GAMBARAN MPN COLIFORM DALAM SUP BUAH YANG DIJUAL DI KECAMATAN ENGGAL DAN TANJUNGKARANG PUSAT
GAMBARAN MPN
COLIFORM DALAM SUP BUAH YANG DIJUAL DI KECAMATAN ENGGAL DAN TANJUNGKARANG PUSAT
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan
dasar setiap manusia, yang
berguna untuk kehidupannya. Makanan
dan minuman yang dibutuhkan oleh tubuh harus memiliki nilai gizi yang seimbang
dan yang dikonsumsi setiap hari selain memenuhi nilai gizi juga harus memenuhi
unsur keamanan dan kebersihan yaitu tidak mengandung bahan pencemar seperti
mikroorganisme dan bahan berbahaya lainnya seperti bahan kimia. Bila salah satu
faktor tersebut terdapat dalam nakanan dan minuman yang akan dikonsumsi, maka
akan menimbulkan gangguan kesehatan.
Seiring berkembangnya produksi makanan
dan minuman, produksi minuman jajanan olahan juga sekarang banyak ditemukan
seperti es teler, es doger, es buah atau sup buah, dan lain-lain. Sup buah
banyak diminati oleh semua kalangan masyarakat karena harganya yang murah,
rasanya yang enak, dan mengandung bahan-bahan yang bergizi, yaitu
buah-buahannya serta dapat menyegarkan tubuh.
Kecamatan Enggal dan kecamatan
Tanjungkarang Pusat merupakan salah satu kecamatan di Kota Bandar Lampung yang
memiliki wilayah perdagangan dan perbelanjaan di Kota Bandar Lampung dimana
terdapat supermarket, pasar, maupun ruko-ruko yang berjajar dan dapat kita
temui dihampir setiap bagian-bagian jalan kota. Kedua kecamatan tersebut
sebagai wilayah strategis yang berada di pusat kota yang banyak ditemukan
pedagang makanan dan minuman beraneka macam jenis, beberapa pedagang
diantaranya berjualan disekitar pasar dan dipinggir-pinggir jalan salah satunya
menjual sup buah dengan jumlah konsumen yang cukup banyak mengingat kedua
kecamatan tersebut memiliki angka kepadatan penduduk yang tinggi.
Telah dilakukan penelitian oleh Desy
Meirina (2014) didapatkan jumlah bakteri coliform pada sup buah yang dijual di Kecamatan Way Halim dan
Kecamatan Enggal Kota Bandar Lampung dari 42 sampel yaitu 16/100 ml sampel
sampai dengan >979/100 ml sampel dan 100% seluruh sampel tidak memenuhi
syarat Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010.
Hasil survey yang telah dilakukan
peneliti, didapatkan bahwa pedagang sup buah di kedua kecamatan tersebut dapat
menjual sup buah 25-50 mangkuk/hari dan konsumen yang membeli sup buah adalah masyarakat
umum dan beberapa pengunjung yang melakukan kegiatan olahraga. Kemudian
terhadap pengolahan dan penyajian sup buah yang dijual di kedua kecamatan
tersebut, beberapa pedagang sup buah tidak memperhatikan standar sanitasi dan
higiene, seperti mangkuk, sendok, dan pisau pemotong buah yang tidak dicuci
bersih. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perubahan manfaat sup buah
menjadi sumber penyakit bagi tubuh, meliputi: air sebagai bahan sup buah dan
air yang digunakan untuk mencuci mangkok dan sendok dapat menjadi bahan
kontaminasi penyebab penyakit.
Berdasarkan Standar sanitasi dan higiene dalam pengolahan sup buah yang
dijual harus bebas dari berbagai vector, tersedia tempat khusus mencuci tangan
dan mencuci peralatan sup buah, tersedia tempat kusus untuk membuang sampah.
peralatan dan bahan sup buah dalam keadaaan baik, tidak terdapat kotoran dalam
bahan sup buah, peralatan yang berfungsi baik, bersih dan tidak retak.
Penelitian ini berpedomanpada BPOM RI Nomor
HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang
penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan, jumlah
bakteri coliform yang diperbolehkan pada pangan olahan adalah <3 koloni/ml atau 300/ml sampel.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis melakukan penelitian
dengan judul “Gambaran MPN Coliform Dalam Sup Buah Yang Dijual Di Kecamatan
Enggal dan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka
dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu gambaran MPN coliform dalam
sup buah yang di jual di Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar
Lampung yang memenuhi syarat BPOM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang penetapan mpn coliforn dalam pangan
olahan lainnya yaitu < 3 koloni/ml
atau 300/ml sampel.
C.
Tujuan
Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui
MPN coliform dalam sup buah yang dijual Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang
Pusat Kota Bandar Lampung.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui
persentase sup buah yang dijual di Kecamatan Enggal dan Kecamatan Tanjungkarang
Pusat Kota Bandar Lampung yang memenuhi syarat BPOM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011
Tahun 2009 tentang penetapan mpn
coliform dalam pangan olahan lainnya yaitu
< 3 koloni/ml atau 300/ml sampel.
2. Mengetahui persentase sup buah yang dijual di
Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung berdasarkan
kriteria pedagang sup buah yang berjualan menggunakan gerobak
atau menetap.
D.
Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
a. Memberikan
informasi kepada Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Tanjungkarang sebagai data
dan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya
b. Menambah
wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.
2.
Manfaat
Aplikatif
Memberikan informasi
kepada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung berupa data hasil penelitian agar
dapat melakukan pengawasan pada pedagang sup buah yang dijual Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang Pusat Kota
Bandar Lampung dengan melakukan penyuluhan, pembinaan atau informasi.
E.
Ruang
Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibidang Bakteriologi.
Jenis penelitian deskriptif, yaitu mengetahui gambaran MPN coliform dalam sup
buah yang dijual di Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar
Lampung dengan metode MPN (Most Probable
Number) ragam 5 1 1.Pemeriksaan dilakukan di laboratorium Bakteriologi
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang pada bulan Maret
sampai dengan Mei tahun 2019.Populasi berjumlah 23 pedagang sup buah, yang
terdiri dari 13 pedagang sup buah di Kecamatan Enggal dan 10 pedagang sup buah
di Kecamatan Tanjungkarang Pusat. Variabel penelitian meliputi bakteri coliform
dan sup buah yang dijual di Kecamatan Enggal dan
TanjungkarangKotaBandarLampung.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Tinjauan
Teori
1.
