MAKALAH UNDERPASS


MAKALAH UNDERPASS





OLEH :
AHMAD RAMADHAN












POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN DIII FARMASI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah  yang berjudul MAKALAH UNDERPASS.
Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.





                                                                        Banadar Lampung, Mei  2019
                                                                       

                                                               Penulis









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR IS.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan ........................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Terowongan.............................................................. 3
2.2 Klasifikasi Terowongan.............................................................. 4
BAB III METODE PENGGALIAN TEROWONGAN
A. Metode full face........................................................................... 9
B. Metode  Heading and Bench....................................................... 10
C. Metoda  Drift............................................................................... 11
D. Metoda Pillot Tunnel.................................................................. 14
E. Metode Sumuran Vertical............................................................ 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................ 16
4.2 Saran.......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Geologi adalah faktor terpenting dalam menentukan jenis, bentuk dan biaya terowongan, pelaksanaan terowongan akan menemui tingkat ketidak pastian yang tinggi jika data kondisi batuan atau tanah disekitar terowongan tidak lengkap. Sebelum pelaksanaan terowongan, pada umumnya akan dilakukan penyelidikan geologi teknik menggunakan metode pemboran, insitu testing, adits maupun pilot tunnel. Adits untuk ekplorasi umumnya tidak dilakukan kecuali suatu bagian terowongan dianggap berbahaya. Pada pemboran inti, core sampel harus selalu disimpan untuk membantu jika ditemui masalah geoteknik saat pelaksanaan.

Terowongan adalah lubang bukaan yang dipersiapkan untuk kelancaran produksi tambang bawah tanah. Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1 mil, dan yang lebih pendek dari itu lebih pantas disebut underpass.

Tujuan umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk menjamin transportasi langsung dari barang atau penumpang atau material lainnya menembus rintangan alam dan aktifitas manusia. Terowongan dibuat menembus gunung, di bawah sungai, laut, pemukiman, gedung- gedung atau jalan raya. Berguna untuk sarana tranportasi, hidro power, jaringan listrik, gas, saluran pembuangan dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan penggalian terowongan, pertama kali yang dilakukan adalah membuat terowongan uji di bagian hulu dan hilir terowongan tersebut untuk selanjutnya terowongan uji ini dapat dibuat untuk pembuatan portal terowongan (tunnel portal).

            Metode yang digunakan dalam pembuatan terowonagn terbagi dalam bebrapa macam yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sehingga untuk faktor keselamatan dapat diminalisir.

1.2              Tujuan
a.          Mahasiswa dapat mengetahui metode pembuatan terowongan
b.         Mengetahui fungsi terowongan
c.          Mengetahui klasifikasi terowongan

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Terowongan

Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%. Terowongan umunya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar.

Terowongan umumnya dibuat melalui berbagai jenis lapisan tanah dan bebatuan sehingga metode konstruksi pembuatan terowongan tergantung dari keadaan tanah. Metode konstruksi yang lazim digunakan dalam pembuatan terowongan antara lain  :
 Cut and Cover System, Pipe Jacking System (Micro Tunneling), Tunneling Bor Machine (TBM), New Austrian Tunneling Method (NATM), dan Immersed-Tube Tunneling System.

Menurut Paulus P Raharjo (2004) bahwa terowongan transportasi bawah kota merupakan grup tersendiri diantara terowongan lalu –lintas, dapat berupa terowongan kereta api maupun terowongan jalan raya. Dalam tahap konstruksinya, terowongan memerlukan pengawasan yang lebih, karena adanya sedikit kesalahan metode atau sequence of work dapat mengakibatkan keruntuhan tunnel. Pelaksanaan galian terowongan dapat dikerjakan dengan bantuan alat-alat berat (excavator dengan perlengkapan-perlengkapan clampshell, backhoe, shovel, dan juga crawler loader), sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu relatif cepat dan memperkecil kemungkinan runtuh



2.2  Klasifikasi Terowongan
Gambar2. 1. Terowongan Lalu lintas

Ditinjau berdasarkan kegunaan terowongan, Made Astawa Rai (1988) membagi
terowongan menjadi 2 bagian, yaitu :

