berperan aktif dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran diatas dapat terpenuhi dan teratasi dengan baik, evaluasi yang digunakan menggunakan SOAP.


 


B.     Saran

Beberapa rekomendasi dari hasil pengumpulan data ini diuraikan sebagai berikut :

1.      Bagi UPTD Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran

Pada kasus demam thypoid Ny. S diharapkan diperhatikan dengan benar intake maupun output serta tanda-tanda vital pada Ny. S dan pelaksanaan yang utama yaitu penanganan kebutuhan nutrisi dengan cepat dan tepat. Perawat agar lebih memperhatikan dalam menegakan diagnosa keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan mempertahankan agar intervensi berjalan secara optimal sesuai dengan Asuhan Keperawatan penyakit demam thypoid dan untuk pelayanan laboratorium diadakan penambahan pemeriksaan widal agar dapat segera melengkapi sarana dan prasarana nya.

 

2.      Bagi Prodi D III Khususnya Untuk Program RPL

Diharapkan untuk lebih dilatih dan dipertajam pengetahuan mahasiswanya dalam asuhan keperawatan terutama mengenai pemenuhan kebutuhan nutrisi sehingga kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan akan lebih baik dan berkompeten.

 


DAFTAR PUSTAKA

 


Abraham         H. Maslow (2010). Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

                                    http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow.  Pada tanggal 13 mei 2019

 

Andarmoyo ,   Sulistyo. (2012) Keperawatan Keluarga Konsep teori, Proses Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

 

Antoilah ,        Kusnadi. (2013). Askep Pada Klien dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Garut: In Media

 

Brunner & Suddart, (2013). Buku Ajar Keperawatan, Edisi 8, Jakarta: EGC

 

Departemen kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2013. Survey Demam Thypoid Indonesia. Dari http://www.depkes.go.id.

                                    Pada tanggal 13 Mei 2019

 

Dinas kesehatan Pesawaran. (2018). Kasus Demam Thypoid Di Puskesmas Pesawaran. Pesawaran

 

Doengoes, M. & Moorhouse, M F & Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual: Planning, Individualizing and Documenting Client Care.

                        Philadelpia: F.A. Davis Cimpany.

 

Hidayat .         (2008). Riset Keperawatan dan teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

                        Salemba medika.

 

Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika.

 

North American Nursing Diagnosis Association, NANDA NIC-NOC (2015).

                        Panduan Penyusunan Asuhan keperawatan

 

Setiadi.            (2012). Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan.

                        Yogyakarta: Graha Ilmu

 

Sudoyo Aru, dkk. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan, Aplikasi NANDA,NIC dan NOC, edisi I, Jarta: EGS

 

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:

                        definisi dan indikator diagnostik edisi I. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

 

WHO, The Diagnosis, Treatment and Prevention of Thypoid Fever. (2003),

                        Geneva: Departement  of Vaccines and Biologicals.

 




POLTEKKES TANJUNGKARANG

PRODI D III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

Kode

 

Tanggal

 

Lembar Konsultasi Bimbingan

Laporan Tugas Akhir

Revisi

 

Halaman

 

 

PERSETUJUAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH / TUGAS AKHIR

 

Nama Mahasiswa          : SUNARYO

NIM                               : 1914401176

Judul yang diajukan      :

 

1.      Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD. Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020

 

2.      Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri Pada Pasien Gastritis Akut Di Bagsal UPTD. Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020

 

Judul yang disetujui :

 

1.      Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD. Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020

 

 

 

Bandar Lampung, 22 April 2020

 

Pembimbing Utama                                                     Pembimbing Pendamping

 

 

 

 

DR. ANITA BUSTAMI, M.Kep. Sp. Mat                  PURWATI, S.Pd. MAP

NIP. 19690210 199212 2 001                                     NIP. 19630427 198502 2 001


 



POLTEKKES TANJUNGKARANG

PRODI D III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

Kode

 

Tanggal

 

Lembar Konsultasi Bimbingan

Laporan Tugas Akhir

Revisi

 

Halaman

 

 

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH / LAPORAN TUGAS AKHIR

PEMBIMBING UTAMA

 

Nama Mahasiswa          : SUNARYO

NIM                               : 1914401176

Pembimbing Utama       : DR. ANITA BUSTAMI, M.Kep. Sp. Mat    

Judul Tugas Akhir         : Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD. Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020

 

No

Hari/Tanggal

Catatan Pembimbing

Paraf Mhs

Paraf Pembimbing

1

25 April 2020

Lanjutkan membuat Bab 1-3

2

27 April 2020

Perbaiki, Lanjut Pengambilan Data

3

01 Mei 2020

ACC  Bab I – III, Lanjutkan Bab IV – V, Judul dll pada halaman sampul satu spasi

 

4

4 Juni 2020

PPT Berisi Poin Penting Saja Bukan Uraian Narasi

 

 

5

5 Juni 2020

PPTnya Singkat Saja Misal Latar Belakang Tampilkan data Berupa Angka-angka saja. Waktu Presentasi Hanya 10 – 15 Menit saja

 

6

 

 

 

 

7

 

 

 

 

8

 

 

 

 

9

 

 

 

 

10

 

 

 

 

11

 

 

 

 

12

 

 

 

 

 

 