Sup
Buah
Sup buah adalah sup yang dibuat dengan
berisikan campuran potongan buah. Seperti halnya sup pada sayuran, tapi pada
sup buah menggunakan campuran susu dan sirup sebagai kuahnya dan tentunya
potong-potongan buah untuk isinya, serta tambahan tumpukan es batu diatasnya
(Puryanto, 2012).
Biasanya komposisi buah-buahan yang terkandung
dalam sup buah adalah buah anggur, strawberry, apel, semangka, alpukat, pepaya,
kesemak, bengkoang, lengkeng, melon. Lalu mencampurkannya dengan kuah (sup) dan
semua proses pembuatan sup buah ditambahkan pemanis seperti gula putih (gula
pasir) dan susu cair (Sinaga, 2011).
Cara Pembuatan sup buah
:
a. Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat sup buah, kemudian gula pasir
di rebus dalam air sampai mendidih dengan menggunakan api kecil.
b. Buah-buahan
yng akan digunakan untk sup buah terlebih dahulu dipotong kecil kotak-kotak,
setelah itu masukkan potongan-potongan buah tadi serta rumput laut kedalam
sebuah gelas yang berukuran agak besar.
c. Tuangkan
sirup (air rebusan gula dan air) kedalam gelas berisi potongan buah tadi.
d. Masukkan
juga selasih dan sedikit air jeruk nipis, lalu ditambahkan es batu diatanya.
e. Sup
buah segar siap disajikan, jika perlu dapat ditambahkan buah-buahan yang lain
(Siswaty, 2013).
Gambar 2.1 Sup Buah
(Sumber:SopBuahSegarLezatdanPraktis-Resep|ResepKoki
2.
Bakteri
Coliform
Bakteri coliform adalah bakteri indikator
keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform
fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan
coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi
Coliform jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik
lain. Contoh bakteri coliform adalah Esherichia coli dan Entereobacter
aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit
kandungan coliform, artinya kualitas air semakin baik (Friedheim, 2001).
Adanya bakteri
coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya
mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan/atau toksigenik yang berbahaya
bagi kesehatan (Irianto, 2014).
Golongan
coliform mempunyai spesies dengan habitat dalam saluran pencernaan dan non
saluran pencernaan seperti tanah dan air. Yang termasuk golongan coliform
adalah Escherichia coli, dan spesies
dari Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella, dan Serratia (Jawetz, 20008).
a. Escherichia coli
Escherichia
coli
adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora dan
merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat patogen, yaitu
serotipe yang masuk dalam golongan E.
coli enteropatogenik, E. coli enteroinvasif, E. coli enterotoksigenik,dan E. coli enterohemoragik. Jadi, adanya E. coli
dalam air minum menunjukkan bahwa air minum tersebut pernah terkontaminasi
oleh kotoran manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karenanya,
standar air minum mensyaratkan E. coli tidak boleh ada/ditemukan dalam 100
ml air (Kuswiyanto, 2018).
1. Enteropathogenic Escherichia coli(EPEC).
Bakteri tersebut dapat mengakibatkan diareyang parah, knususnya di negara
berkembang.
2. Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC).
Bakteri ini merupakan penyebab paling sering dari “diare wisatawan” dan sangat
penting menyebabkan diare pada bayi di negara berkembang. Bakteri ini menempel
pada sel epitel usus kecil.
3. Enterohaemoragic Escherichia coli (EHEC)
dan galur yang memproduksi verotoksin (VTEC). VTEC menyebabkan sejumlah
kejadian luar biasa (KLB) diare dan kolitis hemoragik. Penyakit ini bersifat
akut dan dapat sembuh spontan. Penyakit ini ditandai dengan nyeri abdomen dan
diare disertai darah. Gejala seperti ini merupakan komplikasi dari diare
ringan.
4. Enteroinvasive Eshcerichia coli (EIEC).
Bakteri ini menimbulkan penyakit yang mirip dengan shigelosis. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak di
negara berkembang dan pada para wisatawan yang menuju ke negara tersebut. EIEC
menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus.
b. Genus
Klebsiella
Bakteri gram negatif
yang berbentuk batang (basil) tidak dapat bergerak (non-motil), dan tergolong
bakteri fakultatif anaerob. Klebsiella dapat
hidup sebagai saprofit pada lingkungan hidup, pada air, tanah, makanan,
sayur-sayuran. Dapat menimbulkan infectie pada saluran urine, paru-paru,
saluran pernafasan, luka-luka dan septicaemia (Soemarno, 2000).
c. Genus
Citrobacter
Citrobacter
bersifat
nakteri gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul dan bergerak aktif dengan
flagella petrich. Genus tersebar luas di lingkungan, sehingga bakterinya dapat
dijumpai kulit permukaan, dan neonatal meningitis (Soemarno, 2000).
d. Genus
Enterobacter
Enterobacter
merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang, tidak berspora, kadang-kadang
berkapsul, bergerak aktif dengan flagella petrich. Enterobacter tergolong bakteri patogen, walaupun demikian bakteri
ini dapat ditemukan di dalam darah, urine, faecces, sputum, pus dan makanan,
minuman serta air.
5. Genus
serratia
Serratia
merupakan
bakteri gram negatif, berbentuk batang, tidak berspora, bergerak aktif, dan
kadang-kadang berkapsul. Bakteri ini dapat ditemukan didalam darah, faecces,
urine, pus dari luka, sputum, makanan, minuman, air dan tanah (Soemarno, 2000).
3.
Sumber
Kontaminasi Mikroorganisme pada Pangan
Mikroorganisme dapat ditemukan pada berbagai jenis
habitat yang luas, mulai dari perairan laut yang dingin hingga ke daerah yang
berair panas (Adams dan Moss, 2008). Terdapat beberapa sumber asal
mikroorganisme dalam pangan, yaitu dapat berasal dari buah, sayuran, hewan,
udara, tanah, limbah, air, manusia, bahan tambahan pangan, peralatan, dan
beberapa sumber lain seperti bahan pengemas, cacing, dan lain-lain (Wardah,
2014).