1.      Terowongan lalu – lintas ( traffic tunnel )
a.       Terowongan kereta api
Adalah terowongan yang merupakan terowongan paling penting diantara terowongan lalu – lintas.

b.      Terowongan jalan raya
Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor karena pesatnya pertambahan lalu – lintas jalan raya bersamaan dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor.

c.       Terowongan pejalan kaki
Terowongan ini termasuk dalam grup terowongan jalan (road tunnel) tetapi penampangnya lebih kecil, jari – jari belokannya pendek dan kemiringannya besar (lebih besar dari 10%). Terowongan ini biasanya digunakan dibawah jalan raya yang ramai atau dibawah sungai dan kanal sebagai tempat menyebrang bagi pejalan kaki.


d.      Terowongan navigasi
Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu-lintas air di kanal-kanal dan sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal atau sungai ke kanal lainnya. Disamping itu juga dibuat untuk menembus daerah pegunungan untuk memperpendek jarak dan memperlancar lalu – lintas air.

e.       Terowongan transportasi dibawah kota

f.        Terowongan transportasi ditambang bawah tanah
Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang bawah tanah yang digunakan untuk lalu – lintas para pekerja tambang, mengangkut peralatan tambang, mengangkut batuan dan bijih hasil penambangan.

2.      Terowongan angkutan
a.       Terowongan stasiun pembangkit listrik air
Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk digunakan sebagai pembangkit listrik disebuah stasiun pembangkit yang letaknya lebih rendah. Terowongan ini dapat dikategorikan pada suatu grup utama berdasarkan kegunaannya.

b.      Terowongan penyediaan air
Terowongan ini hampir sama dengan terowongan stasiun pembangkit listrik air, perbedaannya hanya pada fungsi kedua terowongan tersebut. Fungsi dari terowongan penyediaan air adalah menyalurkan air dari mata air ketempat penyimpanan air di dalam kota atau membelokkan air ke tempat penyimpanan tersebut.

c.       Terowongan untuk saluran air kotor
Terowongan ini dibuat untuk membuang air kotor dari kota atau pusat industri ke tempat pembuangan yang sudah disediakan.

d.      Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum
Terowongan ini biasanya dibuat di daerah perkotaan untuk menyalurkan kabel listrik dan telepon, pipa gas dan air, dan juga pipa – pipa lainnya yang penting, dibuat dibawah saluran air, jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk memudahkan inspeksi secara kontinyu, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu – waktu kalau ada kerusakan.

Berdasarkan lokasinya terowongan dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
a.      Underwater Tunnels
Terowongan yang dibangun dibawah dasar muka air. Pada umunnya dibangun dibawah dasar dan sungai atau laut. Perhitungannya lebih kompleks, selain ada tekanan tanah.juga terdapat tekanan air yang besar.

b.      Mountain Tunnels
Terowongan jenis ini adalah salah satu terowongan yang mempunyai peran penting ketika suatu daerah memiliki topografi yang beragam, sehingga perlu adanya terowongan yang dibangun menembus sebuah bukit maupun gunung.

c.       Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets
Jaringan transportasi di Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Jepang banyak yang menerapkan tipe terowongan ini. Terowongan jenis ini sangat cocok untuk dibangun di perkotaan. Baik itu untuk transportasi maupun saluran drainase kota.

Berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004) menjelaskan terdapat 3 jenis terowongan, yaitu:

1.      Terowongan Batuan (Rock Tunnels)
Terowongan batuan dibuat langsung pada batuan massif dengan cara pemboran atau peledakan. Terowongan batuan umumnya lebih mudah dikonstruksikan daripada terowongan melalui tanah lunak karena pada umumnya batuan dapat berdiri sendiri kecuali pada batuan yang mengalami fracture.

2.      Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels)
Terowongan melalui tanah lunak dibuat melalui tanah lempung atau pasir atau batuan lunak (soft rock) . Karena jenis material ini runtuh bila digali, maka dibutuhkan suatu dinding atau atap yang kuat sebagai penahan bersamaan dengan proses penggalian. Umumnya digunakan shield (pelindung) untk memproteksi galian tersebut agar tidak runtuh. Teknik yang umum digunakan pada saat ini adalah shield tunneling Pada terowongan melalui tanah lunak ini, lining langsung dipasang dibelakang shield bersamaan dengan pergerakan maju dari mesin pembor terowongan (Tunnel Boring Machine).