Bandar Lampung, 22 April 2020

 

Pembimbing Utama

 

 

 

                                                     DR. ANITA BUSTAMI, M.Kep. Sp. Mat

NIP. 19630427 198502 2 001


 


POLTEKKES TANJUNGKARANG

PRODI D III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

Kode

 

Tanggal

 

Lembar Konsultasi Bimbingan

Laporan Tugas Akhir

Revisi

 

Halaman

 

 

 

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH / LAPORAN TUGAS AKHIR

PEMBIMBING PENDAMPING

 

 

Nama Mahasiswa                  : SUNARYO

NIM                                      : 1914401176

Pembimbing Pendamping     : PURWATI, S.Pd.MAP 

Judul Tugas Akhir                : Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pada Pasien Demam Thypoid Di Ruang Bangsal UPTD. Puskesmas Rawat Inap Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2020

 

No

Hari/Tanggal

Catatan Pembimbing

Paraf Mhs

Paraf Pembimbing

1

25 April 2020

ACC Judul

 

 

2

10 Mei 2020

Perbaiki Judul Tabel Jarak 1 Spasi untuk Penulisan 1,5 Spasinya Kecuali yang didalam Kolom

3

10 Mei 2020

Gambar Juga harus ada judul Misal Gambar 1 dibawahnya ditulis Patway Tentang apa ?

4

10 Mei 2020

Daftar Pustaka dibuat ya

 

 

5

3 Juni 2020

PPT di BAB 5 Isinya Kesimpulan bukan Evaluasi ya

 

6

3 Juni 2020

Ok. Sarannya waktu Bapak Penyajian disampaikan ya

 

7

 

 

 

 

8

 

 

 

 

9

 

 

 

 

10

 

 

 

 

 

Bandar Lampung, 22 April 2020

 

Pembimbing Pendamping

 

                                                                 PURWATI, S.Pd. MAP

                                                                 NIP. 19630427 198502 2 001

 

 

 

 

 

 

 

 


POLTEKKES TANJUNGKARANG

PRODI D III KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

Kode

 

Tanggal

 

Lembar Konsultasi Bimbingan

Laporan Tugas Akhir

Revisi

 

Halaman

 

LEMBAR MASUKAN DAN PERBAIKAN

 

Nama Mahasiswa      : SUNARYO

NIM                          : 1914401176

Tanggal                     : 

Judul LTA                :  ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN DEMAM THYPOID DI RUANG BANGSAL UPTD. PUSKESMAS RAWAT INAP TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bandar Lampung, .......................................

                                                  Anggota Penguji 1                  Anggota Penguji 2 /

                                                                                                Moderator

 

Ns. SUNARSIH, S.Kep.MM PURWATI, S.Pd. Map Dr. ANITA, M.Kep.SP. Mat

NIP. 19680827 198711 2 001NIP. 19630427 198402 2 001NIP. 19690210 199212 2 001

PENJELASAN SEBELUM PROSEDUR (PSP)

 

1.        Saya adalah Sunaryo mahasiswa Politehnik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Keperawatan Program Studi D III Keperawatan Tahun 2020 dengan ini menerima anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam pengumpulan data dari tugas akhir yang berjudul Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri Pada Pasien Gastritis Akut Di Klinik Griya Husada Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2020

2.        Tujuan dari penulisan ini adalah menggambarkan Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri Pada Pasien Gastritis Akut Di Klinik Griya Husada Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2020 yang dapat memberi manfaat untuk mendapatkan Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan kebutuhan nutrisi serta meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat pasien.

3.        Prosedur pengumpulan data dengan cara pemberian asuhan keperawatan selama 3 hari, dan apabila sebelum 3 hari ada sudah diperbolehkan pulang kerumah maka pemberian asuhan keperawatan akan di lanjutkan ke rumah anda dengan metode homecare.

4.        Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan keperawatan yang diberikan.

5.        Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang anda sampaikan akan tetap di rahasiakan.

6.        Jika anda membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini silahkan menghubungi nomor Hp : 0857 6894 8648


 

PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS TEGINENENG

Jl. Lintas Sumatera No. 70 Desa Bumi Agung Kec Tegineneng Kab. Pesawaran

Kode Post 35363 email : pkm.tegineneng@gmail.com

 

LEMBAR PERSETUJUAN MEDIK

INFORMED CONSENT

 

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

 

Nama               :

Umur               :

Pekerjaan         :

Alamat             :

 

Telah diberikan penjelasan oleh dokter tentang tindakan Medik / Persalinan / ....................................... dan telah dijelaskan pula kemungkinan timbulnya akibat-akibat dan resiko mulai dari yang ringan, sedang, berat atau kecacatan dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Maka dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya SETUJU / TIDAK SETUJU memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan ............................................. terhadap saya / istri / suami / anak / saudara :

 

Nama               :

Umur               :

Pekerjaan         :

Alamat             :

 

Pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran atas segala resiko tindakan yang diberikan.

 

 

                                                                                    Tegineneng, ........................

Yang Memberikan Pelayanan                                      Yang Membuat Pernyataan

 

 

 

 

......................................................                              .............................................

 

 

Saksi    : .............................................................

 

Saksi    : .............................................................

 

 

 

 

 

 

 

 

 























 

Komentar

Postingan Populer