4.
Pengertian
Higiene dan Sanitasi Makanan
Higiene diartikan sebagai suatu
pengetahuan tentang kesehatan dan pencegahan suatu penyakit (Tarwotjo, 1998).
Sedangkan menurut (Lelieveld et al., 2003) higiene diartikan dalam istilah yang
lebih luas, yaitu tindakan yang menggabungkan setiap tindakan untuk mencegah
kontaminasi makanan, baik dari sumber fisik, mikrobiologi, atau kimia pada
setiap tahapan produksi. Higiene dapat diartikan sebagai semua tindakan yang
digunakan untuk mencegah kontaminasi pada pangan untuk mencegah penyakit.
Sedangkan istilah sanitasi
diartikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara mengatur faktor-faktor
lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit (Purnawijayanti,
2001). Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011,
Higiene sanitasi merupakan upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya
kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang,
tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi.
5.
Metode
MPN (Most Probable Number)
Metode Most Probable Number (MPN) menggunakan media Lactose Broth dengan
ragam 5 1 1 yaitu untuk spesimen yang sudah diolah atau yang angka kumannya
diperkirakan rendah. Sampel cair yang dilarutkan ditanam didalam 5 tabung
Lactose Broth triple strengh yang berisi 5 ml dengan masing-masing volume
sampel 10 ml, 1 tabung Lactose Broth single strengh berisi 10 ml dengan volume
sampel 1 ml dan 1 tabung Lactose Broth single strengh berisi 10 ml dengan
volume sampel 0,1 ml (Soemarno, 2000).
Penentuan tabung positif yang menandakan ada
pertumbuhan mikroba diamati berdasarkan pada hal-hal berikut :
1. Tumbuhnya
bakteri ditandai dengan terjadinya kekeruhan.
2. Produk
hasil akhir dar metablisme suatu mikrobe, yaitu :
a. Produksi
gas : adanya gas yang terdapat dalam tabung durham terlihat jika hasil reaksi
terdapat gelembung gas pada hari terakhir inkubasi.
b. Produksi
asam-basa setelah inkubasi : adanya asam/basa dilihat dengan mengukur nilai pH
atau dengan melihat derajat keasaman pada setiap tabung yang berisi media yang
mengandung zat indikasi warna Ph.
c. Terjadinya
perubahan warna media (Rahayu dan Nuwitri, 2012).
B.
Kerangka
Konsep
Jumlah bakteri
coliform pada sup buah yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syaratBPOM RI
Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 |
Pedagang
Sup Buah
2. Menetap |
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis
dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif,
karena penelitian ini menggambarkan MPN coliform pada sup buah, dengan variabel penelitian
adalah sup buah yang dijual di Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang Pusat Kota
Bandar Lampung.
B.
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang pada
bulan Mei sampai dengan Juni 2019.
C.
Populasi
danSampel
a. Populasi
Populasi merupakan 23 sup buah yang di jual di Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang
Pusat Kota Bandar Lampung.
b. Sampel
Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 23 sup buah yang diambil sesuai kriteria :
1.
Sup
buah yang dijual
menggunakan gerobak dan menetap.
2.
Sup
buah yang dijual
dari pagi sampai sore atau dari siang sampai malam.
D. Variabel dan Definisi Operasional
Penelitian
Tabel 3.1
Variabel
Penelitian |
Definisi |
Alat
Ukur |
Cara
Ukur |
Hasil
Ukur |
SkalaUkur |
Bakteri Coliform |
Bakteri golongan
coli, yang terdapat di dalam sup buah. |
Metode Most Probable
Number (MPN) |
BPOM RI Nomor
HK.00.06.1.52.4011 tentang
pangan olahan lainnya yaitu < 3/ml atau 300/ml sampel. |
1. Memenuhi syarat jika jumlah coliform <
3/ml atau
300/ml sampel. 2.
Tidak memenuhi syarat jika jumlah coliform >3 /ml
atau300 /ml sampel. |
Rasio |
Pedagang Sup Buah |
Penjual sup buah yang berjualan menggunakan gerobak atau menetap |
Lembar observasi
wawancara |
Indra
Penglihatan |
1.
Menetap 2.
Gerobak |
Ordinal |
E.
Pengumpulan
Data
1. Alat
dan Bahan
a. Alat
Alat-alat yang
digunakan adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, erlenmeyer, tabung durham,
inkubator, autoclave, oven, timbangan dan kertas copy, box
pendingin (ice box), pipet ukur (0,1ml; 1,0ml; 10ml), hotplate, kapas alkohol, aluminium foil, kapas, vacum pump, beaker
glass, ose, bunsen, gelas ukur, dan batang pengaduk.
b. Bahan
Media yang digunakan
adalah Lactose Broth (LB), Brilliant Green Lactose bile Broth (BGLBB)
dan aquadest.
2. Sterilisasi
Alat
a.
Disiapkan alat-alat gelas yang bersih
dan kering.
b.
Dibungkus alat-alat gelas dengan kertas
copy tau kertas buram. Kemudian dimasukkan alat-alat gelas tersebut kedalam
oven dengan suhu 160°C selama 1 jam.
c.
Setelah selesai alat-alat tersebut
didinginkan dan siap untuk digunakan (Soemarno, 2000).
d.
Pembuatan Media
3. Pembuatan
Lactose Broth (LB)
Pembuatan
media Lactose Broth (LB) single
strengh:
1)
Ditimbang sebanyak 13gr media lalu
dilarutkan dalam 1000ml aquadest.
2)
Dilarutkan media tersebut diatas
hotplate.
3)
Dimasukkan larutan media sebanyak 10ml
kedalam tabung reaksi.
4)
Masing-masing tabung dimasukkan tabung
durham.
5)
Disterilisasi dengan autoclave tekanan 1
atm pada suhu 121°C selama 15menit.
4. Setelah
disterilisasi media segera didinginkan.
Pembuatan
Lactose Broth (LB) triple strengh:
1)
Ditimbang 39 gr media Lactose Broth lalu
dilarutkan dalam 1000ml aquadest.
2)
Dilarutkan media tersebut diatas
hotplate.
3)
Dimasukkan larutan media sebanyak 5 ml
kedalam tabung reaksi.
4)
Masing-masing tabung dimasukkan tabung
durham.