3.      Terowongan gali – timbun (Cut and Cover Tunnel)
Terowongan ini dibuat dengan cara menggali sebuar trench pada tanah, kenudian dinding dan atap terowongan dikonstruksikan di dalam galian. Sesudah itu galian ditimbun kembali dan seluruh struktur berada dibawah timbunan tanah. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik Terowongan: 1988)



BAB III
METODE PENGGALIAN TEROWONGAN

Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%. Terowongan umunya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1 mil, dan yang lebih pendek dari itu dinamakan underpass.

Tabel 2.1
Klasifikasi Tanah untuk Terowongan (Terzaghi, 1950)

Klasifikasi
Perilaku
Tipe Tanah
Firm
Karena bagian depan galian kuat, maka
tidak diperlukan penyokong sementara,
dan lining permanen dipasang sebelum
adanya tanah
Tanah lepas diatas air tanah, lempung
keras, marl, ppasir semen, kerikil
Raveling
Slow Raveling, Fast Raveling
Gumpalan atau bongkahan tanah mulai
keluar dari daerah lengkungan atau
dinding terowongan setelah tanah digali,
mengarah pada loosening atau retakan
yang getas ( tanah retak pada permukaan,
melawan tanah yang squeezing). Pada
tanah yang beraveling cepat, proses mulai
pada beberapa menit, sebaliknya terjadi
pada tanah yang beraveling lambat.
Sisa tanah atau pasir dengan sedikit
bahan pengikat akan mempercepat
raveling dibawah muka air tanah dan
memperlambat di atas muka air tanah.
Kecepatan raveling pada lempung keras
bergantung pada derajat pembebanan.
Squeezing
Cohesive Running, Running
Adanya tanah yang ter-squeezing atau
extrudes plastically pada terowongan
terjadi tanpa retak yang terlihat atau
hilangnya kontinuitas dan tanpa terlihat
bertambahnya kadar air. Kekentalan,
plastic yield dan aliran mengarah pada
pembebanan.
Tanah dengan kekuatan friksi yang
kecil. Rata - rata squeezenya tergantung
pada derajat pembebanan. Terjadi
sampai kedalaman sedang pada
lempung konsistensi sangat lunak
sampai sedang. Pada lempung kaku
sampai keras akan terjadi kombinasi
antara raveling pada permukaan dan
squeezing di bawah permukaan.
Running

Material granular tanpa kohesi tidak tabil
lereng kurang lebih 30 - 35. Pada lereng
yang lebih curam material ini runtuh
sampai lereng menjadi hampir rata.
Material granular bersih dan kering.
Adanya kohesi pada pasir basah atau
sementasi lemah pada beberapa tanah
granular membuat terjadinya raveling
sesaat sebelum material runtuh, yang
disebut cohesive - running.
Flowing

Campuran tanah dan air yang mengalir ke
dalam terowongan seperti cairan kental.
Material itu dapat masuki dari balik
dinding dan dapat mengalir dengan deras
dan mengisi penuh terowongan pada
beberapa kasus.
Lanau, pasir atau butiran kasar dibawah
muka air tanah tanpa adanya lempung
yang mempunyai kohesi dan plastisitas.
Dapat terjadi pada lempung sensitif jika
merupakan tanah yang disturbed
(terganggu)
Swelling

Tanah menyerap air, memperbesar
volume, dan secara perlahan terowongan
8
menjadi lebih luas.
Lempung dengan highly
preconsolidated, mempunyai indeks
plastisitas lebih kurang 30, biasanya
mengandung montmorillionite.
Terowongan biasa digunakan untuk lalu lintas kendaraan (umumnya mobil atau kereta api) maupun para pejalan kaki atau pengendara sepeda. Selain itu, ada pula terowongan yang berfungsi mengalirkan air untuk mengurangi banjir atau untuk dikonsumsi, terowongan untuk saluran pembuangan, pembangkit listrik, dan terowongan yang menyalurkan kabel telekomunikasi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Terowongan)