5)
Disterilisasi dengan autoclave tekanan 1
atm pada suhu 121°C selama 15menit.
6)
Setelah disterilisasi media segera
didinginkan (Darmstadt, 1992).
5. Pembuatan
media Briliant Green Lactose Bile Broth
(BGLBB)
1)
Ditimbang sebanyak 40 gr media,
dilarutkan dalam aquadest 1000 ml.
2)
Dilarutkan media tersebut diatas
hotplate.
3)
Dimasukkan larutan media sebanyak 5 ml
kedalam tabung reaksi.
4)
Masing-masing tabung dimasukkan tabung
durham.
5)
Disterilisasi dengan autoclave tekanan 1
atm pada suhu 121°C selama 15menit.
6)
Setelah disterilisasi media segera
didinginkan (Darmstadt, 1992).
6.
Sterilisasi Media
c.
Media disterilisasi dengan autoclave
yang berisi air
d.
Dimasukkan media yang akan disterilisasi
kedalam auoclave.
e.
Autoclave ditutup, tombol power
dinyalakan.
f.
Tekanan uap diatur sampai 1 atm dan suhu
diatur sampai menunjukkan 121°C selama 15menit.
g.
Setelah 15 menit sterilisasi selesai,
lalu katup dibuka samppai tekanan menunjukkan angka 0, dibiarkan dingin dan
tutup autoclave dibuka.
h.
Diambil media dar autoclave dan
didinginkan.
i.
Setelah dingin media siap digunakan
(Soemarno, 2000).
7.
Pengambilan Sampel
a.
Sampel diambil dari 23 pedagang sup buah
berdasarkan kriteria, dengan volume yang diambil sebanyak 1 mangkuk setiap
sampel. Dalam sehari diambil 5 sampel sampai hari terakhir pengambilan sampel,
kemudian terlebih dahulu dimasukkan kedalam mangkuk lalu dimasukkan kedalam
plastik transparan dan diikat dengan karet gelang.
b.
Setelah itu sampel diberi label yang
mencantumkan asal lokasi sampel dan kode/nomor sampel.
c.
Sampel tersebut dimasukkan kedalam box
pendingin (ice box) yang tertutup rapat.
Sampel
segera dibawa ke laboratorium bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan, lalu
segera dilakukan pemeriksaan.
8.
Pemeriksaan Sampel
Pemeriksaan sampel menggunakan metode MPN
(Most Probable Number)
dengan ragam 5 1 1. Metode ini dilakukan
dengan 2 tahap pemeriksaan yaitu :
a.
Uji Perkiraan (Presumtive test)
1.
Disediakan 7 tabung reaksi steril berisi
media Lactose Broth (LB) yang terdiri
dari :
a)
5 tabung media LB triple strengh, yang
amsing-masing tabung berisi 5 ml.
b)
2 tabung media LB single stengh, yang
masing-masing tabung berisi 10 ml.
2.
Blender yang akan digunakan untuk
menghaluskan buahnya terlebih dahulu dibersihkan menggunakan alkohol.
3.
Sampel dikocok sampai homogen lalu dipisahkan air dari buahnya kemudian air
sebagai sampel
dimasukkan kedalam 7 tabung dengan
cara sebagai berikut :
a)
10 ml sampel pada 5 tabung triple
strengh.
b)
1 ml pada 1 tabung single strengh
c)
0,1 ml sampel pada 1 tabung single
strengh
4.
Diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu
37°C.
5.
Pengamatan hasil :
a)
Positif : Terbentuk gas pada tabung durham dan
media LB keruh.
b)
Negatif
: 1. Tidak terbentuk gas pada
tabung durham dan media LB keruh
2. Tidak terbentuk gas pada
tabung durham dan media LB jernih.
b.
Uji Penegasan (Confirmated Test)
a)
Setiap tabung yang berisi media Lactose Broth (LB) yang menunjukkan
hasil positif dipindahkan pada tabung yang berisi media Briliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB)sebanyak 1-2 ose, kemudian
tabung diinkunbasi pada suhu 37°C selama 2 x 24 jam.
b)
Pengamatan dilakukan dengan melihat jumlah tabung BGLBB yang
menunjukkan hasil :
a)
Positif
: Terbentuk gas pada tabung durham dan kekeruhan pada media
BGLBB.
b)
Negatif : 1. Tidak terbentuk gas pada
tabung durham dan tidak terjadi
kekeruhanpada media BGLBB.
2. Terbentuk gas pada tabung durham dan terjadi kekeruhan pada
media BGLBB.
c)
Nilai MPN/100 ml sampel dibaca dengan
menghitung tabung BGLBB yang positif lalu dilihat pada tabel MPN menurut Thomas
ragam 5 1 1 sehingga diperoleh hasil jumlah bakteri coliform (Soemarno, 2000).
F.
Pengolahan
dan Analisa Data
Data dalam penelitian ini merupakan data
hasil pemeriksaan bakteri coliform pada sup buah dengan metode MPN (Most
Probable Number) yang didapat dari hasil media Lactose Broth (LB) dan Brillian
Green Lactose Bile Broth (BGLBB) yang positif lalu dikonfirmasi dengan
tabel Thomas ragam 5 1 1 didapatkan MPN coliform /100ml sampel.
Analisa data yang digunakan adalah analisa
data univariat yaitu menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian. Analisa data ini menghasilkan tabel untuk melihat
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoadmodjo, 2010).
Data yang diamati yaitu bakteri coliform
dan sup buah yang dijual di Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang Pusat Kota
Bandar Lampung.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
Berdasarkan dari 23 sampel sup buah
yang dijual di Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung,
didapatkan jumlah MPN coliform dari sup buah tersebut pada tabel 4.1 dibawah
ini.
Tabel 4.1 Hasil penelitian sup buah yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi
syarat berdasarkan BPOM RI Nomor
HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009
Kode
Sampel |
Kriteria
Pedagang |
Alamat |
Jumlah
MPN Coliform /100ml sampel |
MS/TMS |
1 |
Gerobak (siang-sore) |
Jl. Tulang Bawang |
7 |
MS |
2 |
Gerobak (siang-malam) |
Jl. Sriwijaya (1) |
7 |
MS |
3 |
Gerobak (siang-malam) |
Jl. Sriwijaya (2) |
27 |
MS |
4 |
Menetap (siang-malam) |
Jl. Sriwijaya (3) |
>979 |
TMS |
5 |
Gerobak (siang-malam) |
Jl. Sriwijaya (4) |
7 |
MS |
6 |
Gerobak (siang-malam) |
Jl. Ir. H. Juanda Pahoman (1) |
4 |
MS |
7 |
Menetap (pagi-malam) |
Jl. Ir. H. Juanda Pahoman (2) |
2 |
MS |
8 |
Menetap (pagi-malam) |
Jl. Ir. H. Juanda Pahoman (3) |
>979 |
TMS |
9 |
Gerobak (siang-malam) |
Jl. Ir. H. Juanda Pahoman (4) |
7 |
MS |
10 |
Gerobak (siang-malam) |
Jl. Majapahit |
7 |
MS |
11 |
Menetap (siang-sore) |
Jl. Lantana |
4 |
MS |
12 |
Gerobak (sore-malam) |
Jl. Jendral Sudirman |
2 |
MS |
13 |
Menetap (siang-sore) |
Jl. Way Sekampung |
4 |
MS |
14 |
Menetap (siang-malam) |
Jl. H. Agus Salim |
4 |
MS |
15 |
Menetap (pagi-malam) |
Jl. H. Agus Salim |
2 |
MS |
16 |
Menetap (pagi-sore) |
Jl. Brigjend Katamso |
4 |
MS |
17 |
Gerobak (siang-sore) |
Jl. Jendral Suprapto |
7 |
MS |
18 |
Menetap (siang-malam) |
Jl. Jendral Suprapto |
4 |
MS |
19 |
Gerobak (siang-sore) |
Jl. Raden Ajeng Kartini |
4 |
MS |
20 |
Gerobak (siang-sore) |
Jl. Raden Ajeng Kartini |
4 |
MS |
21 |
Gerobak (siang-sore) |
Jl. Sibolga |
4 |
MS |
22 |
Gerobak (siang-sore) |
Jl. Kota Raja |
4 |
MS |
23 |
Menetap (siang-malam) |
Jl. Cut Nyak Dien |
>979 |
TMS |
Keterangan : MS : Memenuhi Syarat BPOM RI Nomor
HK.00.06.1.52.4011
Tahun 2009 yaitu 300/100 ml sampel.
TMS : Tidak
memenuhi syarat BPOM RI Nomor
HK.00.06.1.52.4011
Tahun 2009 yaitu 300/100 ml sampel
Tabel
4.2 Presentase sup buah yang dijual di Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang Pusat
Kota Bandar Lampung
No. |
Standar BPOM RI Nomor
HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 |
Jumlah Sampel |
Presentase % |
1 |
Memenuhi
Syarat |
20 |
87 |
2 |
Tidak
Memenuhi Syarat |
3 |
13 |
|
Jumlah |
23 |
100 |
Tabel
4.3 Presentase sup buah berdasarkan kriteria pedagang yang berjualan
menggunakan gerobak atau menetap
No |
Kriteria |
Jumlah Sampel |
Presentase % |
1 |
Gerobak |
13 |
56,5 |
2 |
Menetap |
10 |
43,5 |
|
Jumlah |
23 |
100 |
B.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
jumlah MPN coliform dalam 23 sampel sup buah yang dijual di Kecamatan Enggal
dan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung dengan MPN coliform pada sup buah
tersebut 2/100ml sampel sampai dengan >979/100ml sampel. Apabila
dibandingkan dengan BPOM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang syarat pangan
olahan lainnya untuk MPN coliform yaitu 3/ml sampel atau 300/100ml sampel, maka
dari semua sampel yang diperiksa 13% sup buah yang tidak memenuhi syarat BPOM
RI Nomor HK.00.06.1.52.4011.
Sebanyak
83% sampel sup buah dengan jumlah coliform 2/100 ml sampai 7/100 ml sampel. Hal
ini disebabkan sebagian pedagang sup buah sudah menggunakan es batu yang dibuat
dengan air matang. Alat-alat yang digunakan oleh sebagian pedagang telah dicuci
dengan bersih menggunakan sabun yang dicuci dengan air yang mengalir sehingga
sedikit kemungkinan coliform masuk kedalam sup buah yang mengakibatkan nilai
MPN coliform tidak terlalu tinggi.
Hasil MPN yang masih tinggi yaitu
27/100 ml ditunjukkan pada sampel nomor 3 yang berada di Jalan Sriwijaya
Kecamatan Enggal. Pedagang tersebut mencuci bersih mangkuk dan sendoknya, namun
air cucian mangkuk dan sendok tidak pernah diganti dan setelah dicuci tidak
dikeringkan dengan lap. Bahan sup buah yang dibiarkan terbuka juga merupakan
faktor adanya bakteri coliform.
MPN coliform dari hasil penelitian
yaitu >979/100 ml sebanyak 13% sampel yang tidak memenuhi syarat BPOM RI
Nomor HK.00.06.1.52.4011 yakni <300/100 ml sampel. Ditunjukkan pada sampel nomor
4 yang berada di Jalan Sriwijaya, sampel
nomor 8 yang berada di Jalan Ir.H.Juanda dan sampel nomor 23 yang berada di
Jalan Cut Nyak Dien.
Hal ini diduga karena pedagang
teresebut tidak bersih saat mencuci mangkuk, bahkan air cucian mangkuk dan
sendok tidak pernah diganti dalam sehari. Buah-buahan yang terbuka dan
disekitar tempat cucian banyak terdapat sampah (Lampiran 6). Es batu yang
digunakan juga menggunakan air mentah yang dibuat sendiri.
Sumber pencemar lain adalah
buah-buahan yang dibiarkan terbuka dan dihinggapi lalat menjadikan sup buah
tercemar oleh bakteri coliform. Termos es yang dibiarkan terbuka dan sanitasi
yang tidak baik terhadap air pencuci buahnya pun menjadi faktor masuknya
bakteri coliform kedalam sup buah (Lampiran 6).