Dalam penggalian terowongan ada beberapa metode yang umum digunakan,akan tetapi metode penggalian terowongan yang akan dipilih disesuaikan oleh keadaaan alam sekitar dengan segala pertimbangan dan analisis, Rai Made Astawa Rai (1988), membagi beberapa metode penggalian terowongan yang biasa diterapkan dilapangan sebagai berikut :

A.    Metode full face
Metode  full face adalah suatu cara dimana seluruh penampang terowongan digali secara bersamaan. Metode ini sangat cocok untuk terowongan yang mempunyai ukuran penampang melintang kecil hingga terowongan dengan diameter 3 meter. Cara penggaliannya yaitu dimana seluruh bidang muka setelah dibor untuk tempat detonator kemudian diledakkan seluruh bidang muka. Ini umumnya dilakukan pada adit yang mempunyai diameter kecil yaitu kurang dari 10 feet.

*      Keuntungan :
a.       Pekerjaan akan lebih cepat karena penampang permukaan terowongan digali secara bersamaan,
b.      Proses tunneling dapat dilakukan dengan kontinyu.

*      Kerugian :
a.       Banyak membutuhkan alat – alat mekanis
b.      Metoda ini tidak dapat digunakan apabila kondisi tanah tidak stabil,
c.       Hanya untuk terowongan dengan lintasan pendek
B.     Metode  Heading and Bench
Metode “ Heading” and “ Bench” adalah cara penggalian dimana bagian atas penampang terowongan digali terlebih dahulu sebelum bagian bawah penampangnya. Setelah penggalian bagian atas mencapai panjang 3 – 3,5 meter (heading), penggalian bawah penampang dikerjakan ( bench cut) sampai membentuk penampang terowongan yang diinginkan. Ini diterapkan bila bridging capacity rendah terutama pada adit yang mempunyai diameter besar


 









Gambar 3. 1. Metoda “heading” dan ”bench”

*      Keuntungan :
a. Memungkinkan pekerjaan pengeboran dan pembuangan sisa peledakan dilakukan secara simultan,
b.Metoda ini efektif untuk pekerjaan terowongan dengan penampang besar dan dengan lintasan yang relative panjang





C.    Metoda  Drift
 







Gambar 3. 2. Metoda  drift
Metode “drift” adalah suatu metode yang menggali terlebih dahulu sebuah lubang bukaan berukuran kecil sepanjang lintasan terowongan yang kemudian diperbesar sampai membentuk penampang yang direncanakan. Metode ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

-          Top Drift
-          Centre Drift
-          Bottom Drift
-          Side Drift

(a)   Top Drift
Metode ini banyak digunakan pada penggalian endapan di tambang. Metode ini tidak jauh berbeda dengan medode “ heading and bench”.
 








                                                Gambar 3. 3. Metoda top drift
(b)   Centre Drift
Metode ini dimulai dengan penggalian lubang berukuran 2,5m x 2,5m – 3m x 3m dari portal ke portal. Perluasannya dimulai setelah penggalian “center drift” selesai.

 







Gambar 3. 4. Metoda Centre drift

*      Keuntungan :
a.       Metoda ini menguntungkan karena memberikan sistem ventilasi yang baik,
b.      Tidak memerlukan penyangga sementara yang rumit karena ukurannya cukup kecil,
c.       Mucking dapat dilakukan bersamaan dengan penggalian.

*      Kerugian :
a.       Pekerjaan perluasannya harus menunggu center drift selesai secara keseluruhan,
b.      Alat bor harus dipasang dengan pola tertentu.


(c)   Bottom drift
Pada metode ini, penggalian dimulai dengan membuka bagian bawah penampang. Pembuatan lubang-lubang bahan peledak untuk membuka bagian atas penampang dilakukan dengan mem-bor dari bottom drift vertikal ke atas.
 








Gambar 3. 5. Metoda Bottom drift

(d)   Side Drift
Pada metode ini dua “drift” digali sekaligus pada sisi-sisi penampang, sepanjang lintasan terowongan. Proses selanjutnya adalah penggalian bagian “arch” yang diikuti dengan pemasangan penyangga sementara.