Sup buah dapat terkontaminasi oleh
bakteri coliform dari air cucian, es batu, atau mikroorganisme yang terdapat
pada buah-buahan yang dibiarkan terbuka dan tidak disimpan kedalam ice box atau
termos es. Berdasarkan hasil observasi pada pedagang sup buah di Kecamatan
Enggal dan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung, jumlah pedagang yang
menggunakan gerobak adalah 13 pedagang (56,5%) dan jumlah pedagang yang menetap
adalah 10 pedagang (43,5%). Maka tidak bisa dipastikan sup buah terkontaminasi
bakteri coliform melalui kriteria tersebut. Kemungkinan faktor lain yang
menyebabkan kontaminasi pada sup buah adalah berdasarkan hasil wawancara bahwa
jumlah pedagang yang tidak menyimpan bahan sup buah pada termos es sebanyak 8
pedagang (34,8%) kemudian air mentah yang digunakan sebagai bahan es batu
sebanyak 7 pedagang (30,4%) dan pedagang yang menggunakan air tampung sebagai
air cucian mangkuk dan sendok yang tidak pernah diganti sebanyak 6 pedagang
(26,1%). Maka bisa dipastikan bahwa pengetahuan sebagian pedagang sudah
memahami tentang higiene dan sanitasi yang menjadikan faktor pengaruh baik
buruknya sup buah.
BAB
V
SIMPULAN
DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian gambaran
jumlah MPN coliform pada sup buah yang dijual di Kecamatan Enggal dan
Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jumlah
MPN coliform pada sup buah yang dijual di Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang
Pusat Kota Bandar Lampung didapatkan hasil MPN coliform yang memenuhi syarat BPOM
RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 yaitu 20 sampel (87%).
2. Persentase pada pedagang sup buah yang berjualan
menggunakan gerobak yaitu 13 pedagang (56,5%) dan pada pedagang sup buah yang
berjualan menetap yaitu 10 pedagang (43,5%).
B.
Saran
1. Kepada
penjual untuk lebih memperhatikan kebersihan air yang digunakan untuk pencucian
alat dan pengolahan bahan-bahan tambahan seperti buah serta kebersihan tempat
sekitar berjualan agar tidak tercemar oleh mikroorganisme.
2. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang jumlah MPN coliform pada sup buah di
tempat lain.
3. Perlu dilakukan penelitian bakteri
patogen yang terdapat dalam sup buah.
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Standarisasi Nasional, 2009, Batas
Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan, BSN. Jakarta.
Darmstad, E.
Merck, 1992, Handbook of Microbiology,
Federal Republic Of Germany. S
Friedheim. 2001.
Bacteriological Analytical Manual. John Wiley & Sons Inc. New York.
Atsarina Luthfiyyah.2019. SopBuahSegarLezatdanPraktis-Resep|ResepKoki.
https://www.google.com/amp/s/resepkoki.id/resep-sop-buah/amp/
Irianto, K,
2013, Bakteri, mikologi, virologi panduan
medis dan klinis, Bandung: Alfabet, 838 halaman.
Jawetz, melnick
dan adelberg, 2008, Mikrobiologi
Kedokteran Edisi 23, Jakarta: EGC, 862 halaman.
Kuswiyanto, Eka Anisa Mardella (Ed), 2018, Bakteriologi 1, Jakarta: EGC
Kuswiyanto, Eka Anisa Mardella (Ed), 2018. Bakteriologi 2, Jakarta: EGC
Lelieveld,
Mostert & J. Holah 2003. Hygiene In Food Processing. Boca Raton Boston New
York Washington, Dc: Woodhead Publishing Limited And Cre Press LIc.
Meirina, Desy,
2014, Gambaran Jumlah Coliform Pada Sup
Buah Yang dijual di Kecamatan Way Halim dan Kecamatan Enggal Kota Bandar
Lampung, Karya Tulis Ilmiah, Analis Kesehatan, Bandar Lampung.
Nadanti, Alifia,
2015, Gambaran Higiene Sanitasi
Pengolahan Es Buah yang Terkontaminasi Bakteri Coliform Di Kelurahan Pisangan
Kota Tangerang Selatan Tahun 2015, Skripsi Sarjana, Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Notoadmodjo,
Soekidjo, 2010, Metodologi Penelitian
Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta.
PerKa BPOM
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2016, Kriteria
Mikrobiologi Dalam Pangan Olahan.
Permenkes 1096. 2011. Higiene Sanitasi Jasaboga. In: Indonesia,
K. R. (Ed).
Purnawijayanti,
H, A, 2001, Sanitasi, Higiene Dan Keselamatan Kerja Dalam
Pengolahan Makanan, Yogyakarta: Kanisius.
Puryanto,
IAD, 2015,Sup Buah Dan Jus Buah,
Bogor
Soemarno, 2000, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik,
Yogyakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Akademi Analis Kesehatan
Yogyakarta.
Rahayu,
Winiati P. C. C. Nuwitri, 2012, Mikrobiologi
Pangan, Bogor: IPB Press.
Sinaga, Jernita.
2011. Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan
Kandungan Bakteri Escherichia coli Pada Sup Buah Yang Dijual Di Pasar Kebunjahe
Kabupaten Karo. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Siswaty,
Hera, 2013, Resep Minuman Spesial Favorit,
Malang: Rumah Ide.
Sopandi, Tatang;
Wardah; Maya (Ed), 2014, Mikrobiologi
Pangan (Teori dan Praktik), CV ANDI OFFSET, Yogyakarta.
Tarwotjo,
S, 1998, Dasar-Dasar Gizi Kuliner, Jakarta: Grasindo.
Lampiran
1
Lokasi dan waktu berjualan pedagang
sup buah di Kecamatan Enggal dan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung
Kode Sampel |
Lokasi |
Alamat Pedagang |
Kriteria Pedagang |
1 |
Kecamatan Enggal |
Jl. Tulang
Bawang |
Gerobak
(siang-sore) |
2 |
Jl. Sriwijaya (1) |
Gerobak
(siang-malam) |
|
3 |
Jl. Sriwijaya (2) |
Gerobak
(siang-malam) |
|
4 |
Jl. Sriwijaya (3) |
Menetap
(siang-malam) |
|
5 |
Jl. Sriwijaya (4) |
Gerobak
(siang-malam) |
|
6 |
Jl. Ir. H.
Juanda Pahoman (1) |
Gerobak
(siang-malam) |
|
7 |
Jl. Ir. H.
Juanda Pahoman (2) |
Menetap
(pagi-malam) |
|
8 |
Jl. Ir. H.
Juanda Pahoman (3) |
Menetap
(pagi-malam) |
|
9 |
Jl. Ir. H.
Juanda Pahoman (4) |
Gerobak
(siang-malam) |
|
10 |
Jl. Majapahit |
Gerobak
(siang-malam) |
|
11 |
Jl. Lantana |
Menetap
(siang-sore) |
|
12 |
Jl. Jendral
Sudirman |
Gerobak
(sore-malam) |
|
13 |
Jl. Way
Sekampung |
Menetap
(siang-sore) |
|
14 |
Kecamatan Tanjungkarang Pusat |
Jl. H. Agus
Salim |
Menetap
(siang-malam) |
15 |
Jl. H. Agus
Salim |
Menetap
(pagi-malam) |
|
16 |
Jl. Brigjend
Katamso |
Menetap
(pagi-malam) |
|
17 |
Jl. Jendral
Suprapto |
Gerobak
(siang-sore) |
|
18 |
Jl. Jendral
Suprapto |
Menetap
(siang-malam) |
|
19 |
Jl. Raden
Ajeng Kartini |
Gerobak
(siang-sore) |
|
20 |
Jl, Raden
Ajeng Kartini |
Gerobak
(siang-sore) |
|
21 |
Jl. Sibolga |
Gerobak
(siang-sore) |
|
22 |
Jl. Cut Nyak
Dien |
Gerobak
(siang-sore) |
|
23 |
Jl. Kota Raja |
Menetap
(siang-malam) |
Lampiran 2
Hasil
pemeriksaan MPN coliform dalam sup buah yang dijual di Kecamatan Enggal dan
Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung.
Kode Sampel |
Alamat |
Jumlah Bakteri
Coliform Pada Media LB 37°C (2x24jam) Tes Perkiraan |
Jumlah Bakteri
Coliform Pada Media BGLBB 37°C (2x24jam) Tes Penegasan |
Nilai MPN /100 ml |
MS / TMS |
||||
5 x 10 ml |
1 x 1 ml |
1 x 0,1 ml |
5 x 10 ml |
1 x 1 ml |
1 x 0,1 ml |
||||
1 |
Jl. Tulang Bawang |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
1/5 |
1/1 |
1/1 |
7 |
MS |
2 |
Jl. Sriwijaya |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
1/5 |
1/1 |
1/1 |
7 |
MS |
3 |
Jl. Sriwijaya |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
4/5 |
1/1 |
1/1 |
27 |
MS |
4 |
Jl. Sriwijaya |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
>979 |
TMS |
5 |
Jl. Sriwijaya |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
1/5 |
1/1 |
1/1 |
7 |
MS |
6 |
Jl. Ir. H. Juanda Pahoman |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
1/1 |
1/1 |
4 |
MS |
7 |
Jl. Ir. H. Juanda Pahoman |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
0/1 |
1/1 |
2 |
MS |
8 |
Jl. Ir. H. Juanda Pahoman |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
>979 |
TMS |
9 |
Jl. Ir. H. Juanda Pahoman |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
1/5 |
1/1 |
1/1 |
7 |
MS |
10 |
Jl. Majapahit |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
1/5 |
1/1 |
1/1 |
7 |
MS |
11 |
Jl. Lantana |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
1/1 |
1/1 |
4 |
MS |
12 |
Jl. Jendral Sudirman |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
0/1 |
1/1 |
2 |
MS |
13 |
Jl. Way Sekampung |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
1/1 |
1/1 |
4 |
MS |
14 |
Jl. H. Agus Salim |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
1/1 |
1/1 |
4 |
MS |
15 |
Jl. H. Agus Salim |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
0/1 |
1/1 |
2 |
MS |
16 |
Jl. Brigjend Katamso |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
1/1 |
1/1 |
4 |
MS |
17 |
Jl. Jendral Suprapto |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
1/5 |
1/1 |
1/1 |
7 |
MS |
18 |
Jl. Jendral Suprapto |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
1/1 |
1/1 |
4 |
MS |
19 |
Jl. Raden Ajeng Kartini |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
1/1 |
1/1 |
4 |
MS |
20 |
Jl, Raden Ajeng Kartini |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
1/1 |
1/1 |
4 |
MS |
21 |
Jl. Sibolga |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
1/1 |
1/1 |
4 |
MS |
22 |
Jl. Kota Raja |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
0/5 |
1/1 |
1/1 |
4 |
MS |
23 |
Jl. Cut Nyak Dien |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
5/5 |
1/1 |
1/1 |
>979 |
TMS |
Lembar Observasi Dan Wawancara PadaPedagang Sup Buah
Nama :
Lokasi :
Waktu :
Waktu Pedagang : 1. Pagi sampai sore
2. Siang sampai malam
Cara Berjualan : 1. Gerobak
2. Menetap
1.
Air yang digunakan sebagai bahan es batu
adalah ?
a.
Air matang
b.
Air mentah
2.
Apakah bahan sup buah disimpan pada ice
box / termos es ?
a.
Ya
b.
Tidak
3.
Air yang digunakan untuk mencuci
peralatan seperti mangkuk dan sendok?
a.
Air mengalir
b.
Air tampungan
4.
Jika air yang digunakan untuk mencuci
peralatan menggunakan air tampungan dalam bak, berapa kali anda mengganti air
untuk cucian peralatan ?
a.
1x
b.
2x
c.
Tidak pernah
5.
Kebersihan peralatan mangkuk dan sendok
?
a.
Dicuci dengan sabun
b.
Tidak dicuci dengan sabun
6.
Apakah peralatan mangkuk dan sendok yang
sudah dicuci kemudian dilap dengan kain lap?
a.
Ya
b.