*      Keuntungan :
a.       Proses pekerjaan lining dapat dilakukan sebelum penggalian bagian tengah selesai
b.      Cocok untuk penggalian terowongan besar dan dengan kondisi tanah yang buruk.
 






            Gambar 3. 6. Metoda side drift
D.    Metoda Pillot Tunnel
Pilot tunnel digali paralel pada jarak kurang lebih 25 meter dari sumbu terowongan yang akan direncanakan dengan ukuran 2 x 2 m2 – 3 x 3 m2. Penggalian pada terowongan utama sendiri dilakukan dengan metode “drift”. (Sumber : Rai Made Astawa Rai : Teknik Terowongan: 1988)

Pilot tunnel adalah cara terbaik untuk menyelidiki lokasi terowongan dan harus digunakan bila terowongan berukuran besar akan dilaksanakan pada jalur yang mempunyai kondisi geologi yang kritis. Degan membuat pilot tunnel maka berbagai masalah yang akan ditemui pada pelaksanaan penggalian pada skala yang lebih besar dapat diantisipasi sedini mungkin.

*      Keuntungan :
a.       Cocok untuk penggalian terowongan besar dengan medan yang/kondisi geologi ktiris.
b.      Tingkat resiko pada kondisi geologi yang kritis dapat dinimalisir.


E.     Metode Sumuran Vertical
Sumuran adalah suatu terowongan yang digali secara vertikal (yang menyerupai sumur besar), dimana pada dinding atau dasar sumur tadi dapat digali lubang-lubang ke arah horisontal
Metode ini dilaksanakan dengan membuat lubang vertikal tegak lurus sampai pada terowongan yang akan digali. Dengan dibuatnya satu lubang yang memotong lintasan terowongan akan didapatkan paling sedikit tiga buah  heading face




 






Gambar 3.7. Metoda top Sumuran vertikal   




















BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
§  Metode Pembuatan terowongan terdiri atas 5 macam yaitu : Metode Full face, Metode  heading and Bench, metode drift, metode pilot tunnel dan metode sumuran vertikal.
§  Fungsi dibuatnya terowongan adalah untuk menjamin transportasi langsung dari barang atau penumpang atau material lainnya menembus rintangan alam dan aktifitas manusia.
§  Klasifikasi terowongan dapat di bedakan menjadi :
                                                              i.      Berdasarkan kegunaanya : Terowongan lalu lintas dan terowongan angkutan.
                                                            ii.      Berdasarkan Lokasinya : Underwater tunnels, mountain tunnels, Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets.
                                                          iii.      Berdasarkan Material : Rock tunnels, soft ground tunnels, cut and cover tunnels.

4.2  Saran
§  Diharapkan mahasiswa lebih aktif lagi dalam mencari referensi, agar isi makalah yang di dapat lebih kompleks.










DAFTAR PUSTAKA


Adimuhtadi.2011. Reaksi massa tanah terhadap proses gheoteknik. adhimuhtadi.dosen.narotama.ac.id/files/2011/04/Reaksi-Massa-Tanah-Terhadap-Proses-Geoteknik-dan-Proses_part3.ppt. diakses pada 07 September 2011
Anonim. 2012. Cakupan. http://www.scribd.com/doc/94309857/20/Cakupan. diakses pada 07 September 2012.
Aphiin. 2012. Fungsi terowongan tambang. http://fileq.wordpress.com/2012/08/ 27/fungsi-terowongan-tambang/ diakses pada 03 September 2012.
Aphiin. 2012. Terowongan pada batuan. http://fileq.wordpress.com/2012/08/27 /terowongan-pada-batuan/ diakses pada 03 September 2012.
Hendrach.2010.Adit. http://www.scribd.com/doc/29627499/Adit. diakses pada 07 September 2012.
________ SNI+03-6460.2-2000.  xa. yimg.com/kq/groups/18225712/.../SNI +03-6460.2-2000.doc .diakses pada 02 September 2012
________repository.upi.edu/operator/upload/s_tb_0608564_chapter2.pdf. diakses pada 02 September 2012






Komentar

Postingan Populer