Tidak
Lampiran 3
Hasil
Wawancara Pada Pedagang Sup Buah Yang Dijual Di Kecamatan Enggal dan
Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung
Hasil MPN Coliform/100 ml |
Hasil wawancara |
||||||||||||||
Kode Sampel |
Index MPN/ 100 ml |
MS/ TMS |
Air
yang digunakan sebagai bahan es batu |
Bahan sup buah disimpan pada ice box /
termos es |
Air yang digunakan untuk mencuci
peralatan seperti mangkuk dan sendok |
Mengganti air cucian mangkuk dan
sendok |
Kebersihan peralatan mangkuk dan
sendok |
Peralatan mangkuk dan sendok yang
sudah dicuci kemudian dilap dengan kain lap |
|||||||
Air Matang |
Air Mentah |
Ya |
Tidak |
Air Mengalir |
Air Tampung |
1x |
2x |
Tidak Pernah |
Dicuci dengan sabun |
Tidak dicuci dengan sabun |
Ya |
Tidak |
|||
1 |
7 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
ü |
|
2 |
7 |
MS |
ü |
|
|
ü |
|
ü |
ü |
|
|
|
ü |
ü |
|
3 |
27 |
MS |
|
ü |
|
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
ü |
4 |
>979 |
TMS |
|
ü |
|
ü |
|
ü |
|
|
ü |
|
ü |
|
ü |
5 |
7 |
MS |
|
ü |
|
ü |
|
ü |
ü |
|
|
ü |
|
|
ü |
6 |
4 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
|
ü |
ü |
|
7 |
2 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
ü |
|
ü |
|
8 |
>979 |
TMS |
|
ü |
|
ü |
|
ü |
|
|
ü |
|
ü |
|
ü |
9 |
7 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
|
ü |
ü |
|
10 |
7 |
MS |
|
ü |
|
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
ü |
|
11 |
4 |
MS |
ü |
|
ü |
|
ü |
|
ü |
|
|
|
ü |
ü |
|
12 |
2 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
ü |
|
ü |
|
13 |
4 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
|
ü |
ü |
|
14 |
4 |
MS |
ü |
|
ü |
|
ü |
|
ü |
|
|
|
ü |
ü |
|
15 |
2 |
MS |
ü |
|
ü |
|
ü |
|
ü |
|
|
ü |
|
ü |
|
16 |
4 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
|
ü |
ü |
|
17 |
7 |
MS |
|
ü |
|
ü |
|
ü |
ü |
|
|
ü |
|
|
ü |
18 |
4 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
ü |
|
ü |
|
19 |
4 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
|
ü |
ü |
|
20 |
4 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
ü |
|
ü |
|
21 |
4 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
ü |
|
ü |
|
22 |
4 |
MS |
ü |
|
ü |
|
|
ü |
ü |
|
|
|
ü |
ü |
|
23 |
>979 |
TMS |
|
ü |
|
ü |
|
ü |
|
|
ü |
|
ü |
|
ü |
Keterangan
:
MS :
Memenuhi syarat berdasarkan BPOM RI
Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tahun
2009 yaitu < 3 koloni/ml atau < 300 koloni/100 ml sampel.
TMS
: Tidak memenuhi syarat berdasarkan
BPOM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tahun
2009 yaitu >3 koloni/ml atau >300 koloni/100 ml sampel.
Lampiran
4
Data
presentase kuisioner dan observasi pada pedagang sup buah di Kecamatan Enggal
dan Tanjungkarang Pusat Kota Bandar Lampung.
No |
Variabel
Penelitian |
Frekuensi |
Presentase
(%) |
1 |
Pedagang
berjualan menggunakan gerobak -
Ya
-
Tidak |
13 10 |
56,5 43,5 |
2 |
Bahan sup buah
disimpan pada ice box / termos es -
Ya -
Tidak |
15 8 |
65,2 34,8 |
3 |
Air yang
digunakan untuk bahan es batu -
Air
matang -
Air
mentah |
16 7 |
69,6 30,4 |
3 |
Air cucian
mangkuk dan sendok menggunakan -
Air
mengalir -
Air
tampung |
3 20 |
13,0 87,0 |
4 |
Mengganti air
cucian mangkuk dan sendok -
1x -
2x -
Tidak
pernah |
17 0 6 |
73,9 0 26,1 |
5 |
Mangkuk dan
sendok dicuci dengan -
Sabun -
Tidak
pakai sabun |
12 11 |
52,2 47,8 |
6 |
Setelah dicuci
mangkuk dan sendok di lap/ dikeringkan -
Ya -
Tidak |
17 6 |
73,9 26,1 |
Lampiran 5
SKEMA
KERJA
Pengambilan
sampel Pemeriksaan MPN ragam 5 1 1 LB
Single strenght 10ml + 1ml sampel Inkubasi
pada suhu 37°C selama
2 x 24 jam Sampel yang (+) ditanam pada
media BGLBB Inkubasi
pada suhu 37°C selama
2 x 24 jam Hasil
berdasarkan tabel MPN Formula Thomas
Lampiran 6
Dokumentasi
Gambar
Gambar 2 Tempat pembuatan sup buah Gambar 1 Gerobak pedagang
Gambar 3 Tempat pencucian mangkok Gambar
4 Tempat
penyimpanan sampel
Gambar
5 Sampel
sup buah nomor 1 - 12
Gambar 6 Sampel sup buah
nomor 13 - 23
Gambar
6 Penanaman
sampel pada media LB
Gambar
7 Penanaman
sampel yang positif dari media LB ke media BGLBB
Sampel yang tidak memenuhi syarat berdasarkan BPOM RI Nomor HK.00.06.1.52.4011
Tahun 2009 tentang pangan olahan yaitu <3/ml sampel atau <300/100 ml
sampel
Gambar 8 hasil penanaman sampel pada media LB (+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
(+) (+) (+) (+) (+) (+) (+)
Gambar
9 Contoh
hasil penanaman sampel yang (+) dari media LB ke BGLBB
Lampiran 7
DENAH LOKASI PEDAGANG SUP BUAH DI
KECAMATAN ENGGAL
DENAH
LOKASI PEDAGANG SUP BUAH DI KECAMATAN
TANJUNGKARANG
PUSAT
Lampiran 8
Tabel Formula Thomas
Ragam 5 1 1
Jumlah Tabung (+) Gas Pada Penanaman |
INDEX MPN PER 100 ML |
||
5 X 10 ml |
1 x1 ml |
1 x 0,1 ml |
|
0 0 0 0 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 |
0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 |
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 |
0 2 2 4 2 4 4 7 5 8 8 10 9 12 12 16 17 21 22 27 67 84 265 ≥979 |
(Sumber : Soemarno, 2000)
Komentar
Posting Komentar